Mariati S

22 April 2025 13:40

Iklan

Mariati S

22 April 2025 13:40

Pertanyaan

Burung jalak biasanya mencari makan berupa kutu yang ada ditubuh kerbau. Namun, jika burung jalak tersebut tidak mendapatkan kutu dari kerbau, yang akan terjadi adalah..... A. Burung jalak akan mati karena kelaparan B. Simbiosis mutualisme tidak mungkin terjadi lagi C. Burung jalak akan mencari serangga di tempat lain D. Tubuh kerbau terasa semakin gatal akibat digigit banyak kutu E. Hubungan antara kerbau dan jalak berubah menjadi komensalisme

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

01

:

15

:

29

:

22

Klaim

5

2


Iklan

Kirania N

22 April 2025 13:53

<p>jawabannya adalah .D.</p>

jawabannya adalah .D.


Iklan

Arkhan B

25 April 2025 08:13

<p>Jawaban E. Hubungan kerbau dan jalak akan menjadi simbiosis komensalisme.</p><p>Karena yang diuntungkan pada peristiwa tersebut hanyalah kerbau, karena tubuhnya dibersihkan dari parasit dan burung jalak tidak mendapat apa pun</p>

Jawaban E. Hubungan kerbau dan jalak akan menjadi simbiosis komensalisme.

Karena yang diuntungkan pada peristiwa tersebut hanyalah kerbau, karena tubuhnya dibersihkan dari parasit dan burung jalak tidak mendapat apa pun


Mau jawaban yang terverifikasi?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Burung jalak biasanya mencari makanan berupa kutu yang ada di tubuh kerbau. Namun, jika burung jalak tidak mendapatkan kutu dari kerbau, yang akan terjadi adalah… A. Burung jalak akan mati karena kelaparan B. Simbiosis mutualisme tidak akan terjadi lagi C. Burung jalak akan mencari serangga ditempat lain D. Tubuh kerbau terasa semakin gatal akibat digigit banyak kutu E. Hubungan antara kerbau dan jalak akan berubah menjadi komensalisme

