Gracya E

29 November 2024 07:16

Iklan

Gracya E

29 November 2024 07:16

Pertanyaan

mengapa gagalnya kebijakan ekonomi pada masa demokrasi terpimpin?

mengapa gagalnya kebijakan ekonomi pada masa demokrasi terpimpin?

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

01

:

20

:

57

:

53

Klaim

13

1

Jawaban terverifikasi

Iklan

Rendi R

Community

30 November 2024 11:25

Jawaban terverifikasi

<p>Kegagalan kebijakan ekonomi pada masa <strong>Demokrasi Terpimpin</strong> (1959–1965) disebabkan oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal, yang menciptakan ketidakstabilan ekonomi. Berikut adalah beberapa alasan utama:</p><p>1. <strong>Sentralisasi Ekonomi dan Ketidakefektifan Kebijakan</strong></p><ul><li>Pemerintah memusatkan pengelolaan ekonomi di bawah kendali negara, tetapi pengelolaan ini sering tidak efisien.</li><li>Banyak kebijakan yang hanya fokus pada tujuan politik, seperti memperkuat kekuasaan Presiden Sukarno, tanpa mempertimbangkan dampak ekonomi jangka panjang.</li></ul><p>2. <strong>Inflasi yang Sangat Tinggi</strong></p><ul><li>Pemerintah terus mencetak uang untuk membiayai proyek-proyek besar seperti pembangunan Monumen Nasional (Monas) dan biaya konfrontasi dengan Malaysia.</li><li>Hal ini menyebabkan inflasi yang sangat tinggi, bahkan mencapai lebih dari <strong>600%</strong> per tahun, sehingga daya beli rakyat menurun drastis.</li></ul><p>3. <strong>Pengeluaran Negara yang Tidak Terkontrol</strong></p><ul><li>Anggaran negara banyak digunakan untuk proyek-proyek mercusuar, seperti pembangunan stadion besar dan kegiatan politik internasional.</li><li>Biaya militer untuk konfrontasi dengan Malaysia (Dwikora) dan pembebasan Irian Barat juga sangat membebani ekonomi.</li></ul><p>4. <strong>Kebijakan Nasakom (Nasionalisme, Agama, dan Komunisme)</strong></p><ul><li>Upaya menyatukan ideologi nasionalisme, agama, dan komunisme dalam kebijakan ekonomi menciptakan konflik antara kelompok politik dan mengganggu pelaksanaan kebijakan ekonomi yang konsisten.</li></ul><p>5. <strong>Krisis Distribusi dan Kelangkaan Barang</strong></p><ul><li>Distribusi bahan pokok tidak merata karena buruknya infrastruktur dan administrasi.</li><li>Banyak barang impor yang sulit masuk karena pemerintah menerapkan kebijakan ekonomi yang proteksionis.</li></ul><p>6. <strong>Kehancuran Sektor Pertanian dan Industri</strong></p><ul><li>Pemerintah tidak memberikan perhatian cukup pada sektor pertanian dan industri, sehingga produksi pangan menurun.</li><li>Kelaparan terjadi di beberapa wilayah karena distribusi bahan pokok terganggu.</li></ul><p>7. <strong>Korupsi dan Mismanajemen</strong></p><ul><li>Korupsi meluas di kalangan pejabat pemerintah, yang memperburuk pelaksanaan kebijakan ekonomi.</li><li>Manajemen ekonomi tidak profesional dan sering kali hanya berdasarkan loyalitas politik.</li></ul><p>8. <strong>Pengaruh Faktor Eksternal</strong></p><ul><li>Situasi global saat itu juga tidak mendukung, seperti perang dingin dan ketegangan internasional yang memengaruhi hubungan dagang Indonesia dengan negara-negara lain.</li></ul><p>Dampak dari Kegagalan Ini:</p><ul><li>Ketidakstabilan ekonomi yang parah.</li><li>Rakyat menderita akibat tingginya harga barang dan rendahnya pendapatan.</li><li>Ketidakpuasan rakyat yang menjadi salah satu penyebab jatuhnya pemerintahan Sukarno dan awal Orde Baru pada 1966.</li></ul><p>Demokrasi Terpimpin menunjukkan bahwa kebijakan ekonomi yang tidak didasarkan pada asas keadilan, efisiensi, dan keseimbangan dapat membawa dampak buruk bagi negara.</p>

