Cahyani S

12 September 2024 01:13

Iklan

Cahyani S

12 September 2024 01:13

Pertanyaan

analisis mengenai tantangan(3) dan peluang(3) penerapan Pancasila sila pertama, sila kedua, sila ketiga, sila keempat, dan sila kelima dalam kehidupan global.

analisis mengenai tantangan(3) dan peluang(3) penerapan Pancasila sila pertama, sila kedua, sila ketiga, sila keempat, dan sila kelima dalam kehidupan global.

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

01

:

28

:

14

Klaim

8

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Hanna H

12 September 2024 05:34

Jawaban terverifikasi

<p>Berikut adalah tantangan dan peluang penerapan Pancasila dalam kehidupan global berdasarkan masing-masing silanya:</p><p>### Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa<br>**Tantangan:**<br>1. **Pluralisme Agama:** Menghadapi keberagaman agama dan kepercayaan di tingkat global bisa menimbulkan konflik atau kesalahpahaman.<br>2. **Sekularisme:** Beberapa negara menerapkan sekularisme yang bisa membatasi ruang bagi pengamalan nilai-nilai spiritual.<br>3. **Intoleransi:** Munculnya ekstremisme dan intoleransi terhadap keyakinan lain.</p><p>**Peluang:**<br>1. **Dialog Antaragama:** Mendorong dialog dan kerjasama antaragama untuk membangun pemahaman dan toleransi.<br>2. **Penguatan Spiritualitas:** Memperkuat nilai-nilai spiritual dalam membentuk karakter individu di era globalisasi.<br>3. **Kepemimpinan Etis:** Memunculkan pemimpin yang mengedepankan nilai-nilai spiritual dalam pengambilan keputusan.</p><p>### Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab<br>**Tantangan:**<br>1. **Pelanggaran Hak Asasi Manusia:** Masih banyak kasus pelanggaran HAM di berbagai negara yang perlu ditangani.<br>2. **Diskriminasi:** Terdapat diskriminasi berbasis ras, gender, dan status sosial di banyak tempat.<br>3. **Krisis Kemanusiaan:** Perang, pengungsi, dan bencana alam seringkali mengabaikan nilai kemanusiaan.</p><p>**Peluang:**<br>1. **Penguatan HAM:** Meningkatkan advokasi dan implementasi hak asasi manusia di tingkat global.<br>2. **Keterlibatan Lembaga Internasional:** Kerjasama dengan lembaga internasional untuk mengatasi isu-isu kemanusiaan.<br>3. **Kegiatan Sosial:** Mendorong aksi kemanusiaan dan kegiatan sosial di seluruh dunia.</p><p>### Sila Ketiga: Persatuan Indonesia<br>**Tantangan:**<br>1. **Fragmentasi Sosial:** Globalisasi dapat menyebabkan fragmentasi sosial dan identitas nasional.<br>2. **Pengaruh Budaya Asing:** Budaya asing yang dominan bisa mengikis nilai-nilai lokal.<br>3. **Konflik Internal:** Potensi konflik di dalam negara akibat perbedaan pendapat dan identitas.</p><p>**Peluang:**<br>1. **Identitas Global yang Kuat:** Memperkuat identitas nasional dalam konteks global.<br>2. **Kerjasama Internasional:** Membangun kerjasama internasional untuk menciptakan persatuan dalam keberagaman.<br>3. **Diplomasi Budaya:** Memperkenalkan budaya lokal di panggung dunia untuk meningkatkan apresiasi terhadap keberagaman.</p><p>### Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan<br>**Tantangan:**<br>1. **Kurangnya Partisipasi Publik:** Masyarakat global sering kali tidak terlibat dalam pengambilan keputusan.<br>2. **Krisis Kepemimpinan:** Banyak pemimpin yang tidak memenuhi harapan masyarakat.<br>3. **Ketidakadilan Sosial:** Ketidakadilan dalam distribusi kekuasaan dan sumber daya.</p><p>**Peluang:**<br>1. **Demokrasi Partisipatif:** Mendorong partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan di berbagai level.<br>2. **E-Governance:** Memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan transparansi dan partisipasi.<br>3. **Pendidikan Politik:** Meningkatkan kesadaran politik dan literasi masyarakat untuk mengambil bagian aktif dalam pemerintahan.</p><p>### Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia<br>**Tantangan:**<br>1. **Ketimpangan Ekonomi:** Ketimpangan antara negara kaya dan miskin serta antara individu di dalam suatu negara.<br>2. **Akses Terhadap Sumber Daya:** Banyak kelompok yang masih tidak memiliki akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan yang layak.<br>3. **Krisis Lingkungan:** Kerusakan lingkungan yang dapat memperparah ketidakadilan sosial.</p><p>**Peluang:**<br>1. **Pembangunan Berkelanjutan:** Mengembangkan program-program yang berfokus pada pembangunan berkelanjutan dan pemerataan.<br>2. **Inisiatif Sosial:** Mendorong inisiatif sosial yang mendukung kelompok marjinal dan meningkatkan kesejahteraan.<br>3. **Kesadaran Global:** Membangun kesadaran global tentang keadilan sosial dan lingkungan untuk mendorong kolaborasi lintas negara.</p><p>Dengan memahami tantangan dan peluang ini, kita dapat lebih efektif dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam konteks global.</p>