4

5.0

Jawaban terverifikasi

ide pokok dari cerita "novel student hidjo" Jika ditanyakan kepada siapa pun yang pernah mempelajari kesastraan Indonesia selama 30 tahun terakhir tentang siapa itu Marco Kartodikromo, atau lebih populer dikenal Mas Marco, mungkin tidak sampai seperseratus persen yang pernah mendengar namanya. Bukan suatu kesalahan jika Mas Marco tidak dikenal. Nama dan karyanya seperti Student Hidjo memang tidak pernah disinggung ataupun dimasukkan ke dalam karya sastra. Student Hidjo pertama kali muncul tahun 1918 dalam cerita bersambung di harian Sinar Hindia. Setahun kemudian, baru terbit dalam bentuk buku. Usia peredarannya tak lama, karena disita oleh pemerintah kolonial. Buku-buku karya Mas Marco yang dikenal sebagai jurnalis sekaligus aktivis gerakan politik penentang kolonialisme Belanda, dipandang begitu membahayakan. Ketakutan penguasa di kala itu bukan tak beralasan. Karya-karya Mas Marco terutama Student Hidjo berbeda dengan tema umumnya karya-karya sastra sejaman yang "direstui" oleh pemerintahan kolonial. Pada masa peredaran novel, ada dua lembaga penting dalam penyediaan bacaan bagi rakyat Hindia Belanda. Pertama Komisi Bacaan Rakyat, Commissie voor de lnlandsche School en Vo/ks/ectuur, yang didirikan tahun 1908. Komisi ini banyak menerbitkan karya sastra terjemahan bertemakan romantisme Eropa. Kedua, Balai Pustaka, 1917, menerbitkan karya-karya sastra dengan bahasa baku Melayu Tinggi seperti Azab dan Sengsara, 1920, karya Merari Siregar, disusul Siti Nurbaya, 1922, karya Ma rah Rusli. Berbeda dengan tema sastra sang induk semang Komisi Bacaan Rakyat, tema yang diangkat Balai Pustaka di awal pendirian adalah seputar kritik terhadap adat kuno, terutama Minangkabau. Kisah-kisah berputar seputar kawin paksa yang mendatangkan sengsara, dan kehidupan seputar lingkaran hitam-putih tentang yang baik dan buruk secara etika. Karya Student Hidjo menggambarkan secara plastis kehidupan kaum priyayi Jawa dengan kemudahan-kemudahan yang mereka peroleh, seperti kemudahan menimba pendidikan. Suasana pergerakan, terutama Sarekat Islam, tempat para tokoh novel mencurahkan sebagian waktu dan kegiatan, menjadikan novel ini kental dengan politik. Bahkan, kisah cinta sepasang tokoh novel pun diwarnai dengan kegiatan politik. Kisah diawali dengan rencana orang tua Hidjo menyekolahkan ke Belanda. Ayah Hidjo, Raden Potronojo berharap dengan mengirimkan Hidjo ke Belanda, dia bisa mengangkat derajat keluarganya. Meskipun sudah menjadi saudagar yang berhasil dan bisa menyamai gaya hidup kaum priyayi murni dari garis keturunan, tidak lantas kesetaraan status sosial diperoleh, khususnya di mata orang-orang yang dekat dengan gouvernement, pemerintah kolonial. Berbeda dengan sang ayah, sang ibu Raden Nganten Potronojo khawatir melepas anaknya ke negeri yang dinilai sarat "pergaulan" bebas. Pendidikan di Belanda ternyata membuka mata dan pikiran seluas-luasnya. Pertama, yang dianggap Belanda "besar" di Hindia ternyata sangat lndisch di Belanda metropolitan, terutama mereka yang pernah bekerja di Hindia, dalam selera makan dan minum. Gadis Belanda dan orang tua yang pernah bekerja di Hindia menaruh perhatian besar kepada pemuda Hindia. Kedua, yang angkuh di Hindia ternyata tidak berperan di Belanda. Hidjo sang kutu buku yang terkenal "dingin" dan mendapat julukan "pendito" akhirnya pun terlibat hubungan percintaan dengan Betje, putri directeur salah satu maatschapij yang rumahnya ditumpangi Hidjo selama studi di Belanda. Pertentangan batin panggilan pulang ke Jawa, akhirnya menguatkan Hidjo untuk memutuskan tali cinta pada Betje. Persoalan menjadi sedikit berliku-liku karena perjodohan dengan Raden Adjeng Biroe yang masih keluarga. Sesungguhnya Hidjo terpikat dengan Raden Adjeng Woengoe, putri Regent Jarak yang sangat cantik. Di akhir cerita, ketegangan mendapat penyelesaian. Kebebasan memilih dan bercinta diangkat ketika Hidjo tidak langsung setuju pada pilihan orang tuanya. Akan tetapi, ia mencari istri idaman. Rumus perjodohan berubah. Hidjo dijodohkan dan menikah dengan Woengoe. Sementara itu, Biroe dengan Raden Mas Wardojo kakak lakilaki Woengoe. Semua, baik yang menjodohkan dan yang dijodohkan, menerima dan bahagia. Betapa cerita perjodohan tidak selalu berakhir dengan tangis dan sengsara. Juga ditampilkan, bahwa mentalitas Nyai tidak selalu ada dalam diri inlander, yaitu ketika Woengoe menolak cinta controleur Walter. Selain itu, pengalaman Hidjo di Negeri Belanda membuka matanya. la melihat bahwa di negerinya sendiri bangsa Belanda ternyata tidak "setinggi" yang ia bayangkan. Hidjo menikmati sedikit hiburan murah ketika dia bisa memerintah orang-orang Belanda di hotel, restoran, atau di rumah tumpangan yang mustahil dilakukan di Hindia. Mas Marco dalam karya-karyanya secara lugas menunjukkan keberpihakannya kepada kaum Bumiputra. la menggunakan tokoh Controleur Walter sebagai tokoh penganut politik etis yang mengkritik ketidakadilan kolonial terhadap rakyat Jawa atau Hindia. Sarekat Islam bukan saja wadah politik, tetapi juga medan cinta, yaitu ketika politik dan cinta berbaur dalam rapat-rapat umum. Namun, kehadiran Wardojo, Woengoe, dan Biroe, bukan semata-mata untuk menonton keramaian. Akan tetapi juga dalam rangka menarik kedua perempuan itu untuk berperan dalam pergerakan. Bahkan, dalam kelakar ringan Woengoe dan Bi roe, berseloroh: "Nanti kita orang perampoean akan bikin perkoempoelan sendiri." Dua buku dengan versi berbeda diterbitkan tahun 2000 berdasarkan naskah lama Student Hidjo. Namun sayang, penyesuaian ejaan maupun bahasa mengurangi cita rasa klasik roman Student Hidjo. Perubahan terparah dilakukan Penerbit Bentang Budaya sedemikian rupa hingga mendekati pemerkosaan naskah. Secara dokumentasi kedua versi tidak bisa digunakan sebagai buku sumber, source book. Bentang Budaya merusak gaya Mas Marco karena bahasa Hindia Belanda kala itu diusahakan sesuai dengan bahasa Indonesia terkini. Sebagai salah satu contoh, dialog berikut cukup menjelaskan persoalan tersebut. Di naskah asli tertulis: .. "Meneer Djepris," kata Controleur kepada Sergeant jang hendak masoek sekolah Militair itoe, waktoe dia maki-maki kepada Djongos kapal orang Djawa, lantaran Djongos itoe koerang tjepat melajani permintaannja itoe DJEPRIS (hl 10-111 ). Bentang Budaya mengubah menjadi: "Meneer Djepris!" kata Controleur kepada Sergeant yang hendak sekolah militer itu sewaktu dia sedang memaki-maki kepada orang Jawa yang menjadi jongos kapal, lantaran jongos itu kurang cepat melayaninya. (him 142-143) Namun, terlepas dari hal tersebut, upaya untuk memperkenalkan salah satu karya yang tidak hanya menarik. Akan tetapi, terasa begitu radikal pada zamannya dan patut dihargai. Sebagai pengarang, Marco Kartodikromo sangat pantas mendapat tempat dalam kanon kesastraan sebagai salah satu pendobrak dengan beberapa karya lainnya seperti "Matahariah" dan "Mata Gelap". Novel ini sebetulnya sudah membuka suatu soal bahwa kesastraan bukan sekadar penghibur, tetapi suatu wacana politik dan sosial yang mengemban tugas menembus ruang-ruang publik. Pada gilirannya kesusastraan adalah jalan menuju pembebasan dari belenggu ketertindasan.

