Nuri N

03 Desember 2021 07:51

Iklan

Iklan

Nuri N

03 Desember 2021 07:51

Pertanyaan

Ciri kebahasaan apa saja yang terdapat pada teks cerita fantasi


1

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Iklan

Imam F

09 Desember 2021 15:05

Jawaban terverifikasi

Hai Nuri N. Terima kasih sudah bertanya di Roboguru. Kakak bantu jawab ya. Jawaban soal di atas adalah menggunakan kata ganti orang, kata sifat, kata metafora (kiasan) dan perumpamaan, konjungsi penanda urutan waktu, dan kalimat langsung. Cermati pembahasan berikut ini. Teks cerita fantasi adalah teks yang berbentuk karangan atau tulisan untuk menuturkan, menggambarkan, atau membayangkan berbagai perbuatan, pengalaman, dan kejadian berupa angan-angan, khayalan, imajinasi, atau rekaan belaka. Ciri kebahasaan dari teks cerita fantasi adalah sebagai berikut. • Menggunakan kata ganti orang. • Menggunakan kata sifat. • Menggunakan kata metafora (kiasan) dan perumpamaan. • Menggunakan konjungsi penanda urutan waktu. • Menggunakan kalimat langsung. Jadi, ciri kebahasaan yang terdapat pada teks cerita fantasi adalah menggunakan kata ganti orang, kata sifat, kata metafora (kiasan) dan perumpamaan, konjungsi penanda urutan waktu, dan kalimat langsung. Semoga Bermanfaat yaa...


Iklan

Iklan

Noviliana R

03 Desember 2021 14:46

Ciri kebahasaan pada cerita fantasi, yakni: •penggunaan Kata ganti orang (aku, merely, dll) •penggunaan kata dengan makna kias Dan makna khusus. •penggunaan Kata keterkejutan. •penggunaan Kata yang mencerap panca indera untuk deskripsi latar(tempat waktu Susana) •Kata sambung penanda urutan waktu. MOGA MEMBANTU!


lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Bacalah kutipan buku nonfiksi berikut! Puputan Upacara puputan atau dhautan bagi masyarakat Jawa merupakan upacara yang dilakukan dalam rangkaian upacara kelahiran seorang anak. Upacara ini dilaksanakan pada sore hari ketika tali pusar si bayi telah putus atau lepas (puput atau dhaut berarti lepas). Waktu yang diperlukan untuk penyelenggaraan puputan tidak dapat ditentukan secara pasti Hal ini bergantung kepada lama tidaknya tali pusar si bayi lepas dengan sendirinya. Tali pusar si bayi dapat putus sebelum seminggu bahkan lebih dari seminggu sejak kelahiran. Keluarga si bayi harus siap mengadakan upacara puputan jika sewaktu- waktu tali pusar tersebut putus. Upacara ini diselenggarakan dengan mengadakan kenduri atau selamatan yang dihadiri oleh kerabat dan tetangga terdekat. Sesajian (makanan) yang disediakan dalam upacara puputan, antara lain nasi gudangan yang terdiri atas nasi dengan lauk-pauk, sayur-mayur dan parutan kelapa, bubur merah, bubur putih, dan jajan pasar. Upacara puputan biasanya ditandai dengan dipasangnya sawuran (bawang merah, dlingo bengle yang dimasukkan ke ketupat), dan aneka macam duri kemarung di sudut- sudut kamar bayi. Selain sawuran dipasang juga daun nanas yang diberi warna hitam putih (bergaris-garis), daun apa-apa, awar-awar, girang, dan duri kemarung. Di halaman rumah dipasang tumbak sewu, yaitu sapu lidi yang didirikan dengan tegak. Di tempat tidur si bayi diletakkan benda-benda tajam seperti pisau dan gunting. Dalam upacara puputan dhautan terdapat makna atau lambang atau yang tersirat dalam makanan dan alat yang digunakan tersebut. Sumber: Maryani, Indonesia nan Indah: Upacara Adat, Semarang. Alprin, 2019 Buatlah rangkuman isi kutipan buku nonfiksi tersebut!

391

0.0

Jawaban terverifikasi