Husnul K

18 Juli 2024 14:06

Iklan

Husnul K

18 Juli 2024 14:06

Pertanyaan

3. Mengapa setiap kelompok berbeda dalam menerima perubahan, ada yg menerima dan ada yang mempertahankan 4. Gambarkan dan jelaskan penemuan baru yang dikemukakan dari soerjono soekanto 5. Tuliskan faktor penyebab dari dalam dan dari luar eksternal perubahan sosial

3. Mengapa setiap kelompok berbeda dalam menerima perubahan, ada yg menerima dan ada yang mempertahankan

4. Gambarkan dan jelaskan penemuan baru yang dikemukakan dari soerjono soekanto

5. Tuliskan faktor penyebab dari dalam dan dari luar eksternal perubahan sosial

alt

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

01

:

14

:

06

:

59

Klaim

6

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Kevin L

Gold

18 Juli 2024 15:12

Jawaban terverifikasi

Mengapa Setiap Kelompok Berbeda dalam Menerima Perubahan, Ada yang Menerima dan Ada yang Mempertahankan Setiap kelompok memiliki tingkat penerimaan terhadap perubahan yang berbeda. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: 1. Karakteristik kelompok * Usia: Kelompok yang lebih muda umumnya lebih terbuka terhadap perubahan dibandingkan dengan kelompok yang lebih tua. Hal ini karena kelompok yang lebih muda memiliki lebih sedikit pengalaman dan kebiasaan yang tertanam kuat, sehingga mereka lebih mudah beradaptasi dengan situasi baru. * Pendidikan: Kelompok yang lebih terdidik umumnya lebih terbuka terhadap perubahan dibandingkan dengan kelompok yang kurang terdidik. Hal ini karena kelompok yang lebih terdidik memiliki lebih banyak pengetahuan dan keterampilan yang dapat mereka gunakan untuk mengatasi perubahan. * Nilai-nilai dan budaya: Kelompok yang memiliki nilai-nilai dan budaya yang menghargai perubahan umumnya lebih terbuka terhadap perubahan dibandingkan dengan kelompok yang tidak demikian. * Struktur sosial: Kelompok yang memiliki struktur sosial yang lebih egaliter umumnya lebih terbuka terhadap perubahan dibandingkan dengan kelompok yang tidak demikian. Hal ini karena kelompok yang egaliter memberikan kesempatan yang lebih sama kepada semua anggotanya untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan tentang perubahan. 2. Sifat perubahan * Tingkat perubahan: Semakin besar tingkat perubahan, semakin besar pula kemungkinan kelompok untuk menolaknya. Hal ini karena perubahan yang besar dapat mengganggu rutinitas dan norma yang telah tertanam dalam kelompok. * Kecepatan perubahan: Semakin cepat perubahan terjadi, semakin besar pula kemungkinan kelompok untuk menolaknya. Hal ini karena kelompok membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan perubahan. * Dampak perubahan: Semakin besar dampak perubahan terhadap kelompok, semakin besar pula kemungkinan kelompok untuk menolaknya. Hal ini karena perubahan dapat memiliki konsekuensi negatif bagi anggota kelompok. 