Angelica M

06 April 2024 15:31

Iklan

Iklan

Angelica M

06 April 2024 15:31

Pertanyaan

Bagaimana pola curah hujan di Indonesia? Jelaskan faktor-faktor yang memengaruhinya!


11

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Iklan

Nanda R

Gold

07 April 2024 05:28

Jawaban terverifikasi

<p>Pola curah hujan di Indonesia dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk topografi, iklim, dan angin monsun. Berikut adalah penjelasan mengenai faktor-faktor yang memengaruhi pola curah hujan di Indonesia:</p><p><strong>Topografi:</strong> Topografi Indonesia yang sangat beragam, terdiri dari pegunungan, dataran rendah, lembah, dan pulau-pulau, memainkan peran penting dalam pola curah hujan. Daerah dengan topografi bergelombang atau berbukit-bukit cenderung menerima curah hujan yang lebih tinggi karena udara yang lembap dipaksa naik ketika bertemu dengan pegunungan, sehingga menyebabkan pendinginan udara dan pembentukan awan hujan.</p><p><strong>Pengaruh Angin Musim:</strong> Indonesia memiliki dua musim utama, yaitu musim hujan dan musim kemarau, yang dipengaruhi oleh pergerakan angin muson. Musim hujan biasanya terjadi antara bulan November hingga Maret, ketika angin muson barat membawa udara lembap dari Samudra Hindia ke wilayah Indonesia. Musim kemarau, di sisi lain, terjadi antara bulan April hingga Oktober, ketika angin muson timur membawa udara kering dari benua Australia.</p><p><strong>Perlintasan Garis Khatulistiwa:</strong> Indonesia terletak di sepanjang Garis Khatulistiwa, yang membagi wilayahnya menjadi dua belahan bumi. Wilayah yang berada di belahan selatan Garis Khatulistiwa cenderung memiliki curah hujan yang lebih tinggi karena menerima lebih banyak paparan sinar matahari dan memiliki suhu yang lebih hangat, sehingga meningkatkan penguapan air dan pembentukan awan hujan.</p><p><strong>Pengaruh Samudra dan Lautan:</strong> Samudra Hindia dan Samudra Pasifik memiliki peran penting dalam memengaruhi pola curah hujan di Indonesia. Perbedaan suhu permukaan laut antara wilayah-wilayah Samudra Hindia dan Samudra Pasifik dapat menyebabkan perbedaan dalam pola angin dan distribusi awan hujan, mempengaruhi curah hujan di wilayah-wilayah tertentu.</p><p><strong>Perubahan Iklim Global:</strong> Perubahan iklim global juga dapat memengaruhi pola curah hujan di Indonesia dengan menyebabkan peningkatan suhu permukaan laut, perubahan pola angin, dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti El Niño dan La Niña.</p>

Pola curah hujan di Indonesia dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk topografi, iklim, dan angin monsun. Berikut adalah penjelasan mengenai faktor-faktor yang memengaruhi pola curah hujan di Indonesia:

Topografi: Topografi Indonesia yang sangat beragam, terdiri dari pegunungan, dataran rendah, lembah, dan pulau-pulau, memainkan peran penting dalam pola curah hujan. Daerah dengan topografi bergelombang atau berbukit-bukit cenderung menerima curah hujan yang lebih tinggi karena udara yang lembap dipaksa naik ketika bertemu dengan pegunungan, sehingga menyebabkan pendinginan udara dan pembentukan awan hujan.

Pengaruh Angin Musim: Indonesia memiliki dua musim utama, yaitu musim hujan dan musim kemarau, yang dipengaruhi oleh pergerakan angin muson. Musim hujan biasanya terjadi antara bulan November hingga Maret, ketika angin muson barat membawa udara lembap dari Samudra Hindia ke wilayah Indonesia. Musim kemarau, di sisi lain, terjadi antara bulan April hingga Oktober, ketika angin muson timur membawa udara kering dari benua Australia.

