Lia L

03 Oktober 2024 06:09

Iklan

Lia L

03 Oktober 2024 06:09

Pertanyaan

nilai estetika dalam cerpen Pengemis dan shalawat badar

nilai estetika dalam cerpen Pengemis dan shalawat badar

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

16

:

12

:

52

Klaim

6

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Luthfi Z

04 Oktober 2024 15:04

Jawaban terverifikasi

<p>Kecantikan Bahasa: Ahmad Tohari dikenal dengan gaya bahasa yang sederhana namun puitis. Dalam cerpen ini, bahasa yang digunakan tidak berlebihan, tetapi memiliki kekuatan dalam menyampaikan makna yang dalam. Gaya bahasanya juga mampu menciptakan suasana yang menyentuh perasaan pembaca, membuat pembaca dapat merasakan empati terhadap karakter pengemis.</p><p><br>2. Penggambaran Realitas Sosial: Cerpen ini menyajikan potret kehidupan kaum marginal dengan sangat realistis. Pengemis dalam cerita menggambarkan penderitaan sosial yang terabaikan oleh masyarakat. Nilai estetika muncul dari cara pengarang menyampaikan kritik sosial tersebut tanpa terkesan menggurui, tetapi melalui narasi yang kuat dan mengharukan.</p><p><br>3. Simbolisme: Sholawat Badar, sebagai simbol religius, berfungsi untuk menambahkan dimensi spiritual dalam cerpen. Estetika muncul dari kontras antara pengemis yang hidup dalam kesulitan dan penggunaan Sholawat Badar sebagai tanda harapan dan keimanan di tengah keterpurukan.<br>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p>

Kecantikan Bahasa: Ahmad Tohari dikenal dengan gaya bahasa yang sederhana namun puitis. Dalam cerpen ini, bahasa yang digunakan tidak berlebihan, tetapi memiliki kekuatan dalam menyampaikan makna yang dalam. Gaya bahasanya juga mampu menciptakan suasana yang menyentuh perasaan pembaca, membuat pembaca dapat merasakan empati terhadap karakter pengemis.


2. Penggambaran Realitas Sosial: Cerpen ini menyajikan potret kehidupan kaum marginal dengan sangat realistis. Pengemis dalam cerita menggambarkan penderitaan sosial yang terabaikan oleh masyarakat. Nilai estetika muncul dari cara pengarang menyampaikan kritik sosial tersebut tanpa terkesan menggurui, tetapi melalui narasi yang kuat dan mengharukan.


3. Simbolisme: Sholawat Badar, sebagai simbol religius, berfungsi untuk menambahkan dimensi spiritual dalam cerpen. Estetika muncul dari kontras antara pengemis yang hidup dalam kesulitan dan penggunaan Sholawat Badar sebagai tanda harapan dan keimanan di tengah keterpurukan.
 

 


Iklan

Rendi R

Community

14 Oktober 2024 23:04

Jawaban terverifikasi

<p>Nilai estetika dalam cerpen <strong>"Pengemis dan Shalawat Badar"</strong> karya <strong>Ahmad Tohari</strong> terletak pada kesederhanaan penyampaiannya dan kekuatan simbolisme di dalamnya. Cerita ini mengisahkan seorang pengemis yang menggunakan <strong>Shalawat Badar</strong> sebagai cara untuk mengemis di dalam bus. Meskipun sederhana, cerpen ini penuh makna filosofis tentang keimanan dan kepasrahan terhadap Tuhan.</p><p>Unsur estetika yang muncul mencakup:</p><ol><li><strong>Penggunaan Shalawat Badar</strong>: Shalawat yang sakral diubah menjadi alat untuk mengemis, menimbulkan perasaan paradoks antara hal yang religius dengan kenyataan sosial yang memprihatinkan.</li><li><strong>Konflik batin tokoh 'aku'</strong>: Penokohan yang dilukiskan dengan perasaan simpati tetapi juga kritik sosial atas fenomena tersebut, memberikan kedalaman emosional pada pembaca.</li><li><strong>Gaya bahasa sederhana</strong>: Meskipun tanpa kata-kata yang rumit, cerita ini menyampaikan pesan moral yang mendalam mengenai kemiskinan, kepasrahan, dan nilai religius.</li></ol><p>Selain itu, Tohari tidak berpretensi menggurui, memberikan kebebasan pada pembaca untuk menginterpretasikan pesan dari kisah ini</p>

Nilai estetika dalam cerpen "Pengemis dan Shalawat Badar" karya Ahmad Tohari terletak pada kesederhanaan penyampaiannya dan kekuatan simbolisme di dalamnya. Cerita ini mengisahkan seorang pengemis yang menggunakan Shalawat Badar sebagai cara untuk mengemis di dalam bus. Meskipun sederhana, cerpen ini penuh makna filosofis tentang keimanan dan kepasrahan terhadap Tuhan.

Unsur estetika yang muncul mencakup:

  1. Penggunaan Shalawat Badar: Shalawat yang sakral diubah menjadi alat untuk mengemis, menimbulkan perasaan paradoks antara hal yang religius dengan kenyataan sosial yang memprihatinkan.
  2. Konflik batin tokoh 'aku': Penokohan yang dilukiskan dengan perasaan simpati tetapi juga kritik sosial atas fenomena tersebut, memberikan kedalaman emosional pada pembaca.
  3. Gaya bahasa sederhana: Meskipun tanpa kata-kata yang rumit, cerita ini menyampaikan pesan moral yang mendalam mengenai kemiskinan, kepasrahan, dan nilai religius.

Selain itu, Tohari tidak berpretensi menggurui, memberikan kebebasan pada pembaca untuk menginterpretasikan pesan dari kisah ini


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Manakah yang mengandung majas metafora? A. Matanya yang biru seperti samudra menghanyutkanku. B. la mencengkeram lenganku dengan kuat. C. Hatinya bagai batu tak tersentuh. D. Keringat membasahi dahinya. Ε. la menatapku dengan pandangan menusuk. Dan beri penjelasan

7

5.0

Jawaban terverifikasi