Arjuna A

15 Agustus 2022 04:42

Iklan

Arjuna A

15 Agustus 2022 04:42

Pertanyaan

Menyelami Dunia Jurnalistik Oleh: Daspan Haryadi Kode buku : RR.K00071 Judul : JURNALISTIK TEORI DAN PRAKTIK Pengarang : HIKMAT KUSUMANINGRAT, DKK. Penerbit : Rosda Karya Tahun terbit : 2005 Dimensi : HVS 60 GR, 16 X 24 em, 343 HLM + xv Halaman : 343 Halaman ISBN : 979-692-374-2 Harga buku : Rp 51.000,00 Dunia jurnalistik akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang cukup cepat. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya media massa, baik media elektronik maupun media cetak. Dalam skala lokal, nasional maupun internasional. Perkembangan jurnalistik yang mengagumkan ini secara otomatis menimbulkan persaingan yang ketat di antara media massa. Masing-masing media berupaya agar media mereka menjadi salah satu media kepercayaan khalayak umum untuk disimak. Tanpa adanya kepercayaan masyarakat terhadap sebuah media, nonsense media itu dapat bertahan dalam jangka waktu yang panjang. Untuk memasuki dunia jurnalistik saat ini tidaklah mudah. Karena, seseorang yang ingin terjun dalam dunia jurnalistik mesti mempunyai bekal yang cukup, terutama dalam hal seluk beluk dunia jurnalistik. Sementara pengetahuan yang berkaitan dengan seluk-beluk jurnalistik sendiri terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi. Tanpa menyadari akan adanya banyak seluk beluk ini dan tanpa mengikuti perkembangan yang terjadi dalam dunia jurnalistik, seorang jurnalis akan mengalami kesulitan menjalankan tugas jurnalistiknya. Untuk menjawab tantangan ini banyak jalan yang dapat ditempuh. Salah satunya dengan membaca referensi jurnalistik yang tersedia. Buku karangan Hikmat K. dan Purnama K. dengan judul Jurnalistik Teori dan Praktik adalah di antaranya. Sebuah buah tangan dan sumbangsih kakak beradik dalam dunia yang digelutinya selama lebih kurang 30 tahun. Jangan cepat termakan isu negatif yang menyudutkan teori dan yang penting kenyataan. Seakan-akan teori itu salah dan tidak diperlukan. Seringkali sebuah teori terkesan berbelit-belit dan tidak jarang pula bertolak belakang dengan kenyataan yang ada sehingga nada-nada sumbang seperti: ah teori ...! itukan teori ... ! menjadi ucapan sehari-hari. Tidak benar bila teori dikatakan berbelit-belit. Tetapi memang benar bila teori dikatakan sulit dipahami. Karena itu, orang yang mengatakan teori itu berbelit-belit adalah pecundang alias orang yang tidak berupaya dan tidak sabar untuk memahami teori tersebut. Juga tidak benar mengatakan teori yang tidak mempunyai relevansi dengan kenyataan. Karena, dalam paradigma ilmu sosial teori itu dipayungi oleh situasi dan kondisi (lingkungan). Buku "Jurnalistik: Teori dan Praktik" ini adalah perpaduan teori dan praktik. Karena hal-hal teoritis yang dibahas dalam buku ini mempunyai relevansi dengan dunia jurnalistik saat ini. Teori dalam hal ini berg una untuk mengukur berhasil atau tidaknya suatu praktik. Karena, menilai suatu kenyataan atau realitas, hanya dapat dilakukan bila kenyataan itu dikonfrontasikan dengan ideal-ideal, dengan kriteria sebagai patokan-patokan teoritis. Kedua insan pers sedarah, pengarang buku ini, memulai pemaparannya pada bab 2 tentang Pers dan Jurnalistik. Kemudian secara sistematis, mereka mengupas pelbagai topik permasalahan berkaitan dengan dunia jurnalistik yang dirangkum dalam bab demi bab: Seputar Berita (Bab 3); Prose menghimpun Berita (Bab 4); Kendala Menghimpun Berita (Bab 5); Wartawan Profesional (Bab 6); Menulis dan Gaya Penulisan Berita (Bab 7); Berita Pidato, Pertemuan, dan Wawancara (Bab 8); Menulis Berita Olah Raga (Bab 9); Feature dan Human Interest (Bab 10); Reportase Interpretatif (Bab 11); Reportase Investigatif (Bab 12) dan Jurnalis Pembangunan (Bab 13). Terakhir (Bab 14) buku ini mengetengahkan Teknologi di Dapur Redaksi. Prof. Dr. Muhammad Budiyatna, MA, Guru Besar Ilmu Kamunikasi FISIP UI dalam pengantarnya, secara garis besar mengklasifikasi isi buku ini dalam tiga bagian; landasan teori tentang pers, termasuk sistem pers yang berlaku di mancanegara dari zaman ke zaman, termasuk pula di Indonesia. Setelah itu dibahas pula mengenai apa dan bagaimana rumusan berita, prasyarat sebuah berita dan bagaimanan prasyarat wartawan yang baik. Kemudian dibahas pula masalah kendala dalam menghimpun berita, rambu-rambu etika dan hukum, hingga halhal yang bersifat praktis dalam peliputan dan penyajian berita (Hal IV). Tidak ketinggalan pula, buku ini juga melampirkan hal-hal yang berkaitan dengan jurnalistik, di antaranya;Kode Etik Jurnalistik Wartawan Indonesia, Pedoman Penulisan Tentang Hukum, Pedoman Penulisan Bidang Agama, Pedoman Penulisan tentang Koperasi, Pedoman Penulisan Tentang pertanian dan Perburuhan, Pedoman Penulisan Tentang DPR, Pedoman Penulisan tentang Teras Berita, Pedoman Pemakaian Bahasa dalam Pers, dan terakhir UU RI NO. 40/1999 tentang Pers. lsi buku ini penting untuk diperhatikan bagi siapa saja, terutama mereka yang bergelut dengan dunia jurnalistik, baik mahasiswa jurnalistik itu sendiri maupun para praktisinya. Bahkan dalam pengantarnya Muhammad Budiyatna mengatakan buku ini sebagai buku kedua di bidang jurnalistik di tanah air yang berkelas (Bermutu) -setelah bukunya Djawoto, Jurnalistik dalam Praktik (1959), seorang wartawan senior yang waktu itu memangku jabatan sebagai Kepala Kantor Berita Nasional ANTARA. Karena itu tidaklah berlebihan bila buku ini didudukan sebagai panduan untuk menyelami dunia jurnalistik. (Sumber: http://rosda.co. id) 2. Identifikasilah format dan sistematika resensi di atas! f. Kelemahan buku

