Vindy A

04 Agustus 2024 03:39

Iklan

Vindy A

04 Agustus 2024 03:39

Pertanyaan

Jelaskan hal-hal yang mempengaruhi paradigma definisi sosial! Jawaban harus panjang dan tepat

Jelaskan hal-hal yang mempengaruhi paradigma definisi sosial!

Jawaban harus panjang dan tepat 

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

16

:

42

:

46

Klaim

2

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Kevin L

Gold

04 Agustus 2024 04:04

Jawaban terverifikasi

Penjelasan: Pertanyaan ini menanyakan tentang faktor-faktor yang memengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan orang lain dalam konteks sosial. Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu memahami bahwa paradigma perilaku sosial merupakan kerangka berpikir yang melandasi bagaimana seseorang memahami dan berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Kerangka berpikir ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Jawaban: Paradigma perilaku sosial dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. **Faktor Internal:** * **Kepribadian:** Kepribadian seseorang, yang meliputi sifat, nilai, dan keyakinan, merupakan faktor utama yang memengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan orang lain. Misalnya, seseorang yang memiliki kepribadian ekstrovert cenderung lebih mudah bergaul dan aktif dalam interaksi sosial, sedangkan seseorang yang memiliki kepribadian introvert cenderung lebih tertutup dan lebih suka menyendiri. * **Motivasi:** Motivasi seseorang, yaitu tujuan dan keinginan yang ingin dicapai, juga memengaruhi perilaku sosialnya. Misalnya, seseorang yang termotivasi untuk mendapatkan popularitas di lingkungan sosialnya akan cenderung bersikap ramah dan menyenangkan kepada orang lain. * **Emosi:** Emosi seseorang, seperti rasa senang, sedih, marah, dan takut, dapat memengaruhi cara seseorang bereaksi terhadap orang lain. Misalnya, seseorang yang sedang marah cenderung lebih mudah tersinggung dan bersikap agresif dalam interaksi sosial. * **Pengalaman Hidup:** Pengalaman hidup seseorang, baik pengalaman positif maupun negatif, dapat membentuk cara pandang dan perilaku sosialnya. Misalnya, seseorang yang pernah mengalami trauma di masa kecil mungkin akan lebih sulit untuk mempercayai orang lain. * **Pendidikan:** Pendidikan seseorang dapat memengaruhi cara berpikir dan berperilaku dalam konteks sosial. Misalnya, seseorang yang memiliki pendidikan tinggi cenderung lebih kritis dan rasional dalam berinteraksi dengan orang lain. **Faktor Eksternal:** * **Budaya:** Budaya merupakan faktor eksternal yang sangat berpengaruh terhadap paradigma perilaku sosial. Norma, nilai, dan tradisi yang berlaku dalam suatu budaya dapat memengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan orang lain. Misalnya, dalam budaya yang individualistis, orang cenderung lebih fokus pada kepentingan pribadi, sedangkan dalam budaya yang kolektif, orang cenderung lebih fokus pada kepentingan bersama. * **Keluarga:** Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang memengaruhi perilaku sosial seseorang. Cara orang tua mendidik dan berinteraksi dengan anak-anaknya dapat memengaruhi cara anak tersebut berinteraksi dengan orang lain di masa depan. * **Lingkungan Sosial:** Lingkungan sosial seseorang, seperti teman, rekan kerja, dan komunitas, juga dapat memengaruhi perilaku sosialnya. Interaksi dengan orang-orang di lingkungan sosial dapat membentuk cara pandang dan perilaku seseorang. * **Situasi:** Situasi sosial tertentu dapat memengaruhi perilaku seseorang. Misalnya, seseorang mungkin bersikap berbeda di tempat kerja dibandingkan dengan di rumah. * **Status Sosial:** Status sosial seseorang, seperti pekerjaan, kekayaan, dan pendidikan, dapat memengaruhi cara orang lain memperlakukannya dan cara ia berinteraksi dengan orang lain. Selain faktor-faktor di atas, faktor lain seperti media massa, teknologi, dan politik juga dapat memengaruhi paradigma perilaku sosial seseorang. Penting untuk diingat bahwa faktor-faktor ini saling terkait dan memengaruhi satu sama lain. Paradigma perilaku sosial seseorang merupakan hasil dari interaksi kompleks antara faktor internal dan eksternal.