Kegagalan kebijakan ekonomi pada masa Demokrasi Terpimpin (1959–1965) disebabkan oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal, yang menciptakan ketidakstabilan ekonomi. Berikut adalah beberapa alasan utama:

1. Sentralisasi Ekonomi dan Ketidakefektifan Kebijakan

  • Pemerintah memusatkan pengelolaan ekonomi di bawah kendali negara, tetapi pengelolaan ini sering tidak efisien.
  • Banyak kebijakan yang hanya fokus pada tujuan politik, seperti memperkuat kekuasaan Presiden Sukarno, tanpa mempertimbangkan dampak ekonomi jangka panjang.

2. Inflasi yang Sangat Tinggi

  • Pemerintah terus mencetak uang untuk membiayai proyek-proyek besar seperti pembangunan Monumen Nasional (Monas) dan biaya konfrontasi dengan Malaysia.
  • Hal ini menyebabkan inflasi yang sangat tinggi, bahkan mencapai lebih dari 600% per tahun, sehingga daya beli rakyat menurun drastis.

3. Pengeluaran Negara yang Tidak Terkontrol

  • Anggaran negara banyak digunakan untuk proyek-proyek mercusuar, seperti pembangunan stadion besar dan kegiatan politik internasional.
  • Biaya militer untuk konfrontasi dengan Malaysia (Dwikora) dan pembebasan Irian Barat juga sangat membebani ekonomi.

4. Kebijakan Nasakom (Nasionalisme, Agama, dan Komunisme)

  • Upaya menyatukan ideologi nasionalisme, agama, dan komunisme dalam kebijakan ekonomi menciptakan konflik antara kelompok politik dan mengganggu pelaksanaan kebijakan ekonomi yang konsisten.

5. Krisis Distribusi dan Kelangkaan Barang

  • Distribusi bahan pokok tidak merata karena buruknya infrastruktur dan administrasi.
  • Banyak barang impor yang sulit masuk karena pemerintah menerapkan kebijakan ekonomi yang proteksionis.

6. Kehancuran Sektor Pertanian dan Industri

  • Pemerintah tidak memberikan perhatian cukup pada sektor pertanian dan industri, sehingga produksi pangan menurun.
  • Kelaparan terjadi di beberapa wilayah karena distribusi bahan pokok terganggu.

7. Korupsi dan Mismanajemen

  • Korupsi meluas di kalangan pejabat pemerintah, yang memperburuk pelaksanaan kebijakan ekonomi.
  • Manajemen ekonomi tidak profesional dan sering kali hanya berdasarkan loyalitas politik.

8. Pengaruh Faktor Eksternal

  • Situasi global saat itu juga tidak mendukung, seperti perang dingin dan ketegangan internasional yang memengaruhi hubungan dagang Indonesia dengan negara-negara lain.

Dampak dari Kegagalan Ini:

  • Ketidakstabilan ekonomi yang parah.
  • Rakyat menderita akibat tingginya harga barang dan rendahnya pendapatan.
  • Ketidakpuasan rakyat yang menjadi salah satu penyebab jatuhnya pemerintahan Sukarno dan awal Orde Baru pada 1966.

Demokrasi Terpimpin menunjukkan bahwa kebijakan ekonomi yang tidak didasarkan pada asas keadilan, efisiensi, dan keseimbangan dapat membawa dampak buruk bagi negara.


Iklan

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

kebijakan pada masa orde Baru dibidang politik, ekonomi, dan sosial budaya

6

5.0

Jawaban terverifikasi