Kakek : Kalau aku tak salah, kau tak henti-hentinya cari kerja. Pincang : Ya, tapi tak pernah dapat. Kakek : Alasannya? Pincang : Masyarakat punya prasangka-prasangka tertentu terhadap jenis manusia seperti kita ini. Kakek : Eh, bagaimana rupanya seperti jenis kita ini? Pincang : Masyarakat telah mempunyai keyakinan yang berakar dalam, bahwa manusia-manusia gelandangan seperti kita ini sudah tak mungkin bisa bekerja lagi dalam arti yang sebenarnya. Kakek : Menurut mereka, kita cuma bisa apa saja lagi? Pincang : Tidak banyak, kecuali barangkali sekadar mempertahankan hidup taraf sekadar tidak mati saja, dengan batok kosong kita yang kita tengadahkan kepada siapa saja, ke arah mana saja. Mereka anggap kita ini sebagai suatu kasta tersendiri, kasta paling hina, paling rendah. Kakek : Sekiranyalah mereka tahu apa-apa kemahiran. Pincang : Jangan kecualikan aku, Kek. Kakek dan aku sama-sama termasuk mereka yang setiap saat siap mempertaruhkan apa saja, asal dapat meninggalkan kedudukan sebagai manusia gelandangan ini. Kakek : Tampaknya mereka sama sekali tak sudi memberi kesempatan itu. Pincang : Tampang kita saja sudah cukup membuat mereka curiga. Habis, tampang yang bagaimana lagikah yang dapat kita perlihatkan kepada mereka, selain tampang kita yang ini-ini juga? Bahwa tampang kita tampaknya kurang menguntungkan, kurang segar, kurang berdarah, salah kitakah ini? Bahwa dari tubuh dan pakaian kita menyusup uap yang pesing, uap dair kali yang butek di kolong jembatan ini, salah kitakah ini? Kakek : Hukum masyarakat tetap begitu. Kalau mau melamar kerja, tampillah dengan tampangmu yang paling menguntungkan. Sumber: https://web.archive.org./web/20210910071307/https://kejarcita.id/bank/questions/324766, diakses 10 September 2021 2. Kutipan naskah drama tersebut memiliki ... diskiminasi yang terjadi dalam masyarakat ketika mencari pekerjaan.

Question

Isian untuk titik-titik di atas adalah konflik.

Konflik dalam teks drama menunjukkan permasalahan yang disajikan atau dialami oleh tokoh-tokoh dalam drama. Konflik pada kutipan naskah tersebut adalah diskriminasi yang terjadi dalam masyarakat ketika mencari pekerjaan. Diskriminasi tersebut dialami oleh tokoh Pincang, seorang gelandangan yang tinggal di kolong jembatan. Tokoh Pincang terus-menerus mencari pekerjaan, tetapi belum ada yang memberinya kesempatan bekerja. Menurut tokoh Pincang, hal tersebut adalah diskriminasi, ditunjukkan oleh kalimat "Mereka anggap kita ini sebagai suatu kasta tersendiri, kasta paling hina, paling rendah."

Oleh karena itu, isian untuk titik-titik di atas adalah konflik.

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Pertanyaan serupa