1. Jelaskan pengaruh Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta! 2. Walaupun Indonesia sudah merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, tetapi masih banyak dijumpai tindakan-tindakan yang berupa kekerasan maupun perundingan yang mengancam kemerdekaan Indonesia. Mengapa demikian? 3.Mengapa kedatangan AFNEI/Sekutu ke Indonesia diboncengi oleh tentara NICA atau Belanda? 4 Jelaskan latar belakang terjadinya Agresi Militer II! 5. Sebutkan tugas dari Komisi Tiga Negaral!

1. Pengaruh Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta memiliki pengaruh yang sangat besar, baik di dalam negeri maupun di kancah internasional. Serangan ini membuktikan bahwa TNI dan rakyat Indonesia masih memiliki kekuatan untuk melawan Belanda, yang sempat menduduki Yogyakarta. Dengan merebut Yogyakarta selama 6 jam, serangan ini berhasil menggugurkan klaim Belanda bahwa mereka telah sepenuhnya menguasai Indonesia. Pengaruh internasionalnya adalah mengubah opini dunia tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia dan memperkuat posisi diplomasi Indonesia di meja perundingan, terutama dalam upaya mendapatkan dukungan dari negara-negara lain dan Dewan Keamanan PBB. 2. Ancaman Terhadap Kemerdekaan Indonesia Meskipun Sudah Merdeka 17 Agustus 1945 Setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Indonesia masih menghadapi ancaman dari kekuatan asing yang tidak mengakui kemerdekaan tersebut. Belanda, yang ingin menguasai kembali wilayah Indonesia sebagai bagian dari kolonialnya, melakukan berbagai upaya untuk merebut kembali kekuasaan, baik melalui kekerasan (agresi militer) maupun perundingan. Selain itu, kedatangan Sekutu yang membawa tentara NICA (Netherlands-Indies Civil Administration) menambah ancaman terhadap stabilitas negara baru tersebut. Perselisihan internal, kurangnya persiapan diplomatik, dan tekanan internasional juga membuat posisi Indonesia menjadi rentan pada awal masa kemerdekaannya. 3. Alasan Kedatangan AFNEI Diboncengi Tentara NICA Kedatangan AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) ke Indonesia setelah Perang Dunia II bertujuan untuk melucuti tentara Jepang, membebaskan tawanan perang, dan menjaga ketertiban. Namun, AFNEI diboncengi oleh NICA (Netherlands-Indies Civil Administration) karena Belanda ingin kembali menguasai Indonesia setelah Jepang menyerah. NICA mencoba memanfaatkan kedatangan AFNEI untuk mengembalikan pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia, yang menyebabkan bentrokan dengan pejuang kemerdekaan Indonesia yang sudah memproklamasikan kemerdekaan. 4. Latar Belakang Terjadinya Agresi Militer II Agresi Militer Belanda II pada 19 Desember 1948 terjadi karena Belanda tidak puas dengan hasil perundingan sebelumnya, terutama Perjanjian Renville. Mereka merasa bahwa kontrol terhadap wilayah Indonesia masih jauh dari harapan mereka. Selain itu, Belanda ingin mendirikan negara federal yang terdiri dari daerah-daerah di Indonesia, sementara Republik Indonesia ingin mempertahankan kedaulatan penuh. Ketegangan yang terus meningkat akhirnya menyebabkan Belanda melancarkan Agresi Militer II untuk menghancurkan pusat pemerintahan Republik Indonesia di Yogyakarta. 5. Tugas dari Komisi Tiga Negara (KTN) Komisi Tiga Negara (KTN) dibentuk oleh Dewan Keamanan PBB pada 1947 untuk menyelesaikan konflik antara Indonesia dan Belanda melalui jalur diplomasi. Tugas KTN antara lain: 1. Mengawasi gencatan senjata antara Indonesia dan Belanda. 2. Menjadi penengah dalam perundingan antara kedua pihak, seperti pada Perjanjian Renville. 3. Melaporkan perkembangan situasi di Indonesia kepada Dewan Keamanan PBB. 4. Membantu mencari solusi damai dan penyelesaian politik yang adil bagi kedua belah pihak. KTN terdiri dari perwakilan dari tiga negara yang dipilih oleh Indonesia dan Belanda, yaitu Australia, Belgia, dan Amerika Serikat.