Kenaiah K

16 September 2024 09:53

Iklan

Kenaiah K

16 September 2024 09:53

Pertanyaan

P1 : Jika seseorang paham ilmu Fisika, maka dia dapat menjelaskan terjadinya peristiwa alam tertentu. P2 : Jika seseorang sering melakukan praktikum Fisika, maka ia semakin memahami hukum Fisika. Kesimpulan dari kedua kalimat diatas adalah ...

P1 : Jika seseorang paham ilmu Fisika, maka dia dapat menjelaskan terjadinya peristiwa alam tertentu.

P2 : Jika seseorang sering melakukan praktikum Fisika, maka ia semakin memahami hukum Fisika.

Kesimpulan dari kedua kalimat diatas adalah ...

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

07

:

57

:

40

Klaim

4

2


Iklan

Lalia L

20 September 2024 11:32

<p>Kesimpulan ini dapat dinyatakan dalam bentuk rantai logika:</p><ol><li>C β†’ D (P2)</li><li>D β†’ A (dari P2 ke P1)</li></ol><p>Dari hubungan ini, kita dapat menyimpulkan bahwa C (sering melakukan praktikum) berimplikasi pada A (dapat menjelaskan peristiwa alam) melalui D (memahami hukum Fisika).</p><p>Dengan demikian, kesimpulan yang tepat dan logis adalah bahwa praktik fisika membantu dalam pemahaman yang pada akhirnya memungkinkan penjelasan tentang peristiwa alam.</p>

Kesimpulan ini dapat dinyatakan dalam bentuk rantai logika:

  1. C β†’ D (P2)
  2. D β†’ A (dari P2 ke P1)

Dari hubungan ini, kita dapat menyimpulkan bahwa C (sering melakukan praktikum) berimplikasi pada A (dapat menjelaskan peristiwa alam) melalui D (memahami hukum Fisika).

Dengan demikian, kesimpulan yang tepat dan logis adalah bahwa praktik fisika membantu dalam pemahaman yang pada akhirnya memungkinkan penjelasan tentang peristiwa alam.


Iklan

Rendi R

Community

15 Oktober 2024 22:31

<ol><li>Premis 1: <strong>Jika seseorang paham ilmu Fisika</strong>, maka dia dapat menjelaskan terjadinya peristiwa alam tertentu.</li><li>Premis 2: <strong>Jika seseorang sering melakukan praktikum Fisika</strong>, maka ia semakin memahami hukum Fisika.</li></ol><p>Kesimpulan dari kedua premis ini adalah:<br><strong>Jika seseorang sering melakukan praktikum Fisika, maka dia dapat menjelaskan terjadinya peristiwa alam tertentu.</strong></p><p>Kesimpulan ini didasarkan pada hubungan antara sering melakukan praktikum Fisika (Premis 2) dan kemampuan untuk menjelaskan peristiwa alam tertentu (Premis 1).</p>

  1. Premis 1: Jika seseorang paham ilmu Fisika, maka dia dapat menjelaskan terjadinya peristiwa alam tertentu.
  2. Premis 2: Jika seseorang sering melakukan praktikum Fisika, maka ia semakin memahami hukum Fisika.

Kesimpulan dari kedua premis ini adalah:
Jika seseorang sering melakukan praktikum Fisika, maka dia dapat menjelaskan terjadinya peristiwa alam tertentu.

Kesimpulan ini didasarkan pada hubungan antara sering melakukan praktikum Fisika (Premis 2) dan kemampuan untuk menjelaskan peristiwa alam tertentu (Premis 1).


Mau jawaban yang terverifikasi?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

Roboguru Plus

Dapatkan pembahasan soal ga pake lama, langsung dari Tutor!

