Anindita A

03 Agustus 2024 01:07

Iklan

Anindita A

03 Agustus 2024 01:07

Pertanyaan

Assalamualaikum, ini untuk tugas PJJ besok : 1. buatlah esai argumentatif sebanyak 650 kata dengan topik "Toxic Masculinity" terkait dengan perubahan sosial 2. Struktur esai meliputi : - pendahuluan (teoritis) - isi (teori & opini teoritis) - bukti (dapat berupa foto/gambar cetak) - Argumen tandingan (opini) - penutup 3. Carilah referensi melalui jurnal googleschoolar / googlecendekia (tidak boleh menggunakan google biasa) 4. Tulis tangan dengan kertas polio bergaris (sertakan nama dan kelas) 5. Dikumpulkan Sabtu Depan 6. Tidak diperbolehkan menggunakan chatgpt karena akan dicek melalui Turnitin 7. Tidak diperkenankan menjiplak Terima kasih

Assalamualaikum, ini untuk tugas PJJ besok :
1. buatlah esai argumentatif sebanyak 650 kata dengan topik "Toxic Masculinity" terkait dengan perubahan sosial
2. Struktur esai meliputi :
- pendahuluan (teoritis)
- isi (teori & opini teoritis)
- bukti (dapat berupa foto/gambar cetak)
- Argumen tandingan (opini)
- penutup 
3. Carilah referensi melalui jurnal googleschoolar / googlecendekia (tidak boleh menggunakan google biasa)
4. Tulis tangan dengan kertas polio bergaris (sertakan nama dan kelas)
5. Dikumpulkan Sabtu Depan
6. Tidak diperbolehkan menggunakan chatgpt karena akan dicek melalui Turnitin
7. Tidak diperkenankan menjiplak

Terima kasih

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

20

:

45

:

