Ayunda A

06 November 2024 04:36

Iklan

Ayunda A

06 November 2024 04:36

Pertanyaan

13. Pada daur lisogenik, sel inang tidak segera HOTS mengalami lisis. Meskipun demikian, virus baru yang terbentuk pada daur lisogenik dapat menjadi virulen dan replikasi virus berubah menjadi daur litik. Perubahan daur tersebut dapat terjadi karena .... a. virus mengalami mutasi b. imunitas sel inang menurun C. sel inang mengalami mutasi d. virus menginfeksi sel inang baru e. jenis materi genetik virus berubah

13. Pada daur lisogenik, sel inang tidak segera HOTS mengalami lisis. Meskipun demikian, virus baru yang terbentuk pada daur lisogenik dapat menjadi virulen dan replikasi virus berubah menjadi daur litik. Perubahan daur tersebut dapat terjadi karena ....

a. virus mengalami mutasi

b. imunitas sel inang menurun

C. sel inang mengalami mutasi

d. virus menginfeksi sel inang baru

e. jenis materi genetik virus berubah

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

23

:

04

:

48

Klaim

7

1

Jawaban terverifikasi

Iklan

Syifa S

06 November 2024 06:20

Jawaban terverifikasi

<p>B. imunitas sel inang menurun</p><p>Pada daur lisogenik, materi genetik virus bergabung dengan DNA sel inang dan tidak segera menyebabkan kerusakan pada sel inang. Namun, dalam kondisi tertentu, seperti saat imunitas sel inang menurun, virus dapat menjadi aktif kembali dan beralih ke daur litik. Pada daur litik, virus akan mulai mereplikasi secara agresif hingga menyebabkan lisis (pecahnya) sel inang. Penurunan imunitas sel inang memungkinkan virus untuk keluar dari fase laten dan beralih ke fase aktif, di mana ia mulai memperbanyak diri dan akhirnya menyebabkan kematian sel inang.</p><p>&nbsp;</p>

B. imunitas sel inang menurun

Pada daur lisogenik, materi genetik virus bergabung dengan DNA sel inang dan tidak segera menyebabkan kerusakan pada sel inang. Namun, dalam kondisi tertentu, seperti saat imunitas sel inang menurun, virus dapat menjadi aktif kembali dan beralih ke daur litik. Pada daur litik, virus akan mulai mereplikasi secara agresif hingga menyebabkan lisis (pecahnya) sel inang. Penurunan imunitas sel inang memungkinkan virus untuk keluar dari fase laten dan beralih ke fase aktif, di mana ia mulai memperbanyak diri dan akhirnya menyebabkan kematian sel inang.

 


Iklan

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

apakah pembentukan kompartemen oleh organel dapat meningkatkan laju mutasi DNA sehingga mempercepat munculnya spesies baru pada sel eukariotik?