Iklan

Rendi R

Community

24 Oktober 2024 23:41

Jawaban terverifikasi

<p>&nbsp;</p><p>Paradigma definisi sosial adalah salah satu pendekatan dalam sosiologi yang menekankan pentingnya interaksi sosial, makna, dan interpretasi yang dibentuk individu dalam masyarakat. Paradigma ini bertumpu pada pandangan bahwa manusia memberikan makna pada realitas sosial melalui proses interaksi dan komunikasi. Dalam hal ini, makna sosial tidak dianggap sebagai sesuatu yang sudah tetap, melainkan dibangun dan didefinisikan oleh individu berdasarkan interpretasi mereka terhadap situasi sosial.</p><p>Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya paradigma definisi sosial:</p><p>1. <strong>Interaksi Simbolik</strong></p><p>Salah satu faktor utama dalam paradigma definisi sosial adalah <strong>interaksi simbolik</strong>. Interaksi simbolik merupakan teori yang menekankan bahwa manusia berinteraksi melalui simbol, seperti bahasa, tanda, dan isyarat. Simbol ini memberi arti terhadap realitas sosial dan memungkinkan terjadinya komunikasi antara individu.</p><p><strong>Penjelasan</strong>: Dalam interaksi sehari-hari, individu menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan pesan, seperti bahasa verbal dan nonverbal, serta isyarat budaya. Melalui simbol ini, individu memberi makna terhadap tindakan mereka dan tindakan orang lain. Dengan kata lain, makna yang terbentuk adalah hasil dari negosiasi antarindividu dalam proses komunikasi tersebut. Contoh konkritnya adalah, ketika seseorang menganggukkan kepala, itu bisa berarti tanda setuju atau perhatian dalam konteks tertentu.</p><p>2. <strong>Kesadaran Diri (Self-awareness)</strong></p><p>Kesadaran diri juga menjadi salah satu hal penting yang memengaruhi paradigma definisi sosial. Kesadaran diri mengacu pada kemampuan seseorang untuk melihat dirinya sendiri sebagai subjek yang terlibat dalam interaksi sosial dan mampu memproyeksikan peran atau makna dari dirinya kepada orang lain.</p><p><strong>Penjelasan</strong>: Individu tidak hanya menyadari peran dirinya dalam masyarakat, tetapi juga bagaimana ia dilihat oleh orang lain. Konsep "diri" yang dikembangkan oleh George Herbert Mead menekankan bagaimana individu membangun pemahaman tentang dirinya melalui proses sosialisasi dengan orang lain. Misalnya, seorang guru akan bertindak berdasarkan peran dan harapan yang dimiliki murid dan masyarakat terhadap dirinya.</p><p>3. <strong>Definisi Situasi</strong></p><p><strong>Definisi situasi</strong> adalah konsep kunci dalam paradigma definisi sosial yang pertama kali diperkenalkan oleh William Isaac Thomas. Thomas menyatakan bahwa "If men define situations as real, they are real in their consequences" (Jika manusia mendefinisikan situasi sebagai nyata, maka konsekuensinya akan nyata). Artinya, makna yang diberikan individu pada situasi tertentu akan memengaruhi tindakan mereka dalam situasi tersebut.</p><p><strong>Penjelasan</strong>: Misalnya, seorang individu yang melihat antrean panjang di depan toko mungkin akan mendefinisikan situasi tersebut sebagai tanda adanya diskon besar, sehingga dia memutuskan untuk ikut antre. Dalam hal ini, cara seseorang mendefinisikan situasi akan memengaruhi respons dan tindakan mereka. Definisi situasi ini dibentuk melalui pengalaman pribadi, norma sosial, dan interpretasi dari tanda-tanda di sekitarnya.</p><p>4. <strong>Labeling dan Stigma</strong></p><p>Paradigma definisi sosial juga dipengaruhi oleh proses pemberian label (labeling) dan stigma. Howard Becker, dalam teori labeling-nya, menjelaskan bagaimana masyarakat memberikan label tertentu kepada individu atau kelompok berdasarkan perilaku atau tindakan mereka. Label ini kemudian menjadi identitas sosial yang melekat pada individu tersebut.