3

5.0

Jawaban terverifikasi

Iklan

Komodo Komodo adalah kadal terbesar di dunia dengan panjang bisa mencapai 3,08 meter dan berat lebih dari 198 pounds (90 kilogram). Komodo hidup di beberapa pulau kecil di bagian tenggara Indonesia dan Komodo hanya ditemukan di Pulau Komodo, Rinca, Gilimotang dan Nusa Kode. Komodo tidak ditemukan di tempat lain lagi di atas bumi ini. Saat ini, Komodo hanya terdapat 4.647 ekor di dalam kawasan Taman Nasional Komodo. Di antaranya 2.065 ekor terdapat di Pulau Komodo, 2.355 ekor di Pulau Rinca, 131 ekor di Pulau Gili Motang dan 95 ekor di Pulau Nusa Kode. Sedangkan di Pulau Padar, Komodo tidak ditemukan lagi. Biasanya Komodo dapat ditemukan di hutan hujan, dalam savanna dan di pantai. Komodo adalah hewan pemakan daging atau karnivora. Komodo yang masih muda memangsa serangga, cicak dan burung sebagai makanannya. Komodo muda berumur dua tahun menghabiskan sebagian besar waktu mereka di pohon untuk melindungi diri dari serangan komodo yang lebih besar atau predator lainnya seperti ba bi hutan. Komodo dewasa dapat memangsa rusa, ba bi hutan, kuda, dan kerbau air. Selain itu Komodo juga memakan bangkai hewan yang sudah mati. Untuk mencari makanan, Komodo menggunakan lidahnya untuk mencium bau dan dapat mencium bau hingga jarak 5 km. Sebagai senjata ampuh untuk membunuh mangsanya Komodo menggunakan air liur mengandung banyak bakteri mematikan. Terdapat lebih dari 60 jenis bakteri yang terdapat di dalam air liur Komodo dan paling tidak salah satu di antaranya dapat menyebabkan keracunan pada darah. Mangsa yang digigit dapat mati dalam waktu sehari sampai beberapa minggu akibat keracunan dalam darahnya. Komodo juga hewan yang dapat berkembang biak. Komodo berkembang biak dengan cara bertelur. Musim kawin Komodo terjadi pada bulan Juli-Agustus. Komodo betina dapat menghasilkan telur lebih dari 30 butir setiap sarang dan akan menetas 5-6 bulan kemudian. (Disarikan dari http://komodo-park.com) Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar dengan menjodohkan jawaban di bawah! Musim kawin komodo terjadi pada bulan .... a) serangga, cicak, dan burung b) mencium bau c) hewan pemakan daging d) Juli - Agustus e) tenggara f) predator g) rusa h) pulau rinca i) racun j) air liur

