Sri W

07 Maret 2024 03:26

Iklan

Sri W

07 Maret 2024 03:26

Pertanyaan

Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar. Bagaimana caranya sikap tenggang rasa, toleransi, serta kolaborasi dikampanyekan secara baik ke lingkungan terkecil, yaitu keluarga? Jelaskan!

Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar. Bagaimana caranya sikap tenggang rasa, toleransi, serta kolaborasi dikampanyekan secara baik ke lingkungan terkecil, yaitu keluarga? Jelaskan!

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

01

:

18

:

02

:

48

Klaim

1

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Nanda R

Community

07 Maret 2024 07:09

Jawaban terverifikasi

<p>Kampanye sikap tenggang rasa, toleransi, dan kolaborasi dapat dilakukan secara efektif di lingkungan terkecil, yaitu keluarga, melalui pendekatan berikut:</p><p><strong>Pendidikan Awal:</strong></p><ul><li><strong>Kesadaran Nilai:</strong> Memulai dengan membangun kesadaran akan pentingnya sikap tenggang rasa, toleransi, dan kolaborasi. Mendorong anggota keluarga untuk menyadari keberagaman dan keunikan masing-masing individu.</li></ul><p><strong>Contoh Orang Tua:</strong></p><ul><li><strong>Peran Orang Tua:</strong> Orang tua berperan sebagai model perilaku. Menunjukkan sikap tenggang rasa dan toleransi dalam interaksi sehari-hari menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan sikap positif pada anak-anak.</li></ul><p><strong>Diskusi Terbuka:</strong></p><ul><li><strong>Ruang untuk Berbicara:</strong> Menciptakan ruang terbuka untuk berbicara tentang perbedaan, baik itu perbedaan budaya, agama, atau pandangan. Diskusi membantu membuka pemahaman antaranggota keluarga.</li></ul><p><strong>Cerita dan Pengalaman:</strong></p><ul><li><strong>Berbagi Cerita:</strong> Berbagi cerita atau pengalaman tentang toleransi dan kolaborasi dapat membangkitkan rasa empati. Menceritakan kisah-kisah positif dari keberagaman dapat membentuk sikap positif pada keluarga.</li></ul><p><strong>Kegiatan Bersama:</strong></p><ul><li><strong>Kegiatan Keluarga:</strong> Mengadakan kegiatan bersama yang mengintegrasikan unsur toleransi dan kolaborasi. Misalnya, memasak hidangan dari berbagai budaya atau melibatkan seluruh keluarga dalam kegiatan amal.</li></ul><p><strong>Pendidikan Karakter:</strong></p><ul><li><strong>Integrasi dalam Pendidikan Karakter:</strong> Menyertakan nilai-nilai tenggang rasa, toleransi, dan kolaborasi dalam pendidikan karakter anak-anak. Sekolah juga dapat mendukung upaya ini.</li></ul><p><strong>Permainan Edukatif:</strong></p><ul><li><strong>Permainan Interaktif:</strong> Menggunakan permainan atau kegiatan interaktif yang mengajarkan nilai-nilai toleransi dan kolaborasi. Hal ini dapat memudahkan pemahaman, terutama bagi anak-anak.</li></ul><p><strong>Peningkatan Kesadaran:</strong></p><ul><li><strong>Kampanye Keluarga:</strong> Melakukan kampanye keluarga tentang pentingnya sikap tenggang rasa dan toleransi. Dapat melibatkan membuat slogan, poster, atau aktivitas lain yang melibatkan seluruh keluarga.</li></ul><p><strong>Keterlibatan dalam Komunitas:</strong></p><ul><li><strong>Ikut dalam Acara Komunitas:</strong> Berpartisipasi dalam acara-acara komunitas yang mempromosikan toleransi dan kolaborasi. Ini memberikan peluang untuk memperluas jaringan dan mengalami keragaman.</li></ul><p><strong>Edukasi Teknologi:</strong></p><ul><li><strong>Pemanfaatan Teknologi:</strong> Memanfaatkan teknologi untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang toleransi. Menonton film atau dokumenter yang menunjukkan keberagaman budaya dan nilai-nilai positif.</li></ul>

