Zzaa Z

24 Januari 2024 11:02

Iklan

Zzaa Z

24 Januari 2024 11:02

Pertanyaan

Apakah Anda merasa bahwa pergaulan bebas berkontribusi pada penyalahgunaan alkohol dan narkoba?

Apakah Anda merasa bahwa pergaulan bebas berkontribusi pada penyalahgunaan alkohol dan narkoba?

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

17

:

04

:

03

Klaim

1

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Kevin L

Gold

11 Februari 2024 11:42

Jawaban terverifikasi

Ya penyalahgunaan alkohol dan narkoba, tetapi bukanlah satu-satunya faktor yang berkontribusi. Semoga penjelasan ini membantu Anda memahami topik ini lebih baik ๐Ÿ™‚.


Iklan

Salsabila M

Community

05 Mei 2024 12:48

Jawaban terverifikasi

<p>Pergaulan bebas dapat menjadi faktor risiko yang berkontribusi pada penyalahgunaan alkohol dan narko-ba. Berikut adalah beberapa cara di mana pergaulan bebas dapat mempengaruhi perilaku penyalahgunaan zat:</p><p><strong>Pengaruh Teman Sebaya:</strong> Pergaulan bebas sering kali melibatkan interaksi yang intens dengan teman sebaya. Jika teman-teman dalam lingkaran pergaulan tersebut memiliki kebiasaan atau perilaku yang cenderung menggunakan alkohol atau nar-koba, individu dalam lingkaran tersebut mungkin merasa tekanan untuk ikut serta atau mencoba menggunakan zat-zat tersebut.</p><p><strong>Akses yang Mudah:</strong> Dalam lingkungan pergaulan bebas, akses terhadap alkohol dan narko-ba seringkali lebih mudah. Individu mungkin lebih sering terpapar pada kesempatan untuk menggunakan zat-zat tersebut, baik melalui acara sosial, pesta, atau pertemuan lainnya di mana zat-zat tersebut tersedia.</p><p><strong>Normalisasi Penggunaan Zat:</strong> Dalam lingkungan pergaulan bebas di mana penggunaan alkohol atau nar-koba dianggap biasa atau diterima, individu cenderung melihat penggunaan zat sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat menyebabkan perilaku penggunaan zat yang lebih sering dan lebih berisiko.</p><p><strong>Pelepasan Diri:</strong> Pergaulan bebas kadang-kadang digunakan sebagai cara untuk melarikan diri dari masalah atau stres. Individu yang menghadapi tekanan emosional atau masalah psikologis mungkin cenderung menggunakan alkohol atau nar-koba sebagai mekanisme koping yang merugikan.</p><p><strong>Pola Konsumsi yang Berlebihan:</strong> Dalam lingkungan pergaulan bebas di mana norma-norma perilaku yang berisiko diterima atau bahkan dipromosikan, individu cenderung terlibat dalam pola konsumsi yang berlebihan atau berisiko tinggi, yang dapat meningkatkan kemungkinan penyalahgunaan zat.</p>

Pergaulan bebas dapat menjadi faktor risiko yang berkontribusi pada penyalahgunaan alkohol dan narko-ba. Berikut adalah beberapa cara di mana pergaulan bebas dapat mempengaruhi perilaku penyalahgunaan zat:

Pengaruh Teman Sebaya: Pergaulan bebas sering kali melibatkan interaksi yang intens dengan teman sebaya. Jika teman-teman dalam lingkaran pergaulan tersebut memiliki kebiasaan atau perilaku yang cenderung menggunakan alkohol atau nar-koba, individu dalam lingkaran tersebut mungkin merasa tekanan untuk ikut serta atau mencoba menggunakan zat-zat tersebut.

Akses yang Mudah: Dalam lingkungan pergaulan bebas, akses terhadap alkohol dan narko-ba seringkali lebih mudah. Individu mungkin lebih sering terpapar pada kesempatan untuk menggunakan zat-zat tersebut, baik melalui acara sosial, pesta, atau pertemuan lainnya di mana zat-zat tersebut tersedia.