3. Cara perubahan diperkenalkan * Komunikasi: Semakin efektif komunikasi tentang perubahan, semakin besar pula kemungkinan kelompok untuk menerimanya. Hal ini karena komunikasi yang efektif dapat membantu kelompok untuk memahami tujuan dan manfaat perubahan. * Partisipasi: Semakin banyak anggota kelompok yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan tentang perubahan, semakin besar pula kemungkinan mereka untuk menerimanya. Hal ini karena partisipasi dapat membantu kelompok untuk merasa memiliki dan bertanggung jawab atas perubahan. * Dukungan: Semakin banyak dukungan yang diberikan kepada kelompok untuk mengatasi perubahan, semakin besar pula kemungkinan mereka untuk menerimanya. Hal ini karena dukungan dapat membantu kelompok untuk merasa yakin bahwa mereka dapat mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh perubahan. Penemuan Baru yang Dikemukakan oleh Soerjono Soekanto Soerjono Soekanto, seorang sosiolog Indonesia, mengemukakan beberapa penemuan baru dalam bidang ilmu sosiologi, antara lain: * Konsep tentang "masyarakat multikultural". Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri dari berbagai kelompok etnis, budaya, dan agama yang hidup bersama dalam satu wilayah. Soerjono Soekanto menekankan pentingnya memahami dinamika interaksi antar kelompok dalam masyarakat multikultural. * Konsep tentang "perubahan sosial". Perubahan sosial adalah proses yang terjadi dalam masyarakat yang menyebabkan perubahan dalam struktur, nilai-nilai, dan norma-norma sosial. Soerjono Soekanto menganalisis berbagai faktor yang mendorong terjadinya perubahan sosial, serta dampak perubahan sosial terhadap masyarakat. * Konsep tentang "stratifikasi sosial". Stratifikasi sosial adalah pembedaan masyarakat berdasarkan kelas sosial, status sosial, dan kekuasaan. Soerjono Soekanto menganalisis berbagai bentuk stratifikasi sosial yang ada di masyarakat, serta dampak stratifikasi sosial terhadap kehidupan masyarakat. Faktor Penyebab dari Dalam dan dari Luar Eksternal Perubahan Sosial Perubahan sosial dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik dari dalam maupun dari luar. Berikut adalah beberapa contoh faktor penyebab perubahan sosial: Faktor internal: * Perubahan populasi: Pertumbuhan populasi, migrasi, dan transisi demografis lainnya dapat menyebabkan perubahan dalam struktur dan nilai-nilai sosial. * Perubahan teknologi: Perkembangan teknologi baru dapat menyebabkan perubahan dalam cara hidup, bekerja, dan berkomunikasi. * Perubahan nilai-nilai: Pergeseran nilai-nilai dan norma-norma sosial dapat menyebabkan perubahan dalam perilaku dan pola interaksi sosial. Faktor eksternal: * Perubahan politik: Perubahan pemerintahan, revolusi, dan perang dapat menyebabkan perubahan besar dalam struktur sosial dan nilai-nilai. * Perubahan ekonomi: Krisis ekonomi, globalisasi, dan perubahan struktur ekonomi lainnya dapat menyebabkan perubahan dalam struktur sosial dan pola interaksi sosial. * Perubahan budaya: Pengaruh budaya luar melalui media massa, migrasi, dan perdagangan dapat menyebabkan perubahan dalam nilai-nilai dan norma-norma sosial. Kesimpulan Setiap kelompok memiliki tingkat penerimaan terhadap perubahan yang berbeda. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain karakteristik kelompok, sifat perubahan, dan cara perubahan diper