Kampanye sikap tenggang rasa, toleransi, dan kolaborasi dapat dilakukan secara efektif di lingkungan terkecil, yaitu keluarga, melalui pendekatan berikut:

Pendidikan Awal:

  • Kesadaran Nilai: Memulai dengan membangun kesadaran akan pentingnya sikap tenggang rasa, toleransi, dan kolaborasi. Mendorong anggota keluarga untuk menyadari keberagaman dan keunikan masing-masing individu.

Contoh Orang Tua:

  • Peran Orang Tua: Orang tua berperan sebagai model perilaku. Menunjukkan sikap tenggang rasa dan toleransi dalam interaksi sehari-hari menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan sikap positif pada anak-anak.

Diskusi Terbuka:

  • Ruang untuk Berbicara: Menciptakan ruang terbuka untuk berbicara tentang perbedaan, baik itu perbedaan budaya, agama, atau pandangan. Diskusi membantu membuka pemahaman antaranggota keluarga.

Cerita dan Pengalaman:

  • Berbagi Cerita: Berbagi cerita atau pengalaman tentang toleransi dan kolaborasi dapat membangkitkan rasa empati. Menceritakan kisah-kisah positif dari keberagaman dapat membentuk sikap positif pada keluarga.

Kegiatan Bersama:

  • Kegiatan Keluarga: Mengadakan kegiatan bersama yang mengintegrasikan unsur toleransi dan kolaborasi. Misalnya, memasak hidangan dari berbagai budaya atau melibatkan seluruh keluarga dalam kegiatan amal.

Pendidikan Karakter:

  • Integrasi dalam Pendidikan Karakter: Menyertakan nilai-nilai tenggang rasa, toleransi, dan kolaborasi dalam pendidikan karakter anak-anak. Sekolah juga dapat mendukung upaya ini.

Permainan Edukatif:

  • Permainan Interaktif: Menggunakan permainan atau kegiatan interaktif yang mengajarkan nilai-nilai toleransi dan kolaborasi. Hal ini dapat memudahkan pemahaman, terutama bagi anak-anak.

Peningkatan Kesadaran:

  • Kampanye Keluarga: Melakukan kampanye keluarga tentang pentingnya sikap tenggang rasa dan toleransi. Dapat melibatkan membuat slogan, poster, atau aktivitas lain yang melibatkan seluruh keluarga.

Keterlibatan dalam Komunitas:

  • Ikut dalam Acara Komunitas: Berpartisipasi dalam acara-acara komunitas yang mempromosikan toleransi dan kolaborasi. Ini memberikan peluang untuk memperluas jaringan dan mengalami keragaman.

Edukasi Teknologi:

  • Pemanfaatan Teknologi: Memanfaatkan teknologi untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang toleransi. Menonton film atau dokumenter yang menunjukkan keberagaman budaya dan nilai-nilai positif.

