CHANDRA F

13 Februari 2024 05:03

Iklan

CHANDRA F

13 Februari 2024 05:03

Pertanyaan

jelaskan bahwa penguat etnosentrisme merupakan salah satu gejala dalam masyarakat yang memiliki potensi menjadi penyebab konflik sara

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

01

:

05

:

00

:

03

Klaim

1

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Nanda R

Community

15 Februari 2024 03:00

Jawaban terverifikasi

<p>Penguat etnosentrisme, jika dibiarkan berkembang tanpa penanganan yang tepat, dapat menjadi salah satu gejala dalam masyarakat yang berpotensi menjadi penyebab konflik sara. Etosentrisme merujuk pada pandangan bahwa kelompok atau budaya tertentu dianggap lebih superior atau unggul dibandingkan dengan kelompok atau budaya lain. Beberapa faktor yang dapat menjadi penguat etnosentrisme dan potensial menjadi penyebab konflik sara adalah:</p><p><strong>Kurangnya Pendidikan dan Pemahaman Antarbudaya:</strong></p><ul><li>Kurangnya pendidikan atau pemahaman antarbudaya dapat memperkuat stereotip dan prasangka terhadap kelompok lain, menyebabkan peningkatan etnosentrisme.</li></ul><p><strong>Polarisasi Politik:</strong></p><ul><li>Ketika isu-isu etnis digunakan oleh politisi atau kelompok tertentu untuk memperoleh dukungan atau menciptakan polarisasi politik, hal ini dapat memperkuat perbedaan dan meningkatkan ketegangan antar kelompok.</li></ul><p><strong>Ekonomi dan Persaingan Sumber Daya:</strong></p><ul><li>Persaingan sumber daya ekonomi atau ketidaksetaraan ekonomi dapat memicu ketegangan antar kelompok etnis. Jika kelompok tertentu merasa dirugikan secara ekonomi, hal ini dapat memperkuat pandangan etnosentris.</li></ul><p><strong>Media yang Tidak Seimbang:</strong></p><ul><li>Media yang tidak seimbang atau bersikap bias dapat memperkuat etnosentrisme dengan memberikan pemahaman yang terbatas atau menyajikan berita dengan sudut pandang yang berat sebelah terhadap kelompok tertentu.</li></ul><p><strong>Kurangnya Dialog dan Toleransi:</strong></p><ul><li>Kurangnya dialog dan toleransi antar kelompok etnis dapat meningkatkan isolasi dan memperkuat identitas etnis masing-masing. Ini dapat membentuk dasar bagi terjadinya konflik sara.</li></ul><p><strong>Ketidaksetaraan Hukum dan Keadilan:</strong></p><ul><li>Ketidaksetaraan dalam sistem hukum dan ketidakadilan dapat memberikan dorongan tambahan bagi perkembangan etnosentrisme, karena kelompok tertentu mungkin merasa tidak dilibatkan atau dilindungi secara adil.</li></ul><p><strong>Menggunakan Sejarah Konflik sebagai Propaganda:</strong></p><ul><li>Penggunaan sejarah konflik masa lalu sebagai alat propaganda untuk merangsang emosi dan memperkuat pandangan etnosentris.</li></ul>

Penguat etnosentrisme, jika dibiarkan berkembang tanpa penanganan yang tepat, dapat menjadi salah satu gejala dalam masyarakat yang berpotensi menjadi penyebab konflik sara. Etosentrisme merujuk pada pandangan bahwa kelompok atau budaya tertentu dianggap lebih superior atau unggul dibandingkan dengan kelompok atau budaya lain. Beberapa faktor yang dapat menjadi penguat etnosentrisme dan potensial menjadi penyebab konflik sara adalah:

Kurangnya Pendidikan dan Pemahaman Antarbudaya:

  • Kurangnya pendidikan atau pemahaman antarbudaya dapat memperkuat stereotip dan prasangka terhadap kelompok lain, menyebabkan peningkatan etnosentrisme.

Polarisasi Politik:

  • Ketika isu-isu etnis digunakan oleh politisi atau kelompok tertentu untuk memperoleh dukungan atau menciptakan polarisasi politik, hal ini dapat memperkuat perbedaan dan meningkatkan ketegangan antar kelompok.