Berikut adalah tantangan dan peluang penerapan Pancasila dalam kehidupan global berdasarkan masing-masing silanya:

### Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa
**Tantangan:**
1. **Pluralisme Agama:** Menghadapi keberagaman agama dan kepercayaan di tingkat global bisa menimbulkan konflik atau kesalahpahaman.
2. **Sekularisme:** Beberapa negara menerapkan sekularisme yang bisa membatasi ruang bagi pengamalan nilai-nilai spiritual.
3. **Intoleransi:** Munculnya ekstremisme dan intoleransi terhadap keyakinan lain.

**Peluang:**
1. **Dialog Antaragama:** Mendorong dialog dan kerjasama antaragama untuk membangun pemahaman dan toleransi.
2. **Penguatan Spiritualitas:** Memperkuat nilai-nilai spiritual dalam membentuk karakter individu di era globalisasi.
3. **Kepemimpinan Etis:** Memunculkan pemimpin yang mengedepankan nilai-nilai spiritual dalam pengambilan keputusan.

### Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
**Tantangan:**
1. **Pelanggaran Hak Asasi Manusia:** Masih banyak kasus pelanggaran HAM di berbagai negara yang perlu ditangani.
2. **Diskriminasi:** Terdapat diskriminasi berbasis ras, gender, dan status sosial di banyak tempat.
3. **Krisis Kemanusiaan:** Perang, pengungsi, dan bencana alam seringkali mengabaikan nilai kemanusiaan.

**Peluang:**
1. **Penguatan HAM:** Meningkatkan advokasi dan implementasi hak asasi manusia di tingkat global.
2. **Keterlibatan Lembaga Internasional:** Kerjasama dengan lembaga internasional untuk mengatasi isu-isu kemanusiaan.
3. **Kegiatan Sosial:** Mendorong aksi kemanusiaan dan kegiatan sosial di seluruh dunia.

### Sila Ketiga: Persatuan Indonesia
**Tantangan:**
1. **Fragmentasi Sosial:** Globalisasi dapat menyebabkan fragmentasi sosial dan identitas nasional.
2. **Pengaruh Budaya Asing:** Budaya asing yang dominan bisa mengikis nilai-nilai lokal.
3. **Konflik Internal:** Potensi konflik di dalam negara akibat perbedaan pendapat dan identitas.

**Peluang:**
1. **Identitas Global yang Kuat:** Memperkuat identitas nasional dalam konteks global.
2. **Kerjasama Internasional:** Membangun kerjasama internasional untuk menciptakan persatuan dalam keberagaman.
3. **Diplomasi Budaya:** Memperkenalkan budaya lokal di panggung dunia untuk meningkatkan apresiasi terhadap keberagaman.

### Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
**Tantangan:**
1. **Kurangnya Partisipasi Publik:** Masyarakat global sering kali tidak terlibat dalam pengambilan keputusan.
2. **Krisis Kepemimpinan:** Banyak pemimpin yang tidak memenuhi harapan masyarakat.
3. **Ketidakadilan Sosial:** Ketidakadilan dalam distribusi kekuasaan dan sumber daya.

**Peluang:**
1. **Demokrasi Partisipatif:** Mendorong partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan di berbagai level.
2. **E-Governance:** Memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan transparansi dan partisipasi.
3. **Pendidikan Politik:** Meningkatkan kesadaran politik dan literasi masyarakat untuk mengambil bagian aktif dalam pemerintahan.

### Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
**Tantangan:**
1. **Ketimpangan Ekonomi:** Ketimpangan antara negara kaya dan miskin serta antara individu di dalam suatu negara.
2. **Akses Terhadap Sumber Daya:** Banyak kelompok yang masih tidak memiliki akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan yang layak.
3. **Krisis Lingkungan:** Kerusakan lingkungan yang dapat memperparah ketidakadilan sosial.