Iklan

Salsabila M

Community

09 Maret 2024 00:59

Jawaban terverifikasi

<p>Untuk mengkampanyekan sikap tenggang rasa, toleransi, dan kolaborasi di lingkungan keluarga, kita dapat mengadopsi pendekatan yang melibatkan komunikasi terbuka, pendidikan nilai-nilai positif, dan contoh perilaku. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:</p><p><strong>1. Komunikasi Terbuka:</strong></p><p><strong>Diskusi Keluarga:</strong> Rutin mengadakan diskusi keluarga tentang nilai-nilai seperti tenggang rasa, toleransi, dan kolaborasi. Diskusi ini dapat melibatkan semua anggota keluarga untuk berbicara tentang pengalaman pribadi, pandangan, dan harapan mereka terkait kehidupan beragam.</p><p><strong>Membuka Ruang untuk Pertanyaan:</strong> Menciptakan lingkungan di mana anggota keluarga merasa nyaman untuk mengajukan pertanyaan atau berbicara tentang perbedaan yang mungkin muncul di antara mereka. Ini membantu mendorong pemahaman dan penerimaan.</p><p><strong>2. Pendidikan Nilai Positif:</strong></p><p><strong>Cerita dan Literatur:</strong> Menggunakan cerita, buku, atau film yang mencerminkan nilai-nilai tenggang rasa, toleransi, dan kolaborasi. Ini bisa menjadi alat yang efektif untuk mengajarkan konsep-konsep ini kepada anak-anak dan anggota keluarga lainnya.</p><p><strong>Aktivitas Bersama:</strong> Menyelenggarakan kegiatan atau permainan edukatif yang menunjukkan pentingnya bekerja sama dan menghargai perbedaan. Ini membantu menginternalisasi nilai-nilai tersebut melalui pengalaman langsung.</p><p><strong>3. Contoh Perilaku:</strong></p><p><strong>Perilaku Orangtua sebagai Model:</strong> Orangtua dapat menjadi contoh yang baik dengan menunjukkan sikap positif terhadap perbedaan, mendengarkan dengan penuh pengertian, dan menunjukkan kolaborasi dalam mengatasi masalah. Anak-anak cenderung meniru perilaku orangtua.</p><p><strong>Mengatasi Konflik dengan Bijak:</strong> Mengajarkan cara mengelola konflik dengan cara yang bijak dan terbuka. Ini melibatkan pembicaraan tanpa menghakimi, mendengarkan dengan empati, dan mencari solusi bersama.</p><p><strong>4. Pemberdayaan Melalui Pendidikan:</strong></p><p><strong>Pendidikan Agama dan Kebudayaan:</strong> Memahamkan anak-anak mengenai agama, budaya, dan tradisi yang berbeda di Indonesia. Pendidikan ini dapat membantu menghancurkan stereotip dan membuka pikiran terhadap keberagaman.</p><p><strong>Kegiatan Komunitas:</strong> Mengajak keluarga untuk berpartisipasi dalam kegiatan komunitas yang menghargai dan merayakan keberagaman. Ini dapat menciptakan kesadaran bahwa kolaborasi lintas kelompok dapat membawa dampak positif.</p><p>Dengan pendekatan ini, keluarga dapat menjadi basis yang kuat untuk memupuk sikap tenggang rasa, toleransi, dan kolaborasi. Melibatkan seluruh anggota keluarga dalam proses ini akan membantu menciptakan lingkungan yang mendukung pembentukan karakter yang baik dan membangun masyarakat yang lebih inklusif.</p>

Untuk mengkampanyekan sikap tenggang rasa, toleransi, dan kolaborasi di lingkungan keluarga, kita dapat mengadopsi pendekatan yang melibatkan komunikasi terbuka, pendidikan nilai-nilai positif, dan contoh perilaku. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

1. Komunikasi Terbuka:

Diskusi Keluarga: Rutin mengadakan diskusi keluarga tentang nilai-nilai seperti tenggang rasa, toleransi, dan kolaborasi. Diskusi ini dapat melibatkan semua anggota keluarga untuk berbicara tentang pengalaman pribadi, pandangan, dan harapan mereka terkait kehidupan beragam.

Membuka Ruang untuk Pertanyaan: Menciptakan lingkungan di mana anggota keluarga merasa nyaman untuk mengajukan pertanyaan atau berbicara tentang perbedaan yang mungkin muncul di antara mereka. Ini membantu mendorong pemahaman dan penerimaan.

2. Pendidikan Nilai Positif:

Cerita dan Literatur: Menggunakan cerita, buku, atau film yang mencerminkan nilai-nilai tenggang rasa, toleransi, dan kolaborasi. Ini bisa menjadi alat yang efektif untuk mengajarkan konsep-konsep ini kepada anak-anak dan anggota keluarga lainnya.