59

Klaim

1

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Nanda R

Community

03 Agustus 2024 01:23

Jawaban terverifikasi

<p>1. Pendahuluan (Teoritis)</p><p>Dalam pendahuluan, jelaskan definisi dari toxic masculinity atau maskulinitas toksik. Sebutkan bahwa ini adalah norma-norma sosial yang menuntut pria untuk menunjukkan kekuatan, ketidakpekaan emosional, dan dominasi, serta bagaimana norma-norma ini berdampak pada masyarakat dan individu. Buatlah argumen bahwa toxic masculinity merupakan isu yang relevan dalam konteks perubahan sosial yang lebih luas, termasuk dalam hal kesetaraan gender dan kesehatan mental.</p><p><strong>Contoh Pendahuluan:</strong></p><p>Maskulinitas toksik, atau toxic masculinity, adalah konsep yang merujuk pada norma-norma sosial yang mempromosikan perilaku pria yang keras, tidak emosional, dan dominan. Konsep ini menjelaskan bagaimana ekspektasi budaya mengenai maskulinitas dapat menyebabkan berbagai masalah sosial dan individu, dari kekerasan berbasis gender hingga masalah kesehatan mental. Dalam konteks perubahan sosial, toxic masculinity menjadi isu penting karena memengaruhi bagaimana pria berperilaku dan berinteraksi dengan wanita, serta dampaknya terhadap kesejahteraan psikologis pria itu sendiri. Perubahan dalam norma maskulinitas dapat berkontribusi pada masyarakat yang lebih adil dan mendukung.</p><p>2. Isi (Teori &amp; Opini Teoritis)</p><p>Pada bagian ini, jelaskan teori-teori utama yang berkaitan dengan toxic masculinity. Misalnya, bahas bagaimana teori gender dan psikologi sosial menggambarkan dampak norma maskulinitas toksik terhadap pria dan masyarakat. Sertakan juga opini dari para ahli yang mendukung pandangan bahwa maskulinitas toksik merugikan.</p><p><strong>Contoh Isi:</strong></p><p>Teori gender mengungkapkan bahwa maskulinitas toksik mempromosikan ide bahwa pria harus selalu kuat, tidak emosional, dan dominan. Teori ini menunjukkan bahwa standar ini tidak hanya membatasi ekspresi diri pria tetapi juga memicu perilaku kekerasan dan penindasan terhadap wanita. Sebuah studi oleh <i>American Psychological Association</i> menemukan bahwa pria yang terpengaruh oleh norma-norma maskulinitas toksik lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan. Opini dari para ahli seperti Michael Kimmel dan bell hooks menunjukkan bahwa mengatasi maskulinitas toksik adalah langkah penting untuk mencapai kesetaraan gender dan kesejahteraan sosial.</p><p>3. Bukti</p><p>Sertakan bukti yang mendukung argumen Anda. Anda bisa mencari gambar atau grafik yang menunjukkan dampak maskulinitas toksik. Sebagai contoh, grafik tentang tingkat kekerasan berbasis gender atau infografis mengenai kesehatan mental pria bisa sangat berguna.</p><p><strong>Contoh Bukti:</strong></p><p>Cari di Google Scholar atau Google Cendekia untuk grafik atau data yang relevan. Misalnya, cari grafik yang menunjukkan hubungan antara maskulinitas toksik dan kekerasan berbasis gender. Juga, cari data tentang kesehatan mental pria yang menunjukkan prevalensi depresi dan kecemasan di antara pria yang merasa tertekan untuk memenuhi standar maskulinitas.</p><p>4. Argumen Tandingan (Opini)</p><p>Diskusikan argumen yang mungkin menentang pandangan bahwa toxic masculinity adalah masalah besar. Misalnya, beberapa orang mungkin berpendapat bahwa maskulinitas toksik hanyalah hasil dari norma sosial yang telah ada lama dan bahwa perubahan dalam pandangan maskulinitas tidak selalu membawa hasil positif.</p><p><strong>Contoh Argumen Tandingan:</strong></p><p>Beberapa pihak mungkin berpendapat bahwa maskulinitas toksik bukanlah masalah signifikan dan bahwa norma-norma maskulinitas ini sudah berakar dalam budaya masyarakat. Mereka mungkin merasa bahwa menantang norma-norma ini dapat melemahkan kualitas atau karakter pria. Argumen ini sering kali mengabaikan dampak negatif nyata dari maskulinitas toksik, seperti kesehatan mental yang buruk dan kekerasan berbasis gender.</p><p>5. Penutup</p><p>Dalam penutup, rangkum argumen Anda dan tekankan pentingnya mengatasi toxic masculinity sebagai bagian dari perubahan sosial. Tunjukkan bagaimana perubahan dalam norma maskulinitas dapat meningkatkan kesejahteraan individu dan menciptakan masyarakat yang lebih adil.</p><p><strong>Contoh Penutup:</strong></p><p>Toxic masculinity merupakan isu krusial dalam perubahan sosial yang membutuhkan perhatian dan tindakan serius. Dampak negatif dari norma maskulinitas toksik—termasuk kekerasan gender, masalah kesehatan mental, dan hubungan yang tidak sehat—menunjukkan perlunya perubahan dalam pemahaman dan penilaian maskulinitas. Dengan menantang dan mengubah norma-norma ini, kita dapat memajukan kesejahteraan individu dan membangun masyarakat yang lebih adil dan inklusif. Mengatasi maskulinitas toksik adalah langkah penting menuju masa depan di mana semua orang dapat berkembang tanpa dibatasi oleh standar berbahaya.</p><p>Referensi</p><p>Cari referensi di Google Scholar atau Google Cendekia untuk mendukung argumen Anda. Beberapa kata kunci yang dapat digunakan adalah "toxic masculinity," "gender norms," "mental health and masculinity," dan "violence and masculinity."</p><p>Tulis Tangan</p><p>Pastikan Anda menulis tangan esai di kertas polio bergaris, mencantumkan nama, kelas, dan mengikuti semua petunjuk pengumpulan tugas.</p>

1. Pendahuluan (Teoritis)

Dalam pendahuluan, jelaskan definisi dari toxic masculinity atau maskulinitas toksik. Sebutkan bahwa ini adalah norma-norma sosial yang menuntut pria untuk menunjukkan kekuatan, ketidakpekaan emosional, dan dominasi, serta bagaimana norma-norma ini berdampak pada masyarakat dan individu. Buatlah argumen bahwa toxic masculinity merupakan isu yang relevan dalam konteks perubahan sosial yang lebih luas, termasuk dalam hal kesetaraan gender dan kesehatan mental.

Contoh Pendahuluan:

Maskulinitas toksik, atau toxic masculinity, adalah konsep yang merujuk pada norma-norma sosial yang mempromosikan perilaku pria yang keras, tidak emosional, dan dominan. Konsep ini menjelaskan bagaimana ekspektasi budaya mengenai maskulinitas dapat menyebabkan berbagai masalah sosial dan individu, dari kekerasan berbasis gender hingga masalah kesehatan mental. Dalam konteks perubahan sosial, toxic masculinity menjadi isu penting karena memengaruhi bagaimana pria berperilaku dan berinteraksi dengan wanita, serta dampaknya terhadap kesejahteraan psikologis pria itu sendiri. Perubahan dalam norma maskulinitas dapat berkontribusi pada masyarakat yang lebih adil dan mendukung.