</p><p><strong>Penjelasan</strong>: Proses pemberian label memiliki dampak yang besar dalam membentuk perilaku dan identitas sosial individu. Misalnya, seseorang yang diberi label sebagai "nakal" oleh lingkungan sosialnya mungkin akan bertindak sesuai dengan label tersebut karena adanya harapan atau pengakuan dari masyarakat. Paradigma definisi sosial menunjukkan bahwa identitas sosial seseorang bukan sesuatu yang baku, melainkan hasil dari interaksi sosial dan pemberian makna oleh orang lain.</p><p>5. <strong>Pengaruh Budaya dan Norma Sosial</strong></p><p>Budaya dan norma sosial juga memainkan peran penting dalam paradigma definisi sosial. Budaya menentukan bagaimana simbol, tindakan, dan interaksi dipahami dalam suatu kelompok masyarakat. Norma sosial menjadi panduan bagi individu dalam berperilaku dan menentukan interpretasi yang diberikan terhadap situasi tertentu.</p><p><strong>Penjelasan</strong>: Misalnya, dalam beberapa budaya, kontak mata dianggap sebagai tanda perhatian dan rasa hormat, sementara dalam budaya lain, kontak mata yang lama dianggap sebagai sesuatu yang tidak sopan atau menantang. Pengaruh budaya dan norma sosial ini menentukan bagaimana makna terbentuk dan bagaimana individu merespons tindakan orang lain.</p><p>6. <strong>Konstruksi Sosial Realitas</strong></p><p>Paradigma definisi sosial juga dipengaruhi oleh gagasan tentang <strong>konstruksi sosial realitas</strong> yang dipopulerkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Konstruksi sosial realitas mengacu pada pandangan bahwa realitas dibangun melalui interaksi sosial dan konsensus bersama dalam masyarakat. Realitas sosial bukanlah sesuatu yang objektif, melainkan hasil dari kesepakatan sosial yang dipertahankan oleh individu melalui komunikasi dan interaksi sehari-hari.</p><p><strong>Penjelasan</strong>: Misalnya, konsep "uang" hanya memiliki nilai karena kita sepakat bahwa kertas atau logam tertentu memiliki nilai tertentu. Jika tidak ada kesepakatan sosial, kertas atau logam itu tidak akan berarti apa-apa. Paradigma definisi sosial menekankan pentingnya konsensus sosial dalam menciptakan makna bersama.</p><p>7. <strong>Self-fulfilling Prophecy (Nubuat yang Terpenuhi Sendiri)</strong></p><p><strong>Self-fulfilling prophecy</strong> adalah fenomena di mana keyakinan seseorang tentang suatu situasi memengaruhi tindakannya, sehingga menyebabkan situasi tersebut menjadi nyata sesuai dengan keyakinan tersebut. Konsep ini pertama kali diungkapkan oleh Robert K. Merton.</p><p><strong>Penjelasan</strong>: Misalnya, jika seorang guru percaya bahwa seorang siswa pintar, maka guru tersebut mungkin akan memberikan lebih banyak perhatian dan dorongan kepada siswa itu. Sebagai hasilnya, siswa tersebut merasa termotivasi dan benar-benar menunjukkan prestasi yang lebih baik. Dalam konteks ini, paradigma definisi sosial menekankan bagaimana keyakinan atau persepsi seseorang dapat membentuk realitas sosial yang ia alami.</p><p>Kesimpulan</p><p>Paradigma definisi sosial menunjukkan bahwa interaksi sosial, simbol, budaya, interpretasi situasi, dan pemberian makna memainkan peran kunci dalam pembentukan realitas sosial. Paradigma ini memberikan pemahaman bahwa realitas bukanlah sesuatu yang tetap atau obyektif, melainkan sesuatu yang didefinisikan dan dipahami melalui proses interaksi manusia. Oleh karena itu, cara individu mendefinisikan situasi dan bagaimana mereka memberikan makna terhadap tindakan dan simbol dalam interaksi sosial mempengaruhi kehidupan sosial sehari-hari.</p>