Aktivitas Bersama: Menyelenggarakan kegiatan atau permainan edukatif yang menunjukkan pentingnya bekerja sama dan menghargai perbedaan. Ini membantu menginternalisasi nilai-nilai tersebut melalui pengalaman langsung.

3. Contoh Perilaku:

Perilaku Orangtua sebagai Model: Orangtua dapat menjadi contoh yang baik dengan menunjukkan sikap positif terhadap perbedaan, mendengarkan dengan penuh pengertian, dan menunjukkan kolaborasi dalam mengatasi masalah. Anak-anak cenderung meniru perilaku orangtua.

Mengatasi Konflik dengan Bijak: Mengajarkan cara mengelola konflik dengan cara yang bijak dan terbuka. Ini melibatkan pembicaraan tanpa menghakimi, mendengarkan dengan empati, dan mencari solusi bersama.

4. Pemberdayaan Melalui Pendidikan:

Pendidikan Agama dan Kebudayaan: Memahamkan anak-anak mengenai agama, budaya, dan tradisi yang berbeda di Indonesia. Pendidikan ini dapat membantu menghancurkan stereotip dan membuka pikiran terhadap keberagaman.

Kegiatan Komunitas: Mengajak keluarga untuk berpartisipasi dalam kegiatan komunitas yang menghargai dan merayakan keberagaman. Ini dapat menciptakan kesadaran bahwa kolaborasi lintas kelompok dapat membawa dampak positif.

Dengan pendekatan ini, keluarga dapat menjadi basis yang kuat untuk memupuk sikap tenggang rasa, toleransi, dan kolaborasi. Melibatkan seluruh anggota keluarga dalam proses ini akan membantu menciptakan lingkungan yang mendukung pembentukan karakter yang baik dan membangun masyarakat yang lebih inklusif.


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Sumber lisan merupakan keterangan langsung dari orang-orang yang mengalami p sejarah. Selain diperoleh dari orang-orang yang mengalami persitiwa secara la sumber lisan juga dapat diperoleh dari orang-orang yang mengetahui suatu peristiw secara rinci. Dengan kata lain sumber sejarah lisan dapat digunakan untuk sumba dan sekunder. Bagaimana cara mendapatkan sumber sejarah secara lisan denga tepat? Sumber sejarah merupakan segala sesuatu yang mengandung informasi tenta peristiwa sejarah. Informasi yang dijadikan sumber sejarah harus berasal dari aktivi pada masa lampau. Sumber sejarah berfungsi sebagai sarana penyampaian inform ristiwa sejarah di masa lampau. Bagaimana cara membuktikan keaslian suatu sumber sejarah? Sumber sejarah berdasarkan bentuknya dibagi menjadi tiga, yaitu sumber tertulis, sumber lisan, dan sumber benda. Sumber tertulis merupakan sumber sejarah yang memberikan informasi melalui tulisan. Sumber lisan merupakan sumber sejarah yang disampaikan secara lisan oleh orang yang menyaksikan, mendengar, atau mengalami langsung suatu peristiwa sejarah. Sumber benda merupakan sumber sejarah yang diperoleh dari benda-benda peninggalan sejarah. Mengapa sumber sejarah sangat penting dalam sejarah? Sumber sejarah lisan sangat bermanfaat agar sejarah dapat terus diingat oleh masyarakat sebagai bagian dari identitas dari sebuah negara. Sumber sejarah lisan dapat berupa keterangan langsung dari pelaku, tradisi lisan yang berkembang di masyarakat, dan topomini. Mengapa sumber lisan memiliki keterbatasan dibandingkan sumber tertulis? Kritik sumber sering juga disebut proses verifikasi. Sering dilakukan peneliti untuk menguji keabsahan serta keaslian suatu dokumen atau sumber sejarah. Kritik sumber merupakan salah satu tahapan dalam penelitian sejarah. Apa yang dimaksud kritik sumber?

