Nadin A

24 Juni 2024 16:33

Iklan

Nadin A

24 Juni 2024 16:33

Pertanyaan

Nuna menabung di bank sebesar Rp3.000.000,00 dengan bunga mejemuk 11% per tahun. Besarnya tabungan Nuna pada akhir tahun ke-3 adalah.... A. Rp3.578.000,00 B. Rp3.687.000,00 C. Rp4.1 02.893,00 D. Rp4.104.893,00 E. Rp4.11 0,893,00

8 dari 10 siswa nilainya naik

dengan paket belajar pilihan

Habis dalam

01

:

16

:

08

:

22

Klaim

4

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Kevin L

Gold

25 Juni 2024 13:35

Jawaban terverifikasi

Penjelasan Lengkap Soal: Nuna menabung di bank sebesar Rp3.000.000,00 dengan bunga majemuk 11% per tahun. Besarnya tabungan Nuna pada akhir tahun ke-3 adalah.... Jawaban: A. Rp3.578.000,00 B. Rp3.687.000,00 C. Rp4.102.893,00 D. Rp4.104.893,00 E. Rp4.110.893,00 Penjelasan: Untuk menghitung besarnya tabungan Nuna pada akhir tahun ke-3, kita dapat menggunakan rumus bunga majemuk berikut: A = P * (1 + r/n)^(nt) di mana: * A: Saldo akhir * P: Saldo awal (Rp3.000.000,00) * r: Suku bunga tahunan (11%) * n: Jumlah periode bunga dalam setahun (1) * t: Jumlah tahun (3) Dengan memasukkan nilai-nilai tersebut ke dalam rumus, kita dapat memperoleh: A = 3.000.000 * (1 + 11/100)^(1 * 3) A = 3.000.000 * (1,11)^(3) A ≈ Rp4.104.893,00 Kesimpulan: Jadi, besarnya tabungan Nuna pada akhir tahun ke-3 adalah Rp4.104.893,00. Jawaban yang benar adalah D. Penjelasan lebih lanjut: Bunga majemuk adalah bunga yang dihitung atas pokok awal dan bunga yang telah diakumulasikan pada periode sebelumnya. Dalam contoh ini, Nuna akan mendapatkan bunga 11% dari pokok awal Rp3.000.000,00 pada akhir tahun pertama. Pada tahun kedua, Nuna akan mendapatkan bunga 11% dari pokok awal Rp3.300.000,00 (termasuk bunga tahun pertama). Hal ini akan terus berulang pada tahun ketiga, dan seterusnya. Dengan menggunakan bunga majemuk, Nuna akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan bunga tunggal. Hal ini karena bunga majemuk terus diakumulasikan pada periode berikutnya. Kesimpulan: Bunga majemuk adalah cara yang efektif untuk meningkatkan tabungan Anda. Dengan bunga majemuk, Anda dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar dari waktu ke waktu.


Iklan

Nanda R

Community

28 Juni 2024 12:11

Jawaban terverifikasi

Untuk menghitung besarnya tabungan Nuna setelah 3 tahun dengan bunga majemuk, kita dapat menggunakan rumus: \[ A = P \times \left(1 + \frac{r}{100}\right)^n \] di mana: - \( A \) adalah jumlah akhir tabungan, - \( P \) adalah jumlah awal tabungan (Rp3.000.000,00), - \( r \) adalah tingkat bunga per tahun (11%), - \( n \) adalah jumlah tahun (3 tahun). Mari kita hitung secara detail: 1. Hitung jumlah akhir tabungan: \[ A = Rp3.000.000,00 \times \left(1 + \frac{11}{100}\right)^3 \] 2. Hitung \( \left(1 + \frac{11}{100}\right)^3 \): \[ \left(1 + \frac{11}{100}\right)^3 = \left(1.11\right)^3 = 1.367631 \] 3. Kalikan jumlah awal tabungan dengan hasil dari langkah sebelumnya: \[ A = Rp3.000.000,00 \times 1.367631 \] \[ A = Rp4.103.893,00 \] Jadi, besarnya tabungan Nuna pada akhir tahun ke-3 adalah Rp4.103.893,00. Opsi yang paling dekat dengan hasil perhitungan ini adalah: D. Rp4.104.893,00 Namun, hasil perhitungan sebenarnya adalah Rp4.103.893,00 setelah pembulatan yang tepat.


