Salma R

09 Oktober 2024 15:03

Iklan

Salma R

09 Oktober 2024 15:03

Pertanyaan

Apa ciri-ciri Pantun beserta Kebahasaannya: ... Tulis dengan penjelasan juga contohnya.

Apa ciri-ciri Pantun beserta Kebahasaannya: ...

Tulis dengan penjelasan juga contohnya.

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

14

:

07

:

00

Klaim

7

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Delbert S

10 Oktober 2024 00:30

Jawaban terverifikasi

Ciri ciri pantun Berikut adalah ciri-ciri pantun beserta penjelasan kebahasaan yang terkait: Ciri-ciri Pantun Jumlah Baris: Pantun terdiri dari empat baris. Rima: Rima pantun biasanya a-b-a-b, di mana baris pertama dan ketiga berirama sama, begitu juga dengan baris kedua dan keempat. Isi: Baris pertama dan kedua seringkali berfungsi sebagai sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempat berisi pesan atau maksud. Kebahasaan Pilihan Kata: Mengandung kata-kata yang bermakna kiasan atau simbolis. Gaya Bahasa: Memanfaatkan majas, seperti metafora, personifikasi, dan aliterasi untuk memberikan keindahan. Ritme dan Irama: Memiliki alunan yang enak didengar, menciptakan suasana tertentu.


Iklan

Rendi R

Community

09 Oktober 2024 23:56

Jawaban terverifikasi

<p><strong>Pantun</strong> adalah salah satu bentuk puisi lama dalam tradisi lisan yang dikenal luas di Nusantara, terutama di Indonesia dan Malaysia. Pantun memiliki ciri khas dalam struktur dan gaya bahasa yang digunakan. Berikut penjelasan mengenai <strong>ciri-ciri pantun</strong> dan <strong>kebahasaannya</strong>, beserta contoh.</p><p><strong>Ciri-Ciri Pantun</strong></p><p><strong>Jumlah Baris</strong></p><ul><li>Setiap pantun terdiri dari <strong>empat baris</strong> dalam satu bait.</li></ul><p><strong>Rima Akhir (A-B-A-B)</strong></p><ul><li>Pantun memiliki pola rima atau sajak akhir yang teratur, yaitu <strong>A-B-A-B</strong>. Artinya, baris pertama berima dengan baris ketiga, dan baris kedua berima dengan baris keempat.</li></ul><p><strong>Jumlah Suku Kata</strong></p><ul><li>Setiap baris pantun biasanya terdiri dari <strong>8-12 suku kata</strong>. Ini memberikan irama dan keindahan pada pantun.</li></ul><p><strong>Pembagian Baris</strong></p><ul><li>Dua baris pertama disebut <strong>sampiran</strong>, yaitu bagian yang seringkali hanya berfungsi sebagai pembuka atau pengantar. Biasanya sampiran tidak terkait langsung dengan makna isi pantun.</li><li>Dua baris terakhir disebut <strong>isi</strong>, yaitu bagian yang mengandung pesan, nasihat, atau maksud pantun.</li></ul><p><strong>Berisi Nasihat atau Petuah</strong></p><ul><li>Pantun seringkali mengandung pesan moral, nasihat, petuah, atau ungkapan perasaan. Ini yang menjadi inti dari baris ketiga dan keempat.</li></ul><p><strong>Kebahasaan Pantun</strong></p><p><strong>Bahasa Kiasan</strong></p><ul><li>Pantun menggunakan banyak bahasa kiasan atau simbolis untuk menyampaikan makna secara tidak langsung. Ini membuat pantun menjadi lebih indah dan penuh makna.</li></ul><p><strong>Gaya Bahasa Sederhana dan Mudah Dipahami</strong></p><ul><li>Walaupun menggunakan kiasan, bahasa yang digunakan dalam pantun biasanya sederhana dan mudah dipahami oleh masyarakat luas.</li></ul><p><strong>Pengulangan Bunyi</strong></p><ul><li>Pengulangan bunyi pada akhir baris (rima) memberikan kesan yang menyenangkan dan mudah diingat.</li></ul><p><strong>Unsur Alam</strong></p><ul><li>Pantun sering menggunakan unsur alam, seperti tumbuhan, hewan, dan fenomena alam lainnya sebagai bagian dari sampiran atau isi. Hal ini memperlihatkan kedekatan pantun dengan budaya lisan masyarakat agraris.</li></ul><p><strong>Contoh Pantun</strong></p><p><strong>Pantun Nasihat:</strong></p><p><i>Anak ayam turun sepuluh,</i><br><i>Mati satu tinggal sembilan,</i><br><i>Belajarlah giat sungguh-sungguh,</i><br><i>Agar hidupmu jadi cemerlang.</i></p><ul><li><strong>Sampiran</strong>: "Anak ayam turun sepuluh, Mati satu tinggal sembilan" (ini tidak terkait langsung dengan pesan)</li><li><strong>Isi</strong>: "Belajarlah giat sungguh-sungguh, Agar hidupmu jadi cemerlang" (nasihat agar rajin belajar untuk masa depan yang cerah)</li></ul><p><strong>Pantun Cinta:</strong></p><p><i>Bunga melati di tepi jalan,</i><br><i>Harum baunya sampai ke sini,</i><br><i>Takkan lupa aku kenangan,</i><br><i>Cinta kita sampai ke mati.</i></p><ul><li><strong>Sampiran</strong>: "Bunga melati di tepi jalan, Harum baunya sampai ke sini"</li><li><strong>Isi</strong>: "Takkan lupa aku kenangan, Cinta kita sampai ke mati" (ungkapan cinta abadi)</li></ul><p><strong>Kesimpulan</strong></p><p>Pantun memiliki ciri-ciri yang khas, yaitu terdiri dari empat baris, memiliki rima A-B-A-B, setiap baris berisi 8-12 suku kata, dan terbagi menjadi sampiran serta isi. Pantun sering kali berisi nasihat, pesan moral, atau ungkapan perasaan. Dalam hal kebahasaan, pantun menggunakan bahasa sederhana namun penuh kiasan, dan sering kali mengandung unsur alam serta pola rima yang teratur.</p>