Chat Tutor

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

1.Bacalah kutipan drama berikut! Abah: "Kalau cari suami harus yang jelas masa depannya, jangan seperti si Kabayan!" Iteung: "Tapi Kang Kabayan mah baik nyaah sama Iteung." Abah: "Baik? Baik apanya? Kalau memang baik pasti suka ngirim uang, paling sedikit ngirim ikan kesenangan Abah. Ikan gurame!" Ambu: "Abah teh kumaha. Apa-apa selalu saja diukur pakai uang." Tokoh Iteung pada kutipan drama tersebut akan lebih menarik jika menggunakan kostum a. celana panjang dan kaos dengan rambut panjang dibiarkan terurai b. celana panjang dan kaos dengan rambut dikepang dua c. kebaya dan celana panjang dengan rambut dibiarkan terurai d. kebaya dan kain dengan rambut di kepang dua 2.Jo : "Hey, jalan yang bener dong!" (keluar dari mobil) Yuda: (tampak terkejut dan menguasai diri) "Maaf Pak." Jo: (melotot) "Maaf, maaf!" (1) Bapak: "Sudahlah Jo, dia sudah minta maaf kok, lagi pula ayah buru- buru nanti terlambat ke kantor." (cepat menyusul keluar dari mobil) Jo : "Tidak bisa, dia harus diberi pela- jaran!" (nyaris melayangkan tinju) (2) Bapak : "Sabar Jo. (melihat kasihan pada Yuda) "Kau pergilah, Nak!" Yuda : "Terima kasih, Pak!" (3) Bapak "Hey, apa yang kau bawa, Nak?" (heran) "Kamu jual lukisan?" Yuda : "lya Pak, ini lukisan kaca." (4) Bapak: "Sungguh baru kali ini aku melihat lukisan kaca, biasanya saya di rumah memajang lukisan kanvas, lukisan kertas, lukisan bulu, dan lain-lain. Tapi, lukisan ini? Ah ya berapa kamu menjual ini?" Yuda: "Yang mana Pak?" (5) Bapak: "Semuanya. Ah sudah jangan bingung, gini aja gimana kalau lukisan itu saya beli lima juta rupiah." Yuda : "Apa? Lima juta!" (6) Bapak: "Apa kurang?" Yuda : "Cu... kup, Pak." Bukti latar waktu dalam kutipan drama tersebut terdapat pada dialog nomor .... a. (1) b. (3) c. (4) d. (6) 3.Perhatikan penggalan drama berikut! "Dari mana saja kau, Badar? Hari sudah petang tapi kau baru pulang," tanya ayah sambil berkacak pinggang. Dialog tersebut diucapkan dengan nada a. keras sambil bercanda b. marah dan serius c. rendah dan penuh tanya d. penuh kasih sayang 4.Cermati kutipan bacaan berikut! "Mohammad-san inilah rumahku." Toshihiko berkata ketika kami sampai di depan sebuah rumah kayu yang sederhana. Lalu berteriak, "Ibu! Ibu! Inilah tamu yang kita tunggu. Lihatlah, seorang Indonesia yang tersesat di kebun anggur Katsunuma. Bukankah ini suatu kehormatan bagi kita?" Bacaan tersebut termasuk teks fiksi karena a. memiliki unsur tema dan tokoh b. bersifat sistematis berdasarkan fakta yang ada c. narasi dan dialog menggunakan ragam bahasa baku d. menggunakan peribahasa untuk membandingkan suatu hal 5.Perhatikan teks berikut! Perkembangan teknologi informatika dalam satu dekade terakhir mengalami lonjakan luar biasa. Munculnya internet memudahkan setiap orang mendapat akses informasi. Tidak hanya sekadar berita, melalui internet orang bisa ber- jualan, memasang iklan, menikmati musik, dan memungkinkan individu mengetahui berbagai peristiwa secara intensif. Berdasarkan wacana tersebut, istilah yang dapat dideretkan dalam indeks dengan tepat adalah a. akses-individu-informatika-informasi- teknologi b. akses-iklan-individu-intensif-internet C. iklan-individu-informasi-intensif-internet d. individu-informasi-intensif-internet-iklan 6.Perhatikan kutipan indeks berikut! Gaib 8 Ilmu Fisika 7 Ilustrasi 57 Imajinasi 59 Implikasi 54 Magnetis 65 Pengetahuan eksakta 46 Pengetahuan keras 47 Pengetahuan lunak 48 Pengetahuan non-eksakta 45 Berikut ini pernyataan yang tidak benar berdasarkan indeks tersebut adalah a. Di halaman 46, kita dapat mempelajari materi pengetahuan keras. b. Materi tentang implikasi dapat kita jumpai di halaman 54. C. Di halaman 45 kita dapat mempelajari pengetahuan non-eksakta d. Pengetahuan eksakta dapat kita pelajari di halaman 46. *kutipan teks drama berikut untuk soal nomor 7 - 9* (1) Mayor: "Berapa lama lagi aku harus menunggu? Lihat semburat matahari sudah terlihat." (sambil menggebrak meja) (2) Kopral: "Sabarlah sedikit, Pak." (3) Mayor "Jangan ditawar lagi." (4) Kopral: "Apanya, Pak?" (5) Mayor: "Kesabarannya! Sejak kemarin kesabaran saya habis. Sabar itu prinsip. Tidak bisa ditawar- tawar, ngerti?" (6) Kopral: "Kalau begitu kuralat ucapanku tadi." (7) Mayor: "Ya, tapi pertanyaanku belum Bung jawab. Berapa lama lagi? Semburat matahari sudah terlihat tu!" 7.Dialog pada kutipan teks drama tersebut yang berisi kramagung ditandai dengan nomor a. (1) b. (3) c. (4) d. (5) 8.Latar disertai bukti nomor pada kutipan drama tersebut adalah .... a.. siang hari, bukti pada dialog nomor (7) b. menjelang maghrib, bukti pada dialog nomor (5) c.pagi hari, bukti pada dialog nomor (7) d. sore hari, bukti pada dialog nomor (1) 