8 dari 10 siswa nilainya naik

dengan paket belajar pilihan

Habis dalam

00

:

00

:

42

:

14

Klaim

9

3

Jawaban terverifikasi

Iklan

D. Widiastuti

Mahasiswa/Alumni Universitas Pendidikan Indonesia

29 September 2022 07:53

Jawaban terverifikasi

<p>Jawabannya adalah tidak dipaparkan dalam teks.</p><p>&nbsp;</p><p>Konsep!</p><ol><li><strong>Judul resensi</strong>: judul resensi berbeda dengan judul karya yang akan diresensi. Judul karya dibuat oleh penulis, sedanggkan judul resensi dibuat oleh peresensi.</li><li><strong>Identitas resensi</strong>: berisi informasi atau identitas buku atau karya yang diresensi.</li><li><strong>Pendahuluan</strong>: berisi pemaparan singkat mengenai sosok pengarang, keunikan buku, penerbit buku, tema buku, dan lain-lain.</li><li><strong>Bagian inti atau tubuh resensi</strong>: berisi pemaparan mengenai ringkasan atau perbandingan buku dengan buku sejenis.</li><li><strong>Keunggulan buku</strong>: berisi pemaparan mengenai hal-hal yang menjadi keunggulan atau kelebihan buku atau karya tersebut.</li><li><strong>Kelemahan buku</strong>: berisi pemaparan mengenai hal-hal yang menjadi kelemahan atau kekurangan buku atau karya tersebut.</li><li><strong>Penutup</strong>: berisi simpulan atau rekomendasi dari peresensi kepada pembaca.</li></ol><p>&nbsp;</p><p>Berdasarkan teks resensi diatas, kelemahan buku tidak dipaparkan dan hanya memaparkan keunggulannya saja.</p><p>&nbsp;</p><p>Jadi, kelemahan buku tidak dipaparkan didalam teks resensi tersebut.</p>

Jawabannya adalah tidak dipaparkan dalam teks.

 

Konsep!

  1. Judul resensi: judul resensi berbeda dengan judul karya yang akan diresensi. Judul karya dibuat oleh penulis, sedanggkan judul resensi dibuat oleh peresensi.
  2. Identitas resensi: berisi informasi atau identitas buku atau karya yang diresensi.
  3. Pendahuluan: berisi pemaparan singkat mengenai sosok pengarang, keunikan buku, penerbit buku, tema buku, dan lain-lain.
  4. Bagian inti atau tubuh resensi: berisi pemaparan mengenai ringkasan atau perbandingan buku dengan buku sejenis.
  5. Keunggulan buku: berisi pemaparan mengenai hal-hal yang menjadi keunggulan atau kelebihan buku atau karya tersebut.
  6. Kelemahan buku: berisi pemaparan mengenai hal-hal yang menjadi kelemahan atau kekurangan buku atau karya tersebut.
  7. Penutup: berisi simpulan atau rekomendasi dari peresensi kepada pembaca.

