Muthiahrabbani M

16 Januari 2024 00:08

Iklan

Muthiahrabbani M

16 Januari 2024 00:08

Pertanyaan

Apakah teori evolusi Darwin pada jerapah, burung Finch, serta ngengat biston betularia dengan kenyataan sekarang benar adanya?

Apakah teori evolusi Darwin pada jerapah, burung Finch, serta ngengat biston betularia dengan kenyataan sekarang benar adanya?

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

00

:

15

:

03

Klaim

2

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Miftah B

Community

16 Januari 2024 06:45

Jawaban terverifikasi

Halo sobat ๐Ÿ‘‹ Jawaban: Ya, teori evolusi Darwin pada jerapah, burung Finch, dan ngengat Biston betularia memiliki dukungan kuat dan dianggap sebagai dasar yang solid dalam bidang biologi evolusioner. Mari kita bahas masing-masing contoh: 1. Jerapah (Giraffa): Menurut teori evolusi, jerapah mengalami evolusi dengan perpanjangan leher mereka secara bertahap melalui seleksi alam. Jerapah dengan leher yang lebih panjang memiliki keuntungan dalam mencapai makanan yang terletak lebih tinggi, sehingga mereka memiliki peluang bertahan hidup dan berkembang biak lebih baik. Proses ini seiring waktu mengarah pada populasi jerapah dengan leher yang lebih panjang secara genetis. 2. Burung Finch di Kepulauan Galapagos: Charles Darwin mempelajari burung Finch di Kepulauan Galapagos dan menyadari variasi bentuk paruh yang berkaitan dengan jenis makanan yang tersedia di setiap pulau. Ini menunjukkan adanya adaptasi evolusioner di mana burung Finch berkembang menggantungkan bentuk paruh mereka pada sumber makanan yang ada di lingkungan setempat. 3. Ngengat Biston betularia: Studi pada ngengat Biston betularia di Inggris menunjukkan perubahan warna tubuh ngengat yang berkorelasi dengan tingkat polusi udara. Sebelum Revolusi Industri, ngengat cenderung berwarna terang untuk menyamar di atas batu kapur, tetapi dengan peningkatan polusi dan warna batu kapur yang berubah, ngengat dengan warna gelap menjadi lebih dominan karena lebih sulit terlihat oleh predator.


Iklan

Nanda R

Community

16 Januari 2024 10:36

Jawaban terverifikasi

<p>Teori evolusi Darwin pada jerapah, burung Finch, dan ngengat Biston betularia sesuai dengan kenyataan yang ada sekarang. Contohnya, pada burung Finch di Kepulauan Galapagos, Darwin mengamati bahwa burung-burung tersebut berasal dari satu spesies dan berevolusi menjadi beberapa spesies dengan bentuk paruh yang berbeda-beda, yang disesuaikan dengan jenis makanannya. Hal ini menunjukkan adanya seleksi alam dan adaptasi pada burung Finch, yang sesuai dengan teori evolusi Darwin. Begitu juga dengan jerapah, yang menunjukkan adanya adaptasi pada leher yang memanjang untuk mencapai makanan di atas pohon. Pada ngengat Biston betularia, terjadi perubahan warna tubuh dari putih menjadi hitam, yang disebabkan oleh seleksi alam akibat perubahan lingkungan. Oleh karena itu, teori evolusi Darwin pada hewan-hewan tersebut sesuai dengan kenyataan yang ada sekarang</p>

Teori evolusi Darwin pada jerapah, burung Finch, dan ngengat Biston betularia sesuai dengan kenyataan yang ada sekarang. Contohnya, pada burung Finch di Kepulauan Galapagos, Darwin mengamati bahwa burung-burung tersebut berasal dari satu spesies dan berevolusi menjadi beberapa spesies dengan bentuk paruh yang berbeda-beda, yang disesuaikan dengan jenis makanannya. Hal ini menunjukkan adanya seleksi alam dan adaptasi pada burung Finch, yang sesuai dengan teori evolusi Darwin. Begitu juga dengan jerapah, yang menunjukkan adanya adaptasi pada leher yang memanjang untuk mencapai makanan di atas pohon. Pada ngengat Biston betularia, terjadi perubahan warna tubuh dari putih menjadi hitam, yang disebabkan oleh seleksi alam akibat perubahan lingkungan. Oleh karena itu, teori evolusi Darwin pada hewan-hewan tersebut sesuai dengan kenyataan yang ada sekarang


