Aldi H

25 September 2024 22:20

Iklan

Aldi H

25 September 2024 22:20

Pertanyaan

cerita yang terjadi dikehidupanmu tentang bertanggung jawab, memenuhi janji, mensyukuri nikmat, menutup aib orang lain, menjaga lisan

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

12

:

25

:

26

Klaim

7

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

ZAHRA D

Community

28 September 2024 04:21

Jawaban terverifikasi

<p>Sebagai seorang yang bertanggung jawab, saya selalu berusaha untuk memenuhi janji yang telah saya buat. Misalnya, jika saya berjanji untuk bertemu dengan seseorang pada waktu tertentu, saya akan berusaha untuk tepat waktu dan tidak membuat orang tersebut menunggu. Saya juga selalu berusaha untuk mensyukuri nikmat yang telah saya terima. Misalnya, saya selalu berterima kasih atas kesehatan yang saya miliki dan berusaha untuk menjaga kesehatan tersebut. Saya juga selalu berusaha untuk menutup aib orang lain. Misalnya, jika saya mengetahui kesalahan seseorang, saya tidak akan membicarakannya kepada orang lain. Saya juga selalu berusaha untuk menjaga lisan saya. Misalnya, saya selalu berusaha untuk tidak mengucapkan kata-kata yang kasar atau tidak pantas untuk dikatakan&nbsp;</p>

Sebagai seorang yang bertanggung jawab, saya selalu berusaha untuk memenuhi janji yang telah saya buat. Misalnya, jika saya berjanji untuk bertemu dengan seseorang pada waktu tertentu, saya akan berusaha untuk tepat waktu dan tidak membuat orang tersebut menunggu. Saya juga selalu berusaha untuk mensyukuri nikmat yang telah saya terima. Misalnya, saya selalu berterima kasih atas kesehatan yang saya miliki dan berusaha untuk menjaga kesehatan tersebut. Saya juga selalu berusaha untuk menutup aib orang lain. Misalnya, jika saya mengetahui kesalahan seseorang, saya tidak akan membicarakannya kepada orang lain. Saya juga selalu berusaha untuk menjaga lisan saya. Misalnya, saya selalu berusaha untuk tidak mengucapkan kata-kata yang kasar atau tidak pantas untuk dikatakan 


