R N

13 Juli 2022 10:38

Iklan

Iklan

R N

13 Juli 2022 10:38

Pertanyaan

Pertemuan Dua Hati Mengalah tidak berarti kalah. Biarkan bila orang lain menganggap kita pengecut. Diri pribadi kita tahu betul bahwa kita menghindari pertikaian dengan kekerasan. "Kalau memang betul tanamanmu kurang subur, jangan malu mengakui kenyataan," kataku membesarkan hatinya. "Bagaimana yang sesungguhnya? Subur atau tidak?" Waskito tidak menjawab. Dia juga tidak memandang ke wajahku. "Kutunggu jawabanmu, bagaimana menurut pendapatmu apakah tariamanmu subur atau tidak?" Aku terus mendesak. Antara kami berdua kurasakan telah ada pintu penghubung sejak pekan-pekan terakhir itu. Meskipun pintu itu tidak terbuka Iebar, tetapi aku yakin bahwa itu juga tidak terkunci . Anak itu tetap terdiam. Badannya tidak tenang. Pantatnya beringsut, kakinya usil di bawah kursi. Akhirnya aku memutuskan mengalah. Hatiku masih dibayangi kekhawatiran kalau-kalau dia merasa diri terjepit. Kujelaskan bahwa mengakui kekurangannya sendiri sama seperti mengakui kesalahan. ltu sifat satria, sportif. Jangan dikira keseganan dan hormat orang mengurang karena pengakuan kita tersebut. "Tidak ada orang yang baik atau pandai atau cekatan dalam segala-galanya. Kamu terampil dalam hal pertukangan, otakmu cerdas meskipun pelajaranmu biasa-biasa saja. Bukankah itu sudah sangat mencukupi? Kalau memang kamu hendak membalas dendam terhadap teman-temanmu, tidak dengan cara membanting dan menginjak-injak tanaman mereka. Bikinlah prestasi dalam hal lain yang kamu kira lebih mampu. Tekunilah pelajaranmu misalnya! Bejanamu dipasang di ruang keterampilan, dipergunakan sebagai contoh untuk kelas-kelas lain. ltulah prestasimu! Tunjukkan lain-lainnya! Kalau memang kamu lemah dalam tumbuh-menumbuhkan biji, itu bukan merupakan masalah . Cari sebab-sebabnya. Barangkali kurang air, atau kurang matahari . Anak seperti kamu tidak seharusnya cepat berputus asa. Memalukan sekali!" Waskito menoleh, menatap pandangku, seolah-olah apa yang kukatakan baru kali itu terpikir olehnya. Dari sinar matanya jelas nampak bahwa dia merenungkan kal imatku yang pal ing akhir. Aku mempergunakan kesempatan sebaik-baiknya, menambahkan: "Kita semua cenderung memuaskan. nafsu kekesalan dan kemarahan semau kita. ltu memang sifat manusia .. Bu Suci berusaha memberi didikan kerendahan hati dan menahan perasaan kepada murid-murid. Hingga saat ini kamu berhasil mendapat pujian para guru dan Kepala Sekolah. Pertahankanlah ini! Jangan selalu membuat seisi kelas dan aku ketakutan semacam tadi." Dan sebagai tanda bahwa percakapan kami selesai, aku bangkit. "Ayo, kembal i ke kelas! Tadi kawan-kawanmu akan menyapu dan membenahi hasil pelampiasan kemarahanmu. Baik hati mereka, bukan? Meskipun tadi mereka mengejekmu, ternyata mereka mau membantumu juga. Tapi mereka kularang menyapu. Aku yakin, sebegitu kamu akan membersihkan lantai, pastilah ada yang menolongmu tanpa kusuruh." Kejadian hari itu merupakan tambahan yang melengkapi pertemuan hati Waskito dan hatiku. Untuk selanjutnya, kami lebih terbuka berunding dan berbincang, baik berduaan maupun di hadapan orang lain. Rapor berikutnya berisi angka-angka normal . Untuk menghadiahi usaha kerasnya yang berhasil meraih tempat sebagai murid "biasa", pada waktu liburan Waskito kami bawa menengok kota kecil kami, Purwodadi. Dia diajak suamiku memancing sepuas-puas hatinya. Dan aku tidak menyesal memenuhi janji itu terlalu dini, karena sekembali dari liburan, kuperhatikan dia semakin berubah . Seolah-olah dia bertekaa untuk menjadi murid yang lebih dari biasa saja. Untuk seterusnya dia selalu terdaftar ke dalam baris anak-anak yang pandai di kelasku. Akhir tahun pelajaran , Waskito naik kelas. Bu De-nya datang ke sekolah. Dia b.erterima kasih kepada Kepala Sekolah, para guru, dan kepadaku sendiri. Aku menjawab bahwa aku gembira dapat menolo.ng Waskito. Ucapan terima kasih kebanyakan hanya berupa basa-basi, tetapi yang sesungguhnya sangat kami hargai . Kami guru-guru Sekolah Dasar terlalu biasa menerima kata-kata sesalan atau cacian jika murid tidak naik kelas. Sebaliknya, jika anak didik naik, itu dianggap sebagai hal yang semestinya sehingga orang tua atau wali tidak merasa berkepentingan mengunjungi kami untuk sekedar menyalami. Apalagi membawakan rasa terima kasih mereka! Tetapi tidak mengapalah. Masing-masing dari kami mempunyai tugas dalam hidup ini. Aku memilih menjadi pendidik, bagi ·anak-anakku dan murid yang dipasrahkan kepadaku. Gaji atau penghargaan seringkali meleset, tidak sesuai dengan jasa yang secara rendah hati kami sumbangkan bagi pembangunan watak tiang masa depan bangsa. Mudah-mudahan Tuhan selalu menolongku dalam melaksanakan tugas ini. (Pertemuan Dua Hati, N.H. Dini) Bagaimana alur yang tergambar dalam novel Pertemuan Dua Hati?