1

0.0

Jawaban terverifikasi

Persahabatan Kancil dan Paus Di sebuah hutan yang sangat asri, hiduplah seekor Kancil yang bersahabat dengan seekor lkan Paus. Persahabatan tersebut bermula ketika Kancil sedang berjalan di tepi laut dan ada seekor lkan Paus yang terdampar. Karena merasa iba, Kancil pun menolongnya. Akhirnya, lkan Paus itu selamat. Sejak kejadian itu, mereka bersahabat dekat. Paus sering mengajak Kancil menikmati pemandangan laut yang indah. Kancil sangat bahagia bisa naik lkan Paus. Berputar-putar mengelilingi laut yang luas adalah hal yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya oleh Kancil. Pada suatu sore, keduanya sudah berjanji akan bertemu di pinggir pantai. Kancil datang menepati janjinya. Ia pun duduk sambil menunggu Paus datang. Namun, hingga gelap, Paus tidak juga datang. "Mengapa sahabatku, Paus, tidak datang, ya? Tidak biasanya ia mengingkari janji seperti ini," gumam Kancil. "Mungkin Paus sedang ada urusan keluarga. Sebaiknya, aku pulang saja. Hari sudah semakin gelap," kata Kancil sambil meninggalkan tepi pantai. Sesekali ia menoleh ke belakang berharap melihat sahabatnya itu. Sayang, hingga pinggir pantai tak terlihat, Paus tidak juga datang. Kancil pun pulang dengan hati kecewa. Sementara itu, di tengah laut luas ternyata istana para paus tengah dilanda musibah. Raja Paus menderita penyakit yang sangat aneh. Para rakyat paus sibuk mencarikan obat dan tabib untuk menyembuhkan penyakit sang raja. Begitu pula dengan Paus, sahabat Kancil. Ia sibuk berenang ke sana-kemari mencari obat dan tabib yang hebat. "Hmmm ... aku sudah mengarungi laut yang luas ini namun tidak ada satu tabib hebat pun yang kutemui. Jangan-jangan, tabib hebat itu berada di hutan. Ah, mungkin sahabatku Kancil bisa membantuku," kata Paus dalam hati. Menjelang sore, Paus pun pergi ke pinggir pantai, berharap sahabatnya muncul di sana. "Paus! Paus!" terdengar suara Kancil memanggil. Paus senang sekali mendengar suara itu. "Paus, mengapa kemarin kamu tidak datang?" tanya Kancil. "Maaf, Kancil. Saat ini, istana paus sedang dilanda musibah. Raja kami mengalami sakit yang sangat aneh. Semua rakyat paus diperintahkan untuk mencari obat atau tabib untuk mengobati penyakit raja. Kemarin, seharian aku mengelilingi laut mencari obat. Oleh karena itulah, kemarin aku tidak datang. Kancil, apakah kamu punya kenalan tabib yang bisa menyembuhkan Raja Paus?" tanya Paus. "Di hutan, konon ada tabib hebat, tetapi aku tidak tahu rumahnya. Bagaimana kalau besok aku cari tahu dulu. Kalau sudah bertemu, akan kuajak dia ke sini," jawab Kancil. Paus mengangguk senang. Setidaknya ada secercah harapan untuk Raja Paus. Kancil pun pulang. Keesokan harinya, ia mencari tabib hebat itu. Ia mulai memasuki hutan belantara. Hatinya takut namun ia tetap tegar demi membantu sahabatnya. Di tengah jalan, ia bertemu seekor Rusa yang sedang menyirami bunga. "Maaf, Rusa, apa kamu tahu rumah tabib hebat? Aku dengar, rumahnya di dalam hutan ini," kata Kancil membuka pembicaraan. Rusa itu mengangguk. "Kamu tahu? Tolong beri tahu aku, Rusa. Sahabatku, Paus, membutuhkan bantuan tabib itu untuk menyembuhkan Raja Paus yang sedang sakit," pinta Kancil. "Tapi, ada syaratnya! Kamu harus memberikanku semua persediaan makanan musim dinginmu kepadaku. Bagaimana?" Kancil terhenyak. Bila memenuhi syarat itu, ia bisa mati kelaparan saat musim dingin nanti. "Baiklah, tidak apa-apa. Kamu bisa mengambil semua persediaan makanan musim dinginku," jawab Kancil menepiskan kekhawatirannya. Akhirnya, Kancil menyerahkan semua persediaan makanannya kepada Rusa demi menolong Paus, sahabatnya. "Apakah kamu tidak takut kelaparan saat musim dingin nanti, Kancil?" tanya Rusa. "Nanti aku bisa mengumpulkan lagi. Mungkin masih ada sisa sedikit makanan di hutan sebelah. Lagi pula, Paus, sahabatku, sangat membutuhkan tabib itu. Demi me no long sahabatku, aku ikhlas," jawab Kancil. Tiba-tiba sebuah kejadian aneh terjadi di depan mata Kancil. Tubuh Rusa dipenuhi oleh cahaya yang sangat terang dan ia berubah menjadi seeker Kancil tua. "Hah! Siapa kau?" tanya Kancil ketakutan. "Tenang Kancil, aku adalah tabib yang kamu cari. Aku berubah wujud untuk menguji hatimu. Kamu adalah sahabat yang sangat baik, hatimu sangat lembut dan tulus. Sekarang, mari kita temui temanmu, Paus. Aku akan menyembuhkan penyakit Raja Paus," jawab Tabib. Akhirnya, Kancil dan Tabib itu menemui Paus di pinggir pantai. Dengan menaiki tubuh Paus, Kancil dan Tabib itu berangkat ke istana paus. Setibanya di sana, sang Tabib langsung memeriksa penyakit Raja Paus. Ia lalu memberikan ramuan obat dari bunga hutan untuk diminum. Tidak lama kemudian, Raja Paus sembuh. Seluruh rakyat istana paus bergembira. Sebagai ucapan terima kasih kepada Tabib dan Kancil, Raja Paus memberikan mereka hadiah berupa mutiara laut yang sangat indah. Demikian pula persahabatan Kancil dan Paus pun semakin indah. "Kelinci, apakah kamu punya kenalan tabib yang bisa menyembuhkan Raja Paus?" tanya Paus. "Di hutan, konon ada tabib hebat, tetapi aku tidak tahu rumahnya. Bagaimana kalau besok aku cari tahu dulu. Kalau sudah bertemu, akan kuajak dia ke sini," jawab Kancil. 3. Kutipan tersebut menunjukkan bahwa .... a. Kancil bersedia membantu Paus. b. Paus suka mengeluh. c. Kancil dan Paus akan mencari rumah tabib. d. Kancil memanjakan Paus.