9.Amanat yang sesuai dengan kutipan teks drama tersebut adalah .... a. Kemarahan bukanlah cara penyelesaian masalah yang bijak. b. Seorang bawahan tidak sepatutnya melawan atasan sekalipun untuk membela kebenaran. c. Kita harus lebih banyak bersabar menghadapi apa pun. d. Kita harus mengikuti keinginan atasan walaupun tidak sejalan dengannya. *kutipan drama berikut untuk soal nomor 10-13* Fikri: "Hai sobat. Lho ada apa ini? Kamu kok kelihatan sedih?" Bayu: "Enggak. Perasaan kamu saja." Fikri: "Ayolah... Aku kenal kamu dari kecil. Aku bisa tahu kamu sedih, senang, malas, atau marah? Ayo katakan padaku siapa tahu aku bisa membantu." Bayu: "Kamu ini tau aja. Hari ini hari terakhir aku harus membayar SPP. Bapakku masih di luar kota. Ibuku sakit. Aku bingung harus bagaimana." Fikri :"Kenapa harus bingung. Aku bisa membantumu." Bayu: "Maksudmu?" Fikri: "Ya... membantumu. Aku punya uang tabungan dan cukup untuk membayar SPP mu." Bayu: "Wah... enggak ... enggak ... enggak aku tidak bisa menggunakan uang tabunganmu." Fikri: "Ayolah teman... aku tulus... kapan-kapan kamu dapat mengembalikannya." 10. Tema yang digambarkan pada kutipan drama tersebut adalah a. persahabatan antara kedua orang b. tolong-menolong antarteman yang mem- butuhkan c. persahabatan yang didukung oleh kedua orang tua d. masalah ekonomi keluarga yang tak kunjung reda 11.Tokoh Fikri dalam kutipan drama tersebut memiliki watak a. rendah hati b. tinggi hati c. baik hati d. kecil hati 12. Kutipan drama suasana tersebut menceritakan a. haru b. kaget c. kecewa d. sedih 13.(sambil terpogoh-pogoh masuk kamar tamu, Naja menangis) Naja: "Bu, aku sudah tidak kuat lagi kalau begini." Ibu: "Percayalah, Nak, masalah ini akan segera teratasi. Tuhan Maha Pengatur dan Mahabaik." Naja: "Tapi kapan? Kapan? Aku bosan sudah!" Ibu: "Bersabarlah, Nak. Jika sabar, masalah akan terurai satu per satu." (sambil membelai rambut Naja dengan penuh Kesabaran). Dalam struktur teks drama, kutipan tersebut merupakan bagian .... a. orientasi b. resolusi c. komplikasi d. epilog *kutipan buku berikut untuk soal nomor 14 dan 15* Bumi adalah tempat di mana kita, manusia, dan makhluk hidup lainnya berada. Bumi sering disebut juga sebagai planet biru. Kenapa? Karena bumi kalau dilihat dari luar angkasa terlihat dengan warna dominan biru. Tahukah kamu warna biru bumi yang terlihat dari angkasa raya itu? Itu adalah lautan. Karena sekitar 70% permukaan bumi merupakan lautan yang sangat luas. Sisanya 30% merupakan daratan yang tersusun atas dataran, gunung, dan lembah. Bumi juga dikelilingi oleh lapisan atmosfer yang merupakan pelindung bumi. 14. Teks tersebut tergolong sebagai karya nonfiksi karena .... a. berisi cerita karangan manusia b. bersifat informatif dan berisi kenyataan c. berasal dari imajinasi pengarang d. memiliki makna ganda 15. Inti dari kutipan buku tersebut adalah .... a. memaparkan tentang alam dan kerusakannya b. memaparkan secara detail tentang bumi c. menggambarkan tentang jenis-jenis atmosfer d. menjelaskan jenis-jenis planet 16.Bacalah kutipan teks fiksi berikut! Kehidupan keluarga ini sangat sederhana. Ayah dan Ibu setiap hari membanting tulang di ladang, seolah-olah kepala jadi betis, betis jadi kepala demi beberapa mulut yang harus dipenuhi. Orang tua ini ikhlas bekerja dengan tanggung jawab demi keluarga dan anak-anaknya kelak supaya jadi orang. Tak ada rotan akar pun jadi, begitulah kata orang tua itu. Daya tarik cuplikan teks fiksi tersebut tampak pada..... a. konflik dalam cerita b. latar cerita c. gaya bahasa penulis d. tema cerita 17.Perhatikan cuplikan teks berikut! Perempuan memang paling rentan terhadap anemia, terutama anemia karena kekurangan zat besi. Darah memang sangat penting bagi perempuan. Hal ini terutama pada saat hamil, zat besi itu dibagi dua, yaitu bagi si ibu dan janinnya. Apabila si ibu mengalami anemia, bisa terjadi abortus, lahir prematur, dan juga kematian saat melahirkan. Bahkan, bagi janin, zat besi juga dibutuhkan, terutama juga ada kaitannya dengan kecerdasan. Topik untuk diskusi berdasarkan bacaan tersebut adalah a. manfaat zat besi bagi bayi b. kesehatan ibu dan janin C. anemia sebagai penyakit berbahaya bagi perempuan d. sebab-sebab tingginya kernatian bayi dan anak di Indonesia *indeks berikut untuk soal nomor 18 dan 19* Aliterasi, 89, 93 Amanat, 5, 70 Arbitrer, 3, 65 Artikel, 8, 90 Balada, 25, 75 Drama, 89, 99 Epilog, 34, 36, 74 Fiksi, 3, 25, 90 18. Berdasarkan indeks buku nonfiksi tersebut, kita dapat menemukan istilah epilog di halaman.... a. 3,65 b. 25,75 c. 34, 36, dan 74 d. 3, 25, dan 90 19. Berdasarkan indeks buku tersebut, saat membuka halaman 25 kita dapat menemukan kata .... a. balada dan epilog b. balada dan fiksi c. balada dan drama d. balada