49

0.0

Jawaban terverifikasi

Kondisi kehidupan bangsa Indonesia pada masa awal kemerdekaan belum stabil. Dibawah ini adalah penyabab ketidakstabilan kehidupan politik pada masa awal kemerdekaan, kecuali... A. Pertentangan antar partai B. Gangguan dari Belanda yang ingin berkuasa kembali C. Munculnya kesulitan ekonomi dan keuangan D. Terjadinya bentrokan antar etnis E. Munculnya gangguan keamanan dalam negeri 2. Pada tanggal 3 November 1945 diterbitkan maklumat pemerintah mengenai pendirian partai partai politik. Sebelum adanya maklumat pemerintah tanggal 3 November 1945, Indonesia merencanakan satu partai tunggal yaitu... A. Masyumi D. PNI B. PKI E. NU C. PSI 3. Terbentuknya Kabinet Sjahrir tanggal 14 November 1945 merupakan suatu bentuk penyelewengan pertama pemerintah RI terhadap UUD 1945. Sejak tanggal 14 November 1945 Indonesia menganut sistem pemerintahan... A. Presidensial B. Liberalisme C. Parlementer D. Terpimpin E. Aristokrasi 4. Berdirinya partai partai politik telah mendorong Sutan Sjahrir yang berasal dari partai Sosialis untuk menghidupkan bentuk pemerintahan dengan cabinet parlementer. Hal ini dilakukan dengan alasan... A. agar perjuangan bangsa Indonesia mendapat dukungan dari negara negara barat B. mengikuti arus perpolitikan Indonesia yang mulai berkembang C. sesuai dengan perkembangan ideology di Indonesia D. sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945 E. permintaan dari Presiden Soekarno. 5. Pada masa awal kemerdekaan, system pemerintahan berubah dari presidensial menjadi parlementer. Salah satu alasan dan pertimbangan perubahan system pemerintahan dari presidensial ke parlementer pada awal kemerdekaan adalah... A. Demokrasi bisa segera ditegakkan secara benar B. Parlementer sangat cocok untuk bangsa Indonesia C. Presidensial tidak sesuai dengan Indonesia yang multi etnis. D. Presidensial terlalu sulit untuk diterapkan dalam pemerintahan E. Mempermudah perundingan dengan Belanda 6. Sampai dengan awal tahun 1946, keadaan ibu kota Jakarta semakin kacau. Pemerintah terus didesak dan diteror oleh pemerintah asing.Pada saat ibukota dipindahkan ke Yogyakarta, Perdana Menteri Sjahrir masih berkedudukan di Jakarta untuk... A. menghadapi terror Belanda B. menjalankan roda pemerintahan dari pusat C. menghimpun kekuatan menghadapi Belanda D. menciptakan pemerintahan tandingan E. mengadakan hubungan dengan luar negeri 7. Kondisi kehidupan ekonomi bangsa Indonesia pada awal kemerdekaan tidak stabil. Keadaan ekonomi pada awal kemerdekaan mengalami kekacauan, salah satu factor penyebab antara lain... A. Adanya Blokade ekonomi oleh Belanda B. Rakyat Indonesia hanya mengandalkan pendapatan dalam pertanian . C. Banyaknya investor asing yang mengintervensi perekonomian Indonesia D. Rendahnya sumber daya manusia Indonesia dalam perekonomian E. Sering terjadi konflik horizontal dalam negeri Indonesia 8. Kondisi kehidupan ekonomi pada masa awal kemerdekaan tidak stabil karena terjadi inflasi. Terjadinya inflasi pada masa awal kemerdekaan disebabkan oleh... A. Indonesia belum memiliki mata uang yang sah B. Tentara Jepang masih menguasai sebagian besar sector ekonomi C. Terjadinya pertempuran pertempuran diberbagai daerah. D. Peredaran mata uang Jepang yang belum terkendali E. Munculnya perusahaan perusahaan asing milik Belanda 9. Indonesia harus dapat mengatasi permasalahan ekonomi yang dihadapi pada masa awal kemerdekaan. Salah satu upaya bangsa Indonesia dalam melakukan perbaikan ekonomi pada awal kemerdekaan dilakukan dengan cara ... A. Menaikkan pajak dan bea Cukai B. Meningkatkan produksi pertanian dan perkebunan untuk diekspor C. Mengeluarkan mata uang sendiri (ORI) D. Mengisi kas pemerintah yang kosong E. Mengedarkan uang secara besar besaran. 10. Salah satu penyebab kacaunya kondisi perekonomian Indonesia pada masa awal kemerdekaan karena kas negara kosong. Upaya pemerintah Republik Indonesia mengisi kas negara yang kosong pada awal Kemerdekaan adalah ... A. Menasionalisasi De Javasche Bank B. Membuat kebijakan Gunting Syafruddin C. Mendevaluasi mata uang rupiah D. Sistim ekonomi Gerakan Benteng E. Menyelenggarakan pinjaman Nasional