Normalisasi Penggunaan Zat: Dalam lingkungan pergaulan bebas di mana penggunaan alkohol atau nar-koba dianggap biasa atau diterima, individu cenderung melihat penggunaan zat sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat menyebabkan perilaku penggunaan zat yang lebih sering dan lebih berisiko.

Pelepasan Diri: Pergaulan bebas kadang-kadang digunakan sebagai cara untuk melarikan diri dari masalah atau stres. Individu yang menghadapi tekanan emosional atau masalah psikologis mungkin cenderung menggunakan alkohol atau nar-koba sebagai mekanisme koping yang merugikan.

Pola Konsumsi yang Berlebihan: Dalam lingkungan pergaulan bebas di mana norma-norma perilaku yang berisiko diterima atau bahkan dipromosikan, individu cenderung terlibat dalam pola konsumsi yang berlebihan atau berisiko tinggi, yang dapat meningkatkan kemungkinan penyalahgunaan zat.


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Sebutkan enam cakupan literasi finansial yang perlu dipelajari dan dikembangkan oleh pelajar!*

12

5.0

Jawaban terverifikasi

Budi memulai suatu usaha dagang (UD) dengan nama "Maju Jaya". Usaha yang Budi jalankan merupakan usaha dagang yang menjual satu produk saja dan diproduksi oleh Budi sendiri bersama karyawannya. Selama satu bulan Budi sudah menjalankan usahanya tersebut, akan tetapi Budi masih bingung apakah usahanya sudah mendapatkan laba atau rugi. UD Maju Jaya Budi mempunyai data sebagai berikut: 1.Biaya-biaya yang terjadi selama satu bulan meliputi: โ€ข Biaya penyusutan mobil Pick-up sebesar Rp 15.000.000,- โ€ข Biaya gaji mandor sebesar Rp 10.000.000,- โ€ข Biaya asuransi kesehatan untuk semua karyawannya sebesar Rp 10.000.000,- โ€ข Biaya bahan baku per-unit nya sebesar Rp 35.000,- dan biaya bahan penolong nya sebesar Rp 10.000 per-unit nya. โ€ข Biaya listrik &amp; air sebesar Rp 15.000.000,- โ€ข Biaya gaji buruh pabrik (tenaga kerja langsung) sebesar Rp 15.000,- untuk tiap unit yang bisa diselesaikan. โ€ข Biaya gaji pegawai kantor sebesar Rp 5.000.000,- โ€ข Biaya sewa pabrik yang digunakan untuk memproduksi adalah sebesar Rp 30.000.000,- 2. Harga jual produknya adalah Rp 100.000 untuk tiap unit nya. 3. Produk yang bisa dihasilkan dalam sebulan tersebut adalah 1.000 unit Pertanyaannya: 1) Bagaimana cara menghitung unit yang harus dijual dan omset rupiah yang harus dihasilkan agar Budi bisa tahu pada angka berapa UD Maju Jaya dalam keadaan tidak untung dan tidak rugi? 2) Dan jika Budi sebagai pemilik menginginkan untung sebesar Rp 50.000.000,- berapa unit kah produk yang harus dijual? minta tolong yaa kak๐Ÿ™๐Ÿป๐Ÿ™๐Ÿป

