Watana A

01 Juli 2024 09:34

Iklan

Watana A

01 Juli 2024 09:34

Pertanyaan

Polisi menyelidiki tabrakan beruntun antara angkot, bus, sedan, taksi, dan sepeda motor. Ditemukan fakta bahwa taksi ditabrak angkot dari belakang sehingga taksi itu menabrak sepeda motor yang berada di depannya. Sedan ditabrak bus dari belakang sehingga sedan itu menabrak angkot yang berada di depannya, Yang terbukti menabrak terlebih dahulu di antara kelima kendaraan terscbut adalah (A) angkot (B) taksi (C) bus (D) sepeda motor (E) sedan

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

11

:

54

:

32

Klaim

0

0


Empty Comment

Belum ada jawaban 🤔

Ayo, jadi yang pertama menjawab pertanyaan ini!

Mau jawaban yang cepat dan pasti benar?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

Roboguru Plus

Dapatkan pembahasan soal ga pake lama, langsung dari Tutor!

Chat Tutor

Temukan jawabannya dari Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Judul : Di Kaki Bukit Cibalak Penulis : Ahmad Tohari Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit : 2005 Ketebalan : 176 halaman Di Kaki Bukit Cibalak adalah salah satu novel Ahmad Tohari yang sangat menarik. Novel ini mengisahkan perjuangan seorang pemuda Desa Tanggir dalam menegakkan kebenaran di desanya. Sang pemuda yang Bernama Pambudi ini selama ini mengetahui kalau desanya dipimpin oleh seorang lurah (kepala desa) yang tidak Amanah. Kebetulan, masa jabatan kepala desa yang penuh kecurangan itu berakhir. Desa Tanggir yang berada di Kaki Bukit Cibalak ini akan menyelenggarakan pemilihan kepala desa. Para calon kepala desa pun sibuk melakukan kampanye. Berbagai trik dilakukan, baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Pada pemilihan kepala desa ini, ada lima orang calon kepala desa yang maju. Namun, dari kelima calon yang maju, hanya dua yang berpeluang memenangi pemilihan. Kedua orang itu adalah Pak Badi dan Pak Dirga. Setelah diadakan perhitungan suara, Pak Dirga terpilih sebagai Kepala Desa Tanggir yang baru. Ia berhasil menyingkirkan Pak Badi, Pesaing beratnya. Tentu saja hal itu membuat Pak Badi dan para pengikutnya kecewa. Salah satu pengikut Pak Badi yang kecewa adalah Pambudi, yang bekerja mengurus lumbung koperasi di Desa Tanggir. Menurut Pambudi, Kepala Desa Tanggir yang baru tidak berbeda dengan kepala desa sebelumnya, yaitu banyak melakukan kecurangan dalam mengelola kas desa. Selain itu, Pak Dirga juga bekerja sama dengan tengkulak sehingga sulit bagi lumbung padi desa dalam mencari keuntungan. Akhirnya, Pambudi berhenti dari koperasi dan mencari pekerjaan lain. Keputusan itu disebabkan oleh peristiwa memilukan yang dia alami. Saat itu, Mbok Ralem, seorang warga desa yang berniat meminjam padi untuk berobat ditolak oleh kepala desa. Mbok Ralem yang menderita kanker ganas membutuhkan banyak biaya untuk berobat. Pambudi lalu mendatangi kantor surat kabar Kalawarta yang berada di Yogyakarta. Pambudi menemui pimpinan haria Kalawarta dan mengusulkan harian Kalawarta untuk membuka dompet amal guna pengobatan Mbok Ralem. Tindakan Pambudi tersebut membuat pemimpin Kalawarta tertarik. Namun, tindakannya itu justru membuatnya dibenci oleh kepala desa. Pambudi lalu diteror dan difitnah oleh Pak Dirga. Tak tahan dengan terror dan fitnahan yang dating bertubi-tubi, Pambudi lalu pergi ke Yogya untuk bekerja sambal melanjutkan sekolahnya. Di sela-sela persiapan menghadapi ujian masuk perguruan tinggi, Pambudi bekerja sebagai pelayan toko milik Nyonya Wibawa atau Oei Eng Hwa. Tak disangka, nasib baik menghampiri Pambudi. Ia ditawari bekerja di harian Kalawarta. Usulnya mengenai dompet amal untuk menolong Mbok Ralem menjadi salah satu alasan Pambudi diterima di harian itu. Karena diterima harian Kalawarta, Pambudi terpaksa meninggalkan pekerjaan sebagai pelayan toko. Usaha Pambudi membokar praktik kecurangan yang dilakukan oleh Pak Dirga pun membuahkan hasil. Pak Dirga akhirnya diberhentikan dari jabatan kepala desa. Ia terbukti banyak melakukan penyelewengan. Melalui novel Di Kaki Bukit Cibalak ini, Ahmad Tohari berhasil membidik kisah perebutan jabatan atau kedudukan dengan segala intriknya. Agaknya, dalam meraih jabatan tertentu, bukan pertarungan ide atau gagasan yang ditampilkan, melainkan kekuatan uang dan tipu muslihat. Novel dengan tema kritik sosial ini sangat menyentuh perasaan pembaca. Emosi pembaca larut Ketika mengetahui intrik dan konflik antartokoh., yaitu Pambudi dan Pak Dirga. Pemuda yang digambarkan berusia 24 tahun ini, selain baik dan tekun, ia juga memiliki jiwa sosial yang tinggi. Hal tersebut tampak Ketika ia berusaha untuk menolong tokoh Mbok Ralem yang sakit keras. Dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak ini, Ahmad Tohari tidak sekedar menampilkan kritik sosial, tetapi juga kisah percintaan anak muda. Kisah yang diungkapkan oleh Ahmad Tohari dalam novelnya tersebut juga terasa sangat realistis. 5. Bacalah teks ulasan berikut, kemudian jawablah soal-soal yang menyertai dengan tepat. d. Berkenaan dengan nilai kehidupan, pesan atau amanat apa yang ingin disampaikan penulis dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak?