**Peluang:**
1. **Pembangunan Berkelanjutan:** Mengembangkan program-program yang berfokus pada pembangunan berkelanjutan dan pemerataan.
2. **Inisiatif Sosial:** Mendorong inisiatif sosial yang mendukung kelompok marjinal dan meningkatkan kesejahteraan.
3. **Kesadaran Global:** Membangun kesadaran global tentang keadilan sosial dan lingkungan untuk mendorong kolaborasi lintas negara.

Dengan memahami tantangan dan peluang ini, kita dapat lebih efektif dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam konteks global.


Iklan

Rendi R

Community

16 September 2024 22:48

Jawaban terverifikasi

<p><strong>Analisis Tantangan dan Peluang Penerapan Pancasila dalam Kehidupan Global:</strong></p><p>1. <strong>Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa</strong></p><ul><li><strong>Tantangan:</strong><ol><li><strong>Pluralisme Agama dan Kepercayaan</strong>: Di dunia global yang sangat plural, penerapan sila ini dihadapkan pada tantangan menghormati berbagai agama dan kepercayaan, terutama di masyarakat yang sangat sekuler atau multikultural.</li><li><strong>Radikalisme dan Ekstremisme</strong>: Gerakan ekstremis agama di berbagai negara dapat mengancam harmoni dan toleransi yang dijunjung sila pertama.</li><li><strong>Sekularisasi</strong>: Di banyak negara maju, pengaruh sekularisme yang kuat mengurangi ruang bagi agama dalam kehidupan publik, yang bisa bertentangan dengan nilai-nilai religius dari sila ini.</li></ol></li><li><strong>Peluang:</strong><ol><li><strong>Dialog Antaragama</strong>: Pancasila memberikan landasan untuk menciptakan dialog antaragama di tingkat global, mengedepankan nilai toleransi dan harmoni.</li><li><strong>Memperkuat Spiritualitas Global</strong>: Sila ini bisa menjadi platform bagi bangsa Indonesia untuk memperkuat nilai-nilai spiritual dalam dunia yang materialistis.</li><li><strong>Diplomasi Kebudayaan</strong>: Indonesia dapat menggunakan konsep Ketuhanan yang inklusif dalam upaya diplomasi kebudayaan, menonjolkan nilai-nilai keagamaan yang toleran dan damai.</li></ol></li></ul><p>2. <strong>Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab</strong></p><ul><li><strong>Tantangan:</strong><ol><li><strong>Ketimpangan Global</strong>: Kesenjangan ekonomi dan sosial yang besar antar negara menciptakan ketidakadilan yang sulit diatasi hanya dengan penerapan nilai kemanusiaan.</li><li><strong>Krisis Kemanusiaan</strong>: Perang, pengungsi, dan konflik bersenjata di banyak tempat menjadi tantangan untuk mewujudkan kemanusiaan yang beradab secara global.</li><li><strong>Egoisme Nasionalisme</strong>: Dalam era global, beberapa negara lebih mementingkan kepentingan nasional mereka dibandingkan prinsip kemanusiaan global.</li></ol></li><li><strong>Peluang:</strong><ol><li><strong>Advokasi Hak Asasi Manusia</strong>: Sila kedua dapat mendorong Indonesia berperan aktif dalam advokasi hak asasi manusia di tingkat internasional.</li><li><strong>Kerja Sama Kemanusiaan Global</strong>: Indonesia bisa menjadi pemimpin dalam mendorong kerja sama internasional untuk penyelesaian masalah kemanusiaan, seperti bantuan bencana, kelaparan, dan kesehatan.</li><li><strong>Pemberdayaan di Tingkat Internasional</strong>: Pancasila dapat memotivasi Indonesia untuk memimpin program-program pemberdayaan masyarakat global, khususnya di negara berkembang, demi mengurangi ketimpangan.</li></ol></li></ul><p>3. <strong>Sila Ketiga: Persatuan Indonesia</strong></p><ul><li><strong>Tantangan:</strong><ol><li><strong>Globalisasi Identitas</strong>: Perkembangan teknologi dan globalisasi menyebabkan pergeseran identitas, di mana orang lebih mengidentifikasi diri sebagai warga dunia daripada warga negara, yang bisa melemahkan rasa persatuan nasional.</li><li><strong>Disintegrasi Sosial</strong>: Tantangan dari isu separatisme atau konflik sosial yang didorong oleh perbedaan etnis, agama, dan budaya bisa mengancam persatuan di era global.