Novita D

09 Agustus 2024 10:43

Iklan

Novita D

09 Agustus 2024 10:43

Pertanyaan

carilah ide pokok, ide penjelas/pendukung, kalimat fakta dan kalimat opini dari teks argumentasi dibawah ini

carilah ide pokok, ide penjelas/pendukung, kalimat fakta dan kalimat opini dari teks argumentasi dibawah ini

alt

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

17

:

48

:

27

Klaim

18

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Azqya S

Community

10 Agustus 2024 13:36

Jawaban terverifikasi

<p>Judul: Ketahanan Pangan Lokal</p><p>Ide Pokok dan Ide Penjelas</p><p>1. Paragraf 1<br>&nbsp; - Ide Pokok: Ketahanan pangan Indonesia terbukti berkelanjutan jika dibangun dengan basis sumber daya lokal.<br>&nbsp; - Ide Penjelas: Ketahanan ini sudah menjadi keyakinan sejak tahun 1980-an, meskipun ketahanan pangan nasional saat ini hanya bergantung pada beberapa komoditas utama, seperti beras.</p><p>2. Paragraf 2<br>&nbsp; - Ide Pokok: Sagu sebagai sumber pangan lokal memiliki potensi besar untuk menggantikan beras.<br>&nbsp; - Ide Penjelas: Indonesia memiliki hutan sagu terluas di dunia, terutama di Papua, namun pemanfaatan sagu masih minim.</p><p>3. Paragraf 3<br>&nbsp; - Ide Pokok: Pemanfaatan sagu sebagai bahan pangan dan sumber pendapatan masih terbatas.<br>&nbsp; - Ide Penjelas: Upaya pemanfaatan sagu sudah dilakukan melalui program tertentu, namun keberhasilannya masih perlu waktu.</p><p>4. Paragraf 4<br>&nbsp; - Ide Pokok: Program pengelompokan kampung sagu menunjukkan pentingnya pendekatan sosial dan ekonomi dalam keberhasilan program.<br>&nbsp; - Ide Penjelas: Teknologi sederhana yang digunakan dalam program ini memerlukan budaya baru, serta masyarakat diajak untuk hidup lebih rasional dan terbuka terhadap perubahan.</p><p>5. Paragraf 5<br>&nbsp; - Ide Pokok: Sumber pangan lokal telah beradaptasi dengan lingkungan setempat dan mengurangi jejak karbon.<br>&nbsp; - Ide Penjelas: Adaptasi ini juga membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan menjadikan pangan lokal sebagai sumber ekonomi yang berkelanjutan.</p><p>&nbsp;Kalimat Fakta</p><p>1. "Ketahanan pangan Indonesia terbukti berkelanjutan secara sosial, ekonomi, politik, dan lingkungan jika dibangun dengan basis sumber daya lokal."<br>2. "Potensi sagu yang dimiliki oleh Indonesia sangat luar biasa karena Indonesia memiliki hutan sagu terluas di dunia."<br>3. "Hampir semua tanaman sagu kita tumbuh di Papua dan Papua Barat."<br>4. "Salah satu indikasinya adalah data luas hutan sagu, angkanya berkisar 1,4 juta hektar hingga 5,5 juta hektar."</p><p>&nbsp;Kalimat Opini</p><p>1. "Meskipun potensi pangan yang besar, perhatian pada sagu masih minim."<br>2. "Teknologi tepat guna ini berhasil meningkatkan produksi sagu dan pendapatan warga."<br>3. "Oleh karena itu, dari inisiatif di Papua, pemerintah, dan masyarakat dapat mengambil langkah konkret memetakan kembali sumber pangan lokal sebagai dasar membangun ketahanan pangan yang dapat diandalkan."</p><p>Teks ini mengandung argumen yang kuat mengenai pentingnya ketahanan pangan lokal, khususnya dalam memanfaatkan potensi sagu di Indonesia. Namun, ada juga unsur opini dalam penilaian keberhasilan program yang masih membutuhkan evaluasi lebih lanjut.</p>

Judul: Ketahanan Pangan Lokal

Ide Pokok dan Ide Penjelas

1. Paragraf 1
  - Ide Pokok: Ketahanan pangan Indonesia terbukti berkelanjutan jika dibangun dengan basis sumber daya lokal.
  - Ide Penjelas: Ketahanan ini sudah menjadi keyakinan sejak tahun 1980-an, meskipun ketahanan pangan nasional saat ini hanya bergantung pada beberapa komoditas utama, seperti beras.

