ciri-ciri teks argumentasi

Teks argumentasi adalah teks yang berisi opini penulis yang disertai alasan dan pembuktian yang didukung oleh fakta, disampaikan secara logis dan objektif, bertujuan untuk meyakinkan dan mempengaruhi pembaca. Teks argumentasi memiliki beberapa ciri-ciri, antara lain: - Berisi pendapat atau ide penulis tentang suatu isu atau permasalahan - Berupa penyangkalan atau penolakan terhadap pendapat lain yang bertentangan dengan opini penulis - Bertujuan untuk meyakinkan atau membujuk pembaca agar memiliki pemikiran yang sama dengan penulis - Mampu menunjukkan bukti dan kebenaran yang kuat dari suatu isu, seperti data, fakta, statistik, hasil penelitian, kesaksian ahli, dll. - Menggunakan bahasa denotatif atau bahasa yang sebenarnya dan tegas serta tidak berbelit-belit - Ditulis berdasarkan analisis rasional atau berdasar fakta - Ditulis secara objektif sehingga dibutuhkan batasan dan menghindari nilai-nilai emosional Teks argumentasi juga memiliki struktur penulisan yang terdiri dari tiga bagian utama, yaitu: - Pendahuluan: bagian ini memuat argumen yang akan disampaikan atau menunjukkan dasar dari sebuah argumentasi yang akan disampaikan oleh penulis. Bagian ini perlu dibuat sangat menarik agar dapat memikat perhatian pembaca. - Badan argumen: bagian ini berfokus pada usaha untuk membuktikan pendapat atau gagasan yang telah dituliskan pada bagian pendahuluan. Bagian ini biasanya terdiri dari beberapa paragraf yang masing-masing mengandung satu klaim utama dan beberapa klaim pendukung. Klaim utama adalah pernyataan yang menyatakan opini penulis tentang suatu isu. Klaim pendukung adalah pernyataan yang menyatakan alasan, bukti, atau data yang mendukung klaim utama. - Kesimpulan: bagian ini merupakan rangkuman dari argumen yang telah disampaikan pada bagian badan argumen. Bagian ini juga dapat berisi rekomendasi, saran, atau ajakan kepada pembaca terkait dengan isu yang dibahas Contoh teks argumentasi adalah sebagai berikut: Pemerataan Pendidikan di Indonesia Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan suatu bangsa. Pendidikan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan membentuk karakter bangsa. Namun, sayangnya di Indonesia masih terdapat ketimpangan dalam hal akses dan kualitas pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan. Hal ini tentu menjadi masalah serius yang harus segera diatasi oleh pemerintah. Salah satu penyebab ketimpangan pendidikan di Indonesia adalah kurangnya alokasi anggaran untuk sektor pendidikan. Padahal, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat 4 menyebutkan bahwa pemerintah wajib mengalokasikan anggaran pendidikan minimal 20% dari APBN/APBD. Namun, kenyataannya anggaran pendidikan di Indonesia masih di bawah standar tersebut. Menurut data Kementerian Keuangan tahun 2023, alokasi anggaran pendidikan hanya sebesar 17,9% dari APBN. Akibatnya, banyak sekolah di daerah pedesaan yang kekurangan fasilitas dan sarana prasarana pendidikan, seperti ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, buku ajar, dll. Selain itu, ketimpangan pendidikan di Indonesia juga disebabkan oleh kurangnya tenaga pendidik yang berkualitas dan profesional. Menurut data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2023, jumlah guru di Indonesia sebanyak 3.082.194 orang. Namun, dari jumlah tersebut hanya sekitar 60% yang memiliki sertifikat pendidik. Sertifikat pendidik adalah bukti bahwa guru telah memenuhi standar kompetensi profesional sebagai tenaga pendidik. Tanpa sertifikat pendidik, guru tidak dapat memberikan layanan pendidikan yang bermutu kepada peserta didik. Selain itu, banyak guru yang enggan mengabdi di daerah terpencil karena faktor gaji, fasilitas, dan kesejahteraan. Oleh karena itu, pemerintah harus segera mengambil langkah-langkah konkret untuk mewujudkan pemerataan pendidikan di Indonesia. Beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah: - Menambah alokasi anggaran untuk sektor pendidikan sesuai dengan ketentuan UUD 1945 - Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga pendidik melalui program sertifikasi, pelatihan, dan insentif - Membangun dan memperbaiki infrastruktur pendidikan di daerah pedesaan, seperti sekolah, asrama, jalan, dll. - Mendorong partisipasi masyarakat dan swasta dalam mendukung pendidikan, seperti memberikan beasiswa, bantuan, atau donasi - Menerapkan sistem zonasi dalam penerimaan siswa baru agar tidak ada diskriminasi berdasarkan prestasi atau kemampuan ekonomi Dengan demikian, diharapkan pemerataan pendidikan di Indonesia dapat tercapai dan semua anak bangsa dapat menikmati haknya untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan bermutu. Pendidikan yang merata dan berkualitas akan menjadi modal dasar bagi Indonesia untuk menjadi bangsa yang maju dan berdaya saing di masa depan. Semoga bermanfaat :)