Pantun adalah salah satu bentuk puisi lama dalam tradisi lisan yang dikenal luas di Nusantara, terutama di Indonesia dan Malaysia. Pantun memiliki ciri khas dalam struktur dan gaya bahasa yang digunakan. Berikut penjelasan mengenai ciri-ciri pantun dan kebahasaannya, beserta contoh.

Ciri-Ciri Pantun

Jumlah Baris

  • Setiap pantun terdiri dari empat baris dalam satu bait.

Rima Akhir (A-B-A-B)

  • Pantun memiliki pola rima atau sajak akhir yang teratur, yaitu A-B-A-B. Artinya, baris pertama berima dengan baris ketiga, dan baris kedua berima dengan baris keempat.

Jumlah Suku Kata

  • Setiap baris pantun biasanya terdiri dari 8-12 suku kata. Ini memberikan irama dan keindahan pada pantun.

Pembagian Baris

  • Dua baris pertama disebut sampiran, yaitu bagian yang seringkali hanya berfungsi sebagai pembuka atau pengantar. Biasanya sampiran tidak terkait langsung dengan makna isi pantun.
  • Dua baris terakhir disebut isi, yaitu bagian yang mengandung pesan, nasihat, atau maksud pantun.

Berisi Nasihat atau Petuah

  • Pantun seringkali mengandung pesan moral, nasihat, petuah, atau ungkapan perasaan. Ini yang menjadi inti dari baris ketiga dan keempat.

Kebahasaan Pantun

Bahasa Kiasan

  • Pantun menggunakan banyak bahasa kiasan atau simbolis untuk menyampaikan makna secara tidak langsung. Ini membuat pantun menjadi lebih indah dan penuh makna.

Gaya Bahasa Sederhana dan Mudah Dipahami

  • Walaupun menggunakan kiasan, bahasa yang digunakan dalam pantun biasanya sederhana dan mudah dipahami oleh masyarakat luas.

Pengulangan Bunyi

  • Pengulangan bunyi pada akhir baris (rima) memberikan kesan yang menyenangkan dan mudah diingat.