2

5.0

Jawaban terverifikasi

Judul : Di Kaki Bukit Cibalak Penulis : Ahmad Tohari Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit : 2005 Ketebalan : 176 halaman Di Kaki Bukit Cibalak adalah salah satu novel Ahmad Tohari yang sangat menarik. Novel ini mengisahkan perjuangan seorang pemuda Desa Tanggir dalam menegakkan kebenaran di desanya. Sang pemuda yang Bernama Pambudi ini selama ini mengetahui kalau desanya dipimpin oleh seorang lurah (kepala desa) yang tidak Amanah. Kebetulan, masa jabatan kepala desa yang penuh kecurangan itu berakhir. Desa Tanggir yang berada di Kaki Bukit Cibalak ini akan menyelenggarakan pemilihan kepala desa. Para calon kepala desa pun sibuk melakukan kampanye. Berbagai trik dilakukan, baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Pada pemilihan kepala desa ini, ada lima orang calon kepala desa yang maju. Namun, dari kelima calon yang maju, hanya dua yang berpeluang memenangi pemilihan. Kedua orang itu adalah Pak Badi dan Pak Dirga. Setelah diadakan perhitungan suara, Pak Dirga terpilih sebagai Kepala Desa Tanggir yang baru. Ia berhasil menyingkirkan Pak Badi, Pesaing beratnya. Tentu saja hal itu membuat Pak Badi dan para pengikutnya kecewa. Salah satu pengikut Pak Badi yang kecewa adalah Pambudi, yang bekerja mengurus lumbung koperasi di Desa Tanggir. Menurut Pambudi, Kepala Desa Tanggir yang baru tidak berbeda dengan kepala desa sebelumnya, yaitu banyak melakukan kecurangan dalam mengelola kas desa. Selain itu, Pak Dirga juga bekerja sama dengan tengkulak sehingga sulit bagi lumbung padi desa dalam mencari keuntungan. Akhirnya, Pambudi berhenti dari koperasi dan mencari pekerjaan lain. Keputusan itu disebabkan oleh peristiwa memilukan yang dia alami. Saat itu, Mbok Ralem, seorang warga desa yang berniat meminjam padi untuk berobat ditolak oleh kepala desa. Mbok Ralem yang menderita kanker ganas membutuhkan banyak biaya untuk berobat. Pambudi lalu mendatangi kantor surat kabar Kalawarta yang berada di Yogyakarta. Pambudi menemui pimpinan haria Kalawarta dan mengusulkan harian Kalawarta untuk membuka dompet amal guna pengobatan Mbok Ralem. Tindakan Pambudi tersebut membuat pemimpin Kalawarta tertarik. Namun, tindakannya itu justru membuatnya dibenci oleh kepala desa. Pambudi lalu diteror dan difitnah oleh Pak Dirga. Tak tahan dengan terror dan fitnahan yang dating bertubi-tubi, Pambudi lalu pergi ke Yogya untuk bekerja sambal melanjutkan sekolahnya. Di sela-sela persiapan menghadapi ujian masuk perguruan tinggi, Pambudi bekerja sebagai pelayan toko milik Nyonya Wibawa atau Oei Eng Hwa. Tak disangka, nasib baik menghampiri Pambudi. Ia ditawari bekerja di harian Kalawarta. Usulnya mengenai dompet amal untuk menolong Mbok Ralem menjadi salah satu alasan Pambudi diterima di harian itu. Karena diterima harian Kalawarta, Pambudi terpaksa meninggalkan pekerjaan sebagai pelayan toko. Usaha Pambudi membokar praktik kecurangan yang dilakukan oleh Pak Dirga pun membuahkan hasil. Pak Dirga akhirnya diberhentikan dari jabatan kepala desa. Ia terbukti banyak melakukan penyelewengan. Melalui novel Di Kaki Bukit Cibalak ini, Ahmad Tohari berhasil membidik kisah perebutan jabatan atau kedudukan dengan segala intriknya. Agaknya, dalam meraih jabatan tertentu, bukan pertarungan ide atau gagasan yang ditampilkan, melainkan kekuatan uang dan tipu muslihat. Novel dengan tema kritik sosial ini sangat menyentuh perasaan pembaca. Emosi pembaca larut Ketika mengetahui intrik dan konflik antartokoh., yaitu Pambudi dan Pak Dirga. Pemuda yang digambarkan berusia 24 tahun ini, selain baik dan tekun, ia juga memiliki jiwa sosial yang tinggi. Hal tersebut tampak Ketika ia berusaha untuk menolong tokoh Mbok Ralem yang sakit keras. Dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak ini, Ahmad Tohari tidak sekedar menampilkan kritik sosial, tetapi juga kisah percintaan anak muda. Kisah yang diungkapkan oleh Ahmad Tohari dalam novelnya tersebut juga terasa sangat realistis. 5. Bacalah teks ulasan berikut, kemudian jawablah soal-soal yang menyertai dengan tepat. a. Apa tema yang dibahas dalam novel Di Kaki Bukit Cibalak karya Ahmad Tohari? Jelaskan.