2. Paragraf 2
  - Ide Pokok: Sagu sebagai sumber pangan lokal memiliki potensi besar untuk menggantikan beras.
  - Ide Penjelas: Indonesia memiliki hutan sagu terluas di dunia, terutama di Papua, namun pemanfaatan sagu masih minim.

3. Paragraf 3
  - Ide Pokok: Pemanfaatan sagu sebagai bahan pangan dan sumber pendapatan masih terbatas.
  - Ide Penjelas: Upaya pemanfaatan sagu sudah dilakukan melalui program tertentu, namun keberhasilannya masih perlu waktu.

4. Paragraf 4
  - Ide Pokok: Program pengelompokan kampung sagu menunjukkan pentingnya pendekatan sosial dan ekonomi dalam keberhasilan program.
  - Ide Penjelas: Teknologi sederhana yang digunakan dalam program ini memerlukan budaya baru, serta masyarakat diajak untuk hidup lebih rasional dan terbuka terhadap perubahan.

5. Paragraf 5
  - Ide Pokok: Sumber pangan lokal telah beradaptasi dengan lingkungan setempat dan mengurangi jejak karbon.
  - Ide Penjelas: Adaptasi ini juga membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan menjadikan pangan lokal sebagai sumber ekonomi yang berkelanjutan.

 Kalimat Fakta

1. "Ketahanan pangan Indonesia terbukti berkelanjutan secara sosial, ekonomi, politik, dan lingkungan jika dibangun dengan basis sumber daya lokal."
2. "Potensi sagu yang dimiliki oleh Indonesia sangat luar biasa karena Indonesia memiliki hutan sagu terluas di dunia."
3. "Hampir semua tanaman sagu kita tumbuh di Papua dan Papua Barat."
4. "Salah satu indikasinya adalah data luas hutan sagu, angkanya berkisar 1,4 juta hektar hingga 5,5 juta hektar."

 Kalimat Opini

1. "Meskipun potensi pangan yang besar, perhatian pada sagu masih minim."
2. "Teknologi tepat guna ini berhasil meningkatkan produksi sagu dan pendapatan warga."
3. "Oleh karena itu, dari inisiatif di Papua, pemerintah, dan masyarakat dapat mengambil langkah konkret memetakan kembali sumber pangan lokal sebagai dasar membangun ketahanan pangan yang dapat diandalkan."

Teks ini mengandung argumen yang kuat mengenai pentingnya ketahanan pangan lokal, khususnya dalam memanfaatkan potensi sagu di Indonesia. Namun, ada juga unsur opini dalam penilaian keberhasilan program yang masih membutuhkan evaluasi lebih lanjut.


Novita D

10 Agustus 2024 14:12

terimakasih kak

Iklan

Rendi R

Community

12 Agustus 2024 00:24

Jawaban terverifikasi

<p>Berikut ini adalah analisis dari teks argumentasi dalam gambar yang Anda unggah:</p><p>&nbsp;Ide Pokok<br>Ketahanan pangan lokal di Indonesia berpotensi ditingkatkan melalui pemanfaatan sumber pangan alternatif seperti sagu, yang memiliki potensi besar di Papua dan Papua Barat.</p><p>&nbsp;Ide Penjelas/Pendukung<br>1. Beras masih menjadi sumber utama energi di Indonesia, namun sagu sebagai sumber pangan lokal memiliki potensi besar karena luas hutan sagu berkisar 1,4 juta hektar hingga 5,5 juta hektar.<br>2. Program pemanfaatan sagu tidak hanya fokus pada penggunaan sebagai bahan pangan, tetapi juga sebagai sumber pendapatan yang meningkatkan ekonomi lokal.<br>3. Program pemberdayaan sagu mengajarkan masyarakat cara hidup yang lebih rasional dan terbuka terhadap perubahan, serta mendukung upaya mengurangi jejak karbon.</p><p>&nbsp;Kalimat Fakta<br>- Indonesia memiliki hutan sagu terluas di dunia.<br>- Hampir semua tanaman sagu kita tumbuh di Papua dan Papua Barat.<br>- Program pemanfaatan sagu dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Papua dan Dinas Ketahanan Pangan Papua. Kalimat Opini<br>- Penting dalam keberhasilan daripada sekadar menyediakan dana dan peralatan.<br>- Program ini sekaligus mengajak masyarakat memasuki cara hidup rasional dan terbuka terhadap perubahan.</p><p>Analisis ini memisahkan ide pokok, ide penjelas, serta mengidentifikasi kalimat fakta dan opini untuk membantu memahami struktur dan argumen dalam teks tersebut.</p>

Berikut ini adalah analisis dari teks argumentasi dalam gambar yang Anda unggah:

 Ide Pokok
Ketahanan pangan lokal di Indonesia berpotensi ditingkatkan melalui pemanfaatan sumber pangan alternatif seperti sagu, yang memiliki potensi besar di Papua dan Papua Barat.