Iklan

Nanda R

Community

21 Juli 2024 09:51

Jawaban terverifikasi

<p>3. Perbedaan Kelompok dalam Menerima Perubahan</p><p>Setiap kelompok berbeda dalam menerima perubahan karena beberapa faktor berikut:</p><p><strong>Nilai dan Tradisi</strong>: Kelompok dengan nilai-nilai tradisional atau konservatif mungkin lebih cenderung mempertahankan cara-cara lama dan resisten terhadap perubahan. Sebaliknya, kelompok yang lebih fleksibel dan terbuka mungkin lebih mudah menerima perubahan.</p><p><strong>Kepentingan dan Keuntungan</strong>: Individu atau kelompok yang merasa bahwa perubahan akan menguntungkan mereka secara pribadi atau profesional lebih cenderung menerima perubahan. Sebaliknya, kelompok yang merasa akan dirugikan mungkin lebih menolak.</p><p><strong>Pengalaman dan Pendidikan</strong>: Kelompok yang lebih terdidik atau memiliki pengalaman lebih banyak dalam mengelola perubahan mungkin lebih terbuka terhadap ide-ide baru, sementara kelompok yang kurang terdidik atau memiliki pengalaman buruk dengan perubahan mungkin lebih menolak.</p><p><strong>Kondisi Ekonomi</strong>: Kelompok dengan kondisi ekonomi yang lebih baik mungkin lebih siap untuk beradaptasi dengan perubahan, sementara kelompok yang ekonominya lemah mungkin lebih takut akan dampak negatif perubahan.</p><p><strong>Komunikasi dan Informasi</strong>: Cara perubahan dikomunikasikan dapat mempengaruhi penerimaannya. Informasi yang jelas dan meyakinkan dapat membantu dalam penerimaan perubahan, sementara informasi yang tidak jelas atau menimbulkan ketidakpastian dapat menyebabkan penolakan.</p><p>4. Penemuan Baru oleh Soerjono Soekanto</p><p>Soerjono Soekanto adalah seorang sosiolog Indonesia terkenal yang dikenal dengan berbagai kontribusinya dalam sosiologi. Salah satu penemuan pentingnya adalah <strong>"Teori Perubahan Sosial"</strong> yang menguraikan berbagai faktor penyebab perubahan sosial. Penemuan ini mencakup:</p><p><strong>Teori Fungsionalisme</strong>: Soekanto menekankan pentingnya fungsi sosial dalam memahami perubahan. Dalam pandangan ini, perubahan sosial dianggap sebagai proses yang memelihara keseimbangan sosial, di mana setiap perubahan memiliki tujuan untuk menjaga atau meningkatkan kestabilan sosial.</p><p><strong>Teori Konflik</strong>: Mengidentifikasi konflik sebagai pendorong utama perubahan sosial. Menurut Soekanto, perubahan sering kali muncul dari ketegangan atau pertentangan antara kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan berbeda.</p><p>Soekanto juga memberikan penjelasan mendalam tentang <strong>"Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Sosial"</strong> yang mencakup pengaruh internal dan eksternal.</p><p>5. Faktor Penyebab Perubahan Sosial</p><p><strong>Faktor Internal</strong>:</p><ul><li><strong>Inovasi</strong>: Kemunculan ide, teknologi, atau metode baru yang memperkenalkan perubahan dalam cara hidup masyarakat.</li><li><strong>Perubahan Demografis</strong>: Perubahan dalam struktur populasi, seperti pertumbuhan jumlah penduduk atau perubahan dalam komposisi usia, dapat mempengaruhi dinamika sosial.</li><li><strong>Perubahan Nilai dan Sikap</strong>: Evolusi nilai dan sikap masyarakat terhadap isu-isu sosial, politik, atau budaya dapat mendorong perubahan sosial.</li><li><strong>Krisis dan Konflik</strong>: Krisis sosial, ekonomi, atau politik yang menyebabkan ketidakstabilan dalam masyarakat dapat mendorong perubahan.</li></ul><p><strong>Faktor Eksternal</strong>:</p><ul><li><strong>Pengaruh Globalisasi</strong>: Interaksi dengan budaya dan ekonomi internasional dapat mempengaruhi perubahan sosial dalam suatu masyarakat.</li><li><strong>Teknologi</strong>: Perkembangan teknologi baru, seperti internet dan media sosial, dapat mempengaruhi cara orang berkomunikasi dan berperilaku.</li><li><strong>Perubahan Ekonomi</strong>: Perubahan dalam kondisi ekonomi, seperti resesi atau pertumbuhan ekonomi, dapat mempengaruhi struktur sosial dan pola kehidupan.</li><li><strong>Perubahan Politik</strong>: Pergantian kekuasaan atau reformasi politik dapat membawa perubahan dalam kebijakan dan struktur sosial.</li></ul>

3. Perbedaan Kelompok dalam Menerima Perubahan

Setiap kelompok berbeda dalam menerima perubahan karena beberapa faktor berikut:

Nilai dan Tradisi: Kelompok dengan nilai-nilai tradisional atau konservatif mungkin lebih cenderung mempertahankan cara-cara lama dan resisten terhadap perubahan. Sebaliknya, kelompok yang lebih fleksibel dan terbuka mungkin lebih mudah menerima perubahan.

