LAILA Y

09 November 2023 01:36

Iklan

LAILA Y

09 November 2023 01:36

Pertanyaan

. Kursi DPR Di suatu siang yang cerah, ada dua orang anak yang tengah bercanda di bawah pohon rindang. Insan: "Bobby, kita main tebak-tebakan, yuk. Kursi apa yang buat orang lupa ingatan?" