Agnes S

18 September 2024 15:13

Iklan

Agnes S

18 September 2024 15:13

Pertanyaan

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 74 Peta Konsep Cerpen, Tema, Tokoh, Konflik, Solusi, Hikmah, dan buat lah ceritanya

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 74 Peta Konsep Cerpen, Tema, Tokoh, Konflik, Solusi, Hikmah, dan buat lah ceritanya

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

19

:

08

:

39

Klaim

0

1


Iklan

Rendi R

Community

30 September 2024 23:49

<p>Untuk halaman 74 mengenai peta konsep cerpen dalam Bahasa Indonesia, berikut adalah unsur-unsur yang biasanya ada dalam cerpen:</p><p><strong>Tema</strong>: Ide utama atau pokok masalah yang diangkat dalam cerita. Misalnya, tema persahabatan, perjuangan, atau cinta.</p><p><strong>Tokoh</strong>: Karakter utama dan pendukung dalam cerita. Contohnya, tokoh utama seorang pemuda bernama Arif yang berjuang dalam menghadapi masalah.</p><p><strong>Konflik</strong>: Masalah atau pertentangan yang terjadi dalam cerita. Misalnya, konflik Arif menghadapi rasa putus asa karena kegagalan.</p><p><strong>Solusi</strong>: Penyelesaian dari konflik yang terjadi. Misalnya, Arif menemukan cara untuk bangkit kembali.</p><p><strong>Hikmah</strong>: Pesan moral yang bisa diambil dari cerita. Misalnya, jangan pernah menyerah dalam menghadapi cobaan.</p><p>Contoh Cerpen Singkat:</p><p><strong>Judul: Cahaya di Tengah Kegagalan</strong></p><p>Arif adalah seorang pemuda yang sangat bersemangat mengejar mimpinya sebagai pelukis. Namun, setiap kali ia mencoba, karyanya selalu ditolak oleh galeri. Ia merasa putus asa dan hampir menyerah. Suatu hari, seorang seniman senior memberinya nasihat bahwa kesuksesan butuh waktu dan usaha yang tidak putus. Arif pun bangkit dan berlatih lebih keras. Perlahan, karyanya mulai diterima dan dipuji. Ia sadar bahwa kegagalan adalah bagian dari proses menuju sukses.</p><p><strong>Hikmah</strong>: Kegagalan bukanlah akhir, melainkan awal dari usaha yang lebih baik.</p>

Untuk halaman 74 mengenai peta konsep cerpen dalam Bahasa Indonesia, berikut adalah unsur-unsur yang biasanya ada dalam cerpen:

Tema: Ide utama atau pokok masalah yang diangkat dalam cerita. Misalnya, tema persahabatan, perjuangan, atau cinta.

Tokoh: Karakter utama dan pendukung dalam cerita. Contohnya, tokoh utama seorang pemuda bernama Arif yang berjuang dalam menghadapi masalah.

Konflik: Masalah atau pertentangan yang terjadi dalam cerita. Misalnya, konflik Arif menghadapi rasa putus asa karena kegagalan.

Solusi: Penyelesaian dari konflik yang terjadi. Misalnya, Arif menemukan cara untuk bangkit kembali.

Hikmah: Pesan moral yang bisa diambil dari cerita. Misalnya, jangan pernah menyerah dalam menghadapi cobaan.

Contoh Cerpen Singkat:

Judul: Cahaya di Tengah Kegagalan

Arif adalah seorang pemuda yang sangat bersemangat mengejar mimpinya sebagai pelukis. Namun, setiap kali ia mencoba, karyanya selalu ditolak oleh galeri. Ia merasa putus asa dan hampir menyerah. Suatu hari, seorang seniman senior memberinya nasihat bahwa kesuksesan butuh waktu dan usaha yang tidak putus. Arif pun bangkit dan berlatih lebih keras. Perlahan, karyanya mulai diterima dan dipuji. Ia sadar bahwa kegagalan adalah bagian dari proses menuju sukses.

Hikmah: Kegagalan bukanlah akhir, melainkan awal dari usaha yang lebih baik.