154

0.0

Jawaban terverifikasi

Iklan

Sahabat yang Tergadai Rina dan Maya telah bersahabat sejak kecil. Mereka tinggal di kompleks perumahan yang sama, duduk di bangku sekolah yang sama, bahkan berbagi mimpi untuk bisa terus bersama hingga dewasa. Setiap sore, Rina selalu datang ke rumah Maya untuk bermain atau sekadar mengerjakan PR bersama. Rumah Maya terasa hangat dan nyaman, penuh dengan canda tawa dan rasa kekeluargaan. Maya adalah teman yang selalu mendukung Rina dalam segala hal, tak peduli apa yang terjadi. Namun, suatu hari segalanya berubah. Ayah Maya, yang sebelumnya memiliki usaha sukses, mengalami kebangkrutan. Usahanya gulung tikar setelah dihadapkan pada masalah keuangan yang tak terduga. Keluarga Maya terpaksa menjual rumah mereka dan pindah ke sebuah rumah kontrakan kecil di pinggiran kota. Maya tak lagi bisa mengenakan seragam baru yang biasa mereka beli bersama di awal tahun ajaran. Kini, pakaian Maya tampak kusam, dan sepatu yang dia kenakan mulai berlubang di ujungnya. Pada awalnya, Rina tetap berteman dengan Maya seperti biasa. Mereka masih bertemu di sekolah, dan Rina sesekali mengundang Maya ke rumahnya. Namun, Rina mulai mendengar bisik-bisik dari teman-teman lainnya. "Kenapa masih berteman dengan Maya? Keluarganya sudah jatuh miskin. Nanti kamu jadi terlihat seperti dia." Salah seorang teman di kelas berkata dengan nada mengejek. Bisikan-bisikan itu semakin keras, bahkan beberapa di antaranya terang-terangan menertawakan Maya di depan Rina. Rina merasa tersudut. Di satu sisi, dia merasa bersalah kepada Maya, sahabatnya sejak kecil, yang tidak pernah memintanya apa-apa kecuali persahabatan tulus. Namun di sisi lain, dia merasa takut dijauhi oleh teman-teman lain yang mulai memandang rendah Maya. Rina mulai menjaga jarak. Suatu sore, Maya mendatangi Rina. "Kenapa kamu menjauh? Aku merindukanmu, Rina," Maya bertanya dengan mata yang penuh harap, mencoba mencari jawaban atas perubahan sikap sahabatnya. Rina menghindari tatapan Maya, menunduk dan berpura-pura sibuk dengan bukunya. "Aku sibuk sekarang, banyak tugas. Maaf, Maya." Maya terdiam. Hatinya hancur. Dia tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi dia berharap itu tidak benar. Namun, kenyataannya terlalu menyakitkan untuk diabaikan. Sejak itu Maya tak pernah lagi mengajak Rina berbicara. Mereka masih bertemu di sekolah, tetapi Maya belajar untuk menahan diri dari rasa sakit ditinggalkan. Waktu berlalu, dan pertemanan mereka tergerus oleh jarak yang diciptakan Rina. Suatu hari, sekolah mengadakan reuni kecil bagi siswa-siswa angkatan mereka. Maya, yang sekarang telah menemukan jalan hidupnya sendiri, datang dengan percaya diri. Dia tak lagi terjebak dalam bayang-bayang masa lalu. Rina melihat Maya dari jauh, merasa tertampar oleh keberadaan sahabatnya yang dulu. Maya telah tumbuh menjadi sosok yang mandiri dan sukses, meski tanpa dirinya. Rina mendekat dengan perasaan bersalah. "Maya... maafkan aku." Maya menatapnya, senyumnya tenang. "Rina, aku sudah memaafkanmu sejak lama. Aku hanya belajar bahwa tidak semua hal bisa kita pertahankan, bahkan persahabatan. Kadang, orang berubah, dan itu tidak apa-apa. Yang penting, kita tetap berdiri dan melanjutkan hidup." Rina menahan air matanya. Pada saat itu, dia menyadari bahwa dia telah kehilangan lebih dari sekadar seorang sahabat. Dia telah kehilangan kesempatan untuk setia pada seseorang yang benar-benar berarti dalam hidupnya. Tapi, waktu tak bisa diputar kembali. Rina hanya bisa menerima kenyataan bahwa persahabatan mereka telah tergadai oleh ketakutan dan gengsi. Maya pun berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan Rina dalam kesunyian yang menyesakkan. Ubahlah cerpen tersebut menjadi sebuah adegan 1, adegan 2, adegan 3, dan adegan 4