Unsur Alam

  • Pantun sering menggunakan unsur alam, seperti tumbuhan, hewan, dan fenomena alam lainnya sebagai bagian dari sampiran atau isi. Hal ini memperlihatkan kedekatan pantun dengan budaya lisan masyarakat agraris.

Contoh Pantun

Pantun Nasihat:

Anak ayam turun sepuluh,
Mati satu tinggal sembilan,
Belajarlah giat sungguh-sungguh,
Agar hidupmu jadi cemerlang.

  • Sampiran: "Anak ayam turun sepuluh, Mati satu tinggal sembilan" (ini tidak terkait langsung dengan pesan)
  • Isi: "Belajarlah giat sungguh-sungguh, Agar hidupmu jadi cemerlang" (nasihat agar rajin belajar untuk masa depan yang cerah)

Pantun Cinta:

Bunga melati di tepi jalan,
Harum baunya sampai ke sini,
Takkan lupa aku kenangan,
Cinta kita sampai ke mati.

  • Sampiran: "Bunga melati di tepi jalan, Harum baunya sampai ke sini"
  • Isi: "Takkan lupa aku kenangan, Cinta kita sampai ke mati" (ungkapan cinta abadi)

Kesimpulan

Pantun memiliki ciri-ciri yang khas, yaitu terdiri dari empat baris, memiliki rima A-B-A-B, setiap baris berisi 8-12 suku kata, dan terbagi menjadi sampiran serta isi. Pantun sering kali berisi nasihat, pesan moral, atau ungkapan perasaan. Dalam hal kebahasaan, pantun menggunakan bahasa sederhana namun penuh kiasan, dan sering kali mengandung unsur alam serta pola rima yang teratur.


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Sumber lisan merupakan keterangan langsung dari orang-orang yang mengalami p sejarah. Selain diperoleh dari orang-orang yang mengalami persitiwa secara la sumber lisan juga dapat diperoleh dari orang-orang yang mengetahui suatu peristiw secara rinci. Dengan kata lain sumber sejarah lisan dapat digunakan untuk sumba dan sekunder. Bagaimana cara mendapatkan sumber sejarah secara lisan denga tepat? Sumber sejarah merupakan segala sesuatu yang mengandung informasi tenta peristiwa sejarah. Informasi yang dijadikan sumber sejarah harus berasal dari aktivi pada masa lampau. Sumber sejarah berfungsi sebagai sarana penyampaian inform ristiwa sejarah di masa lampau. Bagaimana cara membuktikan keaslian suatu sumber sejarah? Sumber sejarah berdasarkan bentuknya dibagi menjadi tiga, yaitu sumber tertulis, sumber lisan, dan sumber benda. Sumber tertulis merupakan sumber sejarah yang memberikan informasi melalui tulisan. Sumber lisan merupakan sumber sejarah yang disampaikan secara lisan oleh orang yang menyaksikan, mendengar, atau mengalami langsung suatu peristiwa sejarah. Sumber benda merupakan sumber sejarah yang diperoleh dari benda-benda peninggalan sejarah. Mengapa sumber sejarah sangat penting dalam sejarah? Sumber sejarah lisan sangat bermanfaat agar sejarah dapat terus diingat oleh masyarakat sebagai bagian dari identitas dari sebuah negara. Sumber sejarah lisan dapat berupa keterangan langsung dari pelaku, tradisi lisan yang berkembang di masyarakat, dan topomini. Mengapa sumber lisan memiliki keterbatasan dibandingkan sumber tertulis? Kritik sumber sering juga disebut proses verifikasi. Sering dilakukan peneliti untuk menguji keabsahan serta keaslian suatu dokumen atau sumber sejarah. Kritik sumber merupakan salah satu tahapan dalam penelitian sejarah. Apa yang dimaksud kritik sumber?