Perlintasan Garis Khatulistiwa: Indonesia terletak di sepanjang Garis Khatulistiwa, yang membagi wilayahnya menjadi dua belahan bumi. Wilayah yang berada di belahan selatan Garis Khatulistiwa cenderung memiliki curah hujan yang lebih tinggi karena menerima lebih banyak paparan sinar matahari dan memiliki suhu yang lebih hangat, sehingga meningkatkan penguapan air dan pembentukan awan hujan.

Pengaruh Samudra dan Lautan: Samudra Hindia dan Samudra Pasifik memiliki peran penting dalam memengaruhi pola curah hujan di Indonesia. Perbedaan suhu permukaan laut antara wilayah-wilayah Samudra Hindia dan Samudra Pasifik dapat menyebabkan perbedaan dalam pola angin dan distribusi awan hujan, mempengaruhi curah hujan di wilayah-wilayah tertentu.

Perubahan Iklim Global: Perubahan iklim global juga dapat memengaruhi pola curah hujan di Indonesia dengan menyebabkan peningkatan suhu permukaan laut, perubahan pola angin, dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti El Niño dan La Niña.


Iklan

Iklan

Sumber W

Silver

07 April 2024 16:30

Jawaban terverifikasi

<p>Pola curah hujan di wilayah Indonesia pada umumnya dibagi menjadi 3, yaitu: <strong>pola hujan Monsoon</strong>, <strong>pola hujan Ekuatorial</strong>, dan <strong>pola hujan Lokal</strong>.</p><p>&nbsp;</p><p>Faktor yang mempengaruhi curah hujan di Indonesia :</p><p><strong>Garis lintang</strong></p><p>Indonesia berada dekat dengan garis khatulistiwa, yang merupakan daerah dengan intensitas radiasi matahari yang tinggi. Hal ini menyebabkan suhu udara di Indonesia cukup tinggi, sehingga memicu penguapan air dari permukaan laut dan daratan. Uap air yang terbentuk kemudian naik ke atas dan mengalami kondensasi menjadi awan. Awan yang mengandung banyak air ini lalu menurunkan hujan di Indonesia. Semakin dekat dengan garis khatulistiwa, semakin tinggi pula curah hujannya.</p><p>&nbsp;</p><p><strong>Ketinggian tempat</strong></p><p>Indonesia memiliki berbagai macam bentang alam, mulai dari dataran rendah hingga pegunungan yang tinggi. Ketinggian tempat mempengaruhi suhu udara, yaitu semakin tinggi tempat, semakin rendah suhu udaranya. Suhu udara yang rendah menyebabkan udara menjadi lebih padat dan turun ke bawah, sedangkan udara yang hangat menjadi lebih ringan dan naik ke atas. Udara yang naik ini membawa uap air yang kemudian menjadi awan dan hujan. Oleh karena itu, daerah dataran tinggi cenderung memiliki curah hujan yang lebih tinggi daripada daerah dataran rendah.</p><p>&nbsp;</p><p><strong>Jarak dari sumber air</strong></p><p>Indonesia dikelilingi oleh lautan yang luas, yaitu Samudra Hindia, Samudra Pasifik, dan Laut Cina Selatan. Lautan merupakan sumber utama penguapan air yang membentuk awan dan hujan. Semakin dekat dengan lautan, semakin tinggi pula curah hujannya. Sebaliknya, semakin jauh dari lautan, semakin rendah curah hujannya. Hal ini karena uap air yang terbawa oleh angin akan menurun sebelum mencapai daerah pedalaman124.</p><p><strong>Arah angin</strong></p><p>Indonesia berada di bawah pengaruh dua jenis angin musiman, yaitu angin monsun barat dan angin monsun timur. Angin monsun barat bertiup dari arah barat laut ke tenggara pada bulan Oktober hingga April. Angin ini membawa uap air dari Samudra Hindia dan Laut Cina Selatan, yang kemudian menimbulkan hujan di sebagian besar wilayah Indonesia. Angin monsun timur bertiup dari arah tenggara ke barat laut pada bulan April hingga Oktober. Angin ini membawa udara kering dari benua Australia, yang menyebabkan musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia. Arah angin ini juga dipengaruhi oleh letak pegunungan di Indonesia, yang dapat menghalangi atau mengubah arah angin.</p><p>&nbsp;</p><p><strong>Suhu daratan dan suhu lautan</strong></p><p>Indonesia memiliki perbedaan suhu antara daratan dan lautan yang cukup besar. Suhu daratan cenderung lebih tinggi daripada suhu lautan, karena daratan lebih mudah menyerap dan melepaskan panas daripada lautan. Perbedaan suhu ini menyebabkan perbedaan tekanan udara, yang mengakibatkan angin bertiup dari daerah bertekanan rendah (lautan) ke daerah bertekanan tinggi (daratan). Angin ini membawa uap air yang kemudian menjadi awan dan hujan di daratan. Perbedaan suhu ini juga berpengaruh terhadap fenomena El Nino dan La Nina, yang merupakan variasi suhu permukaan laut di Samudra Pasifik. El Nino menyebabkan suhu permukaan laut meningkat, sehingga mengurangi penguapan air dan mengakibatkan kekeringan di Indonesia. La Nina menyebabkan suhu permukaan laut menurun, sehingga meningkatkan penguapan air dan mengakibatkan banjir di Indonesia.</p><p>&nbsp;</p><p><strong>Luas daratan</strong></p><p>Indonesia memiliki luas daratan yang relatif kecil dibandingkan dengan luas lautan yang mengelilinginya. Luas daratan mempengaruhi curah hujan, karena daratan lebih mudah memantulkan panas matahari daripada lautan. Hal ini menyebabkan udara di atas daratan menjadi lebih hangat dan naik ke atas, membentuk awan dan hujan. Sebaliknya, udara di atas lautan menjadi lebih dingin dan turun ke bawah, menghambat pembentukan awan dan hujan. Oleh karena itu, daerah yang memiliki luas daratan yang besar cenderung memiliki curah hujan yang rendah, sedangkan daerah yang memiliki luas daratan yang kecil cenderung memiliki curah hujan yang tinggi.</p><p>&nbsp;</p><p><strong>Garis lintang</strong></p><p>Indonesia memiliki letak lintang yang beragam, mulai dari 6° LU hingga 11° LS. Garis lintang mempengaruhi curah hujan, karena garis lintang menentukan posisi matahari terhadap bumi. Semakin tinggi garis lintang, semakin rendah pula intensitas radiasi matahari yang diterima. Hal ini menyebabkan suhu udara menjadi lebih rendah, sehingga mengurangi penguapan air dan pembentukan awan dan hujan. Sebaliknya, semakin rendah garis lintang, semakin tinggi pula intensitas radiasi matahari yang diterima. Hal ini menyebabkan suhu udara menjadi lebih tinggi, sehingga meningkatkan penguapan air dan pembentukan awan dan hujan</p>

