Jongdi J

17 Juli 2022 12:55

Iklan

Jongdi J

17 Juli 2022 12:55

Pertanyaan

HOS Cokroaminoto, Sang Guru Bangsa Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto adalah anak kedua dari 12 bersaudara dari ayah bernama R.M. Tjokroamiseno, salah seorang pejabat pemerintahan pada saat itu. Kakeknya, R.M. Adipati Tjokronegoro, pernah juga menjabat sebagai Bupati Ponorogo. Tjokro lahir di Tegalsari, Ponorogo, Jawa Timur, pada tanggal 16 Agustus 1882. Awalnya kehidupan Tjokro terbilang biasa-biasa saja. Semasa kecil ia dikenal sebagai anak yang nakal dan suka berkelahi. Setelah beberapa kali berpindah sekolah, akhirnya ia berhasil menyelesaikan sekolahnya di OSVIA (sekolah calon pegawai pemerintah atau pamong praja) di Magelang pada tahun 1902. Setelah menamatkan OSVIA, Tjokro bekerja sebagai seorang juru tulis di Ngawi, Jawa Timur. Tiga tahun kemudian ia bekerja di perusahaan dagang di Surabaya. Kepindahannya ke Surabaya membawanya terjun ke dunia politik. Di kota pahlawan itu Tjokro kemudian bergabung dalam Sarekat Dagang Islam (SDI) pimpinan H. Samanhudi. Ia menyarankan agar SDI diubah menjadi partai politik. SDI kemudian resmi diubah menjadi Sarekat Islam (SI) dan Tjokro menjadi Ketua SI pada tanggal 10 September 1912. Tjokroaminoto dipercaya untuk memangku jabatan ketua setelah sebelumnya menjabat sebagai komisaris SI. Di bawah kepemimpinannya, SI mengalami kemajuan pesat dan berkembang menjadi partai massa sehingga menimbulkan kekhawatiran pemerintah Belanda. Pemerintah Hindia Belanda berupaya menghalangi SI yang termasuk organisasi Islam terbesar pada saat itu. Pemerintah kolonial sangat membatasi kekuasaan pengurus pusat SI agar mudah diawasi dan dipengaruhi pangreh praja setempat. Situasi itu menjadikan SI menghadapi kesenjangan antara pusat dan daerah yang menyebabkan kesulitan dalam mobilisasi para anggotanya. pada periode tahun 1912-1916, Tjokroaminoto dan para pemimpin SI lainnya sedikit bersikap moderat terhadap pemerintah Belanda. Mereka memerjuangkan penegakan hak-hak manusia serta meningkatkan taraf hidup masyarakat. Tapi sejak tahun 1916, menghadapi pembentukan Dewan Rakyat, suasana menjadi hangat. Dalam kongres-kongres SI, Tjokroaminoto mulai melancarkan ide pembentukan nation (bangsa) dan pemerintahan sendiri. Sebagai reaksi terhadap "Janji November" (November Beloftem), Gubernur Jenderal van Lim burgh Stirum, Tjokroaminoto selaku wakil SI dalam Volksraad bersama sastrawan, akitivis, jurnalis Abdul Muis, Cipto Mangukusumo mengajukan mosi yang kemudian dikenal dengan "Mosi Tjokroaminoto" pada tanggal 25 November 1918. Mereka menuntut: Pertarna, pembentukan Dewan Negara di mana penduduk semua wakil dari kerajaan. Kedua, pertangggungjawaban departemenj pemerintah Hindia Belanda terhadap perwakilan rakyat. Tiga, pertangggungjawaban terhadap perwakilan rakyat. Keempat, reformasi pemerintahan dan desentrallsasi. Intinya, mereka menuntut pemerintah Belanda membentuk parlemen yang anggotanya dipilih dari rakyat dan oleh rakyat. Pemerintah sendiri dituntut bertanggung jawab pada parlemen. Namun , oleh Ketua Parlemen Belanda, tuntutan tersebut dianggap hanya fantasi belaka. Selanjutnya, pada kongres nasional SI di Yogyakarta tanggal2-6 Maret 1921, SI pimpinan Tjokro memberikan reaksi atas sikap pemerintah Belanda tersebut dengan merumuskan tujuan perjuangan politik SI sebagai, "Untuk merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan Belanda". Selama hidupnya, Tjokroaminoto merupakan sosok yang berpengaruh besar terhadap tokoh-tokoh muda pergerakan nasional saat itu. Keahliannya berpidato ia gunakan untuk mengecam kesewenang-wenangan pemerintah Belanda. Semasa perjuangannya, dia misalnya mengecam perampasan tanah oleh Belanda untuk dijadikan perkebunan milik Belanda. Ia juga mendesak Sumatera Landsyndicaat supaya mengembalikan tanah rakyat di Gunung Seminung (tepi Danau Ranau, Sumatera Selatan). Na sib para dokter pribumi juga turut diperjuangkannya dengan menuntut kesetaraan kedudukan antara dokter Indonesia dengan dokter Belanda. Pada tahun 1920, Tjokro dijebloskan ke penjara dengan tuduhan menghasut dan mempersiapkan pemberontakan untuk menggulingkan pemerintah Belanda. Pada April 1922, setelah tujuh bulan meringkuk di penjara, ia kemudian dibebaskan. Tjokroaminoto kemudian diminta kembali untuk duduk dalam Volksraad, namun permintaan itu ditolaknya karena ia sudah tak mau lagi bekerja sama dengan pemerintah Belanda. Sebagai tokoh masyarakat, pemerintah kolonial menjulukinya sebagai de Ongekroonde Koning van Java (Raja Jawa yang tidak "bermahkota" atau tidak "dinobatkan"). Pengaruh Tjokro yang luas menjadikannya sebagai tokoh panutan masyarakat. Karena alasan itu pula maka R.M. Soekemi Sasrodi hardjo mengirimkan anaknya Soekarno untuk pendidikan dengan in de kost di rumahnya. Selain menjadi politikus, Tjokroaminoto aktif menu lis karangan di majalah dan surat kabar. Salah satu karyanya ialah buku yang berjudul "Islam dan Nasionalisme." Tjokroaminoto menghembuskan nafasnya yang terakhir pada tanggal17 Desember 1934 di Yogyakarta pada usia 51 tahun. Atas jasa-jasanya kepada negara, Haji Oemar Said Cokroaminoto dianugerahkan gelar pahlawan Kemerdekaan Nasional berdasarkan SK Presiden Republik Indonesia No.590 Tahun 1961, tanggal9 Nopember 1961. (Di cuplik dengan penggubahan dari www. tokohindonesia.com) 4. Analisis struktur terhadap teks biografi HOS Tjokroaminoto di atas! Identifikasi reorientasi pada teks tersebut!