3

4.0

Jawaban terverifikasi

Iklan

TAUFAN DI ATAS ASIA Oleh Abu Hanifah lnderawati duduk bersimpuh di dipan dengan kotak jahitan di sebelahnya, sedang menjahit baju anak kecil, serta menyanyi-nyanyi kecil. Kemudian, terdengar bunyi ketukan di luar, lalu tampak Mohd. Saman di pintu. lnderawati berdiri. Mohd. Saman : Mengapa begini lengang rumahmu, Nak. Sendiri saja di rumah? Mana ayah dan ibumu? (Masuk ke dalam kamar) lnderawati : lbu dan ayah pergi kemarin ke Sukabumi, Abah. Yang selebihnya, saudara-saudaraku berdua turut juga. Mereka besok kembali lagi. Mau minum apa, Abah? Mohd. Saman : Aneh benar, apa mau cari tempat evakuasi atau bagaimana? Kan bukan waktunya sekarang beristirahat di bungalo? Tidak, aku tidak mau minum. (Melihat lnderawati yang akan menekan Lonceng untuk memanggil jongos*) Inderawati : Bukan, Abah, malahan ibu mau mengangkut barang-barang yang berharga ke Jakarta. Takut kalau-kalau dalam zaman genting ini, sipenjaga rumah lari karena takut dan meninggalkan rumah begitu saja. Mohd. Saman : (Duduk di atas kursi) Begitulah halnya. Baik juga pendapat ibumu itu. Sebelum hujan sediakan payung. Kau masih batuk? Inderawati : (Tersenyum) Tidak, Abah. (Diam sebentar). Kalau aku pikir- pikir, lain benar masih sopan- santun orang-orang tua dengan pemuda-pemuda sekarang. Mohd. Saman : (Heron) Mengapa begitu katamu, Nak? lnderawati : (Tersenyum) Pada zaman sekarang, pemuda-pemuda tidak begitu banyak lagi sopan-santunnya terhadap puteri. Malahan, terhadap yang tua pun agak *kasar adatnya. Tentu ada kecualinya. Tetapi, umumnya begitu. Mohd. Saman : (Tertawa) Ah, apa akan dikata, kami satria cap lama ini masih terlalu banyak basa-basi, dari kecil dididik secara kesopanan Timur. Tetapi, kami dan saudaramu juga Nak, sekalipun pendidikan kamu Barat sekali. lnderawati : Benar itu, Abah. Di mana gerangan salahnya? Mohd. Saman : Menurut pikiranku, mungkin di rumah, pemuda-pemuda kita didikannya bercap Barat, sebab ibu-bapak meniru-niru Barat dalam pergaulannya. Bukan tidak sedikit aku dengar anak-anak mengatakan "kamu" pada orang-orang tua, malahan juga pada ibu-bapaknya sendiri. lnderawati : Ya, Abah, benar kata Abah itu. Mudah-mudahan saja bisa berubah keadaan itu. Kalau terus-menerus begini, tentu bangsa kita, Timur tidak, Barat tidak, dan demikian pula kedudukannya. Mohd. Saman : (Tertawa) Aduh, kau betul-betul sudah murid suamimu yang setia. Sudah ada kabar dari Azas dalam minggu ini? lnderawati : (Agak sedih) Ya, Abah, semenjak aku meninggalkan Singapur, paling kurang sekali seminggu, aku terima surat, kadang-kadang dengan kapal terbang, kadang-kadang dengan kapal