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Sahabat yang Tergadai Rina dan Maya telah bersahabat sejak kecil. Mereka tinggal di kompleks perumahan yang sama, duduk di bangku sekolah yang sama, bahkan berbagi mimpi untuk bisa terus bersama hingga dewasa. Setiap sore, Rina selalu datang ke rumah Maya untuk bermain atau sekadar mengerjakan PR bersama. Rumah Maya terasa hangat dan nyaman, penuh dengan canda tawa dan rasa kekeluargaan. Maya adalah teman yang selalu mendukung Rina dalam segala hal, tak peduli apa yang terjadi. Namun, suatu hari segalanya berubah. Ayah Maya, yang sebelumnya memiliki usaha sukses, mengalami kebangkrutan. Usahanya gulung tikar setelah dihadapkan pada masalah keuangan yang tak terduga. Keluarga Maya terpaksa menjual rumah mereka dan pindah ke sebuah rumah kontrakan kecil di pinggiran kota. Maya tak lagi bisa mengenakan seragam baru yang biasa mereka beli bersama di awal tahun ajaran. Kini, pakaian Maya tampak kusam, dan sepatu yang dia kenakan mulai berlubang di ujungnya. Pada awalnya, Rina tetap berteman dengan Maya seperti biasa. Mereka masih bertemu di sekolah, dan Rina sesekali mengundang Maya ke rumahnya. Namun, Rina mulai mendengar bisik-bisik dari teman-teman lainnya. "Kenapa masih berteman dengan Maya? Keluarganya sudah jatuh miskin. Nanti kamu jadi terlihat seperti dia." Salah seorang teman di kelas berkata dengan nada mengejek. Bisikan-bisikan itu semakin keras, bahkan beberapa di antaranya terang-terangan menertawakan Maya di depan Rina. Rina merasa tersudut. Di satu sisi, dia merasa bersalah kepada Maya, sahabatnya sejak kecil, yang tidak pernah memintanya apa-apa kecuali persahabatan tulus. Namun di sisi lain, dia merasa takut dijauhi oleh teman-teman lain yang mulai memandang rendah Maya. Rina mulai menjaga jarak. Suatu sore, Maya mendatangi Rina. "Kenapa kamu menjauh? Aku merindukanmu, Rina," Maya bertanya dengan mata yang penuh harap, mencoba mencari jawaban atas perubahan sikap sahabatnya. Rina menghindari tatapan Maya, menunduk dan berpura-pura sibuk dengan bukunya. "Aku sibuk sekarang, banyak tugas. Maaf, Maya." Maya terdiam. Hatinya hancur. Dia tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi dia berharap itu tidak benar. Namun, kenyataannya terlalu menyakitkan untuk diabaikan. Sejak itu Maya tak pernah lagi mengajak Rina berbicara. Mereka masih bertemu di sekolah, tetapi Maya belajar untuk menahan diri dari rasa sakit ditinggalkan. Waktu berlalu, dan pertemanan mereka tergerus oleh jarak yang diciptakan Rina. Suatu hari, sekolah mengadakan reuni kecil bagi siswa-siswa angkatan mereka. Maya, yang sekarang telah menemukan jalan hidupnya sendiri, datang dengan percaya diri. Dia tak lagi terjebak dalam bayang-bayang masa lalu. Rina melihat Maya dari jauh, merasa tertampar oleh keberadaan sahabatnya yang dulu. Maya telah tumbuh menjadi sosok yang mandiri dan sukses, meski tanpa dirinya. Rina mendekat dengan perasaan bersalah. "Maya... maafkan aku." Maya menatapnya, senyumnya tenang. "Rina, aku sudah memaafkanmu sejak lama. Aku hanya belajar bahwa tidak semua hal bisa kita pertahankan, bahkan persahabatan. Kadang, orang berubah, dan itu tidak apa-apa. Yang penting, kita tetap berdiri dan melanjutkan hidup." Rina menahan air matanya. Pada saat itu, dia menyadari bahwa dia telah kehilangan lebih dari sekadar seorang sahabat. Dia telah kehilangan kesempatan untuk setia pada seseorang yang benar-benar berarti dalam hidupnya. Tapi, waktu tak bisa diputar kembali. Rina hanya bisa menerima kenyataan bahwa persahabatan mereka telah tergadai oleh ketakutan dan gengsi. Maya pun berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan Rina dalam kesunyian yang menyesakkan. Ubahlah cerpen tersebut menjadi sebuah adegan 1, adegan 2, adegan 3, dan adegan 4

10

0.0

Jawaban terverifikasi