</li><li><strong>Kompetisi Internasional</strong>: Persaingan antara negara-negara besar dalam urusan geopolitik dapat memengaruhi persatuan nasional Indonesia.</li></ol></li><li><strong>Peluang:</strong><ol><li><strong>Memperkuat Identitas Nasional</strong>: Dengan globalisasi, penerapan sila ketiga memberikan peluang untuk memperkuat identitas nasional sebagai landasan dalam menghadapi tantangan global.</li><li><strong>Mempromosikan Keberagaman sebagai Kekuatan</strong>: Indonesia dapat menjadi contoh bagi dunia tentang bagaimana negara besar dengan keberagaman suku dan agama bisa tetap bersatu.</li><li><strong>Diplomasi Multikultural</strong>: Indonesia bisa mempromosikan persatuan dalam keragaman melalui diplomasi global, menunjukkan bagaimana harmoni dapat diciptakan di tengah perbedaan.</li></ol></li></ul><p>4. <strong>Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan</strong></p><ul><li><strong>Tantangan:</strong><ol><li><strong>Demokrasi Global yang Tidak Merata</strong>: Penerapan nilai demokrasi Pancasila dalam skala global dihadapkan pada kenyataan bahwa tidak semua negara menjalankan sistem demokrasi yang sehat.</li><li><strong>Munculnya Populisme</strong>: Tren populisme di berbagai negara dapat mengancam semangat musyawarah yang rasional dan bijaksana, yang diusung oleh Pancasila.</li><li><strong>Teknologi dan Disinformasi</strong>: Dalam era digital, penyebaran informasi palsu dan hoaks dapat menghambat proses demokrasi yang sehat, baik di tingkat nasional maupun global.</li></ol></li><li><strong>Peluang:</strong><ol><li><strong>Promosi Demokrasi yang Bijaksana</strong>: Sila keempat memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk mendorong penerapan demokrasi yang berdasarkan musyawarah dan kebijaksanaan di forum-forum internasional.</li><li><strong>Keterlibatan dalam Lembaga Internasional</strong>: Indonesia dapat berperan aktif dalam organisasi internasional seperti PBB untuk mempromosikan proses pengambilan keputusan yang adil dan demokratis.</li><li><strong>Model Demokrasi Pancasila</strong>: Indonesia bisa menawarkan model demokrasi Pancasila sebagai alternatif bagi negara lain yang tengah mencari sistem pemerintahan yang stabil dan inklusif.</li></ol></li></ul><p>5. <strong>Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia</strong></p><ul><li><strong>Tantangan:</strong><ol><li><strong>Ketimpangan Ekonomi Global</strong>: Ketidakadilan ekonomi dan sosial yang terjadi di berbagai belahan dunia menjadi tantangan bagi penerapan keadilan sosial secara global.</li><li><strong>Eksploitasi Sumber Daya Alam</strong>: Globalisasi ekonomi sering kali menyebabkan eksploitasi sumber daya alam negara berkembang tanpa memperhatikan kesejahteraan rakyat, termasuk di Indonesia.</li><li><strong>Krisis Lingkungan</strong>: Keadilan sosial global sering kali berbenturan dengan kepentingan ekonomi besar yang mengabaikan dampak lingkungan yang dapat merusak kesejahteraan sosial.</li></ol></li><li><strong>Peluang:</strong><ol><li><strong>Peran dalam Ekonomi Berkeadilan</strong>: Indonesia dapat mendorong kebijakan global yang berorientasi pada pemerataan ekonomi dan keadilan sosial, baik dalam forum G20 maupun dalam kerja sama ASEAN.</li><li><strong>Keadilan Sosial dalam Ekonomi Hijau</strong>: Pancasila dapat menjadi landasan Indonesia untuk mempromosikan ekonomi berkelanjutan yang ramah lingkungan, dengan memperhatikan kesejahteraan sosial global.</li><li><strong>Keterlibatan dalam Organisasi Internasional</strong>: Dengan mengusung keadilan sosial, Indonesia dapat berperan dalam berbagai forum internasional untuk mendukung kebijakan global yang adil dan berpihak pada kepentingan rakyat banyak.</li></ol></li></ul><p>Penerapan Pancasila dalam kehidupan global menghadapi tantangan-tantangan yang kompleks, tetapi juga memberikan banyak peluang bagi Indonesia untuk berperan aktif dalam membentuk dunia yang lebih adil, damai, dan harmonis.</p>