3

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Iklan

R. Mulia

Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Jakarta

14 Juli 2022 23:37

Jawaban terverifikasi

Jawaban yang benar adalah alur maju. Berikut ini penjelasannya. Alur yang terdapat dalam novel ‘Pertemuan Dua Hati’ karya N.H Dini yakni alur maju karena dalam novel tersebut diceritakan tentang masalah yang selalu menghampiri hidup tokoh dan disni ia dituntut untuk mampu memecahkan dan menyelesaikan masalahnya hingga akhir. Analisis alur dalam novel 'Pertemuan Dua Hati': - Awal: perkenalan para tokoh-tokoh yang ada dalam novel. Perpindahan keluarga Bu Suci dari Purwodadi ke Kota Semarang, dan perpindahannya ke sekolah baru menjadi pendidik. - Konflik: awal konflik dimulai dari ketika Bu Suci mendapatkan anak didiknya ada jarang masuk sekolah, dan dipandang murid nakal oleh teman dan guru-guru. Dan anak keduanya yang sering sakit setelah pindah ke Semarang. - Klimaks: pusat konflik yang terjadi, ketika Bu Guru Suci dihadapkan oleh dua permasalahan anatara anak kandungnya yang mengalami penyakit ayan dan anak didiknya yang sukar. - Anti-klimaks: anak kandung Bu Guru Suci dengan perawatan dan rajin meminum obat penyakitnya dapat disembuhkan dan anak didiknya yang sukar seiring berjalannya atas perhatian Bu Suci ia dapat berubah sifatnya menjadi baik, walau sering kambuh perangainya. - Akhir/penyelesaian: walaupun anak kandung Bu Suci mengalami penyakit ayan, akan tetapi akhir cerita penyakit yang diderita anaknya tidak pernah kambuh lagi, dan anak didiknya (Waskito) awal cerita anak yang sukar dan dijauhi teman-temannya di akir cerita ia benar-benar berubah menjadi anak yang baik dan menjadi murid lebih dari biasa saja. Dengan demikian, alur yang tergambar dalam novel Pertemuan Dua Hati adalah alur maju.


Iklan

Iklan

Widya N

14 Oktober 2022 01:26

Apa Masalah Yang Dihadapi Oleh Tokoh Bu Suci


lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

(1) Kisah pembuatan film biasanya melewati proses yang panjang dan rumit. (2) Ide membuat film dan cerita datang dari Castle Production yang bergerak di bidang film animasi ini sangat bermanfaat. (3) Castle cukup berhasil bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyaring siswa SMK yang memiliki kemampuan untuk membuat gambar. (4) Dari seleksi gambar animasi kiriman siswa, Castle memilih lima puluh siswa SMK, tiga di antaranya perempuan, untuk mengikuti pelatihan menggambar animasi lalu memproduksi film animasi. (5) Untuk keperluan itu, Castle mengerahkan animator profesional seperti Boy Wahyudi dan Dony Moersito untuk mengajar mereka. Kalimat utama paragraf tersebut terletak pada kalimat nomor ... A. (1) D. (4) B. (2) E. (5) C. (3)

145

5.0

Jawaban terverifikasi