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

jelaskan teori evolusi menurut darwin

3

5.0

Jawaban terverifikasi

Sahabat yang Tergadai Rina dan Maya telah bersahabat sejak kecil. Mereka tinggal di kompleks perumahan yang sama, duduk di bangku sekolah yang sama, bahkan berbagi mimpi untuk bisa terus bersama hingga dewasa. Setiap sore, Rina selalu datang ke rumah Maya untuk bermain atau sekadar mengerjakan PR bersama. Rumah Maya terasa hangat dan nyaman, penuh dengan canda tawa dan rasa kekeluargaan. Maya adalah teman yang selalu mendukung Rina dalam segala hal, tak peduli apa yang terjadi. Namun, suatu hari segalanya berubah. Ayah Maya, yang sebelumnya memiliki usaha sukses, mengalami kebangkrutan. Usahanya gulung tikar setelah dihadapkan pada masalah keuangan yang tak terduga. Keluarga Maya terpaksa menjual rumah mereka dan pindah ke sebuah rumah kontrakan kecil di pinggiran kota. Maya tak lagi bisa mengenakan seragam baru yang biasa mereka beli bersama di awal tahun ajaran. Kini, pakaian Maya tampak kusam, dan sepatu yang dia kenakan mulai berlubang di ujungnya. Pada awalnya, Rina tetap berteman dengan Maya seperti biasa. Mereka masih bertemu di sekolah, dan Rina sesekali mengundang Maya ke rumahnya. Namun, Rina mulai mendengar bisik-bisik dari teman-teman lainnya. "Kenapa masih berteman dengan Maya? Keluarganya sudah jatuh miskin. Nanti kamu jadi terlihat seperti dia." Salah seorang teman di kelas berkata dengan nada mengejek. Bisikan-bisikan itu semakin keras, bahkan beberapa di antaranya terang-terangan menertawakan Maya di depan Rina. Rina merasa tersudut. Di satu sisi, dia merasa bersalah kepada Maya, sahabatnya sejak kecil, yang tidak pernah memintanya apa-apa kecuali persahabatan tulus. Namun di sisi lain, dia merasa takut dijauhi oleh teman-teman lain yang mulai memandang rendah Maya. Rina mulai menjaga jarak. Suatu sore, Maya mendatangi Rina. "Kenapa kamu menjauh? Aku merindukanmu, Rina," Maya bertanya dengan mata yang penuh harap, mencoba mencari jawaban atas perubahan sikap sahabatnya. Rina menghindari tatapan Maya, menunduk dan berpura-pura sibuk dengan bukunya. "Aku sibuk sekarang, banyak tugas. Maaf, Maya." Maya terdiam. Hatinya hancur. Dia tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi dia berharap itu tidak benar. Namun, kenyataannya terlalu menyakitkan untuk diabaikan. Sejak itu Maya tak pernah lagi mengajak Rina berbicara. Mereka masih bertemu di sekolah, tetapi Maya belajar untuk menahan diri dari rasa sakit ditinggalkan. Waktu berlalu, dan pertemanan mereka tergerus oleh jarak yang diciptakan Rina. Suatu hari, sekolah mengadakan reuni kecil bagi siswa-siswa angkatan mereka. Maya, yang sekarang telah menemukan jalan hidupnya sendiri, datang dengan percaya diri. Dia tak lagi terjebak dalam bayang-bayang masa lalu. Rina melihat Maya dari jauh, merasa tertampar oleh keberadaan sahabatnya yang dulu. Maya telah tumbuh menjadi sosok yang mandiri dan sukses, meski tanpa dirinya. Rina mendekat dengan perasaan bersalah. "Maya... maafkan aku." Maya menatapnya, senyumnya tenang. "Rina, aku sudah memaafkanmu sejak lama. Aku hanya belajar bahwa tidak semua hal bisa kita pertahankan, bahkan persahabatan. Kadang, orang berubah, dan itu tidak apa-apa. Yang penting, kita tetap berdiri dan melanjutkan hidup." Rina menahan air matanya. Pada saat itu, dia menyadari bahwa dia telah kehilangan lebih dari sekadar seorang sahabat. Dia telah kehilangan kesempatan untuk setia pada seseorang yang benar-benar berarti dalam hidupnya. Tapi, waktu tak bisa diputar kembali. Rina hanya bisa menerima kenyataan bahwa persahabatan mereka telah tergadai oleh ketakutan dan gengsi. Maya pun berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan Rina dalam kesunyian yang menyesakkan. Ubahlah cerpen tersebut menjadi sebuah adegan 1, adegan 2, adegan 3, dan adegan 4

6

0.0

Jawaban terverifikasi