Iklan

Rendi R

Community

20 Oktober 2024 23:56

Jawaban terverifikasi

<p>&nbsp;</p><p>Berikut adalah beberapa contoh kisah sederhana dari kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan <strong>bertanggung jawab, memenuhi janji, mensyukuri nikmat, menutup aib orang lain, dan menjaga lisan</strong>:</p><p>1. <strong>Bertanggung Jawab</strong></p><p>Suatu hari saya mendapatkan tugas dari tim kerja untuk menyelesaikan sebuah proyek penting. Meskipun saya sedang sibuk dengan pekerjaan lain, saya menyadari bahwa tanggung jawab ini tidak bisa saya abaikan. Saya mengatur waktu saya dengan baik dan berusaha menyelesaikan proyek tepat waktu. Di tengah kesulitan dan tekanan, saya berusaha sebaik mungkin agar tugas ini terselesaikan dengan hasil yang memuaskan. Akhirnya, proyek berhasil diselesaikan dengan baik dan tepat waktu, dan saya merasa bangga karena sudah bertanggung jawab dengan tugas yang diamanahkan.</p><p><strong>Pelajaran</strong>: Tanggung jawab adalah kunci untuk menjaga kepercayaan orang lain, baik dalam pekerjaan maupun hubungan pribadi. Menyelesaikan tugas tepat waktu menunjukkan kedewasaan dan komitmen.</p><p>2. <strong>Memenuhi Janji</strong></p><p>Beberapa waktu yang lalu, saya pernah berjanji kepada seorang teman untuk membantunya dalam sebuah acara amal yang dia selenggarakan. Namun, sehari sebelum acara, saya mendapatkan undangan mendadak untuk acara keluarga. Meski berat, saya tetap memilih untuk datang ke acara amal teman saya karena saya sudah berjanji. Setelah acara selesai, teman saya sangat berterima kasih atas bantuan saya. Hal itu membuat saya merasa bahwa meski sulit, memenuhi janji memberikan kebahagiaan tersendiri.</p><p><strong>Pelajaran</strong>: Memenuhi janji, meskipun terkadang sulit, adalah bentuk integritas yang sangat dihargai. Orang akan lebih menghargai kita jika kita selalu berusaha menepati janji.</p><p>3. <strong>Mensyukuri Nikmat</strong></p><p>Ada momen dalam hidup ketika saya merasa kurang puas dengan apa yang saya miliki, terutama saat melihat orang lain yang tampaknya lebih sukses atau lebih bahagia. Namun, suatu hari saya bertemu dengan seorang teman lama yang hidup dalam kesulitan ekonomi dan kesehatan. Meski dalam kondisi yang jauh lebih sulit, dia tetap bersyukur dan tersenyum dalam setiap situasi. Pertemuan ini membuat saya merenung dan menyadari bahwa saya sudah diberi banyak nikmat oleh Allah, yang sering saya lupakan. Saya pun mulai lebih banyak bersyukur atas kesehatan, keluarga, pekerjaan, dan hal-hal kecil lainnya yang sering terabaikan.</p><p><strong>Pelajaran</strong>: Mensyukuri nikmat yang kita miliki membuat hati lebih tenang dan bahagia. Ketika kita fokus pada apa yang kita punya, bukan apa yang kita tidak punya, hidup terasa lebih bermakna.</p><p>4. <strong>Menutup Aib Orang Lain</strong></p><p>Suatu ketika, saya mendengar kabar tentang kesalahan pribadi yang dilakukan oleh seorang teman. Beberapa orang di sekitar saya mulai membicarakan hal tersebut, bahkan berniat untuk menyebarkannya lebih luas. Alih-alih ikut bergosip, saya memilih untuk tidak membahas hal tersebut dan bahkan menasihati teman-teman saya agar tidak memperbesar masalah. Saya juga mendekati teman yang terlibat dan memberikan dukungan serta saran secara pribadi, tanpa menghakimi atau membuka aibnya di hadapan orang lain.</p><p><strong>Pelajaran</strong>: Menutup aib orang lain adalah salah satu bentuk kasih sayang. Jika kita tidak ingin aib kita dibuka, maka kita juga harus menjaga aib orang lain. Ini mencerminkan akhlak yang baik dan menjaga hubungan baik dengan sesama.</p><p>5. <strong>Menjaga Lisan</strong></p><p>Pada suatu acara pertemuan, saya mendengar seseorang berbicara dengan nada kasar tentang seseorang yang tidak hadir. Saat itu, saya sangat tergoda untuk ikut berkomentar negatif. Namun, saya ingat pentingnya menjaga lisan dan tidak ikut serta dalam perbincangan yang bisa menyakiti atau merugikan orang lain. Saya pun memilih diam dan mengalihkan pembicaraan ke topik yang lebih positif. Setelah pertemuan, saya merasa lega karena tidak ikut serta dalam pembicaraan yang bisa merusak nama baik seseorang.</p><p><strong>Pelajaran</strong>: Menjaga lisan adalah salah satu tindakan yang paling sederhana namun sulit. Menahan diri dari berbicara hal-hal negatif membantu menjaga kedamaian hati dan menghindari dosa. Lisan yang dijaga mencerminkan kebaikan hati seseorang.</p><p>Dari contoh-contoh kehidupan sehari-hari ini, kita bisa belajar tentang pentingnya <strong>tanggung jawab, menepati janji, bersyukur, menutup aib, dan menjaga lisan</strong>. Menerapkan nilai-nilai ini tidak hanya membuat kita lebih baik di mata Allah, tetapi juga meningkatkan kualitas hubungan kita dengan orang lain.</p>

 

Berikut adalah beberapa contoh kisah sederhana dari kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan bertanggung jawab, memenuhi janji, mensyukuri nikmat, menutup aib orang lain, dan menjaga lisan:

1. Bertanggung Jawab

Suatu hari saya mendapatkan tugas dari tim kerja untuk menyelesaikan sebuah proyek penting. Meskipun saya sedang sibuk dengan pekerjaan lain, saya menyadari bahwa tanggung jawab ini tidak bisa saya abaikan. Saya mengatur waktu saya dengan baik dan berusaha menyelesaikan proyek tepat waktu. Di tengah kesulitan dan tekanan, saya berusaha sebaik mungkin agar tugas ini terselesaikan dengan hasil yang memuaskan. Akhirnya, proyek berhasil diselesaikan dengan baik dan tepat waktu, dan saya merasa bangga karena sudah bertanggung jawab dengan tugas yang diamanahkan.

Pelajaran: Tanggung jawab adalah kunci untuk menjaga kepercayaan orang lain, baik dalam pekerjaan maupun hubungan pribadi. Menyelesaikan tugas tepat waktu menunjukkan kedewasaan dan komitmen.

