Yemima G

07 Januari 2025 05:33

Iklan

Yemima G

07 Januari 2025 05:33

Pertanyaan

5 kasus ketimpangan jumlah penduduk dengan ketersediaan lapangan pekerjaan menimbulkan beragam masalah ketenagakerjaan di Indonesia buat seperti judul kasus penjelasan penyelesaian

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

04

:

48

:

31

Klaim

7

1

Jawaban terverifikasi

Iklan

Aylla A

10 Januari 2025 02:43

Jawaban terverifikasi

<p><strong>5 Kasus Ketimpangan Jumlah Penduduk dengan Ketersediaan Lapangan Pekerjaan di Indonesia</strong></p><p><br>&nbsp;</p><p><strong>1. Pengangguran Terbuka Akibat Minimnya Industri Lokal</strong></p><p><br>&nbsp;</p><p><strong>Kasus: Banyak daerah di Indonesia, khususnya pedesaan, menghadapi tingkat pengangguran terbuka yang tinggi karena kurangnya investasi di sektor industri lokal.</strong></p><p><strong>Penyelesaian:</strong></p><p><strong>• Pemerintah dapat memberikan insentif kepada investor untuk mendirikan industri di daerah tertinggal.</strong></p><p><strong>• Peningkatan pelatihan kerja berbasis keterampilan lokal (misalnya, pertanian modern, kerajinan tangan).</strong></p><p><br>&nbsp;</p><p><strong>2. Urbanisasi dan Kesenjangan Lapangan Kerja di Kota Besar</strong></p><p><br>&nbsp;</p><p><strong>Kasus: Lonjakan urbanisasi menyebabkan tekanan pada lapangan kerja di kota besar, sementara di daerah asal urbanisasi, lapangan kerja tidak dimanfaatkan maksimal.</strong></p><p><strong>Penyelesaian:</strong></p><p><strong>• Pengembangan ekonomi berbasis wilayah dengan membangun sentra industri kecil-menengah di daerah.</strong></p><p><strong>• Digitalisasi kerja melalui platform daring untuk memungkinkan pekerjaan jarak jauh.</strong></p><p><br>&nbsp;</p><p><strong>3. Ketidaksesuaian Keterampilan Tenaga Kerja dengan Kebutuhan Industri</strong></p><p><br>&nbsp;</p><p><strong>Kasus: Banyak lulusan pendidikan tinggi tidak terserap di pasar kerja karena keterampilan yang tidak relevan dengan kebutuhan industri.</strong></p><p><strong>Penyelesaian:</strong></p><p><strong>• Menyelaraskan kurikulum pendidikan dengan kebutuhan industri melalui program magang.</strong></p><p><strong>• Meningkatkan sertifikasi keterampilan di bidang teknologi, manufaktur, dan sektor jasa.</strong></p><p><br>&nbsp;</p><p><strong>4. Maraknya Pekerjaan Informal Tanpa Perlindungan</strong></p><p><br>&nbsp;</p><p><strong>Kasus: Banyak tenaga kerja terjebak di sektor informal seperti pedagang kecil atau pekerja lepas tanpa jaminan sosial.</strong></p><p><strong>Penyelesaian:</strong></p><p><strong>• Pemerintah perlu memperluas cakupan jaminan sosial untuk pekerja informal.</strong></p><p><strong>• Mendorong pengusaha kecil untuk mendaftarkan usahanya secara resmi agar mereka mendapatkan akses ke pelatihan dan subsidi.</strong></p><p><br>&nbsp;</p><p><strong>5. Dampak Teknologi dan Automasi pada Pekerjaan Manual</strong></p><p><br>&nbsp;</p><p><strong>Kasus: Automasi dan teknologi canggih menggantikan pekerjaan manual, terutama di sektor manufaktur dan jasa.</strong></p><p><strong>Penyelesaian:</strong></p><p><strong>• Menyiapkan tenaga kerja dengan keterampilan digital melalui pelatihan teknologi dan literasi digital.</strong></p><p><strong>• Mendorong inovasi bisnis berbasis manusia seperti usaha kreatif yang tidak tergantikan oleh mesin.</strong></p><p><br>&nbsp;</p><p><strong>Langkah-langkah ini memerlukan sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk mengatasi ketimpangan jumlah penduduk dengan ketersediaan lapangan pekerjaan.</strong></p><p><br>&nbsp;</p>

5 Kasus Ketimpangan Jumlah Penduduk dengan Ketersediaan Lapangan Pekerjaan di Indonesia


 

1. Pengangguran Terbuka Akibat Minimnya Industri Lokal


 

Kasus: Banyak daerah di Indonesia, khususnya pedesaan, menghadapi tingkat pengangguran terbuka yang tinggi karena kurangnya investasi di sektor industri lokal.

Penyelesaian:

• Pemerintah dapat memberikan insentif kepada investor untuk mendirikan industri di daerah tertinggal.

• Peningkatan pelatihan kerja berbasis keterampilan lokal (misalnya, pertanian modern, kerajinan tangan).


