Fadhly A
25 November 2022 05:37
Iklan
Fadhly A
25 November 2022 05:37
Pertanyaan
Perhatikan wacana berikut ini dengan saksama!
Awal Oktober tahun 2022 menjadi potret buram bagi persepakbolaan Indonesia. Ajang pertandingan sepak bola antara Persebaya dan Arema FC berakhir ricuh dan memakan korban. Tidak dapat dimungkiri bahwa suporter keduanya sangat militan. Oleh karena itu, panitia pelaksana tidak memperbolehkan suporter Persebaya hadir di lapangan Kanjuruhan. Hal ini untuk menghindari bentrokan dan kerusuhan.
Selama ini reaksi penonton atau suporter pertandingan sepak bola berupa kerusuhan di lapangan sudah dianggap wajar. Sebagai fans militan, Aremania, sebutan untuk suporter setia Arema dicatat beberapa kali melakukan aksi turun lapangan dan melampiaskan kekecewaan. Apalagi setelah tiga pertandingan terakhir sebelum peristiwa nahas itu Arema kalah di kandang sendiri. Bentuk kekecewaannya bermacam-macam, dari yang sekadar melempar botol air mineral, umpatan, perusakan fasilitas hingga perilaku yang merugikan pemain atau official. Apakah reaksi semacam ini dimaklumi dan tidak perlu dievaluasi?
Kekecewaan yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan reaksi yang berlebihan dan merugikan. Ketika pertandingan usai lalu ada serbuan suporter ke lapangan, tentu ada kekhawatiran terjadi bentrok dan kerusuhan. Apalagi yang melakukannya adalah suporter tim yang kalah. Pihak perwakilan suporter Arema membantah apa yang dilakukan para suporter adalah memberi dukungan pada timnya yang kalah. Siapa yang dapat memastikan tidak akan terjadi bentrokan?
Pada situasi yang sudah panas dan ada provokasi, tentu semua pihak akan kesulitan berpikir jernih dan mempertimbangkan putusan yang tepat. Pasti ada unsur human error di dalam putusan tersebut. Dampak berikutnya mereka saling menyalahkan. Suporter menyalahkan polisi karena menembakkan gas air mata yang menyebabkan korban berjatuhan. Polisi juga menyalahkan suporter yang bertindak brutal dan dikhawatirkan mengganggu para pemain lawan. Bisa jadi panitia pelaksana juga disalahkan akibat tidak sigap membuka pintu keluar stadion.
Pelajaran yang didapat dari musibah tersebut di antaranya kefanatikan terhadap idola, bisa berpotensi merugikan atau bermanfaat, tinggal mereka bisa atau tidak mengendalikannya. Selain itu ada dua hal yang perlu dikembangkan oleh para suporter dan fans. Yang pertama, mereka harus menjadi suporter yang memiliki semangat legawa, menerima kekalahan dengan lapang dada. Yang kedua, mereka harus menghindarkan diri dari semua bentuk provokasi yang mendorong perbuatan anarkis, di arena pertandingan bola. Bila dua hal itu dikembangkan, maka pertandingan sepak bola akan menjadi destinasi tontonan yang ramah, aman, dan menghibur.
Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!
(1) Mereka perlu mengembangkan semangat legawa, menerima kekalahan dengan lapang dada.
(2) Agar tidak mudah terprovokasi saat berperan sebagai penonton sepak bola.
A. Pernyataan (1) SAJA cukup untuk menjawab pertanyaan, tetapi pernyataan (2) SAJA tidak cukup.
B. Pernyataan (2) SAJA cukup untuk menjawab pertanyaan, tetapi pernyataan (1) SAJA tidak cukup.
C. DUA pernyataan BERSAMA-SAMA cukup untuk menjawab pertanyaan, tetapi SATU pernyataan SAJA tidak cukup.
D. Pernyataan (1) SAJA cukup untuk menjawab pertanyaan, dan pernyataan (2) SAJA cukup.
E. Pernyataan (1) dan pernyataan (2) tidak cukup untuk menjawab pertanyaan.
1
0
Tanya ke AiRIS
Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!
Roboguru Plus
Dapatkan pembahasan soal ga pake lama, langsung dari Tutor!
Temukan jawabannya dari Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!