Ekonomi dan Persaingan Sumber Daya:

  • Persaingan sumber daya ekonomi atau ketidaksetaraan ekonomi dapat memicu ketegangan antar kelompok etnis. Jika kelompok tertentu merasa dirugikan secara ekonomi, hal ini dapat memperkuat pandangan etnosentris.

Media yang Tidak Seimbang:

  • Media yang tidak seimbang atau bersikap bias dapat memperkuat etnosentrisme dengan memberikan pemahaman yang terbatas atau menyajikan berita dengan sudut pandang yang berat sebelah terhadap kelompok tertentu.

Kurangnya Dialog dan Toleransi:

  • Kurangnya dialog dan toleransi antar kelompok etnis dapat meningkatkan isolasi dan memperkuat identitas etnis masing-masing. Ini dapat membentuk dasar bagi terjadinya konflik sara.

Ketidaksetaraan Hukum dan Keadilan:

  • Ketidaksetaraan dalam sistem hukum dan ketidakadilan dapat memberikan dorongan tambahan bagi perkembangan etnosentrisme, karena kelompok tertentu mungkin merasa tidak dilibatkan atau dilindungi secara adil.

Menggunakan Sejarah Konflik sebagai Propaganda:

  • Penggunaan sejarah konflik masa lalu sebagai alat propaganda untuk merangsang emosi dan memperkuat pandangan etnosentris.

Iklan

Salsabila M

Community

22 Juni 2024 12:48

Jawaban terverifikasi

<p>Etnosentrisme adalah sikap atau keyakinan bahwa budaya, nilai-nilai, dan norma-norma kelompok sendiri lebih superior dibandingkan dengan budaya, nilai-nilai, dan norma-norma kelompok lain. Penguat etnosentrisme dapat menjadi salah satu gejala dalam masyarakat yang memiliki potensi besar menjadi penyebab konflik SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan). Berikut adalah penjelasan mengapa penguat etnosentrisme dapat menyebabkan konflik SARA:</p><p><strong>Persepsi Superioritas</strong>:</p><ul><li>Etnosentrisme membuat anggota suatu kelompok merasa bahwa mereka lebih unggul daripada kelompok lain. Hal ini dapat memicu rasa tidak menghargai, merendahkan, atau bahkan memusuhi kelompok lain, yang berbeda suku, agama, ras, atau antar-golongan.</li></ul><p><strong>Stereotip dan Prasangka</strong>:</p><ul><li>Penguat etnosentrisme mendorong terbentuknya stereotip dan prasangka negatif terhadap kelompok lain. Stereotip yang tidak akurat dan prasangka ini dapat menciptakan ketidakpercayaan dan kebencian antara kelompok-kelompok berbeda dalam masyarakat.</li></ul><p><strong>Diskriminasi dan Eksklusi Sosial</strong>:</p><ul><li>Etnosentrisme sering kali mengarah pada diskriminasi terhadap kelompok lain. Anggota kelompok mayoritas atau dominan mungkin menggunakan kekuatan mereka untuk mengecualikan, mengabaikan, atau menindas kelompok minoritas, yang menyebabkan ketidakadilan sosial dan ketegangan.</li></ul><p><strong>Pembentukan Identitas Kelompok yang Kaku</strong>:</p><ul><li>Etnosentrisme memperkuat identitas kelompok yang kaku dan eksklusif. Ketika kelompok sosial lebih berfokus pada perbedaan daripada persamaan, hal ini menghambat integrasi dan kohesi sosial, menciptakan jarak sosial yang dapat memicu konflik.</li></ul><p><strong>Provokasi dan Polarisasi</strong>:</p><ul><li>Pemimpin atau pihak tertentu bisa memanfaatkan etnosentrisme untuk memprovokasi dan mempolarisasi masyarakat demi keuntungan politik atau lainnya. Sentimen etnosentrisme dapat dijadikan alat untuk membangkitkan emosi dan mobilisasi massa terhadap kelompok lain.</li></ul><p><strong>Sejarah Konflik yang Berkepanjangan</strong>:</p><ul><li>Jika ada sejarah konflik atau ketegangan antara kelompok-kelompok yang berbeda, penguat etnosentrisme dapat memperparah situasi dengan membangkitkan kembali kenangan akan ketidakadilan atau konflik masa lalu, memperdalam rasa permusuhan dan dendam.</li></ul><p><strong>Contoh Kasus</strong>:</p><ul><li>Di beberapa negara, konflik antara kelompok etnis atau agama telah diperburuk oleh etnosentrisme. Misalnya, konflik di Rwanda antara Hutu dan Tutsi, atau ketegangan antara berbagai kelompok etnis dan agama di beberapa bagian Indonesia, seperti konflik di Maluku atau Poso, menunjukkan bagaimana etnosentrisme dapat menjadi penyulut konflik yang mematikan.</li></ul>