74

1.0

Jawaban terverifikasi

hadap peritaku anak bangsa untuk ke depannya dan akan membuat anak bangsa yang menjadi penerus Indonesia nantinya hancur dan setalu mernbuat masalah untuk negaranya sendiri. Tapi bagaimanakah cara mengatasinya? Walaupun sudah ada undang-undang yang menjelaskan tentang tayangan *kekerasan, tapi undang-undang itu masih sulit diterapkan di Indonesia. Lalu bagaimanakah cara mengatasinya? Mari kita pecahkan bersama dengan debat berikut ini. Andien : Banyak *kekerasan yang ditayangkan di televisi dan jika terus dibiarkan, itu akan sangat merusak karakter bangsa untuk ke depannya. Satya : Merusak karakter? Saya pikir tidak. Dion : Iya betul. Tayangan *kekerasan justru akan membawa seseorang yang menontonnya terbawa ke dalam kehidupan nyata. Itu malah lebih bagus. Bayu : Justru itu yang tidak boleh dibiarkan. Jika sudah terbawa dalam kehidupan nyata, cara menanggulanginya pun akan lebih sulit. Cika : Hal itu akan menimbulkan dampak besar bagi bangsa kita. Tri : Dampak besar seperti apa maksudnya? Andien : Sekarang banyak sekali tindakan *kriminal yang dilakukan di masyarakat, dan saya rasa itu karena mereka sering menonton- tayangan-tayangan seperti itu. Dion : Saya pikir itu bukan karena tayangan *kekerasan, karena walaupun orang tersebut tidak menonton tayangan tersebut kalau orang yang sudah memiliki jiwa keras pasti dia akan tetap melakukannya. Satya : Setiap orang pasti memiliki karakter yang buruk, tapi karakter itu tidak akan selalu datang ketika orang tersebut tidak memiliki tekanan. Bayu : Dan tayangan itulah yang menimbulkan *tekanan sehingga karakter buruk dari seseorang itu muncul. Tri : Saya rasa itu tidak menimbulkan *tekanan, justru tayangan yang dia tonton itu yang memang dia sukai. Jadi dia akan mersa lebih senang melihat itu, bukan tertekan. Cika : Tapi, sekarang sudah banyak pelaku-pelaku *kejahatan yang menggunakan media tayangan televisi untuk mengetahui suatu teknik dalam melaksanakan *kejahatan. Satya : Kalau itu namanya bukan merusak karakter, tapi dia memang karakternya sudah rusak dari dulu. Dion : Orang yang melakukan tindak *kriminal itu memang dari dulunya sudah memiliki dorongan untuk melakukan tindak *kriminalnya itu. Tri : Saya belum pernah mendengar ada seorang pelaku *kriminal melakukan kejahatan dengan alasan karena sering menonton tayangan *kekerasan. Andien : Ingat, karakter yang rusak itu bukanlah hanya orang melakukan tindakan *kriminal atau semacamnya. Tapi orang yang bolos sekolah, tidak mengedakan PR itu juga termasuk orang yang berkarakter buruk. Bayu : Itu lebih disebabkan karena orang tersebut sering menonton tayangan di TV dan mempraktikkannya dalam dunia nyata. Cika : Sehingga kali ini di buku-buku LKS juga disebutkan pendidikan karakter, dan itu bertujuan untuk mengurangi masalah yang disebabkan karena alasan tadi. Satya : Tapi sekarang TV sudah ada di mana-mana di setiap rumah. Dion : Dan setiap siswa pasti akan menontonnya. Bahkan, tayangan *kekerasan sudah biasa, karena jaman sekarang acara TV itu kebanyakan yang seperti itu. Tri : Tapi tidak semua siswa yang ada di kelas ini memilik karakter yang buruk, kan? Andien : Karena orang tidak akan berubah sifatnya dengan seketika, setelah orang itu nonton, sifatnya langsung berubah. Tidak mungkin seperti itu. Satya : Berarti perusakan watak sesorang bukanlah karena tayangan TV, kan? Bayu : Orang tidak akan merubah karakternya dengan seketika. Dion : Lalu, bagaimana dengan orang yang memilik watak yang buruk di sekolahnya? Cika : Itu karena orang tersebut memang dari dulunya seperti itu, dan tayangan TV semakin memperparahnya. Tri : Berarti intinya karakter buruk itu bukan karena tayangan *kekerasan di TV, tapi karena dorongan dari dirinya. Satya : Kalau memang tayangan *kekerasan itu merusak karakter bangsa, mengapa masih belum ada penegasan dari pemerintah, misalnya undang-undang atau semacamnya. Tri : Itu karena memang tayangan *kekerasan di TV itu masih belum sepenuhnya bisa merusak karakter bangsa. Satya : Walaupun memang sekarang banyak sekali karakter bangsa yang rusak tapi itu bukanlah sepenuhnya akibat tayangan di TV tapi waktulah yang merubah semua itu, karena tayangan di TV itu sepenuhnya hanyalah untuk hiburan semata. Tapi musibah yang datang kepada semua orang itu menyebabkan *tekanan yang *berat sehingga orang tersebut karakternya menjadi rusak. Andien : Waktu itu sementara, tapi pengalaman untuk selamanya. Memang orang yang melihat tayangan *kekerasan di TV itu tidak akan langsung rusak karakternya. Bayu : Tapi ingatan/imajinasi tayangan tersebut akan langsung melekat di dalam pikiran orang tersebut sampai kapanpun. Cika : Ketika orang itu mangalami *tekanan, maka imajinasi itu akan muncul dan langsung merubah pikirannya. Perlahan tapi pasti karakter *jelek akan muncul dari dalam dirinya. Dion : Jadi intinya bukan tayangan *kekerasan di televisi yang merusak karakter, tapi *tekanan *beratlah yang bisa menimbulkan orang tersebut melakukan apapun yang dia sukai. Tri : Sehingga watak b*uruk akan muncul dari dalam dirinya. Satya : Walaupun di sekolah sudah diadakan pendidikan karakter tapi itu tidak akan merubah semuanya, karena imajinasi *kekerasan yang ditonton ketika kecil akan selalu ada dalam pikiran setiap manusia, di manapun dan sampai kapanpun. Andien : Jadi semuanya setuju dengan pernyataan bahwa tayangan* kekerasan di televisi itulah yang merusak karakter bangsa, kan? Moderator : Jadi kesimpulannya adalah tayangan *kekerasan di televisi memang akan *merusak dan *meracuni otak kalian untuk ke depannya dan ketika kita mengalami *tekanan yang berat maka imajinasi *kekerasan akan muncul di dalam pikiran kita, karena tidak mungkin Ketika kita mengalami masalah yang ada di dalam pikiran kita itu adalah Spongebob, Marsha and The Bear, dan lainnya. Tapi yang akan muncul adalah imajinasi yang memang bisa menuntaskan masalah tersebut yang salah satunya adalah tayangan *kekerasan tadi. Waktu itu sementara, tapi pengalaman adalah untuk selamanya, tayangan itu tidak akan langsung merusak, tapi akan selalu ada dalam pikiran kita selamanya. Pendidikan karakter hanyalah sebagian kecil dari pembelajaran yang tidak akan bisa menuntaskan masalah tersebut, karena imajinasi itu lebih cerdas dari hanya sekadar pendidikan. Sumber: http:/jgamesojter-arena. blogspot. co. id/2014/ 05/contoh-teks-debat. html dengan pengubahan 2a. Permasalahan apakah yang mereka perdebatkan?"