1

5.0

Jawaban terverifikasi

Komodo Komodo adalah kadal terbesar di dunia dengan panjang bisa mencapai 3,08 meter dan berat lebih dari 198 pounds (90 kilogram). Komodo hidup di beberapa pulau kecil di bagian tenggara Indonesia dan Komodo hanya ditemukan di Pulau Komodo, Rinca, Gilimotang dan Nusa Kode. Komodo tidak ditemukan di tempat lain lagi di atas bumi ini. Saat ini, Komodo hanya terdapat 4.647 ekor di dalam kawasan Taman Nasional Komodo. Di antaranya 2.065 ekor terdapat di Pulau Komodo, 2.355 ekor di Pulau Rinca, 131 ekor di Pulau Gili Motang dan 95 ekor di Pulau Nusa Kode. Sedangkan di Pulau Padar, Komodo tidak ditemukan lagi. Biasanya Komodo dapat ditemukan di hutan hujan, dalam savanna dan di pantai. Komodo adalah hewan pemakan daging atau karnivora. Komodo yang masih muda memangsa serangga, cicak dan burung sebagai makanannya. Komodo muda berumur dua tahun menghabiskan sebagian besar waktu mereka di pohon untuk melindungi diri dari serangan komodo yang lebih besar atau predator lainnya seperti ba bi hutan. Komodo dewasa dapat memangsa rusa, ba bi hutan, kuda, dan kerbau air. Selain itu Komodo juga memakan bangkai hewan yang sudah mati. Untuk mencari makanan, Komodo menggunakan lidahnya untuk mencium bau dan dapat mencium bau hingga jarak 5 km. Sebagai senjata ampuh untuk membunuh mangsanya Komodo menggunakan air liur mengandung banyak bakteri mematikan. Terdapat lebih dari 60 jenis bakteri yang terdapat di dalam air liur Komodo dan paling tidak salah satu di antaranya dapat menyebabkan keracunan pada darah. Mangsa yang digigit dapat mati dalam waktu sehari sampai beberapa minggu akibat keracunan dalam darahnya. Komodo juga hewan yang dapat berkembang biak. Komodo berkembang biak dengan cara bertelur. Musim kawin Komodo terjadi pada bulan Juli-Agustus. Komodo betina dapat menghasilkan telur lebih dari 30 butir setiap sarang dan akan menetas 5-6 bulan kemudian. (Disarikan dari http://komodo-park.com) Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar dengan menjodohkan jawaban di bawah! Komodo termasuk hewan karnivora. Karnivora adalah .... a) serangga, cicak, dan burung b) mencium bau c) hewan pemakan daging d) Juli - Agustus e) tenggara f) predator g) rusa h) pulau rinca i) racun j) air liur

2

0.0

Jawaban terverifikasi