143

0.0

Jawaban terverifikasi

Teks 1 Salah Kelas Pagi itu, Joni nampak bahagia sekali. Di meja makan, ibunya bertanya kepada Joni. "Jon, Ibu perhatikan dari tadi kamu senyum-senyum sendiri?" "Anu, Bu, semalam ibu wali kelas membagikan jadwal tatap muka terbatas. Senang rasanya karena besok aku bisa bertemu teman-teman. Belajar daring di rumah membosankan, Bu. Apalagi kalau zoom meeting Matematika." "Memangnya kenapa kalau Matematika, Jon?" Ibu bertanya kembali. "Gurunya galak, Bu, materinya juga susah, wong diajarkan di kelas saja masih susah pahamnya, apalagi daring," jawab Joni. "Oh, begitu," Ibu menimpali. "Ya sudah, Bu. Joni pamit, ya." Joni langsung pergi sambil mencium tangan ibunya. Sekolah sudah nampak ramai. Joni berjalan sambil sesekali melihat jadwal mapel yang dibagikan wali kelasnya. Lalu, dia segera masuk kelas dan ternyata sudah ada guru di dalam kelas. "Selamat pagi, Pak. Maaf, saya terlambat." "Selamat pagi juga, Nak, silakan duduk," sahut Pak Guru. Joni langsung mencari kursi dan duduk tanpa melihat kanan kiri. Saat mengeluarkan buku catatan, Joni mengedarkan pandangannya dan langsung kaget. Semua seperti asing. Dia seperti tidak mengenali teman sekelasnya, apalagi semuanya memakai masker. Dia berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa mereka adalah teman kelasnya. Tidak berapa lama, Joni kaget ketika melihat ke papan tulis Pak Guru sedang menjelaskan soal Matematika, padahal seingatnya jadwal pagi itu adalah Bahasa Indonesia. "Astaga, ini kan kelasku satu tahun yang lalu, ini kan kelas satu. Sekarang kan aku sudah naik kelas dua." Keringat dingin keluar di wajah Joni, lalu dia memberanikan diri menemui Pak Guru. "Maaf, Pak, karena sudah satu tahun daring, saya lupa kalau sekarang saya sudah kelas dua. Saya salah masuk kelas, Pak." Semua peserta didik pun tertawa. Dengan wajah malu, Joni keluar kelas. Teks 2 PKH Pada suatu hari, dua orang ibu rumah tangga sedang berbincang-bincang di depan rumah. Mereka sedang asyik membahas tentang bantuan pemerintah yang dinamakan PKH. Bu Tuti : Mar, aku semakin heran dengan pemerintah sekarang. Bu Marni Loh, kenapa, Bu? Ada masalah? (penasaran) Bu Tuti : Ya jelas ada. Kalau enggak ada, buat apa saya repot-repot membahas masalah ini? Bu Marni: Oalah, Bu, sempat-sempatnya memikirkan pemerintah, memangnya pemerintah memikirkan nasib kita? Bu Tuti : Jangan salah. Tuh, lihat tetangga sebelah kita. Dia dapat bantuan dari pemerintah. Setiap bulan, dia rutin mengambil sembako di warung dekat balai desa sana. Bu Marni Masa? Enggak salah, sampeyan, Bu? Dia, kan, lumayan mampu. Lihat saja, kulkas ada, mesin cuci punya, motor dua, kalau pergi perhiasannya selalu menempel di tangannya. Benar enggak salah, Bu? (sedikit tidak percaya) Bu Tuti : Nah, itu yang membuat saya bingung. Kenapa dia dapat bantuan? Padahal, kalau dipikir, dia tergolong keluarga mampu. Coba kita bandingkan dengan tetangga kita yang lain. Ada yang jauh lebih berhak mendapatkan bantuan itu sebenarnya. Bu Marni : Iya betul Bu. Ngomong-ngomong, bantuan apa yang bisa dia dapat, Bu? Bu Tuti Bu Marni: Masa kamu enggak tahu? Itu, loh, bantuan PKH. Oh, yang rumahnya ditempeli stiker "Keluarga Miskin" itu, to? Bu Tuti Nah, itu kamu tahu, Mar. (mengacungkan jempol kepada Bu Marni) Bu Marni Bu Tuti Ya tahu lah, Bu. Apa, sih, yang tidak saya ketahui? Mar, PKH itu apa, to? (penasaran) Bu Marni Program Keluarga Harapan. Bu Tuti : Harapan apa? Bu Marni Harapan biar dikasih sembako tiap bulan, ha...ha...ha... Bu Tuti : Ngawur kamu, Mar. Tulislah persamaan dan perbedaan kedua teks tersebut

10

0.0

Jawaban terverifikasi

Iklan