2. Memenuhi Janji

Beberapa waktu yang lalu, saya pernah berjanji kepada seorang teman untuk membantunya dalam sebuah acara amal yang dia selenggarakan. Namun, sehari sebelum acara, saya mendapatkan undangan mendadak untuk acara keluarga. Meski berat, saya tetap memilih untuk datang ke acara amal teman saya karena saya sudah berjanji. Setelah acara selesai, teman saya sangat berterima kasih atas bantuan saya. Hal itu membuat saya merasa bahwa meski sulit, memenuhi janji memberikan kebahagiaan tersendiri.

Pelajaran: Memenuhi janji, meskipun terkadang sulit, adalah bentuk integritas yang sangat dihargai. Orang akan lebih menghargai kita jika kita selalu berusaha menepati janji.

3. Mensyukuri Nikmat

Ada momen dalam hidup ketika saya merasa kurang puas dengan apa yang saya miliki, terutama saat melihat orang lain yang tampaknya lebih sukses atau lebih bahagia. Namun, suatu hari saya bertemu dengan seorang teman lama yang hidup dalam kesulitan ekonomi dan kesehatan. Meski dalam kondisi yang jauh lebih sulit, dia tetap bersyukur dan tersenyum dalam setiap situasi. Pertemuan ini membuat saya merenung dan menyadari bahwa saya sudah diberi banyak nikmat oleh Allah, yang sering saya lupakan. Saya pun mulai lebih banyak bersyukur atas kesehatan, keluarga, pekerjaan, dan hal-hal kecil lainnya yang sering terabaikan.

Pelajaran: Mensyukuri nikmat yang kita miliki membuat hati lebih tenang dan bahagia. Ketika kita fokus pada apa yang kita punya, bukan apa yang kita tidak punya, hidup terasa lebih bermakna.

4. Menutup Aib Orang Lain

Suatu ketika, saya mendengar kabar tentang kesalahan pribadi yang dilakukan oleh seorang teman. Beberapa orang di sekitar saya mulai membicarakan hal tersebut, bahkan berniat untuk menyebarkannya lebih luas. Alih-alih ikut bergosip, saya memilih untuk tidak membahas hal tersebut dan bahkan menasihati teman-teman saya agar tidak memperbesar masalah. Saya juga mendekati teman yang terlibat dan memberikan dukungan serta saran secara pribadi, tanpa menghakimi atau membuka aibnya di hadapan orang lain.

Pelajaran: Menutup aib orang lain adalah salah satu bentuk kasih sayang. Jika kita tidak ingin aib kita dibuka, maka kita juga harus menjaga aib orang lain. Ini mencerminkan akhlak yang baik dan menjaga hubungan baik dengan sesama.

5. Menjaga Lisan

Pada suatu acara pertemuan, saya mendengar seseorang berbicara dengan nada kasar tentang seseorang yang tidak hadir. Saat itu, saya sangat tergoda untuk ikut berkomentar negatif. Namun, saya ingat pentingnya menjaga lisan dan tidak ikut serta dalam perbincangan yang bisa menyakiti atau merugikan orang lain. Saya pun memilih diam dan mengalihkan pembicaraan ke topik yang lebih positif. Setelah pertemuan, saya merasa lega karena tidak ikut serta dalam pembicaraan yang bisa merusak nama baik seseorang.

Pelajaran: Menjaga lisan adalah salah satu tindakan yang paling sederhana namun sulit. Menahan diri dari berbicara hal-hal negatif membantu menjaga kedamaian hati dan menghindari dosa. Lisan yang dijaga mencerminkan kebaikan hati seseorang.

Dari contoh-contoh kehidupan sehari-hari ini, kita bisa belajar tentang pentingnya tanggung jawab, menepati janji, bersyukur, menutup aib, dan menjaga lisan. Menerapkan nilai-nilai ini tidak hanya membuat kita lebih baik di mata Allah, tetapi juga meningkatkan kualitas hubungan kita dengan orang lain.


