Ada beberapa teori sejarah yang menjelaskan asal usul nenek movane bangsa Indonesia: Salah satunya adalah teori Out of Yunnan. Menurut teor ini, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunnan, sebuah provinsi di sebelah barat daya Tiongkok. Hal ini berdasarkan kemiripan kapak tua di wilayah di Kamboja dengan bahasa Melayu di Nusantara. Manusia dari Yunnan diyakini bermigrasi menyusuri Sungai Mekong yang kemudian menyeberang ke berbagai daerah, salah satunya adalah Nusantara
Ada tiga gelombang migrasi manusia dari Yunnan atau bangsa Austronesia ke Indonesia. Pertama, bangsa Negrito pada 10.000 tahun yang lalu. Mereka diyakini sebagai keturunan Proto-Australoid yang berpindah dari sekitar Laut Tengah dan tinggal di India. Ketika bangsa Dravida datang, mereka menyingkir daerah, salah satunya Nusantara.
Kedua, bangsa Proto-Melayu masuk ke wilayah Nusantara melalui dua jalan, yaitu jalur barat (melalui Semenanjung Melayu terus ke Sumatra dan selanjutnya tersebar ke seluruh Nusantara) dan jalur timur (melalui Filipina terus ke Sulawesi dan selanjutnya tersebar ke seluruh Nusantara). Kedatangan bangsa Proto-Melayu ini diperkirakan terjadi pada 1500 SM. Mereka membawa kebudayaan baru bercocok tanam dan keterampilan dalam membuat kapak yang sudah halus.
Ketiga, bangsa Deutro-Melayu diperkirakan memasuki wilayah Nusantara diperkirakan sejak 300 SM. Mereka masuk ke wilayah Nusantara melalui jalur barat, yaitu melalui daerah Semenanjung Malaya terus ke Sumatra dan seluruh wilayah Nusantara. Mereka diyakini berasal dari Dong Son, Vietnam, dikenal sebagai pelaut-pelaut andal, serta membawa keahlian membuat barang dari perunggu sehingga Nusantara memasuki masa Perundagian.
Bangsa Austronesia yang merupakan nenek moyang bangsa Indonesia adalah pelayar-pelayar yang sanggup mengarungi lautan lepas. Perahu yang digunakan penduduk kepulauan Indonesia dalam mengarungi lautan lepas adalah perahu bercadik atau bersayap yang merupakan perahu khas Indonesia. Perahu tersebut terbuat dari batang pohon besar yang bagian dalamnya dikeruk sehingga berbentuk semacam lesung. Selanjutnya, perahu tersebut diberi cadik atau sayap di kanan kirinya sebagai alat keseimbangan agar tidak mudah terbalik oleh empasan ombak.
Berdasarkan penemuan penyebaran perahu bercadik, dapat disimpulkan bahwa penduduk Kepulauan Nusantara telah berhasil mengarungi Samudra Hindia sampai ke India Selatan, Madagaskar, dan Afrika Timur. Mereka juga telah mencapai Australia Utara, Hawaii di Samudra Pasifik, dan menjelajah Laut Tiongkok Selatan sehingga sampai ke daratan Tiongkok. Madagaskar, selain penduduknya memiliki ciri-ciri fisik yang sama dengan orang Indonesia, mereka juga menggunakan bahasa Malagasi yang satu rumpun dengan rumpun bahasa-bahasa yang ada di Indonesia.
Pertanyaan:
1). Buatlah kesimpulan tentang isi teks diatas secara keseluruhan

2