Iklan

Mau jawaban yang terverifikasi?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Teks 1 Salah Kelas Pagi itu, Joni nampak bahagia sekali. Di meja makan, ibunya bertanya kepada Joni. "Jon, Ibu perhatikan dari tadi kamu senyum-senyum sendiri?" "Anu, Bu, semalam ibu wali kelas membagikan jadwal tatap muka terbatas. Senang rasanya karena besok aku bisa bertemu teman-teman. Belajar daring di rumah membosankan, Bu. Apalagi kalau zoom meeting Matematika." "Memangnya kenapa kalau Matematika, Jon?" Ibu bertanya kembali. "Gurunya galak, Bu, materinya juga susah, wong diajarkan di kelas saja masih susah pahamnya, apalagi daring," jawab Joni. "Oh, begitu," Ibu menimpali. "Ya sudah, Bu. Joni pamit, ya." Joni langsung pergi sambil mencium tangan ibunya. Sekolah sudah nampak ramai. Joni berjalan sambil sesekali melihat jadwal mapel yang dibagikan wali kelasnya. Lalu, dia segera masuk kelas dan ternyata sudah ada guru di dalam kelas. "Selamat pagi, Pak. Maaf, saya terlambat." "Selamat pagi juga, Nak, silakan duduk," sahut Pak Guru. Joni langsung mencari kursi dan duduk tanpa melihat kanan kiri. Saat mengeluarkan buku catatan, Joni mengedarkan pandangannya dan langsung kaget. Semua seperti asing. Dia seperti tidak mengenali teman sekelasnya, apalagi semuanya memakai masker. Dia berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa mereka adalah teman kelasnya. Tidak berapa lama, Joni kaget ketika melihat ke papan tulis Pak Guru sedang menjelaskan soal Matematika, padahal seingatnya jadwal pagi itu adalah Bahasa Indonesia. "Astaga, ini kan kelasku satu tahun yang lalu, ini kan kelas satu. Sekarang kan aku sudah naik kelas dua." Keringat dingin keluar di wajah Joni, lalu dia memberanikan diri menemui Pak Guru. "Maaf, Pak, karena sudah satu tahun daring, saya lupa kalau sekarang saya sudah kelas dua. Saya salah masuk kelas, Pak." Semua peserta didik pun tertawa. Dengan wajah malu, Joni keluar kelas. Teks 2 PKH Pada suatu hari, dua orang ibu rumah tangga sedang berbincang-bincang di depan rumah. Mereka sedang asyik membahas tentang bantuan pemerintah yang dinamakan PKH. Bu Tuti : Mar, aku semakin heran dengan pemerintah sekarang. Bu Marni Loh, kenapa, Bu? Ada masalah? (penasaran) Bu Tuti : Ya jelas ada. Kalau enggak ada, buat apa saya repot-repot membahas masalah ini? Bu Marni: Oalah, Bu, sempat-sempatnya memikirkan pemerintah, memangnya pemerintah memikirkan nasib kita? Bu Tuti : Jangan salah. Tuh, lihat tetangga sebelah kita. Dia dapat bantuan dari pemerintah. Setiap bulan, dia rutin mengambil sembako di warung dekat balai desa sana. Bu Marni Masa? Enggak salah, sampeyan, Bu? Dia, kan, lumayan mampu. Lihat saja, kulkas ada, mesin cuci punya, motor dua, kalau pergi perhiasannya selalu menempel di tangannya. Benar enggak salah, Bu? (sedikit tidak percaya) Bu Tuti : Nah, itu yang membuat saya bingung. Kenapa dia dapat bantuan? Padahal, kalau dipikir, dia tergolong keluarga mampu. Coba kita bandingkan dengan tetangga kita yang lain. Ada yang jauh lebih berhak mendapatkan bantuan itu sebenarnya. Bu Marni : Iya betul Bu. Ngomong-ngomong, bantuan apa yang bisa dia dapat, Bu? Bu Tuti Bu Marni: Masa kamu enggak tahu? Itu, loh, bantuan PKH. Oh, yang rumahnya ditempeli stiker "Keluarga Miskin" itu, to? Bu Tuti Nah, itu kamu tahu, Mar. (mengacungkan jempol kepada Bu Marni) Bu Marni Bu Tuti Ya tahu lah, Bu. Apa, sih, yang tidak saya ketahui? Mar, PKH itu apa, to? (penasaran) Bu Marni Program Keluarga Harapan. Bu Tuti : Harapan apa? Bu Marni Harapan biar dikasih sembako tiap bulan, ha...ha...ha... Bu Tuti : Ngawur kamu, Mar. Tulislah persamaan dan perbedaan kedua teks tersebut

27

0.0

Jawaban terverifikasi