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Sumber lisan merupakan keterangan langsung dari orang-orang yang mengalami p sejarah. Selain diperoleh dari orang-orang yang mengalami persitiwa secara la sumber lisan juga dapat diperoleh dari orang-orang yang mengetahui suatu peristiw secara rinci. Dengan kata lain sumber sejarah lisan dapat digunakan untuk sumba dan sekunder. Bagaimana cara mendapatkan sumber sejarah secara lisan denga tepat? Sumber sejarah merupakan segala sesuatu yang mengandung informasi tenta peristiwa sejarah. Informasi yang dijadikan sumber sejarah harus berasal dari aktivi pada masa lampau. Sumber sejarah berfungsi sebagai sarana penyampaian inform ristiwa sejarah di masa lampau. Bagaimana cara membuktikan keaslian suatu sumber sejarah? Sumber sejarah berdasarkan bentuknya dibagi menjadi tiga, yaitu sumber tertulis, sumber lisan, dan sumber benda. Sumber tertulis merupakan sumber sejarah yang memberikan informasi melalui tulisan. Sumber lisan merupakan sumber sejarah yang disampaikan secara lisan oleh orang yang menyaksikan, mendengar, atau mengalami langsung suatu peristiwa sejarah. Sumber benda merupakan sumber sejarah yang diperoleh dari benda-benda peninggalan sejarah. Mengapa sumber sejarah sangat penting dalam sejarah? Sumber sejarah lisan sangat bermanfaat agar sejarah dapat terus diingat oleh masyarakat sebagai bagian dari identitas dari sebuah negara. Sumber sejarah lisan dapat berupa keterangan langsung dari pelaku, tradisi lisan yang berkembang di masyarakat, dan topomini. Mengapa sumber lisan memiliki keterbatasan dibandingkan sumber tertulis? Kritik sumber sering juga disebut proses verifikasi. Sering dilakukan peneliti untuk menguji keabsahan serta keaslian suatu dokumen atau sumber sejarah. Kritik sumber merupakan salah satu tahapan dalam penelitian sejarah. Apa yang dimaksud kritik sumber?

143

0.0

Jawaban terverifikasi

Teks 1 Salah Kelas Pagi itu, Joni nampak bahagia sekali. Di meja makan, ibunya bertanya kepada Joni. "Jon, Ibu perhatikan dari tadi kamu senyum-senyum sendiri?" "Anu, Bu, semalam ibu wali kelas membagikan jadwal tatap muka terbatas. Senang rasanya karena besok aku bisa bertemu teman-teman. Belajar daring di rumah membosankan, Bu. Apalagi kalau zoom meeting Matematika." "Memangnya kenapa kalau Matematika, Jon?" Ibu bertanya kembali. "Gurunya galak, Bu, materinya juga susah, wong diajarkan di kelas saja masih susah pahamnya, apalagi daring," jawab Joni. "Oh, begitu," Ibu menimpali. "Ya sudah, Bu. Joni pamit, ya." Joni langsung pergi sambil mencium tangan ibunya. Sekolah sudah nampak ramai. Joni berjalan sambil sesekali melihat jadwal mapel yang dibagikan wali kelasnya. Lalu, dia segera masuk kelas dan ternyata sudah ada guru di dalam kelas. "Selamat pagi, Pak. Maaf, saya terlambat." "Selamat pagi juga, Nak, silakan duduk," sahut Pak Guru. Joni langsung mencari kursi dan duduk tanpa melihat kanan kiri. Saat mengeluarkan buku catatan, Joni mengedarkan pandangannya dan langsung kaget. Semua seperti asing. Dia seperti tidak mengenali teman sekelasnya, apalagi semuanya memakai masker. Dia berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa mereka adalah teman kelasnya. Tidak berapa lama, Joni kaget ketika melihat ke papan tulis Pak Guru sedang menjelaskan soal Matematika, padahal seingatnya jadwal pagi itu adalah Bahasa Indonesia. "Astaga, ini kan kelasku satu tahun yang lalu, ini kan kelas satu. Sekarang kan aku sudah naik kelas dua." Keringat dingin keluar di wajah Joni, lalu dia memberanikan diri menemui Pak Guru. "Maaf, Pak, karena sudah satu tahun daring, saya lupa kalau sekarang saya sudah kelas dua. Saya salah masuk kelas, Pak." Semua peserta didik pun tertawa. Dengan wajah malu, Joni keluar kelas. Teks 2 PKH Pada suatu hari, dua orang ibu rumah tangga sedang berbincang-bincang di depan rumah. Mereka sedang asyik membahas tentang bantuan pemerintah yang dinamakan PKH. Bu Tuti : Mar, aku semakin heran dengan pemerintah sekarang. Bu Marni Loh, kenapa, Bu? Ada masalah? (penasaran) Bu Tuti : Ya jelas ada. Kalau enggak ada, buat apa saya repot-repot membahas masalah ini? Bu Marni: Oalah, Bu, sempat-sempatnya memikirkan pemerintah, memangnya pemerintah memikirkan nasib kita? Bu Tuti : Jangan salah. Tuh, lihat tetangga sebelah kita. Dia dapat bantuan dari pemerintah. Setiap bulan, dia rutin mengambil sembako di warung dekat balai desa sana. Bu Marni Masa? Enggak salah, sampeyan, Bu? Dia, kan, lumayan mampu. Lihat saja, kulkas ada, mesin cuci punya, motor dua, kalau pergi perhiasannya selalu menempel di tangannya. Benar enggak salah, Bu? (sedikit tidak percaya) Bu Tuti : Nah, itu yang membuat saya bingung. Kenapa dia dapat bantuan? Padahal, kalau dipikir, dia tergolong keluarga mampu. Coba kita bandingkan dengan tetangga kita yang lain. Ada yang jauh lebih berhak mendapatkan bantuan itu sebenarnya. Bu Marni : Iya betul Bu. Ngomong-ngomong, bantuan apa yang bisa dia dapat, Bu? Bu Tuti Bu Marni: Masa kamu enggak tahu? Itu, loh, bantuan PKH. Oh, yang rumahnya ditempeli stiker "Keluarga Miskin" itu, to? Bu Tuti Nah, itu kamu tahu, Mar. (mengacungkan jempol kepada Bu Marni) Bu Marni Bu Tuti Ya tahu lah, Bu. Apa, sih, yang tidak saya ketahui? Mar, PKH itu apa, to? (penasaran) Bu Marni Program Keluarga Harapan. Bu Tuti : Harapan apa? Bu Marni Harapan biar dikasih sembako tiap bulan, ha...ha...ha... Bu Tuti : Ngawur kamu, Mar. Tulislah persamaan dan perbedaan kedua teks tersebut

