Yudhistira Y

15 Agustus 2022 05:03

Iklan

Iklan

Yudhistira Y

15 Agustus 2022 05:03

Pertanyaan

Memoar Seorang Budayawan Judul : 65 = 67, Catatan Acak-acakan, Cacatan Apa Adanya Penulis : Ayatrohaedi Penerbit : Pustaka Jaya Terbit : I, Januari 2011 Halaman : 631 Harga : Rp. 90.000 Ayatrohaedi adalah sosok yang menonjol dalam jagat kebudayaan Indonesia. Ia adalah orang yang banyak terlibat langsung dalam perkembangan ilmu-ilmu kebudayaan, kesusastraan, dan kepurbakalaan di Indonesia. Buku ini mengisahkan perjalanan "karier" Ayatrohaedi sejak ia menjadi mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia, hingga menjadi guru besar di Fakultas Ilmu Budaya di almamaternya, Universitas Indonesia. Kehidupan yang sederhana namun penuh dinamika adalah ungkapan yang pas untuk menggambarkan periode kehidupan Ayat, demikian panggilan akrab Ayatrohaedi, selama menjadi mahasiswa tingkat sarjana di Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Dikatakan sederhana karena Ayat adalah sosok yang menjalani kehidupan sebagai mahasiswa dengan apa adanya. Ia tidak berusaha memiliki gaya hidup lebih dari apa yang dapat dilakukannya. Ayat juga disebut penuh dinamika karena selama menjalani dunia mahasiswa ia banyak aktif dalam berbagai kegiatan, mulai dari yang bersifat akademis hingga kegiatan "turun ke jalan" untuk menentang rezim penguasa. Salah satu hal yang dikisahkan oleh Ayat adalah bagaimana ia melihat Arif Rahman Hakim, mahasiswa Universitas Indonesia yang tertembak ketika menggelar unjuk rasa Tritura. Ayat melihat sendiri Arif yang berada di belakangnya bersimbah darah akibat tembakan. Oleh karena itu, ia merasa kecewa dengan ucapan seorang kader partai besar yang mengatakan bahwa Arif Rahman Hakim adalah tokoh fiksi yang sengaja dihembuskan saja untuk menarik perhatian. Ayat juga mengisahkan peristiwa pergulatan intelektualnya. Salah satunya adalah keterlibatan Ayat dalam Lembaga Basa Jeung Sastra Sunda (LBSS) atau Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda. Dalam lembaga ini Ayat berkesempatan menuliskan makalah mengenai naskah-naskah tua berbahasa Sunda. Menurut Ayat, banyak naskah serta prasasti Sunda yang belum tersentuh. Padahal, naskah itu mengandung kisah sejarah ataupun ajaran berharga yang sebaiknya diketahui secara luas. Sejumlah orang yang dekat dengannya, kebanyakan seniman dan akademisi, sempat pula dikisahkan dalam buku ini. Salah seorang diantaranya adalah Ramadhan KH. Ayat menceritakan, banyak seniman yang datang kepada Ramadhan, yang kala itu menjadi pemimpin redaksi Siasat Baru, untuk menyerahkan karangannya. Namun para pengarang itu meminta honorarium di muka . Mau tidak mau, Ramadhan harus membayarnya dengan uang sendiri sebelum tulisan itu dimuat. Hal ini memperlihatkan dua hal. Pertama, kuatnya hubungan antara seniman kala itu. Kedua, kebanyakan seniman pada masa adalah orang yang hidupnya cukup sulit. Lewat buku ini pembaca juga dapat sejumlah pengalaman Ayat yang berkaitan dengan dunia kepengarangannya. Dari sini dapat pembaca tidak hanya dapat mengetahui proses kreatifnya, namun juga nilai-nilai yang mengarusi karyanya. Ayatrohaedi telah tiada. Namun dari apa yang disampaikan pembaca dapat belajar bahwa kepakaran tidak harus menjadikan seseorang merasa tahu segalanya, justru tetap bersikap sederhana dan bersahaja, sebab dari sanalah kekayaan itu muncul. * * * (Termuat di HU Koran Jakarta, Maret 2010) 9. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut berdasarkan ulasan di atas! f. Berdasarkan resensi di atas, apa kelemahan buku tersebut?


72

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Iklan

A. Jannah

Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Semarang

02 Oktober 2022 01:11

Jawaban terverifikasi

Jawaban yang benar adalah Ayatrohaedi telah tiada. Namun dari apa yang disampaikan pembaca dapat belajar bahwa kepakaran tidak harus menjadikan seseorang merasa tahu segalanya, justru tetap bersikap sederhana dan bersahaja, sebab dari sanalah kekayaan itu muncul. Resensi merupakan cara menghargai karya dengan mengulasnya melalui kelebihan dan kekurangannya. Struktur resensi yaitu identitas, pendahuluan, isi resensi (kelebihan dan kelemahan karya), dan penutup. Teks di atas merupakan resensi dari buku berjudul "65 = 67, Catatan Acak-acakan, Cacatan Apa Adanya". Keunggulan buku dipaparkan pada paragraf 6 yaitu "Lewat buku ini pembaca juga dapat sejumlah pengalaman Ayat yang berkaitan dengan dunia kepengarangannya. Dari sini dapat pembaca tidak hanya dapat mengetahui proses kreatifnya, namun juga nilai-nilai yang mengarusi karyanya". Adapun kelemahan buku dituliskan dalam paragraf 7 "Ayatrohaedi telah tiada. Namun dari apa yang disampaikan pembaca dapat belajar bahwa kepakaran tidak harus menjadikan seseorang merasa tahu segalanya, justru tetap bersikap sederhana dan bersahaja, sebab dari sanalah kekayaan itu muncul" Jadi, jawaban yang benar adalah Ayatrohaedi telah tiada. Namun dari apa yang disampaikan pembaca dapat belajar bahwa kepakaran tidak harus menjadikan seseorang merasa tahu segalanya, justru tetap bersikap sederhana dan bersahaja, sebab dari sanalah kekayaan itu muncul.


Iklan

Iklan

Indi R

20 Maret 2024 04:59

Menurut penulis resensi,buku itu bagus ditunjukkan kepada siapa


lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

(1) Kisah pembuatan film biasanya melewati proses yang panjang dan rumit. (2) Ide membuat film dan cerita datang dari Castle Production yang bergerak di bidang film animasi ini sangat bermanfaat. (3) Castle cukup berhasil bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyaring siswa SMK yang memiliki kemampuan untuk membuat gambar. (4) Dari seleksi gambar animasi kiriman siswa, Castle memilih lima puluh siswa SMK, tiga di antaranya perempuan, untuk mengikuti pelatihan menggambar animasi lalu memproduksi film animasi. (5) Untuk keperluan itu, Castle mengerahkan animator profesional seperti Boy Wahyudi dan Dony Moersito untuk mengajar mereka. Kalimat utama paragraf tersebut terletak pada kalimat nomor ... A. (1) D. (4) B. (2) E. (5) C. (3)

490

5.0

Jawaban terverifikasi