2

0.0

Jawaban terverifikasi

Iklan

hadap peritaku anak bangsa untuk ke depannya dan akan membuat anak bangsa yang menjadi penerus Indonesia nantinya hancur dan setalu mernbuat masalah untuk negaranya sendiri. Tapi bagaimanakah cara mengatasinya? Walaupun sudah ada undang-undang yang menjelaskan tentang tayangan *kekerasan, tapi undang-undang itu masih sulit diterapkan di Indonesia. Lalu bagaimanakah cara mengatasinya? Mari kita pecahkan bersama dengan debat berikut ini. Andien : Banyak *kekerasan yang ditayangkan di televisi dan jika terus dibiarkan, itu akan sangat merusak karakter bangsa untuk ke depannya. Satya : Merusak karakter? Saya pikir tidak. Dion : Iya betul. Tayangan *kekerasan justru akan membawa seseorang yang menontonnya terbawa ke dalam kehidupan nyata. Itu malah lebih bagus. Bayu : Justru itu yang tidak boleh dibiarkan. Jika sudah terbawa dalam kehidupan nyata, cara menanggulanginya pun akan lebih sulit. Cika : Hal itu akan menimbulkan dampak besar bagi bangsa kita. Tri : Dampak besar seperti apa maksudnya? Andien : Sekarang banyak sekali tindakan *kriminal yang dilakukan di masyarakat, dan saya rasa itu karena mereka sering menonton- tayangan-tayangan seperti itu. Dion : Saya pikir itu bukan karena tayangan *kekerasan, karena walaupun orang tersebut tidak menonton tayangan tersebut kalau orang yang sudah memiliki jiwa keras pasti dia akan tetap melakukannya. Satya : Setiap orang pasti memiliki karakter yang buruk, tapi karakter itu tidak akan selalu datang ketika orang tersebut tidak memiliki tekanan. Bayu : Dan tayangan itulah yang menimbulkan *tekanan sehingga karakter buruk dari seseorang itu muncul. Tri : Saya rasa itu tidak menimbulkan *tekanan, justru tayangan yang dia tonton itu yang memang dia sukai. Jadi dia akan mersa lebih senang melihat itu, bukan tertekan. Cika : Tapi, sekarang sudah banyak pelaku-pelaku *kejahatan yang menggunakan media tayangan televisi untuk mengetahui suatu teknik dalam melaksanakan *kejahatan. Satya : Kalau itu namanya bukan merusak karakter, tapi dia memang karakternya sudah rusak dari dulu. Dion : Orang yang melakukan tindak *kriminal itu memang dari dulunya sudah memiliki dorongan untuk melakukan tindak *kriminalnya itu. Tri : Saya belum pernah mendengar ada seorang pelaku *kriminal melakukan kejahatan dengan alasan karena sering menonton tayangan *kekerasan. Andien : Ingat, karakter yang rusak itu bukanlah hanya orang melakukan tindakan *kriminal atau semacamnya. Tapi orang yang bolos sekolah, tidak mengedakan PR itu juga termasuk orang yang berkarakter buruk. Bayu : Itu lebih disebabkan karena orang tersebut sering menonton tayangan di TV dan mempraktikkannya dalam dunia nyata. Cika : Sehingga kali ini di buku-buku LKS juga disebutkan pendidikan karakter, dan itu bertujuan untuk mengurangi masalah yang disebabkan karena alasan tadi. Satya : Tapi sekarang TV sudah ada di mana-mana di setiap rumah. Dion : Dan setiap siswa pasti akan menontonnya. Bahkan, tayangan *kekerasan sudah biasa, karena jaman sekarang acara TV itu kebanyakan yang seperti itu. Tri : Tapi tidak semua siswa yang ada di kelas ini memilik karakter yang buruk, kan? Andien : Karena orang tidak akan berubah sifatnya dengan