10

0.0

Jawaban terverifikasi

Iklan

kisi-kisi UTS BAB Tauhid dan Asmaul Husna 1. Apa itu tauhid dan mengapa konsep ini menjadi pondasi utama dalam Islam? Pertanyaan ini akan menggali pemahaman dasar tentang tauhid dan pentingnya mengesakan Allah dalam semua aspek kehidupan.. . 2. Bagaimana hubungan antara tauhid dan Asmaul Husna? Pertanyaan ini akan mengkaji bagaimana nama-nama baik Allah (Asmaul Husna) merefleksikan sifat-sifat kesempurnaan Allah dan memperkuat keyakinan akan tauhid... 3. Apa saja jenis-jenis tauhid dan bagaimana kita dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari? Pertanyaan ini akan membahas tiga jenis tauhid (rububiyah, uluhiyah, dan asma wa sifat) dan penerapannya dalam berbagai aspek kehidupan.... 4. Bagaimana Asmaul Husna dapat menjadi panduan dalam meningkatkan kualitas ibadah dan akhlak kita? Pertanyaan ini akan mengeksplorasi bagaimana merenungkan makna Asmaul Husna dapat mengubah perilaku dan sikap kita... 5. Apa saja tantangan dalam mengimani tauhid di era modern ini dan bagaimana kita dapat mengatasinya? Pertanyaan ini akan membahas berbagai pengaruh negatif yang dapat melemahkan iman seseorang dan solusi untuk menghadapinya... 6. Bagaimana kita dapat mengajarkan konsep tauhid kepada anak-anak dengan cara yang efektif dan menarik? Pertanyaan ini akan membahas metode-metode yang tepat untuk menanamkan akidah tauhid sejak dini... 7. Apa hubungan antara tauhid dengan ilmu pengetahuan? Pertanyaan ini akan mengkaji apakah ada pertentangan antara ilmu pengetahuan dan keyakinan terhadap tauhid serta bagaimana keduanya dapat saling melengkapi.... 8. Bagaimana kita dapat menerapkan nilai-nilai tauhid dalam kehidupan bermasyarakat? Pertanyaan ini akan membahas pentingnya toleransi, keadilan, dan persaudaraan dalam konteks tauhid.... 9. Apa peran ulama dalam menjaga kemurnian akidah tauhid? Pertanyaan ini akan membahas peran ulama dalam memberikan pemahaman yang benar tentang tauhid dan membentengi umat dari penyimpangan akidah.... 10. Bagaimana kita dapat menjaga keimanan kepada tauhid agar tetap kuat dan kokoh sepanjang hidup? Pertanyaan ini akan membahas pentingnya terus belajar, beribadah, dan berdzikir untuk memperkuat iman.....

33

0.0

Jawaban terverifikasi