2. Isi (Teori & Opini Teoritis)

Pada bagian ini, jelaskan teori-teori utama yang berkaitan dengan toxic masculinity. Misalnya, bahas bagaimana teori gender dan psikologi sosial menggambarkan dampak norma maskulinitas toksik terhadap pria dan masyarakat. Sertakan juga opini dari para ahli yang mendukung pandangan bahwa maskulinitas toksik merugikan.

Contoh Isi:

Teori gender mengungkapkan bahwa maskulinitas toksik mempromosikan ide bahwa pria harus selalu kuat, tidak emosional, dan dominan. Teori ini menunjukkan bahwa standar ini tidak hanya membatasi ekspresi diri pria tetapi juga memicu perilaku kekerasan dan penindasan terhadap wanita. Sebuah studi oleh American Psychological Association menemukan bahwa pria yang terpengaruh oleh norma-norma maskulinitas toksik lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan. Opini dari para ahli seperti Michael Kimmel dan bell hooks menunjukkan bahwa mengatasi maskulinitas toksik adalah langkah penting untuk mencapai kesetaraan gender dan kesejahteraan sosial.

3. Bukti

Sertakan bukti yang mendukung argumen Anda. Anda bisa mencari gambar atau grafik yang menunjukkan dampak maskulinitas toksik. Sebagai contoh, grafik tentang tingkat kekerasan berbasis gender atau infografis mengenai kesehatan mental pria bisa sangat berguna.

Contoh Bukti:

Cari di Google Scholar atau Google Cendekia untuk grafik atau data yang relevan. Misalnya, cari grafik yang menunjukkan hubungan antara maskulinitas toksik dan kekerasan berbasis gender. Juga, cari data tentang kesehatan mental pria yang menunjukkan prevalensi depresi dan kecemasan di antara pria yang merasa tertekan untuk memenuhi standar maskulinitas.

4. Argumen Tandingan (Opini)

Diskusikan argumen yang mungkin menentang pandangan bahwa toxic masculinity adalah masalah besar. Misalnya, beberapa orang mungkin berpendapat bahwa maskulinitas toksik hanyalah hasil dari norma sosial yang telah ada lama dan bahwa perubahan dalam pandangan maskulinitas tidak selalu membawa hasil positif.

Contoh Argumen Tandingan:

Beberapa pihak mungkin berpendapat bahwa maskulinitas toksik bukanlah masalah signifikan dan bahwa norma-norma maskulinitas ini sudah berakar dalam budaya masyarakat. Mereka mungkin merasa bahwa menantang norma-norma ini dapat melemahkan kualitas atau karakter pria. Argumen ini sering kali mengabaikan dampak negatif nyata dari maskulinitas toksik, seperti kesehatan mental yang buruk dan kekerasan berbasis gender.

5. Penutup

Dalam penutup, rangkum argumen Anda dan tekankan pentingnya mengatasi toxic masculinity sebagai bagian dari perubahan sosial. Tunjukkan bagaimana perubahan dalam norma maskulinitas dapat meningkatkan kesejahteraan individu dan menciptakan masyarakat yang lebih adil.

Contoh Penutup:

Toxic masculinity merupakan isu krusial dalam perubahan sosial yang membutuhkan perhatian dan tindakan serius. Dampak negatif dari norma maskulinitas toksik—termasuk kekerasan gender, masalah kesehatan mental, dan hubungan yang tidak sehat—menunjukkan perlunya perubahan dalam pemahaman dan penilaian maskulinitas. Dengan menantang dan mengubah norma-norma ini, kita dapat memajukan kesejahteraan individu dan membangun masyarakat yang lebih adil dan inklusif. Mengatasi maskulinitas toksik adalah langkah penting menuju masa depan di mana semua orang dapat berkembang tanpa dibatasi oleh standar berbahaya.

Referensi

Cari referensi di Google Scholar atau Google Cendekia untuk mendukung argumen Anda. Beberapa kata kunci yang dapat digunakan adalah "toxic masculinity," "gender norms," "mental health and masculinity," dan "violence and masculinity."

Tulis Tangan

Pastikan Anda menulis tangan esai di kertas polio bergaris, mencantumkan nama, kelas, dan mengikuti semua petunjuk pengumpulan tugas.