76

0.0

Jawaban terverifikasi

1. Pembukaan UUD 1945 menegaskan bahwa penjajahan diatas dunia harus di hapuskan karena... 2. Makna UUD NRI... 3. Amandemen memiliki pengertian... 4. Amandemen terhadap UUD 1945 tidaklah dilakukan tanpa kesepakatan dasar mengenai batasan-batasan perundang-undangan. Yang termasuk batasan tersebut adalah... 5. Kewajiban pelajar terhadap UUD 1945 adalah... 6. Usaha yang paling tepat untuk dilakukan oleh setuap warga negara dalam menyebarkan perulaku positif terhadap UUD 1945 adalah... 7. Perwujudan sikap setia terhadap UUD 1945 yang disahkan oleh para pendiri negara adalah 8. Sebutkan sistematika UUD 1945 saat ini! 9. Sebutkan dan jelaskan 2 sifat UUD 1945 10. Sebutkan dan tuliskan isi pasal dalam UUD 1945 yang mengatur tentang A. Pendidikan B. Agama C. Kemerdekaan dalam mengemukakan pendapat 11. Dalam perjuangan bahasa indonesia pendiri bangsa memasukan tujuan bangsa indonesia. Dasarnegara dan cita-cita bangsa indonesia, dasar negara dan cita-cita bangsa indonesia yang termuat dalam... 12. Pancasila merupakan dasar negara indonesia, hal itu termuat dalam UUD negara indonesia tahun 1945 alinea ke... 13. Pembukaan UUD dasar NRI tahun 1945 dan proklamasi kemerdekaan merupakab satu kesatuan yang dibuat karena... 14. Tujuan bangsa indonesia adalah... 15. Aturan-aturan dasar yang dipakai sebagai landasan dasar dan sumber berlakunya seluruh hukum atau perundang-undangan dan penyelenggaraan pemerintah negara pada suatu wilayah disebut... 16. UUD NRI 1945 merupakan bentuk peraturan tertinggi dan yang menjadi dasar dan sumber bagi perturang yang lebih rendah merupakan kedudukan UUD sebagai... 17. UUD NRI bersifat singkat artinya... 18. Melalui sidang MPR, telah melakukan amandemen terhadap UUD NRI 1945 sebanyak... 19. Amandemen kedua dilakukan dan ditetapkan dalam sidang tahunan MPR pada tahun... 20. Dampak jika tidak ada UUD NRI ? Mohon tolong bantu dijawab ya

32

0.0

Jawaban terverifikasi