Kepentingan dan Keuntungan: Individu atau kelompok yang merasa bahwa perubahan akan menguntungkan mereka secara pribadi atau profesional lebih cenderung menerima perubahan. Sebaliknya, kelompok yang merasa akan dirugikan mungkin lebih menolak.

Pengalaman dan Pendidikan: Kelompok yang lebih terdidik atau memiliki pengalaman lebih banyak dalam mengelola perubahan mungkin lebih terbuka terhadap ide-ide baru, sementara kelompok yang kurang terdidik atau memiliki pengalaman buruk dengan perubahan mungkin lebih menolak.

Kondisi Ekonomi: Kelompok dengan kondisi ekonomi yang lebih baik mungkin lebih siap untuk beradaptasi dengan perubahan, sementara kelompok yang ekonominya lemah mungkin lebih takut akan dampak negatif perubahan.

Komunikasi dan Informasi: Cara perubahan dikomunikasikan dapat mempengaruhi penerimaannya. Informasi yang jelas dan meyakinkan dapat membantu dalam penerimaan perubahan, sementara informasi yang tidak jelas atau menimbulkan ketidakpastian dapat menyebabkan penolakan.

4. Penemuan Baru oleh Soerjono Soekanto

Soerjono Soekanto adalah seorang sosiolog Indonesia terkenal yang dikenal dengan berbagai kontribusinya dalam sosiologi. Salah satu penemuan pentingnya adalah "Teori Perubahan Sosial" yang menguraikan berbagai faktor penyebab perubahan sosial. Penemuan ini mencakup:

Teori Fungsionalisme: Soekanto menekankan pentingnya fungsi sosial dalam memahami perubahan. Dalam pandangan ini, perubahan sosial dianggap sebagai proses yang memelihara keseimbangan sosial, di mana setiap perubahan memiliki tujuan untuk menjaga atau meningkatkan kestabilan sosial.

Teori Konflik: Mengidentifikasi konflik sebagai pendorong utama perubahan sosial. Menurut Soekanto, perubahan sering kali muncul dari ketegangan atau pertentangan antara kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan berbeda.

Soekanto juga memberikan penjelasan mendalam tentang "Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Sosial" yang mencakup pengaruh internal dan eksternal.

5. Faktor Penyebab Perubahan Sosial

Faktor Internal:

  • Inovasi: Kemunculan ide, teknologi, atau metode baru yang memperkenalkan perubahan dalam cara hidup masyarakat.
  • Perubahan Demografis: Perubahan dalam struktur populasi, seperti pertumbuhan jumlah penduduk atau perubahan dalam komposisi usia, dapat mempengaruhi dinamika sosial.
  • Perubahan Nilai dan Sikap: Evolusi nilai dan sikap masyarakat terhadap isu-isu sosial, politik, atau budaya dapat mendorong perubahan sosial.
  • Krisis dan Konflik: Krisis sosial, ekonomi, atau politik yang menyebabkan ketidakstabilan dalam masyarakat dapat mendorong perubahan.

Faktor Eksternal:

  • Pengaruh Globalisasi: Interaksi dengan budaya dan ekonomi internasional dapat mempengaruhi perubahan sosial dalam suatu masyarakat.
  • Teknologi: Perkembangan teknologi baru, seperti internet dan media sosial, dapat mempengaruhi cara orang berkomunikasi dan berperilaku.
  • Perubahan Ekonomi: Perubahan dalam kondisi ekonomi, seperti resesi atau pertumbuhan ekonomi, dapat mempengaruhi struktur sosial dan pola kehidupan.
  • Perubahan Politik: Pergantian kekuasaan atau reformasi politik dapat membawa perubahan dalam kebijakan dan struktur sosial.

