Kaira P
14 Oktober 2025 07:11
Iklan
Kaira P
14 Oktober 2025 07:11
Pertanyaan
Kondisi geografis Indonesia berbatasan langsung dengan negara lain, hal tersebut kerap kali membuat perselisihan dengan negara tetangga. Contohnya, yaitu sengketa di Perairan Natuna. Perairan Natuna merupakan lajur bebas dengan sumber daya alam yang melimpah menjadi incaran bagi negara tetangga.
Perairan Natuna merupakan zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia di bawah Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) yang telah ditanami oleh Indonesia sejak tahun 2017. Oleh karena itu, Indonesia juga berhak untuk menegakkan hukum dan peraturan nasionalnya terhadap kapal asing yang menangkap ikan secara ilegal.
Tiongkok bersikeras bahwa perairan tersebut merupakan daerah teritorialnya yang ditandai dengan sembilan garis putus-putus. Pengadilan Arbitrase menyimpulkan bahwa klaim sepihak dari Tiongkok berdasarkan nine-dashed line sama sekali tidak memiliki dasar hukum atau historis. Hal tersebut membuat Indonesia terus meningkatkan keberadaan kapal nelayan penangkap ikan lokal di Natuna Utara, juga menghadirkan warga sipil di daerah tersebut. Pemerintah Indonesia menyelesaikan kasus ini melalui jalur diplomasi damai dengan mengirimkan nota protes terhadap Pemerintah Tiongkok.
1. Dari teks tersebut, analisislah apakah interaksi tersebut termasuk ke dalam proses sosial asosiatif atau proses sosial disosiatif?
2. Apa dampak positif dan negatif dari sengketa Perairan Natuna?
3. Pemerintah Indonesia terus berusaha untuk menyelesaikan sengketa Perairan Natuna, dengan cara apakah Indonesia menyelesaikannya? Jelaskan.

2
1
Iklan
Jengok M
15 Oktober 2025 04:12
Hallo, izinkan saya menjawab dari pertanyaan mu ini ya
1. Jenis interaksi sosial: asosiatif atau disosiatif
Interaksi yang terjadi antara Indonesia dan Tiongkok dalam kasus sengketa Perairan Natuna termasuk proses sosial disosiatif, karena adanya konflik dan pertentangan kepentingan antara dua negara dalam hal klaim wilayah laut.
Namun, karena Indonesia memilih penyelesaian melalui jalur diplomasi damai, maka ada juga unsur asosiatif, khususnya bentuk akomodasi (usaha meredakan pertentangan melalui musyawarah dan nota diplomatik).
➡️ Kesimpulan:
Secara dominan termasuk proses sosial disosiatif, tetapi diupayakan menjadi asosiatif (akomodasi) melalui diplomasi.
2. Dampak positif dan negatif dari sengketa Perairan Natuna
Dampak positif:
Meningkatkan kesadaran nasional akan pentingnya menjaga kedaulatan wilayah Indonesia.
Pemerintah memperkuat keamanan maritim dan militer di wilayah perbatasan.
Mendorong pengembangan wilayah Natuna agar lebih maju dan berpenduduk tetap.
Menumbuhkan rasa persatuan dan nasionalisme rakyat Indonesia.
Dampak negatif:
Menimbulkan ketegangan diplomatik antara Indonesia dan Tiongkok.
Mengganggu aktivitas nelayan lokal karena adanya kapal asing yang menangkap ikan secara ilegal.
Potensi konflik bersenjata atau insiden di laut jika tidak dikelola dengan baik.
Menimbulkan kerugian ekonomi akibat eksploitasi sumber daya laut oleh pihak asing.
3. Cara Indonesia menyelesaikan sengketa Perairan Natuna
Indonesia menyelesaikan sengketa tersebut melalui jalur diplomasi damai, bukan dengan kekerasan atau konfrontasi militer.
Langkah-langkah yang dilakukan antara lain:
Mengirimkan nota protes diplomatik kepada Pemerintah Tiongkok atas klaim sepihaknya.
Memperkuat kehadiran nelayan dan aparat keamanan di wilayah Natuna untuk menunjukkan kedaulatan.
Mengacu pada hukum internasional, khususnya Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) tahun 1982, yang menegaskan bahwa Natuna termasuk Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.
Menjalin komunikasi dan kerja sama internasional agar klaim Indonesia diakui secara global.
· 5.0 (1)
Iklan
Tanya ke AiRIS
Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

LATIHAN SOAL GRATIS!
Drill Soal
Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian


Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!