42

5.0

Jawaban terverifikasi

Iklan

Sahabat yang Tergadai Rina dan Maya telah bersahabat sejak kecil. Mereka tinggal di kompleks perumahan yang sama, duduk di bangku sekolah yang sama, bahkan berbagi mimpi untuk bisa terus bersama hingga dewasa. Setiap sore, Rina selalu datang ke rumah Maya untuk bermain atau sekadar mengerjakan PR bersama. Rumah Maya terasa hangat dan nyaman, penuh dengan canda tawa dan rasa kekeluargaan. Maya adalah teman yang selalu mendukung Rina dalam segala hal, tak peduli apa yang terjadi. Namun, suatu hari segalanya berubah. Ayah Maya, yang sebelumnya memiliki usaha sukses, mengalami kebangkrutan. Usahanya gulung tikar setelah dihadapkan pada masalah keuangan yang tak terduga. Keluarga Maya terpaksa menjual rumah mereka dan pindah ke sebuah rumah kontrakan kecil di pinggiran kota. Maya tak lagi bisa mengenakan seragam baru yang biasa mereka beli bersama di awal tahun ajaran. Kini, pakaian Maya tampak kusam, dan sepatu yang dia kenakan mulai berlubang di ujungnya. Pada awalnya, Rina tetap berteman dengan Maya seperti biasa. Mereka masih bertemu di sekolah, dan Rina sesekali mengundang Maya ke rumahnya. Namun, Rina mulai mendengar bisik-bisik dari teman-teman lainnya. "Kenapa masih berteman dengan Maya? Keluarganya sudah jatuh miskin. Nanti kamu jadi terlihat seperti dia." Salah seorang teman di kelas berkata dengan nada mengejek. Bisikan-bisikan itu semakin keras, bahkan beberapa di antaranya terang-terangan menertawakan Maya di depan Rina. Rina merasa tersudut. Di satu sisi, dia merasa bersalah kepada Maya, sahabatnya sejak kecil, yang tidak pernah memintanya apa-apa kecuali persahabatan tulus. Namun di sisi lain, dia merasa takut dijauhi oleh teman-teman lain yang mulai memandang rendah Maya. Rina mulai menjaga jarak. Suatu sore, Maya mendatangi Rina. "Kenapa kamu menjauh? Aku merindukanmu, Rina," Maya bertanya dengan mata yang penuh harap, mencoba mencari jawaban atas perubahan sikap sahabatnya. Rina menghindari tatapan Maya, menunduk dan berpura-pura sibuk dengan bukunya. "Aku sibuk sekarang, banyak tugas. Maaf, Maya." Maya terdiam. Hatinya hancur. Dia tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi dia berharap itu tidak benar. Namun, kenyataannya terlalu menyakitkan untuk diabaikan. Sejak itu Maya tak pernah lagi mengajak Rina berbicara. Mereka masih bertemu di sekolah, tetapi Maya belajar untuk menahan diri dari rasa sakit ditinggalkan. Waktu berlalu, dan pertemanan mereka tergerus oleh jarak yang diciptakan Rina. Suatu hari, sekolah mengadakan reuni kecil bagi siswa-siswa angkatan mereka. Maya, yang sekarang telah menemukan jalan hidupnya sendiri, datang dengan percaya diri. Dia tak lagi terjebak dalam bayang-bayang masa lalu. Rina melihat Maya dari jauh, merasa tertampar oleh keberadaan sahabatnya yang dulu. Maya telah tumbuh menjadi sosok yang mandiri dan sukses, meski tanpa dirinya. Rina mendekat dengan perasaan bersalah. "Maya... maafkan aku." Maya menatapnya, senyumnya tenang. "Rina, aku sudah memaafkanmu sejak lama. Aku hanya belajar bahwa tidak semua hal bisa kita pertahankan, bahkan persahabatan. Kadang, orang berubah, dan itu tidak apa-apa. Yang penting, kita tetap berdiri dan melanjutkan hidup." Rina menahan air matanya. Pada saat itu, dia menyadari bahwa dia telah kehilangan lebih dari sekadar seorang sahabat. Dia telah kehilangan kesempatan untuk setia pada seseorang yang benar-benar berarti dalam hidupnya. Tapi, waktu tak bisa diputar kembali. Rina hanya bisa menerima kenyataan bahwa persahabatan mereka telah tergadai oleh ketakutan dan gengsi. Maya pun berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan Rina dalam kesunyian yang menyesakkan. Ubahlah cerpen tersebut menjadi sebuah adegan 1, adegan 2, adegan 3, dan adegan 4

76

0.0

Jawaban terverifikasi