 

2. Urbanisasi dan Kesenjangan Lapangan Kerja di Kota Besar


 

Kasus: Lonjakan urbanisasi menyebabkan tekanan pada lapangan kerja di kota besar, sementara di daerah asal urbanisasi, lapangan kerja tidak dimanfaatkan maksimal.

Penyelesaian:

• Pengembangan ekonomi berbasis wilayah dengan membangun sentra industri kecil-menengah di daerah.

• Digitalisasi kerja melalui platform daring untuk memungkinkan pekerjaan jarak jauh.


 

3. Ketidaksesuaian Keterampilan Tenaga Kerja dengan Kebutuhan Industri


 

Kasus: Banyak lulusan pendidikan tinggi tidak terserap di pasar kerja karena keterampilan yang tidak relevan dengan kebutuhan industri.

Penyelesaian:

• Menyelaraskan kurikulum pendidikan dengan kebutuhan industri melalui program magang.

• Meningkatkan sertifikasi keterampilan di bidang teknologi, manufaktur, dan sektor jasa.


 

4. Maraknya Pekerjaan Informal Tanpa Perlindungan


 

Kasus: Banyak tenaga kerja terjebak di sektor informal seperti pedagang kecil atau pekerja lepas tanpa jaminan sosial.

Penyelesaian:

• Pemerintah perlu memperluas cakupan jaminan sosial untuk pekerja informal.

• Mendorong pengusaha kecil untuk mendaftarkan usahanya secara resmi agar mereka mendapatkan akses ke pelatihan dan subsidi.


 

5. Dampak Teknologi dan Automasi pada Pekerjaan Manual


 

Kasus: Automasi dan teknologi canggih menggantikan pekerjaan manual, terutama di sektor manufaktur dan jasa.

Penyelesaian:

• Menyiapkan tenaga kerja dengan keterampilan digital melalui pelatihan teknologi dan literasi digital.

• Mendorong inovasi bisnis berbasis manusia seperti usaha kreatif yang tidak tergantikan oleh mesin.


 

Langkah-langkah ini memerlukan sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk mengatasi ketimpangan jumlah penduduk dengan ketersediaan lapangan pekerjaan.


 


Iklan

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

A. Cermati teks berikut, selanjutnya diskusikanlah pertanyaan-pertanyaan yang menyertainya. Hal : lamaran pekerjaan Lampiran satu berkas Bogor, 25 Januari 2018 Yth. Direktur penerbitan majalah &amp; tabloid properti d.a. BBID Plaza Lt. 26 II. Imam Bonjol 61-JKP 10310 Dengan hormat, Saya membaca iklan lowongan kerja dalam harian Kompas tanggal 23 Januari 2018 tentang dibutuhkannya tenaga reporter. Iklan tersebut sangat menarik karena itu segera saya menulis untuk melamar pekerjaan tersebut. Sesuai dengan kualifikasi dalam iklan tersebut, saya memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Kemampuan tersebut saya peroleh selama kuliah di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia di bawah bimbingan Prof. Dr. Yus Rusyana dan Prof. Dr. Ahmadslamet Harjasudjana, M.A. Selama kuliah, saya menjadi redaktur pada koran kampus Isola Pos. Sekarang, saya menjadi wartawan lepas pada sebuah harian Jawa Barat untuk berita ekonomi dan bisnis selama dua tahun. Wawasan dalam bidang ekonomi dan bisnis tersebut, saya peroleh selama kuliah di Jurusan Perbankan, Fakultas Ekonomi, Universitas Padjajaran untuk program extention. Saya pun aktif menulis di beberapa media, khususnya berkenaan dengan pendidikan dan ekonomi. Dua buah artikel di antaranya saya lampirkan dalam lamaran ini. Sebagai bahan pertimbangan Bapak/Ibu tentang kualifikasi saya yang lebih lengkap, berikut saya lampirkan: 1. fotokopi ijazah terakhir dan IKP, 2. fotokopi tes TOEFL, 3, dua buah artikel, dan 4. pasfoto ukuran 4 x 6. Saya sangat berbahagia apabila Bapak/Ibu berkenan memberi kesempatan untuk mewawancarai saya. Saya siap memenuhi panggilan kapan pun Bapak/ Ibu minta. Hormat saya, Ttd. Aisyah Kusumawardhana, S.Pd., S.E. 1. Surat tersebut berisi tentang apa? 2. Berdasarkan apakah surat tersebut diajukan? 3. Apakah latar belakang pelamar sesuai dengan pekerjaan yang dilamarnya? 4. Apakah struktur surat tersebut sudah lengkap? 5. Berdasarkan kebahasaannya, apakah surat tersebut sudah memenuhi kaidah-kaidah sebagaimana yang berlaku pada surat lamaran pekerjaan? B. 1. Secara berkelompok, jelaskanlah isi, struktur, dan kaidah kebahasaan yang ada pada surat tersebut. A. Aspek Isi = penjelasan..... B. Aspek Struktur = penjelasan...... C. Aspek Kebahasaan = penjelasan.... Simpulan = penjelasan...... 2.Sampaikanlah hasilnya kepada kelompok lain untuk mereka tanggapi berdasarkan kelengkapan, kesesuaian, dan keterperinciannya. A. Aspek kelengkapan = penjelasan..... B. Aspek kesesuaian = penjelasan.... C. Aspek keterperician = penjelasan.... Simpulan =penjelasan....

