Gerakan DI/TII di jawa tengah semakin kuat setelah bergabungnya kelompok separatis lainnya, yaitu … di wilayah kudus dan magelang. A. APRA B. PRRI/Permesta C. Batalion 423 dan 426 D. KGSS E. RMS

Hai Nabila A, kakak bantu jawab ya. Jawaban yang tepat adalah yang C. Batalion 423 dan 426. Untuk lebih jelasnya, yuk pahami penjelasan berikut. Pemberontakan DI/TII terjadi di beberapa wilayah Indonesia, pertama di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Kalimantan hingga Aceh. Pasca DI/TII di Jawa Barat, di Jawa Tengah, terjadi kasus yang sama miripnya. Latar belakangnya ialah pasca persetujuan Renville daerah Pekalongan-Brebes-Tegal ditinggalkan TNI (Tentara Nasional Indonesia) dan aparat pemerintahan. Lalu terjadi kevakuman di wilayah ini dan Amir Fatah beserta pasukan Hizbullah yang tidak mau di-TNI-kan segera mengambil alih. Selanjutnya terjadi kesepakatan antara Amir Fatah, pasukannya dengan pasukan TNI. Amir Fatah bahkan diangkat sebagai koordinator pasukan di daerah operasi Tegal dan Brebes. Pada masa Agresi Belanda II, pasukan TNI kemudian balik kembali ke wilayah tersebut dan terjadi ketegangan karena berbagai persoalan antara pasukan Amir Fatah dengan TNI. Apalagi setelah utusan Kartosuwiryo datang menemui Amir Fatah, ia pun semakin berubah pikiran. Di tambah lagi pergerakannya semakin kuat setelah bergabung bergabung dengan kelompok separatis lainnya, yaitu batalion 423 dan 426 yang ada di wilayah Kudus dan Magelang. Puncaknya setelah Kartosuwiryo mengangkatnya sebagai Panglima TII Jawa Tengah. Amir Fatah bahkan ikut memproklamirkan berdirinya Negara Islam di Jawa Tengah. Sejak itu terjadi kekacauan dan konflik terbuka antara pasukan Amir Fatah dengan pasukan TNI. Semoga membantu yaa :))