Analisis Tantangan dan Peluang Penerapan Pancasila dalam Kehidupan Global:

1. Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa

  • Tantangan:
    1. Pluralisme Agama dan Kepercayaan: Di dunia global yang sangat plural, penerapan sila ini dihadapkan pada tantangan menghormati berbagai agama dan kepercayaan, terutama di masyarakat yang sangat sekuler atau multikultural.
    2. Radikalisme dan Ekstremisme: Gerakan ekstremis agama di berbagai negara dapat mengancam harmoni dan toleransi yang dijunjung sila pertama.
    3. Sekularisasi: Di banyak negara maju, pengaruh sekularisme yang kuat mengurangi ruang bagi agama dalam kehidupan publik, yang bisa bertentangan dengan nilai-nilai religius dari sila ini.
  • Peluang:
    1. Dialog Antaragama: Pancasila memberikan landasan untuk menciptakan dialog antaragama di tingkat global, mengedepankan nilai toleransi dan harmoni.
    2. Memperkuat Spiritualitas Global: Sila ini bisa menjadi platform bagi bangsa Indonesia untuk memperkuat nilai-nilai spiritual dalam dunia yang materialistis.
    3. Diplomasi Kebudayaan: Indonesia dapat menggunakan konsep Ketuhanan yang inklusif dalam upaya diplomasi kebudayaan, menonjolkan nilai-nilai keagamaan yang toleran dan damai.

2. Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

  • Tantangan:
    1. Ketimpangan Global: Kesenjangan ekonomi dan sosial yang besar antar negara menciptakan ketidakadilan yang sulit diatasi hanya dengan penerapan nilai kemanusiaan.
    2. Krisis Kemanusiaan: Perang, pengungsi, dan konflik bersenjata di banyak tempat menjadi tantangan untuk mewujudkan kemanusiaan yang beradab secara global.
    3. Egoisme Nasionalisme: Dalam era global, beberapa negara lebih mementingkan kepentingan nasional mereka dibandingkan prinsip kemanusiaan global.
  • Peluang:
    1. Advokasi Hak Asasi Manusia: Sila kedua dapat mendorong Indonesia berperan aktif dalam advokasi hak asasi manusia di tingkat internasional.
    2. Kerja Sama Kemanusiaan Global: Indonesia bisa menjadi pemimpin dalam mendorong kerja sama internasional untuk penyelesaian masalah kemanusiaan, seperti bantuan bencana, kelaparan, dan kesehatan.
    3. Pemberdayaan di Tingkat Internasional: Pancasila dapat memotivasi Indonesia untuk memimpin program-program pemberdayaan masyarakat global, khususnya di negara berkembang, demi mengurangi ketimpangan.

3. Sila Ketiga: Persatuan Indonesia

  • Tantangan:
    1. Globalisasi Identitas: Perkembangan teknologi dan globalisasi menyebabkan pergeseran identitas, di mana orang lebih mengidentifikasi diri sebagai warga dunia daripada warga negara, yang bisa melemahkan rasa persatuan nasional.
    2. Disintegrasi Sosial: Tantangan dari isu separatisme atau konflik sosial yang didorong oleh perbedaan etnis, agama, dan budaya bisa mengancam persatuan di era global.
    3. Kompetisi Internasional: Persaingan antara negara-negara besar dalam urusan geopolitik dapat memengaruhi persatuan nasional Indonesia.
  • Peluang:
    1. Memperkuat Identitas Nasional: Dengan globalisasi, penerapan sila ketiga memberikan peluang untuk memperkuat identitas nasional sebagai landasan dalam menghadapi tantangan global.
    2. Mempromosikan Keberagaman sebagai Kekuatan: Indonesia dapat menjadi contoh bagi dunia tentang bagaimana negara besar dengan keberagaman suku dan agama bisa tetap bersatu.
    3. Diplomasi Multikultural: Indonesia bisa mempromosikan persatuan dalam keragaman melalui diplomasi global, menunjukkan bagaimana harmoni dapat diciptakan di tengah perbedaan.

4. Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

  • Tantangan:
    1. Demokrasi Global yang Tidak Merata: Penerapan nilai demokrasi Pancasila dalam skala global dihadapkan pada kenyataan bahwa tidak semua negara menjalankan sistem demokrasi yang sehat.
    2. Munculnya Populisme: Tren populisme di berbagai negara dapat mengancam semangat musyawarah yang rasional dan bijaksana, yang diusung oleh Pancasila.
    3. Teknologi dan Disinformasi: Dalam era digital, penyebaran informasi palsu dan hoaks dapat menghambat proses demokrasi yang sehat, baik di tingkat nasional maupun global.
  • Peluang:
    1. Promosi Demokrasi yang Bijaksana: Sila keempat memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk mendorong penerapan demokrasi yang berdasarkan musyawarah dan kebijaksanaan di forum-forum internasional.
    2. Keterlibatan dalam Lembaga Internasional: Indonesia dapat berperan aktif dalam organisasi internasional seperti PBB untuk mempromosikan proses pengambilan keputusan yang adil dan demokratis.
    3. Model Demokrasi Pancasila: Indonesia bisa menawarkan model demokrasi Pancasila sebagai alternatif bagi negara lain yang tengah mencari sistem pemerintahan yang stabil dan inklusif.

5. Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

  • Tantangan:
    1. Ketimpangan Ekonomi Global: Ketidakadilan ekonomi dan sosial yang terjadi di berbagai belahan dunia menjadi tantangan bagi penerapan keadilan sosial secara global.
    2. Eksploitasi Sumber Daya Alam: Globalisasi ekonomi sering kali menyebabkan eksploitasi sumber daya alam negara berkembang tanpa memperhatikan kesejahteraan rakyat, termasuk di Indonesia.
    3. Krisis Lingkungan: Keadilan sosial global sering kali berbenturan dengan kepentingan ekonomi besar yang mengabaikan dampak lingkungan yang dapat merusak kesejahteraan sosial.
  • Peluang:
    1. Peran dalam Ekonomi Berkeadilan: Indonesia dapat mendorong kebijakan global yang berorientasi pada pemerataan ekonomi dan keadilan sosial, baik dalam forum G20 maupun dalam kerja sama ASEAN.
    2. Keadilan Sosial dalam Ekonomi Hijau: Pancasila dapat menjadi landasan Indonesia untuk mempromosikan ekonomi berkelanjutan yang ramah lingkungan, dengan memperhatikan kesejahteraan sosial global.
    3. Keterlibatan dalam Organisasi Internasional: Dengan mengusung keadilan sosial, Indonesia dapat berperan dalam berbagai forum internasional untuk mendukung kebijakan global yang adil dan berpihak pada kepentingan rakyat banyak.

Penerapan Pancasila dalam kehidupan global menghadapi tantangan-tantangan yang kompleks, tetapi juga memberikan banyak peluang bagi Indonesia untuk berperan aktif dalam membentuk dunia yang lebih adil, damai, dan harmonis.