seketika, setelah orang itu nonton, sifatnya langsung berubah. Tidak mungkin seperti itu. Satya : Berarti perusakan watak sesorang bukanlah karena tayangan TV, kan? Bayu : Orang tidak akan merubah karakternya dengan seketika. Dion : Lalu, bagaimana dengan orang yang memilik watak yang buruk di sekolahnya? Cika : Itu karena orang tersebut memang dari dulunya seperti itu, dan tayangan TV semakin memperparahnya. Tri : Berarti intinya karakter buruk itu bukan karena tayangan *kekerasan di TV, tapi karena dorongan dari dirinya. Satya : Kalau memang tayangan *kekerasan itu merusak karakter bangsa, mengapa masih belum ada penegasan dari pemerintah, misalnya undang-undang atau semacamnya. Tri : Itu karena memang tayangan *kekerasan di TV itu masih belum sepenuhnya bisa merusak karakter bangsa. Satya : Walaupun memang sekarang banyak sekali karakter bangsa yang rusak tapi itu bukanlah sepenuhnya akibat tayangan di TV tapi waktulah yang merubah semua itu, karena tayangan di TV itu sepenuhnya hanyalah untuk hiburan semata. Tapi musibah yang datang kepada semua orang itu menyebabkan *tekanan yang *berat sehingga orang tersebut karakternya menjadi rusak. Andien : Waktu itu sementara, tapi pengalaman untuk selamanya. Memang orang yang melihat tayangan *kekerasan di TV itu tidak akan langsung rusak karakternya. Bayu : Tapi ingatan/imajinasi tayangan tersebut akan langsung melekat di dalam pikiran orang tersebut sampai kapanpun. Cika : Ketika orang itu mangalami *tekanan, maka imajinasi itu akan muncul dan langsung merubah pikirannya. Perlahan tapi pasti karakter *jelek akan muncul dari dalam dirinya. Dion : Jadi intinya bukan tayangan *kekerasan di televisi yang merusak karakter, tapi *tekanan *beratlah yang bisa menimbulkan orang tersebut melakukan apapun yang dia sukai. Tri : Sehingga watak b*uruk akan muncul dari dalam dirinya. Satya : Walaupun di sekolah sudah diadakan pendidikan karakter tapi itu tidak akan merubah semuanya, karena imajinasi *kekerasan yang ditonton ketika kecil akan selalu ada dalam pikiran setiap manusia, di manapun dan sampai kapanpun. Andien : Jadi semuanya setuju dengan pernyataan bahwa tayangan* kekerasan di televisi itulah yang merusak karakter bangsa, kan? Moderator : Jadi kesimpulannya adalah tayangan *kekerasan di televisi memang akan *merusak dan *meracuni otak kalian untuk ke depannya dan ketika kita mengalami *tekanan yang berat maka imajinasi *kekerasan akan muncul di dalam pikiran kita, karena tidak mungkin Ketika kita mengalami masalah yang ada di dalam pikiran kita itu adalah Spongebob, Marsha and The Bear, dan lainnya. Tapi yang akan muncul adalah imajinasi yang memang bisa menuntaskan masalah tersebut yang salah satunya adalah tayangan *kekerasan tadi. Waktu itu sementara, tapi pengalaman adalah untuk selamanya, tayangan itu tidak akan langsung merusak, tapi akan selalu ada dalam pikiran kita selamanya. Pendidikan karakter hanyalah sebagian kecil dari pembelajaran yang tidak akan bisa menuntaskan masalah tersebut, karena imajinasi itu lebih cerdas dari hanya sekadar pendidikan. Sumber: http:/jgamesojter-arena. blogspot. co. id/2014/ 05/contoh-teks-debat. html dengan pengubahan 2d. Siapakah yang menjadi tim penengah? Buktikanlah!