api. Mohd. Saman : (Tersenyum pada lnderawati) Aduh, betul ia *beranak *tiri *beranak kandung, sebab dalam dua bulan itu, aku baru dua kali dikirimi surat. Tetapi, bila ia akan datang? lnderawati : Menurut surat paling belakang dalam seminggu dua minggu ini, dan suratnya itu bertanggal pertengahan bulan Februari (Sedih). Aku takut ia tidak bisa Lagi menyingkirkan diri, sebab menurut surat kabar beberapa hari yang Lalu, bala tentara Nippon sudah di Johor, jadi di muka Singapur, sesudah itu aku tidak suka membaca surat kabar Lagi. Mohd. Saman : (Menyabar-nyabarkan) Tentu dia Lekas datang. Abdul Azas seorang yang cukup memiliki keberanian hati dan pandai memakai akalnya buat segala sesuatu, asal saja kita doakan bersama-sama ia selamat datang kemari. lnderawati : Ya, Abah, itulah doaku setiap waktu (Diam sebentar). Dik Hayati tidak turut kemari tadi, Abah? Mohd. Saman : (Berdiri ke meja sebelah) Tadi ia turut dengan Abah, tetapi tengah jalan bertemu dengan kawan-kawannya yang mengajaknya ke Pasar Baru. Ia datang kemari nanti. lnderawati : Abah, bagaimana kabar Adikusuma sekarang? Mohd. Saman : (Duduk Lagi) Aku tidak tahu sedikit pun tentang hal itu. Ia berdiam-diam saja. Ketika ia tanggal 8 Desember ditangkap di rumahnya, dan akan dibawa ke kantor polisi, hampir aku tidak bertemu dengan dia. lnderawati : Ya, kebetulan hari usia Hayati berumur 20 tahun. Kalau aku ingat, sedih aku dibikinnya. Mohd. Saman : (Terharu dan berdiri) Ya, Nak, belum pernah aku ceritakan padamu, selain dari keyakinanku bahwa Hayati kasih pada Adi, dan rupanya kakakmu itu pun begitu juga pada Hayati (Diam sebentar, lalu mondar-mandir, berdiri lagi). Katanya, mereka kasih satu sama Lain, tetapi belum pernah sebut menyebut. Masyaallah, bagaimanakah tabiat pemuda-pemuda itu. Hampir aku tak mengerti. lnderawati : Aku tahu bahwa Adi, saudaraku, kasih pada Hayati, tetapi ia menunggu waktu yang baik untuk menyatakannya pada Hayati. Mohd. Saman : (Masih berdiri di muka lnderawati) Apakah kamu dengan Azas sudah nikah sekarang, kalau Azas terus menerus menanti waktu yang baik? lnderawati : (Tersenyum) Tidak, Abah, tetapi saya tidak begitu modern seperti Hayati kelihatan dari Luar. Mohd. Saman : Memang benar katamu itu, Nak. Dari luar saja, Hayati modern, di dalam hati sanubarinya, ia masih kuno, masih Timur. Kalau datang Adikusuma, ia pergi, atau bersenda-gurau seperti anak gadis Barat. Dan Adi, anak *bodoh itu, tidak mengerti. Betul apa tidak? lnderawati : (Tersenyum) Betul, Abah. Mohd. Saman : Tetapi, pada tanggal 8 Desember itu, hampir hancur hatiku itu, melihat kesedihan anakku Hayati. Kau tidak tahu, Nak. Waktu