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Teks 1 Salah Kelas Pagi itu, Joni nampak bahagia sekali. Di meja makan, ibunya bertanya kepada Joni. "Jon, Ibu perhatikan dari tadi kamu senyum-senyum sendiri?" "Anu, Bu, semalam ibu wali kelas membagikan jadwal tatap muka terbatas. Senang rasanya karena besok aku bisa bertemu teman-teman. Belajar daring di rumah membosankan, Bu. Apalagi kalau zoom meeting Matematika." "Memangnya kenapa kalau Matematika, Jon?" Ibu bertanya kembali. "Gurunya galak, Bu, materinya juga susah, wong diajarkan di kelas saja masih susah pahamnya, apalagi daring," jawab Joni. "Oh, begitu," Ibu menimpali. "Ya sudah, Bu. Joni pamit, ya." Joni langsung pergi sambil mencium tangan ibunya. Sekolah sudah nampak ramai. Joni berjalan sambil sesekali melihat jadwal mapel yang dibagikan wali kelasnya. Lalu, dia segera masuk kelas dan ternyata sudah ada guru di dalam kelas. "Selamat pagi, Pak. Maaf, saya terlambat." "Selamat pagi juga, Nak, silakan duduk," sahut Pak Guru. Joni langsung mencari kursi dan duduk tanpa melihat kanan kiri. Saat mengeluarkan buku catatan, Joni mengedarkan pandangannya dan langsung kaget. Semua seperti asing. Dia seperti tidak mengenali teman sekelasnya, apalagi semuanya memakai masker. Dia berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa mereka adalah teman kelasnya. Tidak berapa lama, Joni kaget ketika melihat ke papan tulis Pak Guru sedang menjelaskan soal Matematika, padahal seingatnya jadwal pagi itu adalah Bahasa Indonesia. "Astaga, ini kan kelasku satu tahun yang lalu, ini kan kelas satu. Sekarang kan aku sudah naik kelas dua." Keringat dingin keluar di wajah Joni, lalu dia memberanikan diri menemui Pak Guru. "Maaf, Pak, karena sudah satu tahun daring, saya lupa kalau sekarang saya sudah kelas dua. Saya salah masuk kelas, Pak." Semua peserta didik pun tertawa. Dengan wajah malu, Joni keluar kelas. Teks 2 PKH Pada suatu hari, dua orang ibu rumah tangga sedang berbincang-bincang di depan rumah. Mereka sedang asyik membahas tentang bantuan pemerintah yang dinamakan PKH. Bu Tuti : Mar, aku semakin heran dengan pemerintah sekarang. Bu Marni Loh, kenapa, Bu? Ada masalah? (penasaran) Bu Tuti : Ya jelas ada. Kalau enggak ada, buat apa saya repot-repot membahas masalah ini? Bu Marni: Oalah, Bu, sempat-sempatnya memikirkan pemerintah, memangnya pemerintah memikirkan nasib kita? Bu Tuti : Jangan salah. Tuh, lihat tetangga sebelah kita. Dia dapat bantuan dari pemerintah. Setiap bulan, dia rutin mengambil sembako di warung dekat balai desa sana. Bu Marni Masa? Enggak salah, sampeyan, Bu? Dia, kan, lumayan mampu. Lihat saja, kulkas ada, mesin cuci punya, motor dua, kalau pergi perhiasannya selalu menempel di tangannya. Benar enggak salah, Bu? (sedikit tidak percaya) Bu Tuti : Nah, itu yang membuat saya bingung. Kenapa dia dapat bantuan? Padahal, kalau dipikir, dia tergolong keluarga mampu. Coba kita bandingkan dengan tetangga kita yang lain. Ada yang jauh lebih berhak mendapatkan bantuan itu sebenarnya. Bu Marni : Iya betul Bu. Ngomong-ngomong, bantuan apa yang bisa dia dapat, Bu? Bu Tuti Bu Marni: Masa kamu enggak tahu? Itu, loh, bantuan PKH. Oh, yang rumahnya ditempeli stiker "Keluarga Miskin" itu, to? Bu Tuti Nah, itu kamu tahu, Mar. (mengacungkan jempol kepada Bu Marni) Bu Marni Bu Tuti Ya tahu lah, Bu. Apa, sih, yang tidak saya ketahui? Mar, PKH itu apa, to? (penasaran) Bu Marni Program Keluarga Harapan. Bu Tuti : Harapan apa? Bu Marni Harapan biar dikasih sembako tiap bulan, ha...ha...ha... Bu Tuti : Ngawur kamu, Mar. Tulislah persamaan dan perbedaan kedua teks tersebut