 Ide Penjelas/Pendukung
1. Beras masih menjadi sumber utama energi di Indonesia, namun sagu sebagai sumber pangan lokal memiliki potensi besar karena luas hutan sagu berkisar 1,4 juta hektar hingga 5,5 juta hektar.
2. Program pemanfaatan sagu tidak hanya fokus pada penggunaan sebagai bahan pangan, tetapi juga sebagai sumber pendapatan yang meningkatkan ekonomi lokal.
3. Program pemberdayaan sagu mengajarkan masyarakat cara hidup yang lebih rasional dan terbuka terhadap perubahan, serta mendukung upaya mengurangi jejak karbon.

 Kalimat Fakta
- Indonesia memiliki hutan sagu terluas di dunia.
- Hampir semua tanaman sagu kita tumbuh di Papua dan Papua Barat.
- Program pemanfaatan sagu dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Papua dan Dinas Ketahanan Pangan Papua. Kalimat Opini
- Penting dalam keberhasilan daripada sekadar menyediakan dana dan peralatan.
- Program ini sekaligus mengajak masyarakat memasuki cara hidup rasional dan terbuka terhadap perubahan.

Analisis ini memisahkan ide pokok, ide penjelas, serta mengidentifikasi kalimat fakta dan opini untuk membantu memahami struktur dan argumen dalam teks tersebut.


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Cermati teks berikut! Semangat gotong royong Saat ini masyarakat tengah menghadapi cuaca ekstrim akibat musim pancaroba. Musim pancaroba adalah perallihan dari musim panas ke musim hujan, seperti terjadinya hujan deras yang disertai dengan petir dan angin kencang. Kondisi tersebut terjadi di berbagai daerah di indonesia. Bahkan ada beberapa daerah yang dilanda angin puting beliung. Bersyukur kejadian tersebut tidak menyebabkan jatuhnya korban jiwa walaupun kerugian materi yang diderita cukup besar. Tindakan warga sekitar sangat cepat, mereka segera membantu warga yang terkena dampak bencana. Mereka juga secara swadaya menyediakan bahan-bahan bangunan dan tenaga untuk memperbaiki bangunan-bangunan yang rusak. Peran para pemuka agama juga cukup besar bagi warga yang terkena bencana, mereka memberikan bimbingan mental atau nasehat agar warga tetap tabah dan tidak patah semangat dalam menghadapi bencana tersebut. Mereka memotivasi warga agar dapat menghadapi bencana tersebut agar dapat bangkit dan segera melakukan tindakan- tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki keadaan ke kondisi semula atau bahkan menjadi lebih baik. Pihak pemerintah daerah juga melakukan berbagai upaya pertolongan, seperti pendirian posko pengungsian dan dapur umum serta penyediaan tenaga medis dan tenaga SAR untuk membantu warga yang terdampak. Pemerintah juga segera memperbaiki sarana dan prasarana umum yang rusak serta menyediakan bantuan untuk rekonstruksi rumah warga yang rusak. Berkat partisipasi dan tindakan cepat dari berbagai pihak tersebut, proses pemulihan lokasi bencana dapat berjalan dengan baik dan lancar. Wargapun dapat kembali beraktifitas seperti semula Berdasarkan teks semangat gotong royong, perhatikan paragraf pertama pada kalimat "Tindakan warga sekitar sangat cepat, mereka segera membantu warga yang terkena dampak bencana. Mereka juga secara swadaya menyediakan bahan-bahan bangunan dan tenaga untuk memperbaiki bangunan-bangunan yang rusak." Kalimat tersebut merupakan contoh dari tindakan sosial yaitu..... A. tindakan afektif B. tradisional C. berorientasi nilai D. rasional instrumental E. insidental