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Cermati teks berikut! Semangat gotong royong Saat ini masyarakat tengah menghadapi cuaca ekstrim akibat musim pancaroba. Musim pancaroba adalah perallihan dari musim panas ke musim hujan, seperti terjadinya hujan deras yang disertai dengan petir dan angin kencang. Kondisi tersebut terjadi di berbagai daerah di indonesia. Bahkan ada beberapa daerah yang dilanda angin puting beliung. Bersyukur kejadian tersebut tidak menyebabkan jatuhnya korban jiwa walaupun kerugian materi yang diderita cukup besar. Tindakan warga sekitar sangat cepat, mereka segera membantu warga yang terkena dampak bencana. Mereka juga secara swadaya menyediakan bahan-bahan bangunan dan tenaga untuk memperbaiki bangunan-bangunan yang rusak. Peran para pemuka agama juga cukup besar bagi warga yang terkena bencana, mereka memberikan bimbingan mental atau nasehat agar warga tetap tabah dan tidak patah semangat dalam menghadapi bencana tersebut. Mereka memotivasi warga agar dapat menghadapi bencana tersebut agar dapat bangkit dan segera melakukan tindakan- tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki keadaan ke kondisi semula atau bahkan menjadi lebih baik. Pihak pemerintah daerah juga melakukan berbagai upaya pertolongan, seperti pendirian posko pengungsian dan dapur umum serta penyediaan tenaga medis dan tenaga SAR untuk membantu warga yang terdampak. Pemerintah juga segera memperbaiki sarana dan prasarana umum yang rusak serta menyediakan bantuan untuk rekonstruksi rumah warga yang rusak. Berkat partisipasi dan tindakan cepat dari berbagai pihak tersebut, proses pemulihan lokasi bencana dapat berjalan dengan baik dan lancar. Wargapun dapat kembali beraktifitas seperti semula Berdasarkan teks semangat gotong royong, perhatikan paragraf pertama pada kalimat "Tindakan warga sekitar sangat cepat, mereka segera membantu warga yang terkena dampak bencana. Mereka juga secara swadaya menyediakan bahan-bahan bangunan dan tenaga untuk memperbaiki bangunan-bangunan yang rusak." Kalimat tersebut merupakan contoh dari tindakan sosial yaitu..... A. tindakan afektif B. tradisional C. berorientasi nilai D. rasional instrumental E. insidental