 

Berdasarkan teks resensi diatas, kelemahan buku tidak dipaparkan dan hanya memaparkan keunggulannya saja.

 

Jadi, kelemahan buku tidak dipaparkan didalam teks resensi tersebut.


Iklan

Christina R

17 Mei 2023 00:32

kelebihan buku jurnalistik


Nabila N

09 Januari 2024 09:46

apakah manfaat yang diperoleh dari membaca bukubuku tersebut


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

2. Pada rute terakhir out, kondisi kami sudah tidak optimal. Padahal jalan yang akan kami telusuri sungguh berat dengan resiko tinggi. Lorong gua menurun terjai dengan jarak 01 meter sampai 21 meter. Bukan cua licin, air yang tergenang juga mengalir dan jatoh mengikuti bentuk lorong gua. Kalau sampai terpeleset bisa berbahaya. Carilah kata yang tidak baku pada paragraf tersebut dan tuliskan bagaimana yang benar! ada yg tau ?

136

5.0

Jawaban terverifikasi

Belalang Anggrek Teman-teman, kali ini saya akan menyampaikan laporan hasil observasi yang telah dilakukan beberapa waktu lalu. Objek yang diobservasi adalah belalang anggrek. Pertama-tama, saya akanmenyampaikan informasi umum terkait dengan belalang anggrek. Belalang anggrek atau Hymenopus Coronatus adalah salah satu jenis belalang sentadu atau belalang sembah yang hidup di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara lainnya. Seperti namanya, belalang ini memiliki bentuk dan warna yang menyerupai bunga anggrek. Pada bagian berikutnya, saya akan menjelaskan ciri khas belalang anggrek yang terdiri atas bagian tubuh, bentuk tubuh, makanan, dan daur hidupnya Bagian tubuh belalang anggrek terdiri atas kepala, toraks, dan abdomen. Di bagian kepala terdapat mata majemuk, mulut, dan dua buah antena seperti benang. Seperti jenis belalang sentadu lainnya, kepala belalang anggrek dapat berputar 360°. Di bagian toraks terdapat tiga pasang kaki. Kaki depan belalang anggrek yang panjang dan kuat dilengkapi dengan duri dan capit. Belalang anggrek memiliki dua pasang sayap yang menutupi bagian abdomennya. Sayap depan berfungsi melindungi sayap belakang sehingga teksturnya lebih keras. Gambar Balitang Ukuran tubuh belalang anggrek berbeda antara jantan dan betina. Panjang tubuh belalang anggrek jantan sekitar 2,5-3 cm, sedangkan betina 6-7 cm. Tubuh mereka berwarna putih dengan aksen merah muda lembut atau cerah. Beberapa belalang, bahkan berwarna benar-benar putih atau merah jambu. Namun, belalang anggrek dapat mengubah warna tubuhnya dalam hitungan sehari, bergantung pada kondisi lingkungan, seperti kelembapan dan kondisi cahaya. Cerdas Ceres Berbahasa dan Bersastra Indonesia Belalang anggrek merupakan predator polifagus atau pemakan beberapa jenis mangsa. Mereka memangsa serangga lain yang ber- tubuh. lebih kecil, seperti jangkrik, capung, lebah, dan lalat. Belalang anggrek menggunakan bentuk dan warna tubuhnya untuk menarik perhatian mangsa. Saat mangsa mendekat, mereka akan meng- gunakan kaki depannya untuk menangkapnya. Belalang sembah hanya memangsa hewan yang masih hidup. Belalang anggrek merupakan hewan yang mengalami meta- morfosis tidak sempurna. Fase hidupnya terdiri dari telur, nimfa, dan dewasa. Belalang betina dapat bertelur sampai 300 butir. Telur tersebut diletakkan dalam sarang berbentuk buih putih yang disebut ooteka. Ooteka lama-lama akan mengeras dan melindungi telur-telur dari panas dan hujan. Telur-telur tersebut membutuhkan waktu sekitar enam minggu untuk menetas. Saat menetas, nimfa belalang sembah sudah menyerupai belalang anggrek dewasa. Itulah mengapabelalang anggrek disebut mengalami metamorfosis tidak sempurna. Sebagai penutup, saya akan menyampaikan manfaat belalang anggrek. Belalang anggrek berguna bagi manusia untuk membasmi hama. berupa serangga. Karena keindahannya, belalang anggrek juga dijadikan peliharaan. Demikian laporan hasil observasi saya. Terima kasih atas perhatian teman-teman semua. soal: Tulislah gagasan utama dari teks di atas (belalang anggrek)!

179

5.0

Jawaban terverifikasi