 

Paradigma definisi sosial adalah salah satu pendekatan dalam sosiologi yang menekankan pentingnya interaksi sosial, makna, dan interpretasi yang dibentuk individu dalam masyarakat. Paradigma ini bertumpu pada pandangan bahwa manusia memberikan makna pada realitas sosial melalui proses interaksi dan komunikasi. Dalam hal ini, makna sosial tidak dianggap sebagai sesuatu yang sudah tetap, melainkan dibangun dan didefinisikan oleh individu berdasarkan interpretasi mereka terhadap situasi sosial.

Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya paradigma definisi sosial:

1. Interaksi Simbolik

Salah satu faktor utama dalam paradigma definisi sosial adalah interaksi simbolik. Interaksi simbolik merupakan teori yang menekankan bahwa manusia berinteraksi melalui simbol, seperti bahasa, tanda, dan isyarat. Simbol ini memberi arti terhadap realitas sosial dan memungkinkan terjadinya komunikasi antara individu.

Penjelasan: Dalam interaksi sehari-hari, individu menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan pesan, seperti bahasa verbal dan nonverbal, serta isyarat budaya. Melalui simbol ini, individu memberi makna terhadap tindakan mereka dan tindakan orang lain. Dengan kata lain, makna yang terbentuk adalah hasil dari negosiasi antarindividu dalam proses komunikasi tersebut. Contoh konkritnya adalah, ketika seseorang menganggukkan kepala, itu bisa berarti tanda setuju atau perhatian dalam konteks tertentu.

2. Kesadaran Diri (Self-awareness)

Kesadaran diri juga menjadi salah satu hal penting yang memengaruhi paradigma definisi sosial. Kesadaran diri mengacu pada kemampuan seseorang untuk melihat dirinya sendiri sebagai subjek yang terlibat dalam interaksi sosial dan mampu memproyeksikan peran atau makna dari dirinya kepada orang lain.

Penjelasan: Individu tidak hanya menyadari peran dirinya dalam masyarakat, tetapi juga bagaimana ia dilihat oleh orang lain. Konsep "diri" yang dikembangkan oleh George Herbert Mead menekankan bagaimana individu membangun pemahaman tentang dirinya melalui proses sosialisasi dengan orang lain. Misalnya, seorang guru akan bertindak berdasarkan peran dan harapan yang dimiliki murid dan masyarakat terhadap dirinya.

3. Definisi Situasi

Definisi situasi adalah konsep kunci dalam paradigma definisi sosial yang pertama kali diperkenalkan oleh William Isaac Thomas. Thomas menyatakan bahwa "If men define situations as real, they are real in their consequences" (Jika manusia mendefinisikan situasi sebagai nyata, maka konsekuensinya akan nyata). Artinya, makna yang diberikan individu pada situasi tertentu akan memengaruhi tindakan mereka dalam situasi tersebut.

Penjelasan: Misalnya, seorang individu yang melihat antrean panjang di depan toko mungkin akan mendefinisikan situasi tersebut sebagai tanda adanya diskon besar, sehingga dia memutuskan untuk ikut antre. Dalam hal ini, cara seseorang mendefinisikan situasi akan memengaruhi respons dan tindakan mereka. Definisi situasi ini dibentuk melalui pengalaman pribadi, norma sosial, dan interpretasi dari tanda-tanda di sekitarnya.

4. Labeling dan Stigma

Paradigma definisi sosial juga dipengaruhi oleh proses pemberian label (labeling) dan stigma. Howard Becker, dalam teori labeling-nya, menjelaskan bagaimana masyarakat memberikan label tertentu kepada individu atau kelompok berdasarkan perilaku atau tindakan mereka. Label ini kemudian menjadi identitas sosial yang melekat pada individu tersebut.