30

0.0

Jawaban terverifikasi

1.Pancasila adalah fondasi sekaligus pedoman dalam penyelenggaraan negara Indonesia. Dengan demikian Pancasila berfungsi sebagai.... a. dasar negara b. idelogi negara c. pandangan hidup bangsa d. cita-cita nasional 2.Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dibentuk oleh pemerintah pendudukan Jepang pada tanggal 1 Maret 1945 bertepatan dengan hari ulang tahun Kaisar Hirohito. Wakil ketua BPUPKI ketika itu dijabat oleh .... a. Ir. Soekarno dan Mr. Soepomo b. K.R.T Radjiman Wediodiningrat c. Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta d. Ichibangase Yosio dan Radern Pandji Soeroso 3.Ir. Soekarno mengemukakan gagasannya tentang dasar negara pada tanggal .... a. 4 Juni 1945 b. 3 Juni 1945 c. 2 Juni 1945 d. 1 Juni 1945 4."Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik". Pernyataan tersebut tercantum di dalam UUD 1945 .... a. Pasal 1 Ayat 1 b. Pasal 1 Ayat 2 c. Pasal 1 Ayat 3 d. Pasal 18 5.Pemilu pada 15 Desember 1955 dilaksanakan untuk memilih anggota.... a.MPRS b.KNIP c.DPR d.konstitusi 6.Pemilihan umum (pemilu) merupakan proses memilih orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu mulai dari presiden, wakil rakyat dari tingkat pusat sampai daerah. Di Indonesia pemilu dilaksanakan tiap .... a. 3 tahun sekali b. 4 tahun sekali c. 5 tahun sekali d. 6 tahun sekali 7.Pemilu merupakan salah satu syarat terbentuknya pemerintahan yang .... a. bersih b. terbuka c. transparan d. demokratis 8.Perhatikan pernyataan di bawah ini ! (1) Memperlakukan peserta pemilu secara adil dan setara (2) Menyuarakan pemilu (3) Menyampaikan informasi kegiatan pemilu kepada masyarakat (4) Melaporkan penyelenggaraan pemilu Pernyataan-pernyataan di atas merupakan tugas .... a. KPU b. rakyat c. presiden d. PPS 9.Pemilu tahun 2004 dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama pemilu tersebut adalah untuk memilih .... a. anggota DPR dan DPRD b. anggota KPU c. persaingan calon presiden dan wakil presiden d. partai politik 10.Indonesia merupakan negara demokrasi yang menerapkan teori trias politika, yaitu eksekutif legislatif, dan yudikatif. Pemegang kekuasaan legislatif pada tingkat pemerintah desa ialah .... a. BPD b. kepala desa c. Sekretaris desa d. perangkat desa 11.Munurut UUD 1945, BPK merupakan lembaga yang bebas dan mandiri. Anggota BPK dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan Memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah, dan diresmikan oleh .... a. presiden b. DPR c. MPR d. MK 12.Perhatikan pernyataan berikut ini ! (1) Perlindungan konstitusional (2) Kebebasan menyatakan pendapat (3) Kebebasan untuk berserikat (4) Jaminan hak asasi manusia (5) Badan peradilan dikendalikan pemerintah Prinsip-prinsip demokrasi ditunjukkan oleh nomor .... a. (1), (2), (3), (4), dan (5) b. (1), (2), (3), dan (4) c. (1), (2), dan (3) d. (1), dan (2) 13.Tiap negara memiliki sistem untuk menjalankan kehidupan pemerintahannya. Sistem tersebut adalah sistem pemerintahan. Ada beberapa macam sistem pemerintahan si dunia ini. Saat ini, Indonesia menganut sistem pemerintahan .... a. sosialisasi b. komunis c. Presidensial d. parlementer 14.Dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan, khusus nya pemerintahan daerah, sangat berhubungan erat dengan beberapa asas dalam pemerintahan suatu negara. Asas-asas yang dimaksud adalah .... a. desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan b. desentralisasi, konsentrasi, dan tugas pembantuan c. desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas utama d. desentralisasi, dekonsentrasi, dan sentralisasi 15.Bacalah pernyataan-pernyataan berikut ini ! (1) Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia (2) Memajukan kesejahteraan umum (3) Mencerdaskan kehidupan bangsa (4) Menciptakan masyarakat yang jujur dan adil (5) Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Tujuan nasional bangsa Indonesia tercantum pada nomor .... a. (1), (2), (3), (4), dan (5) b. (1), (2), (3), dan (4) c. (1), (2), (3), dan (5) d. (1), (2), dan (3) 16.Anggota komisi Yudisial di angkat diberhentikan oleh .... a. presiden dan para menteri b. presiden dengan persetujuan DPR RI c. DPR RI dan MPR d. Mahkamah Agung 17.Lembaga tinggi negeri ini menurut UUD 45 sebelum diamandemen memiliki fungsi memberi masukan atau pertimbangan kepada presiden. Lembaga tinggi negara ini juga berkewajiban memberi jawaban atas pertanyaan presiden dan berhak mengajukan usul kepada pemerintah. Namun sekarang, lembaga tinggi negara ini sudah dihapuskan. Lembaga yang dimaksudkan adalah .... a. Dewan Pertimbangan Daerah b. Dewan Pertimbangan Agung c. Mahkamah Konstitusi d. Mahkamah Agung 18.Memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan kabupaten dan atau kota bagi kepala daerah atau provinsi. Pernyataan ini merupakan tugas dan wewenang .... a. presiden b. kepala daerah c. wakil presiden d. wakil kepala daerah 19.Fungsi anggaran yang dijalankan oleh DPR ditunjukkan oleh .... a. Kekuasaan dalam membentuk UU b. mengesahkan rancangan APBN yang telah diajukan oleh presiden c. mengawasi jalannya pemerintahan d. menindak pelaku kejahatan 20.Basis daerah pemilihan anggota DPD adalah provinsi. Tiap provinsi diwakili oleh perwakilan DPD, yang terdiri dari .... a. 2 anggota b. 3 anggota c. 5 anggota d. 4 anggota

59

5.0

Jawaban terverifikasi