35

0.0

Jawaban terverifikasi

Kondisi kehidupan bangsa Indonesia pada masa awal kemerdekaan belum stabil. Dibawah ini adalah penyabab ketidakstabilan kehidupan politik pada masa awal kemerdekaan, kecuali... A. Pertentangan antar partai B. Gangguan dari Belanda yang ingin berkuasa kembali C. Munculnya kesulitan ekonomi dan keuangan D. Terjadinya bentrokan antar etnis E. Munculnya gangguan keamanan dalam negeri 2. Pada tanggal 3 November 1945 diterbitkan maklumat pemerintah mengenai pendirian partai partai politik. Sebelum adanya maklumat pemerintah tanggal 3 November 1945, Indonesia merencanakan satu partai tunggal yaitu... A. Masyumi D. PNI B. PKI E. NU C. PSI 3. Terbentuknya Kabinet Sjahrir tanggal 14 November 1945 merupakan suatu bentuk penyelewengan pertama pemerintah RI terhadap UUD 1945. Sejak tanggal 14 November 1945 Indonesia menganut sistem pemerintahan... A. Presidensial B. Liberalisme C. Parlementer D. Terpimpin E. Aristokrasi 4. Berdirinya partai partai politik telah mendorong Sutan Sjahrir yang berasal dari partai Sosialis untuk menghidupkan bentuk pemerintahan dengan cabinet parlementer. Hal ini dilakukan dengan alasan... A. agar perjuangan bangsa Indonesia mendapat dukungan dari negara negara barat B. mengikuti arus perpolitikan Indonesia yang mulai berkembang C. sesuai dengan perkembangan ideology di Indonesia D. sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945 E. permintaan dari Presiden Soekarno. 5. Pada masa awal kemerdekaan, system pemerintahan berubah dari presidensial menjadi parlementer. Salah satu alasan dan pertimbangan perubahan system pemerintahan dari presidensial ke parlementer pada awal kemerdekaan adalah... A. Demokrasi bisa segera ditegakkan secara benar B. Parlementer sangat cocok untuk bangsa Indonesia C. Presidensial tidak sesuai dengan Indonesia yang multi etnis. D. Presidensial terlalu sulit untuk diterapkan dalam pemerintahan E. Mempermudah perundingan dengan Belanda 6. Sampai dengan awal tahun 1946, keadaan ibu kota Jakarta semakin kacau. Pemerintah terus didesak dan diteror oleh pemerintah asing.Pada saat ibukota dipindahkan ke Yogyakarta, Perdana Menteri Sjahrir masih berkedudukan di Jakarta untuk... A. menghadapi terror Belanda B. menjalankan roda pemerintahan dari pusat C. menghimpun kekuatan menghadapi Belanda D. menciptakan pemerintahan tandingan E. mengadakan hubungan dengan luar negeri 7. Kondisi kehidupan ekonomi bangsa Indonesia pada awal kemerdekaan tidak stabil. Keadaan ekonomi pada awal kemerdekaan mengalami kekacauan, salah satu factor penyebab antara lain... A. Adanya Blokade ekonomi oleh Belanda B. Rakyat Indonesia hanya mengandalkan pendapatan dalam pertanian . C. Banyaknya investor asing yang mengintervensi perekonomian Indonesia D. Rendahnya sumber daya manusia Indonesia dalam perekonomian E. Sering terjadi konflik horizontal dalam negeri Indonesia 8. Kondisi kehidupan ekonomi pada masa awal kemerdekaan tidak stabil karena terjadi inflasi. Terjadinya inflasi pada masa awal kemerdekaan disebabkan oleh... A. Indonesia belum memiliki mata uang yang sah B. Tentara Jepang masih menguasai sebagian besar sector ekonomi C. Terjadinya pertempuran pertempuran diberbagai daerah. D. Peredaran mata uang Jepang yang belum terkendali E. Munculnya perusahaan perusahaan asing milik Belanda 9. Indonesia harus dapat mengatasi permasalahan ekonomi yang dihadapi pada masa awal kemerdekaan. Salah satu upaya bangsa Indonesia dalam melakukan perbaikan ekonomi pada awal kemerdekaan dilakukan dengan cara ... A. Menaikkan pajak dan bea Cukai B. Meningkatkan produksi pertanian dan perkebunan untuk diekspor C. Mengeluarkan mata uang sendiri (ORI) D. Mengisi kas pemerintah yang kosong E. Mengedarkan uang secara besar besaran. 10. Salah satu penyebab kacaunya kondisi perekonomian Indonesia pada masa awal kemerdekaan karena kas negara kosong. Upaya pemerintah Republik Indonesia mengisi kas negara yang kosong pada awal Kemerdekaan adalah ... A. Menasionalisasi De Javasche Bank B. Membuat kebijakan Gunting Syafruddin C. Mendevaluasi mata uang rupiah D. Sistim ekonomi Gerakan Benteng E. Menyelenggarakan pinjaman Nasional