20

0.0

Jawaban terverifikasi

Teks 1 Salah Kelas Pagi itu, Joni nampak bahagia sekali. Di meja makan, ibunya bertanya kepada Joni. "Jon, Ibu perhatikan dari tadi kamu senyum-senyum sendiri?" "Anu, Bu, semalam ibu wali kelas membagikan jadwal tatap muka terbatas. Senang rasanya karena besok aku bisa bertemu teman-teman. Belajar daring di rumah membosankan, Bu. Apalagi kalau zoom meeting Matematika." "Memangnya kenapa kalau Matematika, Jon?" Ibu bertanya kembali. "Gurunya galak, Bu, materinya juga susah, wong diajarkan di kelas saja masih susah pahamnya, apalagi daring," jawab Joni. "Oh, begitu," Ibu menimpali. "Ya sudah, Bu. Joni pamit, ya." Joni langsung pergi sambil mencium tangan ibunya. Sekolah sudah nampak ramai. Joni berjalan sambil sesekali melihat jadwal mapel yang dibagikan wali kelasnya. Lalu, dia segera masuk kelas dan ternyata sudah ada guru di dalam kelas. "Selamat pagi, Pak. Maaf, saya terlambat." "Selamat pagi juga, Nak, silakan duduk," sahut Pak Guru. Joni langsung mencari kursi dan duduk tanpa melihat kanan kiri. Saat mengeluarkan buku catatan, Joni mengedarkan pandangannya dan langsung kaget. Semua seperti asing. Dia seperti tidak mengenali teman sekelasnya, apalagi semuanya memakai masker. Dia berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa mereka adalah teman kelasnya. Tidak berapa lama, Joni kaget ketika melihat ke papan tulis Pak Guru sedang menjelaskan soal Matematika, padahal seingatnya jadwal pagi itu adalah Bahasa Indonesia. "Astaga, ini kan kelasku satu tahun yang lalu, ini kan kelas satu. Sekarang kan aku sudah naik kelas dua." Keringat dingin keluar di wajah Joni, lalu dia memberanikan diri menemui Pak Guru. "Maaf, Pak, karena sudah satu tahun daring, saya lupa kalau sekarang saya sudah kelas dua. Saya salah masuk kelas, Pak." Semua peserta didik pun tertawa. Dengan wajah malu, Joni keluar kelas. Teks 2 PKH Pada suatu hari, dua orang ibu rumah tangga sedang berbincang-bincang di depan rumah. Mereka sedang asyik membahas tentang bantuan pemerintah yang dinamakan PKH. Bu Tuti : Mar, aku semakin heran dengan pemerintah sekarang. Bu Marni Loh, kenapa, Bu? Ada masalah? (penasaran) Bu Tuti : Ya jelas ada. Kalau enggak ada, buat apa saya repot-repot membahas masalah ini? Bu Marni: Oalah, Bu, sempat-sempatnya memikirkan pemerintah, memangnya pemerintah memikirkan nasib kita? Bu Tuti : Jangan salah. Tuh, lihat tetangga sebelah kita. Dia dapat bantuan dari pemerintah. Setiap bulan, dia rutin mengambil sembako di warung dekat balai desa sana. Bu Marni Masa? Enggak salah, sampeyan, Bu? Dia, kan, lumayan mampu. Lihat saja, kulkas ada, mesin cuci punya, motor dua, kalau pergi perhiasannya selalu menempel di tangannya. Benar enggak salah, Bu? (sedikit tidak percaya) Bu Tuti : Nah, itu yang membuat saya bingung. Kenapa dia dapat bantuan? Padahal, kalau dipikir, dia tergolong keluarga mampu. Coba kita bandingkan dengan tetangga kita yang lain. Ada yang jauh lebih berhak mendapatkan bantuan itu sebenarnya. Bu Marni : Iya betul Bu. Ngomong-ngomong, bantuan apa yang bisa dia dapat, Bu? Bu Tuti Bu Marni: Masa kamu enggak tahu? Itu, loh, bantuan PKH. Oh, yang rumahnya ditempeli stiker "Keluarga Miskin" itu, to? Bu Tuti Nah, itu kamu tahu, Mar. (mengacungkan jempol kepada Bu Marni) Bu Marni Bu Tuti Ya tahu lah, Bu. Apa, sih, yang tidak saya ketahui? Mar, PKH itu apa, to? (penasaran) Bu Marni Program Keluarga Harapan. Bu Tuti : Harapan apa? Bu Marni Harapan biar dikasih sembako tiap bulan, ha...ha...ha... Bu Tuti : Ngawur kamu, Mar. Tulislah persamaan dan perbedaan kedua teks tersebut

18

0.0

Jawaban terverifikasi

Iklan