Ann A

12 Februari 2024 03:44

Iklan

Iklan

Ann A

12 Februari 2024 03:44

Pertanyaan

Isi Perjanjian Renville yang ditandatangani tanggal 17 Januari 1948 sangat merugikan perjuangan bangsa Indonesia, tetapi terpaksa kita terima , hal ini disebabkan oleh โ€ฆ . a. Kondisi TNI lemah dan adanya jaminan dari Frank Graham. b. Upaya Amir Syarifuddin untuk menjual negara. c. Keberhasilan/kelihaian delegasi Belanda. d. Kegagalan Komisi Tiga Negara. e. Belanda mengancam akan mengelar operasi militer.

Isi Perjanjian Renville yang ditandatangani tanggal 17 Januari 1948  sangat merugikan perjuangan bangsa Indonesia, tetapi terpaksa kita terima,  hal ini disebabkan oleh โ€ฆ .

a. Kondisi TNI lemah dan adanya jaminan dari Frank Graham.

b. Upaya Amir Syarifuddin untuk menjual negara.

c. Keberhasilan/kelihaian delegasi Belanda.

d. Kegagalan Komisi Tiga Negara.

e. Belanda mengancam akan mengelar operasi militer.


2

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Iklan

Nanda R

Gold

17 Februari 2024 07:29

Jawaban terverifikasi

<p>jawabannya adalah E.</p><p>&nbsp;</p><p>Perjanjian Renville menciptakan zona demiliterisasi di Jawa dan Sumatra, yang dianggap merugikan Indonesia karena memotong sejumlah wilayah strategis. Ancaman dari Belanda untuk melanjutkan operasi militer dapat dianggap sebagai tekanan yang signifikan dalam menerima perjanjian tersebut. Meskipun demikian, keadaan kompleks dan dinamika politik saat itu juga memainkan peran dalam keputusan untuk menerima perjanjian tersebut.</p>

jawabannya adalah E.

 

Perjanjian Renville menciptakan zona demiliterisasi di Jawa dan Sumatra, yang dianggap merugikan Indonesia karena memotong sejumlah wilayah strategis. Ancaman dari Belanda untuk melanjutkan operasi militer dapat dianggap sebagai tekanan yang signifikan dalam menerima perjanjian tersebut. Meskipun demikian, keadaan kompleks dan dinamika politik saat itu juga memainkan peran dalam keputusan untuk menerima perjanjian tersebut.


Iklan

Iklan

Salsabila M

Community

10 Maret 2024 02:02

Jawaban terverifikasi

<p>Penandatanganan Perjanjian Renville pada 17 Januari 1948 dapat dijelaskan dengan beberapa faktor, dan di antaranya adalah:</p><p><strong>Belanda mengancam akan mengelar operasi militer.</strong></p><p>Penandatanganan Perjanjian Renville terjadi dalam konteks ketegangan dan ancaman militer yang dihadapi oleh Indonesia dari pihak Belanda. Sebelumnya, pada tanggal 21 Juli 1947, Belanda melancarkan Agresi Militer I, yang bertujuan untuk merebut kembali kendali atas wilayah-wilayah yang dikuasai oleh Republik Indonesia. Meskipun secara militer berhasil merebut beberapa wilayah, namun tekanan internasional dan perlawanan dari pasukan Indonesia membuat Belanda terpaksa menghentikan agresi tersebut.</p><p>Namun, situasi tetap tegang, dan Belanda mempertimbangkan untuk melanjutkan agresi militer. Ancaman akan operasi militer kembali terdengar, dan perundingan antara kedua belah pihak pun berlangsung di atas kapal USS Renville yang berlabuh di Teluk Jakarta. Kondisi ini menciptakan tekanan yang sangat besar bagi pihak Indonesia, dan perwakilan Indonesia merasa terdorong untuk menerima kesepakatan yang mungkin dianggap merugikan dalam Perjanjian Renville.</p><p>Faktor lain yang mungkin memengaruhi keputusan tersebut termasuk kondisi TNI yang lemah setelah Agresi Militer I, serta upaya diplomasi Belanda yang cukup efektif. Meskipun ada ketidakpuasan di kalangan pemimpin Indonesia terhadap isi perjanjian, terpaksa mereka menerima kesepakatan tersebut untuk menghindari ancaman lanjutan dari Belanda. Perjanjian Renville sebenarnya membagi wilayah Indonesia menjadi tiga zona, yang memunculkan ketidakpuasan di kalangan masyarakat dan menjadi isu kontroversial dalam sejarah diplomasi Indonesia-Belanda.</p><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p><br>&nbsp;</p>

Penandatanganan Perjanjian Renville pada 17 Januari 1948 dapat dijelaskan dengan beberapa faktor, dan di antaranya adalah:

Belanda mengancam akan mengelar operasi militer.

Penandatanganan Perjanjian Renville terjadi dalam konteks ketegangan dan ancaman militer yang dihadapi oleh Indonesia dari pihak Belanda. Sebelumnya, pada tanggal 21 Juli 1947, Belanda melancarkan Agresi Militer I, yang bertujuan untuk merebut kembali kendali atas wilayah-wilayah yang dikuasai oleh Republik Indonesia. Meskipun secara militer berhasil merebut beberapa wilayah, namun tekanan internasional dan perlawanan dari pasukan Indonesia membuat Belanda terpaksa menghentikan agresi tersebut.

Namun, situasi tetap tegang, dan Belanda mempertimbangkan untuk melanjutkan agresi militer. Ancaman akan operasi militer kembali terdengar, dan perundingan antara kedua belah pihak pun berlangsung di atas kapal USS Renville yang berlabuh di Teluk Jakarta. Kondisi ini menciptakan tekanan yang sangat besar bagi pihak Indonesia, dan perwakilan Indonesia merasa terdorong untuk menerima kesepakatan yang mungkin dianggap merugikan dalam Perjanjian Renville.

Faktor lain yang mungkin memengaruhi keputusan tersebut termasuk kondisi TNI yang lemah setelah Agresi Militer I, serta upaya diplomasi Belanda yang cukup efektif. Meskipun ada ketidakpuasan di kalangan pemimpin Indonesia terhadap isi perjanjian, terpaksa mereka menerima kesepakatan tersebut untuk menghindari ancaman lanjutan dari Belanda. Perjanjian Renville sebenarnya membagi wilayah Indonesia menjadi tiga zona, yang memunculkan ketidakpuasan di kalangan masyarakat dan menjadi isu kontroversial dalam sejarah diplomasi Indonesia-Belanda.

 

 

 


 


lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Hasil Perjanjian Renville yang dianggap merugikan Indonesia memberikan dampak pada pemerintahan Indonesia. Dampak tersebut adalah... a. terjadinya pemberontakan PKI di Madiun tahun 1948 b. mosi tidak percaya kalangan tentara terhadap kalangan politisi sipil c. bersatunya kalangan sosialis kiri sesuai "Jalan Baru" yang ditawarkan Musso d. kuatnya tuntutan menghentikan segala bentuk perundingan dengan Belanda e. jatuhnya Kabinet Amir Syarifuddin Mohon bantuannya, terima kasih ๐Ÿ˜Š๐Ÿ™

1

5.0

Jawaban terverifikasi