Etnosentrisme adalah sikap atau keyakinan bahwa budaya, nilai-nilai, dan norma-norma kelompok sendiri lebih superior dibandingkan dengan budaya, nilai-nilai, dan norma-norma kelompok lain. Penguat etnosentrisme dapat menjadi salah satu gejala dalam masyarakat yang memiliki potensi besar menjadi penyebab konflik SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan). Berikut adalah penjelasan mengapa penguat etnosentrisme dapat menyebabkan konflik SARA:

Persepsi Superioritas:

  • Etnosentrisme membuat anggota suatu kelompok merasa bahwa mereka lebih unggul daripada kelompok lain. Hal ini dapat memicu rasa tidak menghargai, merendahkan, atau bahkan memusuhi kelompok lain, yang berbeda suku, agama, ras, atau antar-golongan.

Stereotip dan Prasangka:

  • Penguat etnosentrisme mendorong terbentuknya stereotip dan prasangka negatif terhadap kelompok lain. Stereotip yang tidak akurat dan prasangka ini dapat menciptakan ketidakpercayaan dan kebencian antara kelompok-kelompok berbeda dalam masyarakat.

Diskriminasi dan Eksklusi Sosial:

  • Etnosentrisme sering kali mengarah pada diskriminasi terhadap kelompok lain. Anggota kelompok mayoritas atau dominan mungkin menggunakan kekuatan mereka untuk mengecualikan, mengabaikan, atau menindas kelompok minoritas, yang menyebabkan ketidakadilan sosial dan ketegangan.

Pembentukan Identitas Kelompok yang Kaku:

  • Etnosentrisme memperkuat identitas kelompok yang kaku dan eksklusif. Ketika kelompok sosial lebih berfokus pada perbedaan daripada persamaan, hal ini menghambat integrasi dan kohesi sosial, menciptakan jarak sosial yang dapat memicu konflik.

Provokasi dan Polarisasi:

  • Pemimpin atau pihak tertentu bisa memanfaatkan etnosentrisme untuk memprovokasi dan mempolarisasi masyarakat demi keuntungan politik atau lainnya. Sentimen etnosentrisme dapat dijadikan alat untuk membangkitkan emosi dan mobilisasi massa terhadap kelompok lain.

Sejarah Konflik yang Berkepanjangan:

  • Jika ada sejarah konflik atau ketegangan antara kelompok-kelompok yang berbeda, penguat etnosentrisme dapat memperparah situasi dengan membangkitkan kembali kenangan akan ketidakadilan atau konflik masa lalu, memperdalam rasa permusuhan dan dendam.

Contoh Kasus:

  • Di beberapa negara, konflik antara kelompok etnis atau agama telah diperburuk oleh etnosentrisme. Misalnya, konflik di Rwanda antara Hutu dan Tutsi, atau ketegangan antara berbagai kelompok etnis dan agama di beberapa bagian Indonesia, seperti konflik di Maluku atau Poso, menunjukkan bagaimana etnosentrisme dapat menjadi penyulut konflik yang mematikan.

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

1.) jika ditinjau dari aspek politis, apa yang menjadi tujuan Belanda memperkenankan orang pribumi dapat bersekolah? 2.) berikan argumen yang menyatakan bahwa indische partij dianggap sebagai salah satu bagian terpenting dalam sejarah nasional indonesia 3.) Berikan argumen yang menyatakan bahwa Perhimpunan Indonesia dianggap sebagai salah satu bagian terpenting dalam sejarah nasional Indonesia! 4.) Apa yang dimaksud dengan masa radikal dalam pergerakan nasional Indonesia? Lalu bagaimana reaksi pemerintah kolonial menghadapinya! -masa radikal itu adalah