aku bertemu dengan Adikusuma ketika ia akan dibawa oleh polisi, diserahkannya padaku sebuah bungkusan kecil buat Hayati. Katanya, tanda peringatan hari usia Hayati, sedianya ia sendiri akan memberikannya. lnderawati : Aneh, tidak kutahu Bah, apakah isi bungkusan itu? Mohd. Saman : Aku berikan bungkusan itu kepada Hayati, dibukanya di hadapanku. lsinya surat kecil berbunyi, "Buat adikku dan kekasihku, Hayati, pusaka ibuku" dan satu cincin permata berlian, barang lama. lnderawati : (Heran) Ya, sekarang aku ingat. Tempo Adi baru maju, ibu memberi cincin pusaka, yang biasanya dipakai ibu ketika ada hari-hari yang penting. Masih ingat aku, ibu mengatakan padanya, "Adi, buat kamu, supaya kamu beri kelak pada istrimu.” Mohd. Saman : Benarlah rupanya. Hancur hatiku melihat kesedihan anakku. Nampak olehku senyata- nyatanya, betapa Hayati dalam sejam itu berubah sama sekali. Dalam sejam itu, berubah ia dari gadis yang tidak pernah susah jadi perempuan dewasa yang baru turun dari pelaminan pengantinnya. Belum pernah bagiku begitu cantik rupanya seperti hari itu lnderawati : Ya, Abah, aku pun merasakan perubahan pada Hayati. Dalam tabiatnya sehari-hari, dalam perbuatannya, sekali pun ia masih terus bersekolah. Mohd. Saman : (Duduk Lagi) Aku harap saja Nak, kamu sudi melimpahkan segala kasihmu pada adikmu itu, kekasih saudaramu, Adikusuma, anakku Hayati. lnderawati : Aku berjanji Abah. (Berbunyi lonceng sepeda di luar, kemudian nyanyi- nyanyi kecil, lalu suara gadis, dan tampak Hayati) Hayati : (Berdiri di pintu) Wati, sayang, boleh aku masuk? (Heron) He, mengapa Ayah dan kau begitu termenung (Tertawa). Seperti ayam dipukul kepalanya. (lnderowati dan Mohd. Saman tersenyum) lnderawati : (Tersenyum) Sedang memikirkan soal gelap Dik, masuklah, mari duduk dekatku di sini. (Hayati masuk, duduk dekat lnderawati) Hayati : Ayah, ada telepon tadi dari Tanjung Priuk buat Ayah. Mohd. Saman : (Heron) Dari Tanjung Priuk? Aku tidak banyak kenalan di situ. Tanggal berapa sekarang? lnderawati : 20 Februari, Abah. Mengapa? Mohd. Saman : Tidak apa-apa. Aku hanya ada janji perdagangan tanggal 23 Februari di Priuk. Satu blongkang besar dengan beras dari lndramayu buat gudang di Tanah Abang. Biarlah aku pergi menanyakan hal ini. (Berdiri) Mustahil, begitu Lekas, sudah datang. Aku pergi ya, Nak. Tinggal saja kamu di sini dulu, Hayati. lnderawati : Ya, Abah. (Mohd. Saman berangkat. Terdengar di Luar, ia memanggil taksi, kemudian tuter, dan tidak terdengar apa-apa lagi). 4a. Tuliskan unsur-unsur intrinsik beserta kutipannya dalam drama tersebut yang terdiri atas aspek-aspek berikut. (4) Latar tempat