4

5.0

Jawaban terverifikasi

Fenomena Sosial Pengamen Jalanan Pengamen perkotaan adalah fenomena yang mulai dipandang sebagai masalah serius, terutama dengan semakin banyaknya permasalahan sosial ekonomi dan politik yang ditimbulkannya. Modernisasi dan industrialisasi sering dituding sebagai pemicu utama dari banyak pengamen di perkotaan. Perkembangan daerah perkotaan secara pesat mengundang terjadinya urbanisasi. Orang yang datang ke kota tidak mempunyai keterampilan untuk mencari kerja di kota. Akibatnya, mereka berdiam di daerah kumuh yang identik dengan kemiskinan perkotaan. Indonesia merupakan negara berkembang.Masalah kemiskinan menjadi masalah utama, baik di kota maupun di desa. Kita dapat melihat di setiap kota pasti ada perumahan yang berimpitan satu dengan yang lainnya. Selain itu, banyaknya pengamen, pengemis, dan anak jalanan makin memperjelas wajah kumuh perkotaan. Pada malam hari terlihat orang-orang tertentu tidur di emperan toko pinggir jalan. Kondisi demikian sangat memprihatinkan dan harus segera diatasi. Ada beberapa faktor yang menyebabkan adanya pengamen jalanan. Faktor-faktor yang membuat seseorang mengamen sebagai berikut. 1. Faktor Ekonomi Anak mengamen demi tuntutan ekonomi. Orang tua tidak mampu membiayai kebutuhan hidup dan kebutuhan sekolah mereka. Demi memenuhi kebutuhan tersebut, seorang anak harus mengamen. Orang tua yang malas hanya mengandalkan hasil mengamen anaknya tanpa mau bekerja. 2. Kurang Kasih Sayang Anak yang kurang kasih sayang atau tidak menerima kasih sayang dari orang tua rawan menjadi pengamen jalanan. Artinya, orang tua terlalu sibuk mencari harta atau kesenangan. Orang tua tidak memiliki waktu untuk mencurahkan perhatian, bertanya tentang masalah anak, bertukarpikiran, dan berbagi rasa dengan anak. Dengan tidak menerima kasih sayang dari orang tua, anak pun mencari kesenangan lain untuk menghibur diri. Mengamen adalah salah satu sarana untuk menghibur diri bagi anak. Dengan bernyanyi sebagai pengamen, mereka dapat menghibur hati, mengungkapkan isi hati, dan menghabiskan waktu. 3. Rasa Ikut-ikutan Anak dipengaruhi lingkungan atau teman sebaya untuk mencari hiburan, menghindari pekerjaan rumah, tugas- tugas sekolah, atau merasa hebat akan dirinya. Padahal jika ditelusuri, segi ekonomi bukan penyebab anak menjadi seorang pengamen. Kadang-kadang mereka hanya ikut-ikutan atau dipengaruhi oleh teman-temannya. Meskipun pengamen anak-anak tersebut harus mengalami panas terik, hujan, caci maki, pukulan, mereka tetap berjumlah banyak. Hampir di setiap persimpangan jalan dapat ditemui pengamen berusia anak-anak. Selain di persimpangan jalan, mereka mengamen di pasar, rumah makan, dan terminal, Mereka dianggap sebagai penyebab kemacetan lalu lintas, berkurangnya nilai estetika tata ruang kota, dan mengganggu kenyamanan pengguna jalan raya. Hasil penelitian menjelaskan bahwa psikologis pengamen anak-anak tidak memiliki rasa malu, tidak peduli atau tak acuh. Sikap tersebut dilakukan agar keberadaan mereka diterima masyarakat sebagai bentuk budaya baru. Agar keberadaan mereka tetap eksis, pengamen anak-anak juga berupaya untuk melawan berbagai pihak, baik pihak hukum maupun pihak nonhukum. Mereka hanya mempertahankan harga diri dan rasa solidaritas di antara mereka. Fenomena sosial kehidupan pengamen anak-anak memiliki dua arti, yaitu pengaruh yang hanya bekerja di jalanan dan menunjukkan gaya kehidupan di jalanan. Bekerja di jalanan artinya mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup anaknya, sedangkan gaya hidup di jalanan hanya sekadar mewujudkan gaya hidup jalanan yang bebas. Dari segi usia, sebenarnya mereka tidak wajib mencari nafkah. Orang tua merekalah harus memiliki tanggung jawab dan memberi kasih sayang kepada mereka. Meskipun orang tua tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sebaiknya anak tidak diperbolehkan mengamen. Orang tua harus mampu memberikan tanggung jawab dan kasih sayang kepada anak agar tidak menjadi pengamen di tengah kota. Di samping itu, aparat hukum harus memiliki aturan yang tegas terhadap hukum, Hukum harus ditegakkan demi masa depan anak bangsa. Apabila hal-hal ini dilakukan, sangat tipis kemungkinan munculnya pengamen sebagai penyebab di jalanan perkotaan. Tentukan struktur teks eksplanasi di atas!

20

0.0

Jawaban terverifikasi