14

0.0

Jawaban terverifikasi

1. penyebab perubahan sosial budaya yang berasal dari masyarakat yang berkaitan demografi 2. penyebab perubahan sosial budaya yang terkait dengan fenomena globalisasi 3. Tanda-tanda sikap mental masyarakat yang belum siap menerima kemajuan teknologi 4. Dampak modernisasi dalam kehidupan sosial masyarakat 5. Kegiatan manusia di bidang ekonomi yang menunjukkan perubahan ke arah modernisasi 6. Contoh pengaruh modernisasi di bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan terhadap pola pikir masyarakat 7. Konsep mengenai proses modernisasi di masyarakat seringkali mengalami kesalahan pahaman, salah satunya kesalahan tersebut menganggap jika menjadi modern adalah mengikuti... 8. arti dari globalisasi 9. Bentuk kearifan lokal di wilayah Madura yang berperan dalam pengelolaan SDA dan dukungan dalam bentuk kebudayaan 10. Syarat menjaga tradisi kearifan lokal di Nusantara 11. Ciri uang kartal, giral 12. Syarat melakukan kegiatan barter 13. Arti dari durability yang merupakan syarat sebuah benda bisa dikatakan sebagai uang 14. maksud token money dalam nilai intrinsik 15. maksud dengan satuan hitung dalam fungsi uang 16. fungsi uang 17. peranan dan maksud didirikan lembaga keuangan non-Bank / bukan bank 18. maksud dengan kegiatan menghimpun dana yang dilakukan perbankan 19. tugas Bank Indonesia 20. tugas Bank Umum 21. kegiatan lembaga keuangan non-Bank 22. kelembagaan keuangan non-bank yang memiliki kegiatan yang dilakukan dengan operasi simpan pinjam 23. Lembaga keuangan non bank yang memiliki fungsi sebagai penggerak investasi dengan memperhatikan dan memasukan surat berharga 24. Nama lembaga keuangan non bank yang bertugas mengatasi para rensumen 25. Ciri" dari masyarakat ekonomi abad ke 21

5

5.0

Jawaban terverifikasi

Iklan

[1] Gaya hidup sedentari alias kurang gerak atau mager (malas gerak) adalah masalah yang sering dialami oleh penduduk perkotaan. [2] Bekerja di depan layar komputer sepanjang hari, kelamaan terjebak macet di jalan,atau hobi main gim tanpa diimbangi olahraga merupakan bentuk dari gaya hidup sedentari. [3] Jika Anda termasuk salah satu orang yang sering melakukan berbagai rutinitas tersebut, Anda harus waspada. [4] Pasalnya, gaya hidup sedentari sangat berbahaya karena membuat Anda berisiko terkena diabetes tipe 2. [5] Gaya hidup sedentari menyebabkan masyarakat, terutama penduduk kota, malas bergerak. [6] Coba ingat-ingat, dalam sehari ini, sudah berapa kali Anda dalam menggunakan aplikasi online untuk memenuhi kebutuh Anda? [7] Selain itu, tilik juga berapa banyak langkah yang sudah Anda dapatkan pada hari ini? [8] Seiring dengan pengembangan teknologi yang makin canggih, apa pun yang Anda butuhkan kini bisa langsung diantar ke ruangan kantor Anda atau depan rumah. [9] Selain hemat waktu, Anda pun jadi tak perlu mengeluarkan energi untuk mendapatkan apa yang Anda mau. [10] Namun, tahukah Anda bahwa segala kemudahan tersebut menyimpan bahaya bagi tubuh Anda? [11] Minimnya aktifitas fisik karena gaya hidup ini membuatmu berisiko lebih tinggi terkena berbagai penyakit kronis, termasuk diabetes. [12] Bahkan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa gaya hidup ini juga termasuk 1 dari 10 penyebab kematian terbanyak di dunia. [13] Selain itu, data terbaru dari Riskedas 2018 menguak bahwa DKI Jakarta merupakan provinsi dengan tingkat diabetes melitus tertinggi di Indonesia. [14] Ini menunjukkan bahwa gaya hidup mager amat erat kaitannya dengan tingkat diabetes di perkotaan. Bentuk bahasa yang sejenis dengan mager pada kalimat 1 adalah.... a. magang b. oncom c. rudal d. pugar

6

5.0

Jawaban terverifikasi