33

0.0

Jawaban terverifikasi

Iklan

Sahabat yang Tergadai Rina dan Maya telah bersahabat sejak kecil. Mereka tinggal di kompleks perumahan yang sama, duduk di bangku sekolah yang sama, bahkan berbagi mimpi untuk bisa terus bersama hingga dewasa. Setiap sore, Rina selalu datang ke rumah Maya untuk bermain atau sekadar mengerjakan PR bersama. Rumah Maya terasa hangat dan nyaman, penuh dengan canda tawa dan rasa kekeluargaan. Maya adalah teman yang selalu mendukung Rina dalam segala hal, tak peduli apa yang terjadi. Namun, suatu hari segalanya berubah. Ayah Maya, yang sebelumnya memiliki usaha sukses, mengalami kebangkrutan. Usahanya gulung tikar setelah dihadapkan pada masalah keuangan yang tak terduga. Keluarga Maya terpaksa menjual rumah mereka dan pindah ke sebuah rumah kontrakan kecil di pinggiran kota. Maya tak lagi bisa mengenakan seragam baru yang biasa mereka beli bersama di awal tahun ajaran. Kini, pakaian Maya tampak kusam, dan sepatu yang dia kenakan mulai berlubang di ujungnya. Pada awalnya, Rina tetap berteman dengan Maya seperti biasa. Mereka masih bertemu di sekolah, dan Rina sesekali mengundang Maya ke rumahnya. Namun, Rina mulai mendengar bisik-bisik dari teman-teman lainnya. "Kenapa masih berteman dengan Maya? Keluarganya sudah jatuh miskin. Nanti kamu jadi terlihat seperti dia." Salah seorang teman di kelas berkata dengan nada mengejek. Bisikan-bisikan itu semakin keras, bahkan beberapa di antaranya terang-terangan menertawakan Maya di depan Rina. Rina merasa tersudut. Di satu sisi, dia merasa bersalah kepada Maya, sahabatnya sejak kecil, yang tidak pernah memintanya apa-apa kecuali persahabatan tulus. Namun di sisi lain, dia merasa takut dijauhi oleh teman-teman lain yang mulai memandang rendah Maya. Rina mulai menjaga jarak. Suatu sore, Maya mendatangi Rina. "Kenapa kamu menjauh? Aku merindukanmu, Rina," Maya bertanya dengan mata yang penuh harap, mencoba mencari jawaban atas perubahan sikap sahabatnya. Rina menghindari tatapan Maya, menunduk dan berpura-pura sibuk dengan bukunya. "Aku sibuk sekarang, banyak tugas. Maaf, Maya." Maya terdiam. Hatinya hancur. Dia tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi dia berharap itu tidak benar. Namun, kenyataannya terlalu menyakitkan untuk diabaikan. Sejak itu Maya tak pernah lagi mengajak Rina berbicara. Mereka masih bertemu di sekolah, tetapi Maya belajar untuk menahan diri dari rasa sakit ditinggalkan. Waktu berlalu, dan pertemanan mereka tergerus oleh jarak yang diciptakan Rina. Suatu hari, sekolah mengadakan reuni kecil bagi siswa-siswa angkatan mereka. Maya, yang sekarang telah menemukan jalan hidupnya sendiri, datang dengan percaya diri. Dia tak lagi terjebak dalam bayang-bayang masa lalu. Rina melihat Maya dari jauh, merasa tertampar oleh keberadaan sahabatnya yang dulu. Maya telah tumbuh menjadi sosok yang mandiri dan sukses, meski tanpa dirinya. Rina mendekat dengan perasaan bersalah. "Maya... maafkan aku." Maya menatapnya, senyumnya tenang. "Rina, aku sudah memaafkanmu sejak lama. Aku hanya belajar bahwa tidak semua hal bisa kita pertahankan, bahkan persahabatan. Kadang, orang berubah, dan itu tidak apa-apa. Yang penting, kita tetap berdiri dan melanjutkan hidup." Rina menahan air matanya. Pada saat itu, dia menyadari bahwa dia telah kehilangan lebih dari sekadar seorang sahabat. Dia telah kehilangan kesempatan untuk setia pada seseorang yang benar-benar berarti dalam hidupnya. Tapi, waktu tak bisa diputar kembali. Rina hanya bisa menerima kenyataan bahwa persahabatan mereka telah tergadai oleh ketakutan dan gengsi. Maya pun berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan Rina dalam kesunyian yang menyesakkan. Ubahlah cerpen tersebut menjadi sebuah adegan 1, adegan 2, adegan 3, dan adegan 4

12

0.0

Jawaban terverifikasi