Pola curah hujan di wilayah Indonesia pada umumnya dibagi menjadi 3, yaitu: pola hujan Monsoon, pola hujan Ekuatorial, dan pola hujan Lokal.

 

Faktor yang mempengaruhi curah hujan di Indonesia :

Garis lintang

Indonesia berada dekat dengan garis khatulistiwa, yang merupakan daerah dengan intensitas radiasi matahari yang tinggi. Hal ini menyebabkan suhu udara di Indonesia cukup tinggi, sehingga memicu penguapan air dari permukaan laut dan daratan. Uap air yang terbentuk kemudian naik ke atas dan mengalami kondensasi menjadi awan. Awan yang mengandung banyak air ini lalu menurunkan hujan di Indonesia. Semakin dekat dengan garis khatulistiwa, semakin tinggi pula curah hujannya.

 

Ketinggian tempat

Indonesia memiliki berbagai macam bentang alam, mulai dari dataran rendah hingga pegunungan yang tinggi. Ketinggian tempat mempengaruhi suhu udara, yaitu semakin tinggi tempat, semakin rendah suhu udaranya. Suhu udara yang rendah menyebabkan udara menjadi lebih padat dan turun ke bawah, sedangkan udara yang hangat menjadi lebih ringan dan naik ke atas. Udara yang naik ini membawa uap air yang kemudian menjadi awan dan hujan. Oleh karena itu, daerah dataran tinggi cenderung memiliki curah hujan yang lebih tinggi daripada daerah dataran rendah.

