Toni K

13 April 2022 14:43

Iklan

Iklan

Toni K

13 April 2022 14:43

Pertanyaan

Bacalah syair berikut! Wahai Ananda dengarlah petuah, Dalam bergaul jangan menyalah, Dalam bercakap elokkan lidah, Dalam berjalan luruskan langkah. Tuliskan ciri-ciri syair tersebut!


3

1

Jawaban terverifikasi

Iklan

Iklan

A. Salsabila

14 April 2022 14:46

Jawaban terverifikasi

Halo, Toni K. Terima kasih sudah bertanya di Roboguru. Kakak bantu jawab ya. Ciri-ciri syair di atas adalah bersajak a-a-a-a, semua barisnya adalah isi, terdiri dari empat baris, dan syair tersebut berisi petuah. Yuk, simak pembahasan berikut ini. Syair adalah salah satu puisi lama yang terdiri dari empat larik dan memiliki akhiran bunyi rima yang sama. Ciri-ciri syair adalah sebagai berikut. 1. Tiap bait terdiri dari empat larik (baris). 2. Jumlah suku kata dalam setiap latik 8-14 suku kata. 3. Semua baris merupakan isi. 4. Bersajak a-a-a-a. 5. Berisi dongeng, cerita, petuah, dan nasihat. Syair di atas berbunyi: Wahai Ananda dengarlah petuah, Dalam bergaul jangan menyalah, Dalam bercakap elokkan lidah, Dalam berjalan luruskan langkah. Ciri-ciri syair di atas adalah bersajak a-a-a-a, semua barisnya adalah isi, terdiri dari empat baris, dan syair tersebut berisi petuah, yaitu bergaulah dengan lingkungan yang baik, saat berbicara berhati-hatilah dan saat mengerjakan sesuatu, luruskan niat terlebih dahulu. Dengan demikian, ciri-ciri syair di atas adalah bersajak a-a-a-a, semua barisnya adalah isi, terdiri dari empat baris, dan syair tersebut berisi petuah Semoga membantu🙂


Iklan

Iklan

lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Bacalah kutipan buku nonfiksi berikut! Puputan Upacara puputan atau dhautan bagi masyarakat Jawa merupakan upacara yang dilakukan dalam rangkaian upacara kelahiran seorang anak. Upacara ini dilaksanakan pada sore hari ketika tali pusar si bayi telah putus atau lepas (puput atau dhaut berarti lepas). Waktu yang diperlukan untuk penyelenggaraan puputan tidak dapat ditentukan secara pasti Hal ini bergantung kepada lama tidaknya tali pusar si bayi lepas dengan sendirinya. Tali pusar si bayi dapat putus sebelum seminggu bahkan lebih dari seminggu sejak kelahiran. Keluarga si bayi harus siap mengadakan upacara puputan jika sewaktu- waktu tali pusar tersebut putus. Upacara ini diselenggarakan dengan mengadakan kenduri atau selamatan yang dihadiri oleh kerabat dan tetangga terdekat. Sesajian (makanan) yang disediakan dalam upacara puputan, antara lain nasi gudangan yang terdiri atas nasi dengan lauk-pauk, sayur-mayur dan parutan kelapa, bubur merah, bubur putih, dan jajan pasar. Upacara puputan biasanya ditandai dengan dipasangnya sawuran (bawang merah, dlingo bengle yang dimasukkan ke ketupat), dan aneka macam duri kemarung di sudut- sudut kamar bayi. Selain sawuran dipasang juga daun nanas yang diberi warna hitam putih (bergaris-garis), daun apa-apa, awar-awar, girang, dan duri kemarung. Di halaman rumah dipasang tumbak sewu, yaitu sapu lidi yang didirikan dengan tegak. Di tempat tidur si bayi diletakkan benda-benda tajam seperti pisau dan gunting. Dalam upacara puputan dhautan terdapat makna atau lambang atau yang tersirat dalam makanan dan alat yang digunakan tersebut. Sumber: Maryani, Indonesia nan Indah: Upacara Adat, Semarang. Alprin, 2019 Buatlah rangkuman isi kutipan buku nonfiksi tersebut!

391

0.0

Jawaban terverifikasi