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

01

:

22

:

24

:

39

Klaim

1

1

Jawaban terverifikasi

Iklan

N. Nadzifah

30 Agustus 2022 06:22

Jawaban terverifikasi

Jawabannya adalah "Reorientasi terletak pada paragraf terakhir". Soal meminta kita untuk mengidentifikasi bagia reorientasi teks tersebut. Teks tersebut adalah teks biografi. Teks ini bertujuan untuk menceritakan kisah nyata kehidupan seorang tokoh. Adapun salah satu struktur teksnya adalah reorientasi, yang berisi simpulan/komentar penulis. Oleh karena itu, bagian ini selalu diletakkan di akhir (paragraf terakhir), yakni paragraf: "Selain menjadi politikus, Tjokroaminoto aktif menu lis karangan di majalah dan surat kabar..." Jadi, jawabannya adalah "Reorientasi terletak pada paragraf terakhir".


Iklan

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Assalamu’alaikum Wr. Wb Yang kami hormati bapak dan ibu serta para hadirirn sekalian yang berbahagia. Puji syukur kita sanjungkan kehadirat Allah swt, karena dengan limpahan dan karunia-Nya kita bisa berkumpul di sini. Salawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad saw, karena beliau menyiarkan agama yang haq, yakni agama islam, agama yang diridai oleh Allah swt. Semoga kita sekalian termasuk ke dalam umat-Nya yang diberkahi. Amin ya rabbal alamin. Hadirin sekalian yang berbahagia! Dirasa amat penting sekali jiwa sosial untuk diterapkan di lingkungan keluarga, sanak saudara, bahkan juga di masyarakat luas. Karena dengan jiwa sosial, maka terjalinlah di antara kita saling tolong-menolong, dan kasih sayang. Sehngga orang-orang yang butuh akan pertolongan kita, akan mendapatkan haq-Nya. Perhatikan kalimat berikut! Puji syukur kita sanjungkan kehadirat Allah swt, karena dengan limpahan karuniaNya kita bisa berkumpul di sini. Kalimat tersebut termasuk …. A. salam pembuka B. ucapan terima kasih C. pengenalan topik D. tema E. judul

164

0.0

Jawaban terverifikasi