 

Jarak dari sumber air

Indonesia dikelilingi oleh lautan yang luas, yaitu Samudra Hindia, Samudra Pasifik, dan Laut Cina Selatan. Lautan merupakan sumber utama penguapan air yang membentuk awan dan hujan. Semakin dekat dengan lautan, semakin tinggi pula curah hujannya. Sebaliknya, semakin jauh dari lautan, semakin rendah curah hujannya. Hal ini karena uap air yang terbawa oleh angin akan menurun sebelum mencapai daerah pedalaman124.

Arah angin

Indonesia berada di bawah pengaruh dua jenis angin musiman, yaitu angin monsun barat dan angin monsun timur. Angin monsun barat bertiup dari arah barat laut ke tenggara pada bulan Oktober hingga April. Angin ini membawa uap air dari Samudra Hindia dan Laut Cina Selatan, yang kemudian menimbulkan hujan di sebagian besar wilayah Indonesia. Angin monsun timur bertiup dari arah tenggara ke barat laut pada bulan April hingga Oktober. Angin ini membawa udara kering dari benua Australia, yang menyebabkan musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia. Arah angin ini juga dipengaruhi oleh letak pegunungan di Indonesia, yang dapat menghalangi atau mengubah arah angin.

 

Suhu daratan dan suhu lautan

Indonesia memiliki perbedaan suhu antara daratan dan lautan yang cukup besar. Suhu daratan cenderung lebih tinggi daripada suhu lautan, karena daratan lebih mudah menyerap dan melepaskan panas daripada lautan. Perbedaan suhu ini menyebabkan perbedaan tekanan udara, yang mengakibatkan angin bertiup dari daerah bertekanan rendah (lautan) ke daerah bertekanan tinggi (daratan). Angin ini membawa uap air yang kemudian menjadi awan dan hujan di daratan. Perbedaan suhu ini juga berpengaruh terhadap fenomena El Nino dan La Nina, yang merupakan variasi suhu permukaan laut di Samudra Pasifik. El Nino menyebabkan suhu permukaan laut meningkat, sehingga mengurangi penguapan air dan mengakibatkan kekeringan di Indonesia. La Nina menyebabkan suhu permukaan laut menurun, sehingga meningkatkan penguapan air dan mengakibatkan banjir di Indonesia.

 

Luas daratan

Indonesia memiliki luas daratan yang relatif kecil dibandingkan dengan luas lautan yang mengelilinginya. Luas daratan mempengaruhi curah hujan, karena daratan lebih mudah memantulkan panas matahari daripada lautan. Hal ini menyebabkan udara di atas daratan menjadi lebih hangat dan naik ke atas, membentuk awan dan hujan. Sebaliknya, udara di atas lautan menjadi lebih dingin dan turun ke bawah, menghambat pembentukan awan dan hujan. Oleh karena itu, daerah yang memiliki luas daratan yang besar cenderung memiliki curah hujan yang rendah, sedangkan daerah yang memiliki luas daratan yang kecil cenderung memiliki curah hujan yang tinggi.

 

Garis lintang

Indonesia memiliki letak lintang yang beragam, mulai dari 6° LU hingga 11° LS. Garis lintang mempengaruhi curah hujan, karena garis lintang menentukan posisi matahari terhadap bumi. Semakin tinggi garis lintang, semakin rendah pula intensitas radiasi matahari yang diterima. Hal ini menyebabkan suhu udara menjadi lebih rendah, sehingga mengurangi penguapan air dan pembentukan awan dan hujan. Sebaliknya, semakin rendah garis lintang, semakin tinggi pula intensitas radiasi matahari yang diterima. Hal ini menyebabkan suhu udara menjadi lebih tinggi, sehingga meningkatkan penguapan air dan pembentukan awan dan hujan


lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

jelaskan faktor penyebab krisis multidimensi Indonesia pada akhir periode pemerintahan orde baru!

0

0.0

Jawaban terverifikasi