2

0.0

Jawaban terverifikasi

Soal Essay nomor 1-5! Hadiah : 5.000 poin 1) Apa perbedaan antara kejujuran dan kebohongan? Sebutkan dan jelaskan beberapa contoh! (Jika ada) 2) Apa perbedaan antara sisi terangπŸ’‘dan sisi gelap? Sebutkan dan jelaskan beberapa contoh! (Jika ada) 3) Negara kita menempatkan peringkat kedua, sebagai negara paling tidak jujur dalam akademik di dunia. Selama ketidakjujuran masih ada, kita tidak dapat memberi harapan untuk bisa jadi negara maju di tahun 2035-2045 mendatang. Padahal kita mempunyai sebuah aplikasi Ruangguru untuk membantu belajar dari kelas 1 SD sampai kelas 12 SMA. Sayangnya jumlah unduhan siswa hanya sekitar 25 juta orang dari 278 juta orang di seluruh Indonesia. Alasan tidak semua orang download apk adalah sebagian besar orang sudah pada kerja, sebagian pada penganggur, dan sebagian kecil pelajar belum mencoba apk ini. Bahkan orang menengah kebawah tidak bisa main apk Ruangguru, kalau tidak punya HP. Akibatnya, negara bangsa kita jadi tercemar, gara-gara manusia tidak jujur dan lemah hukum dari pemerintah otonomi daerah. Berdasarkan keburukan diatas, mengapa apk ruangguru tidak seramai di FYP medosos dan apa saja pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari sisi gelap NKRI tersebut? Jelaskan harapan dan kesempatan! (Jika perlu) 4) Perhatikan Ilustrasi berikut! (berdasarkan nomor 2 atas) Sebagian orang yang melihat berita ini merasa, kalau negara kita sudah tidak ada harapan lagi untuk bisa memajukan negara. Karena negara kita semakin tertinggal dari negara lain. Tidak heran kalau suatu saat nanti ada negara menyerang NKRI, maka hancurlah semua harapan kehidupan dan mengambil ahli semua tanah kita dari negara asing. Akhirnya beberapa kelompok orang seluruh daerah menulis surat untuk mengakhiri hidupnya dengan cara b*n*h diri. Cara ini sebagai bentuk pasrah bagi sebagian rakyat negara, sampai dunia internasional jadi kaget. Berdasarkan ilustrasi tadi, mengapa rakyat begitu cemas sama situasi ketidakjujuran dan apa jadinya kalau 278 juta jiwa mengakhiri hidup barengan? Jelaskan dampaknya! 5) Setelah membaca nomor 3 dan 4, kita semakin paham betapa kejamnya manusia sebagai ketidakpedulian sesamanya. Walaupun begitu, bukan berarti kita langsung mengakhiri hidup. Perlu di ingat, bahwa tidak semua penduduk Indonesia antara penjabat atau rakyat itu jahat lho. Masih banyak orang yang peduli mengenai sosial postif dan kerjasama. Kalau sosial tidak ada, maka teknologi, makanan cepat saji, dan kendaraan gak bakalan ada sampai saat ini. Bandingkan sama negara lain, yang paling bahaya itu justru perang senjata yang bisa memakan banyak korban di timur tengah. Solusinya hanya satu, yaitu memperkuat hukum dalam UU tentang masalah kejujuran. Hukuman ini akan diberatkan, tergantung tingkat keparahan suatu negara. Berdasarkan diatas, bagaimana tanggapanmu?