Iklan

Rendi R

Community

27 Oktober 2024 04:55

Jawaban terverifikasi

<p>Waalaikumsalam, terima kasih atas informasinya. Untuk tugas ini, Anda bisa menggunakan referensi yang sesuai dari Google Scholar atau Google Cendekia untuk memastikan kualitas akademik dan keaslian tulisan. Berikut beberapa tips untuk membantu Anda menyelesaikan esai ini dengan cara yang benar:</p><p><strong>Cari Referensi di Google Scholar</strong>:</p><ul><li>Kunjungi Google Scholar dan gunakan kata kunci seperti “toxic masculinity and social change” atau “masculinity and gender roles in society.”</li><li>Baca abstrak atau ringkasan dari artikel yang menarik perhatian Anda untuk mendapatkan gagasan utama dan kumpulkan beberapa poin penting yang bisa Anda gunakan.</li></ul><p><strong>Struktur Esai</strong>:</p><ul><li><strong>Pendahuluan</strong>: Gambarkan konsep toxic masculinity secara umum, mengapa konsep ini muncul, dan relevansinya terhadap perubahan sosial.</li><li><strong>Isi</strong>: Jelaskan dengan teori yang Anda temukan. Contohnya, Anda bisa membahas bagaimana toxic masculinity berdampak pada kesehatan mental pria atau membatasi ruang gerak gender secara keseluruhan.</li><li><strong>Bukti</strong>: Cari data statistik, contoh kasus, atau studi akademik yang menggambarkan efek toxic masculinity. Misalnya, Anda bisa mencatat hasil penelitian tentang hubungan antara toxic masculinity dan peningkatan angka kekerasan atau masalah kesehatan mental.</li><li><strong>Argumen Tandingan</strong>: Tunjukkan pandangan lain, seperti pendapat yang beranggapan bahwa beberapa aspek maskulinitas memiliki nilai positif yang penting dalam masyarakat.</li><li><strong>Penutup</strong>: Simpulkan argumen Anda dengan menunjukkan mengapa penting untuk memahami dan mengatasi toxic masculinity dalam mendukung perubahan sosial yang lebih inklusif.</li></ul><p><strong>Langkah Menulis Tangan</strong>: Tuliskan argumen Anda pada kertas folio bergaris dengan struktur esai yang jelas dan sampaikan argumen dengan alur yang logis.</p><p>Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda bisa menghasilkan esai yang berbobot dan sesuai dengan aturan yang diminta. Semoga berhasil, dan jika ada yang perlu didiskusikan, saya siap membantu!</p>

Waalaikumsalam, terima kasih atas informasinya. Untuk tugas ini, Anda bisa menggunakan referensi yang sesuai dari Google Scholar atau Google Cendekia untuk memastikan kualitas akademik dan keaslian tulisan. Berikut beberapa tips untuk membantu Anda menyelesaikan esai ini dengan cara yang benar:

Cari Referensi di Google Scholar:

  • Kunjungi Google Scholar dan gunakan kata kunci seperti “toxic masculinity and social change” atau “masculinity and gender roles in society.”
  • Baca abstrak atau ringkasan dari artikel yang menarik perhatian Anda untuk mendapatkan gagasan utama dan kumpulkan beberapa poin penting yang bisa Anda gunakan.

Struktur Esai:

  • Pendahuluan: Gambarkan konsep toxic masculinity secara umum, mengapa konsep ini muncul, dan relevansinya terhadap perubahan sosial.
  • Isi: Jelaskan dengan teori yang Anda temukan. Contohnya, Anda bisa membahas bagaimana toxic masculinity berdampak pada kesehatan mental pria atau membatasi ruang gerak gender secara keseluruhan.
  • Bukti: Cari data statistik, contoh kasus, atau studi akademik yang menggambarkan efek toxic masculinity. Misalnya, Anda bisa mencatat hasil penelitian tentang hubungan antara toxic masculinity dan peningkatan angka kekerasan atau masalah kesehatan mental.
  • Argumen Tandingan: Tunjukkan pandangan lain, seperti pendapat yang beranggapan bahwa beberapa aspek maskulinitas memiliki nilai positif yang penting dalam masyarakat.
  • Penutup: Simpulkan argumen Anda dengan menunjukkan mengapa penting untuk memahami dan mengatasi toxic masculinity dalam mendukung perubahan sosial yang lebih inklusif.

Langkah Menulis Tangan: Tuliskan argumen Anda pada kertas folio bergaris dengan struktur esai yang jelas dan sampaikan argumen dengan alur yang logis.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda bisa menghasilkan esai yang berbobot dan sesuai dengan aturan yang diminta. Semoga berhasil, dan jika ada yang perlu didiskusikan, saya siap membantu!


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

1. buatlah esai argumentatif sebanyak 650 kata dengan topik "Toxic Masculinity" terkait dengan perubahan sosial 2. Struktur esai meliputi : - pendahuluan (teoritis) - isi (teori &amp; opini teoritis) - bukti (dapat berupa foto/gambar cetak) - Argumen tandingan (opini) - penutup

6

5.0

Jawaban terverifikasi