1

3.7

Jawaban terverifikasi

Menurut beberapa pakar IT, yakni Michaels, Goodwill, dan Neiman Marcus serangkaian peristiwa besar di 2014 mengenai pelanggaran keamanan di dunia internet, seperti lembaga keuangan dunia JP Morgan Chase, informasi pribadi yang bocor di lebih dari 83 juta pengguna internet dan kalangan pebisnis dengan file yang tercuri lebih dari 100 terabyte, dan peristiwa yang masih hangat diperbincangkan dari Sony Pictures sehingga mengakibatkan keamanan data yang berada di dunia maya dipertanyakan, karena serangkaian serangan peretas seakan merajalela di tahun 2014. Hal tersebut, seperti yang dikutip dari TechCrunch, Minggu (28/12). Banyak perusahaan yang mengalami kerugian dari peristiwa hacking tersebut, bahkan perusahaan teknologi pun tidak luput dari serangan para hacker, seperti eBay, Snapchat, begitu pula lembaga ataupun organisasi pemerintahan juga menjadi incaran mereka. Lalu, bagaimana dengan sikap Indonesia? Perlukah negeri ini membuat cyber army secara resmi? "Badan Cyber Nasional itu penting tapi jika ditanya kapan akan dibentuk maka saya belum itu kapan?" kata Rudi antara, Menteri Komunikasi dan lnformatika. Ia sendiri masih pesimis dengan dibentuknya BCN karena hingga saat ini respon dari lembaga pemerintah maupun nonpemerintahan masih rendah mengenai security. Bulan Juni lalu, Tedjo Edhy Purdijatno saat masih menjabat menjadi Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) mengatakan, BCN akan dibentuk segera karena mendesak. Menurut pria yang akrab disapa Chief RA ini, yang terpenting saat ini semua stakeholder bisa memainkan peran untuk melindungi security negara. Tak boleh ada lagi ego sektoral, harus semua sektor terlibat, mulai dari lembaga pemerintah, industri , media, perguruan, dan sekolah harus terlibat di dalamnya. Karena security negara kita ternyata rendah sekali. Bisa diserang kapan saja dan belum ada standar keamanannya. Oktober mendatang akan dibuat standardisasi atau pedoman penanganan ketahanan cyber-nya. Menurut Rudi, pedoman ini lebih ke standardisasi proteksi bukan ke cyber security karena cyber security lebih terkesan attack atau serangan. Selain itu, yang terpenting lainnya adalah bagaimana meng-address cyber security, baik defense maupun non-defense. Untuk Kemenkominfo sendiri lebih fokus ke non-defense, seperti kelistrikan, transportasi, dan perbankan. Jadi kedua hal itu yang harus difokuskan. "Untuk BCN sendiri, masih belum tahu kapan, mungkin bisa bulan depan, dua bulan ke depan, atau tahun depan. Namun, tetap dipersiapkan," ujar Chief RA itu saat konferensi pers di acara Indonesia Cyber Security Summit (ICSS) di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Senin (24/08). (diadaptasi dari http://www.teknopreneur.com/it/) 4. Makna tersirat dari kalimat terakhir paragraf kedua teks tersebut adalah .... A. Tidak relevannya pendapat pihakkementerian. B. Ada perbedaan pendapat dari berbagai pihak mengenai BCN. C. Sikap pemerintah terhadap isu keamanan dunia maya belum pasti. D. Tidak tepatnya pendapat pihak kementerian. E. Tidak sinkronnya pendapat pihak kementerian.

3

0.0

Jawaban terverifikasi