24

5.0

Jawaban terverifikasi

Fenomena Sosial Pengamen Jalanan Pengamen perkotaan adalah fenomena yang mulai dipandang sebagai masalah serius, terutama dengan semakin banyaknya permasalahan sosial ekonomi dan politik yang ditimbulkannya. Modernisasi dan industrialisasi sering dituding sebagai pemicu utama dari banyak pengamen di perkotaan. Perkembangan daerah perkotaan secara pesat mengundang terjadinya urbanisasi. Orang yang datang ke kota tidak mempunyai keterampilan untuk mencari kerja di kota. Akibatnya, mereka berdiam di daerah kumuh yang identik dengan kemiskinan perkotaan. Indonesia merupakan negara berkembang.Masalah kemiskinan menjadi masalah utama, baik di kota maupun di desa. Kita dapat melihat di setiap kota pasti ada perumahan yang berimpitan satu dengan yang lainnya. Selain itu, banyaknya pengamen, pengemis, dan anak jalanan makin memperjelas wajah kumuh perkotaan. Pada malam hari terlihat orang-orang tertentu tidur di emperan toko pinggir jalan. Kondisi demikian sangat memprihatinkan dan harus segera diatasi. Ada beberapa faktor yang menyebabkan adanya pengamen jalanan. Faktor-faktor yang membuat seseorang mengamen sebagai berikut. 1. Faktor Ekonomi Anak mengamen demi tuntutan ekonomi. Orang tua tidak mampu membiayai kebutuhan hidup dan kebutuhan sekolah mereka. Demi memenuhi kebutuhan tersebut, seorang anak harus mengamen. Orang tua yang malas hanya mengandalkan hasil mengamen anaknya tanpa mau bekerja. 2. Kurang Kasih Sayang Anak yang kurang kasih sayang atau tidak menerima kasih sayang dari orang tua rawan menjadi pengamen jalanan. Artinya, orang tua terlalu sibuk mencari harta atau kesenangan. Orang tua tidak memiliki waktu untuk mencurahkan perhatian, bertanya tentang masalah anak, bertukarpikiran, dan berbagi rasa dengan anak. Dengan tidak menerima kasih sayang dari orang tua, anak pun mencari kesenangan lain untuk menghibur diri. Mengamen adalah salah satu sarana untuk menghibur diri bagi anak. Dengan bernyanyi sebagai pengamen, mereka dapat menghibur hati, mengungkapkan isi hati, dan menghabiskan waktu. 3. Rasa Ikut-ikutan Anak dipengaruhi lingkungan atau teman sebaya untuk mencari hiburan, menghindari pekerjaan rumah, tugas- tugas sekolah, atau merasa hebat akan dirinya. Padahal jika ditelusuri, segi ekonomi bukan penyebab anak menjadi seorang pengamen. Kadang-kadang mereka hanya ikut-ikutan atau dipengaruhi oleh teman-temannya. Meskipun pengamen anak-anak tersebut harus mengalami panas terik, hujan, caci maki, pukulan, mereka tetap berjumlah banyak. Hampir di setiap persimpangan jalan dapat ditemui pengamen berusia anak-anak. Selain di persimpangan jalan, mereka mengamen di pasar, rumah makan, dan terminal, Mereka dianggap sebagai penyebab kemacetan lalu lintas, berkurangnya nilai estetika tata ruang kota, dan mengganggu kenyamanan pengguna jalan raya. Hasil penelitian menjelaskan bahwa psikologis pengamen anak-anak tidak memiliki rasa malu, tidak peduli atau tak acuh. Sikap tersebut dilakukan agar keberadaan mereka diterima masyarakat sebagai bentuk budaya baru. Agar keberadaan mereka tetap eksis, pengamen anak-anak juga berupaya untuk melawan berbagai pihak, baik pihak hukum maupun pihak nonhukum. Mereka hanya mempertahankan harga diri dan rasa solidaritas di antara mereka. Fenomena sosial kehidupan pengamen anak-anak memiliki dua arti, yaitu pengaruh yang hanya bekerja di jalanan dan menunjukkan gaya kehidupan di jalanan. Bekerja di jalanan artinya mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup anaknya, sedangkan gaya hidup di jalanan hanya sekadar mewujudkan gaya hidup jalanan yang bebas. Dari segi usia, sebenarnya mereka tidak wajib mencari nafkah. Orang tua merekalah harus memiliki tanggung jawab dan memberi kasih sayang kepada mereka. Meskipun orang tua tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sebaiknya anak tidak diperbolehkan mengamen. Orang tua harus mampu memberikan tanggung jawab dan kasih sayang kepada anak agar tidak menjadi pengamen di tengah kota. Di samping itu, aparat hukum harus memiliki aturan yang tegas terhadap hukum, Hukum harus ditegakkan demi masa depan anak bangsa. Apabila hal-hal ini dilakukan, sangat tipis kemungkinan munculnya pengamen sebagai penyebab di jalanan perkotaan. Tentukan struktur teks eksplanasi di atas!

20

0.0

Jawaban terverifikasi