Penjelasan: Proses pemberian label memiliki dampak yang besar dalam membentuk perilaku dan identitas sosial individu. Misalnya, seseorang yang diberi label sebagai "nakal" oleh lingkungan sosialnya mungkin akan bertindak sesuai dengan label tersebut karena adanya harapan atau pengakuan dari masyarakat. Paradigma definisi sosial menunjukkan bahwa identitas sosial seseorang bukan sesuatu yang baku, melainkan hasil dari interaksi sosial dan pemberian makna oleh orang lain.

5. Pengaruh Budaya dan Norma Sosial

Budaya dan norma sosial juga memainkan peran penting dalam paradigma definisi sosial. Budaya menentukan bagaimana simbol, tindakan, dan interaksi dipahami dalam suatu kelompok masyarakat. Norma sosial menjadi panduan bagi individu dalam berperilaku dan menentukan interpretasi yang diberikan terhadap situasi tertentu.

Penjelasan: Misalnya, dalam beberapa budaya, kontak mata dianggap sebagai tanda perhatian dan rasa hormat, sementara dalam budaya lain, kontak mata yang lama dianggap sebagai sesuatu yang tidak sopan atau menantang. Pengaruh budaya dan norma sosial ini menentukan bagaimana makna terbentuk dan bagaimana individu merespons tindakan orang lain.

6. Konstruksi Sosial Realitas

Paradigma definisi sosial juga dipengaruhi oleh gagasan tentang konstruksi sosial realitas yang dipopulerkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Konstruksi sosial realitas mengacu pada pandangan bahwa realitas dibangun melalui interaksi sosial dan konsensus bersama dalam masyarakat. Realitas sosial bukanlah sesuatu yang objektif, melainkan hasil dari kesepakatan sosial yang dipertahankan oleh individu melalui komunikasi dan interaksi sehari-hari.

Penjelasan: Misalnya, konsep "uang" hanya memiliki nilai karena kita sepakat bahwa kertas atau logam tertentu memiliki nilai tertentu. Jika tidak ada kesepakatan sosial, kertas atau logam itu tidak akan berarti apa-apa. Paradigma definisi sosial menekankan pentingnya konsensus sosial dalam menciptakan makna bersama.

7. Self-fulfilling Prophecy (Nubuat yang Terpenuhi Sendiri)

Self-fulfilling prophecy adalah fenomena di mana keyakinan seseorang tentang suatu situasi memengaruhi tindakannya, sehingga menyebabkan situasi tersebut menjadi nyata sesuai dengan keyakinan tersebut. Konsep ini pertama kali diungkapkan oleh Robert K. Merton.

Penjelasan: Misalnya, jika seorang guru percaya bahwa seorang siswa pintar, maka guru tersebut mungkin akan memberikan lebih banyak perhatian dan dorongan kepada siswa itu. Sebagai hasilnya, siswa tersebut merasa termotivasi dan benar-benar menunjukkan prestasi yang lebih baik. Dalam konteks ini, paradigma definisi sosial menekankan bagaimana keyakinan atau persepsi seseorang dapat membentuk realitas sosial yang ia alami.

Kesimpulan

Paradigma definisi sosial menunjukkan bahwa interaksi sosial, simbol, budaya, interpretasi situasi, dan pemberian makna memainkan peran kunci dalam pembentukan realitas sosial. Paradigma ini memberikan pemahaman bahwa realitas bukanlah sesuatu yang tetap atau obyektif, melainkan sesuatu yang didefinisikan dan dipahami melalui proses interaksi manusia. Oleh karena itu, cara individu mendefinisikan situasi dan bagaimana mereka memberikan makna terhadap tindakan dan simbol dalam interaksi sosial mempengaruhi kehidupan sosial sehari-hari.


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Cermatilah puisi " Aku " Karya CHAIRIL ANWAR benkut ini! Aku Kalau sampai waktuku Ku mau tak seorang kan merayu Tidak juga kau Tak pertu sedu sedan itu Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Tema puisi di atas adalah.... A. ketekunan dan kemauan seseorang dalam memperjuangan hak dirinya B. kemauan untuk hidup tenang tanpa beban C. kegigihan sesorang dalam mendapatkan cinta sejati D. seseorang yang tidak mau diganggu oleh siapapun E. kepasrahan kepada keadaan yang sedang terjadi

11

0.0

Jawaban terverifikasi