Fino F

11 November 2025 10:47

Iklan

Fino F

11 November 2025 10:47

Pertanyaan

1+1×0=

1+1×0=

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

11

:

26

:

42

Klaim

23

2


Iklan

Leeyy L

11 November 2025 10:51

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita mulai dari perkalian terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan penjumlahannya 1×0 = 0, lalu nilai 0 dimasukkan ke pertanyaan awal 1+0 = 1 Atau 1+1× 0 = 1+0 = 1 Jadi, jawaban dari 1+1×0 adalah 1.


Iklan

Yosef K

11 November 2025 11:37

<p>1 + 1 × 0 = 1 + 0 = 1<br>Perkalian didahulukan karena ia adalah bentuk tersusun dari penjumlahan, bukan lawannya.<br><br>Alasan :&nbsp;<br>Kata <i>perkalian</i> (multiplication) berasal dari bahasa Latin <i>multiplicare</i>, yang berarti <i>melipatgandakan</i>. Sedangkan <i>penjumlahan</i> (addition) dari <i>addere</i>, berarti <i>menambahkan</i>.<br>Secara makna, <i>melipatgandakan sesuatu</i> adalah proses yang <i>mengandung</i> penjumlahan berulang.<br>Artinya: secara makna, <strong>perkalian berada di tingkat yang lebih tinggi daripada penjumlahan</strong>, karena ia <i>mewakili banyak penjumlahan sekaligus</i>.<br><br>Tapi, bagaimana kita tau aturan ini benar?<br><br>Dalam sistem aritmetika formal (seperti aksioma Peano dan teori himpunan), operasi diturunkan secara hierarkis:</p><p><strong>Penjumlahan</strong> didefinisikan dulu.</p><p><strong>Perkalian</strong> kemudian didefinisikan sebagai <i>penjumlahan berulang</i>.</p><p>Misalnya:</p><p>3 × 4 = 4 + 4 + 4</p><p>Jika kamu menulis 2 + 3 × 4, dan kamu tidak mendahulukan perkalian, kamu akan menghitung (2 + 3) × 4 = 20, padahal secara struktural itu berarti “2 ditambah tiga kali empat” = 14.<br>Karena <i>perkalian adalah operasi dalam penjumlahan</i>, maka secara logis ia harus diselesaikan dulu untuk menjaga makna ekspresi.<br><br>Hakikatnya<br>Dalam ontologi matematika, urutan operasi bukan dogma, melainkan <i>konvensi yang menjaga koherensi struktur bilangan</i>.<br>Matematika adalah bahasa simbolik, dan setiap bahasa butuh tata bahasa (<i>syntax</i>).<br>Hierarki operasi (perkalian sebelum penjumlahan) adalah bagian dari “tata bahasa” matematika agar makna ekspresi seperti 2 + 3 × 4 <strong>selalu sama</strong> bagi semua orang di dunia.</p><p>Tanpa aturan itu, matematika akan jadi ambigu — hasil berbeda hanya karena urutan pembacaan.<br><br>Aturan ini mulai diformalisasi pada abad ke-17 dan ke-18, ketika simbol-simbol operasi (+, ×, ÷) mulai distandardisasi oleh matematikawan seperti Descartes, Leibniz, dan Euler.<br>Mereka menyadari bahwa ketika perkalian ditulis bersebelahan dengan variabel (misalnya <strong>ab </strong>atau <strong>3x</strong>), pembaca secara alami menganggap operasi itu <i>lebih erat</i> hubungannya dibanding penjumlahan.<br>Jadi “prioritas” perkalian bukan datang dari kekuasaan simbol, tapi dari kebutuhan <strong>mencegah ambiguitas dalam representasi aljabar</strong>.</p>

1 + 1 × 0 = 1 + 0 = 1
Perkalian didahulukan karena ia adalah bentuk tersusun dari penjumlahan, bukan lawannya.

Alasan : 
Kata perkalian (multiplication) berasal dari bahasa Latin multiplicare, yang berarti melipatgandakan. Sedangkan penjumlahan (addition) dari addere, berarti menambahkan.
Secara makna, melipatgandakan sesuatu adalah proses yang mengandung penjumlahan berulang.
Artinya: secara makna, perkalian berada di tingkat yang lebih tinggi daripada penjumlahan, karena ia mewakili banyak penjumlahan sekaligus.

Tapi, bagaimana kita tau aturan ini benar?

Dalam sistem aritmetika formal (seperti aksioma Peano dan teori himpunan), operasi diturunkan secara hierarkis:

Penjumlahan didefinisikan dulu.

Perkalian kemudian didefinisikan sebagai penjumlahan berulang.

Misalnya:

3 × 4 = 4 + 4 + 4

Jika kamu menulis 2 + 3 × 4, dan kamu tidak mendahulukan perkalian, kamu akan menghitung (2 + 3) × 4 = 20, padahal secara struktural itu berarti “2 ditambah tiga kali empat” = 14.
Karena perkalian adalah operasi dalam penjumlahan, maka secara logis ia harus diselesaikan dulu untuk menjaga makna ekspresi.

Hakikatnya
Dalam ontologi matematika, urutan operasi bukan dogma, melainkan konvensi yang menjaga koherensi struktur bilangan.
Matematika adalah bahasa simbolik, dan setiap bahasa butuh tata bahasa (syntax).
Hierarki operasi (perkalian sebelum penjumlahan) adalah bagian dari “tata bahasa” matematika agar makna ekspresi seperti 2 + 3 × 4 selalu sama bagi semua orang di dunia.

Tanpa aturan itu, matematika akan jadi ambigu — hasil berbeda hanya karena urutan pembacaan.

Aturan ini mulai diformalisasi pada abad ke-17 dan ke-18, ketika simbol-simbol operasi (+, ×, ÷) mulai distandardisasi oleh matematikawan seperti Descartes, Leibniz, dan Euler.
Mereka menyadari bahwa ketika perkalian ditulis bersebelahan dengan variabel (misalnya ab atau 3x), pembaca secara alami menganggap operasi itu lebih erat hubungannya dibanding penjumlahan.
Jadi “prioritas” perkalian bukan datang dari kekuasaan simbol, tapi dari kebutuhan mencegah ambiguitas dalam representasi aljabar.


Mau jawaban yang terverifikasi?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

Roboguru Plus

Dapatkan pembahasan soal ga pake lama, langsung dari Tutor!

Chat Tutor

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

sertakan cara yang simple yaa ka master teacher 🤍

324

4.0

Jawaban terverifikasi