3

5.0

Jawaban terverifikasi

Teks 1 Salah Kelas Pagi itu, Joni nampak bahagia sekali. Di meja makan, ibunya bertanya kepada Joni. "Jon, Ibu perhatikan dari tadi kamu senyum-senyum sendiri?" "Anu, Bu, semalam ibu wali kelas membagikan jadwal tatap muka terbatas. Senang rasanya karena besok aku bisa bertemu teman-teman. Belajar daring di rumah membosankan, Bu. Apalagi kalau zoom meeting Matematika." "Memangnya kenapa kalau Matematika, Jon?" Ibu bertanya kembali. "Gurunya galak, Bu, materinya juga susah, wong diajarkan di kelas saja masih susah pahamnya, apalagi daring," jawab Joni. "Oh, begitu," Ibu menimpali. "Ya sudah, Bu. Joni pamit, ya." Joni langsung pergi sambil mencium tangan ibunya. Sekolah sudah nampak ramai. Joni berjalan sambil sesekali melihat jadwal mapel yang dibagikan wali kelasnya. Lalu, dia segera masuk kelas dan ternyata sudah ada guru di dalam kelas. "Selamat pagi, Pak. Maaf, saya terlambat." "Selamat pagi juga, Nak, silakan duduk," sahut Pak Guru. Joni langsung mencari kursi dan duduk tanpa melihat kanan kiri. Saat mengeluarkan buku catatan, Joni mengedarkan pandangannya dan langsung kaget. Semua seperti asing. Dia seperti tidak mengenali teman sekelasnya, apalagi semuanya memakai masker. Dia berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa mereka adalah teman kelasnya. Tidak berapa lama, Joni kaget ketika melihat ke papan tulis Pak Guru sedang menjelaskan soal Matematika, padahal seingatnya jadwal pagi itu adalah Bahasa Indonesia. "Astaga, ini kan kelasku satu tahun yang lalu, ini kan kelas satu. Sekarang kan aku sudah naik kelas dua." Keringat dingin keluar di wajah Joni, lalu dia memberanikan diri menemui Pak Guru. "Maaf, Pak, karena sudah satu tahun daring, saya lupa kalau sekarang saya sudah kelas dua. Saya salah masuk kelas, Pak." Semua peserta didik pun tertawa. Dengan wajah malu, Joni keluar kelas. Teks 2 PKH Pada suatu hari, dua orang ibu rumah tangga sedang berbincang-bincang di depan rumah. Mereka sedang asyik membahas tentang bantuan pemerintah yang dinamakan PKH. Bu Tuti : Mar, aku semakin heran dengan pemerintah sekarang. Bu Marni Loh, kenapa, Bu? Ada masalah? (penasaran) Bu Tuti : Ya jelas ada. Kalau enggak ada, buat apa saya repot-repot membahas masalah ini? Bu Marni: Oalah, Bu, sempat-sempatnya memikirkan pemerintah, memangnya pemerintah memikirkan nasib kita? Bu Tuti : Jangan salah. Tuh, lihat tetangga sebelah kita. Dia dapat bantuan dari pemerintah. Setiap bulan, dia rutin mengambil sembako di warung dekat balai desa sana. Bu Marni Masa? Enggak salah, sampeyan, Bu? Dia, kan, lumayan mampu. Lihat saja, kulkas ada, mesin cuci punya, motor dua, kalau pergi perhiasannya selalu menempel di tangannya. Benar enggak salah, Bu? (sedikit tidak percaya) Bu Tuti : Nah, itu yang membuat saya bingung. Kenapa dia dapat bantuan? Padahal, kalau dipikir, dia tergolong keluarga mampu. Coba kita bandingkan dengan tetangga kita yang lain. Ada yang jauh lebih berhak mendapatkan bantuan itu sebenarnya. Bu Marni : Iya betul Bu. Ngomong-ngomong, bantuan apa yang bisa dia dapat, Bu? Bu Tuti Bu Marni: Masa kamu enggak tahu? Itu, loh, bantuan PKH. Oh, yang rumahnya ditempeli stiker "Keluarga Miskin" itu, to? Bu Tuti Nah, itu kamu tahu, Mar. (mengacungkan jempol kepada Bu Marni) Bu Marni Bu Tuti Ya tahu lah, Bu. Apa, sih, yang tidak saya ketahui? Mar, PKH itu apa, to? (penasaran) Bu Marni Program Keluarga Harapan. Bu Tuti : Harapan apa? Bu Marni Harapan biar dikasih sembako tiap bulan, ha...ha...ha... Bu Tuti : Ngawur kamu, Mar. Tulislah persamaan dan perbedaan kedua teks tersebut

25

0.0

Jawaban terverifikasi

Iklan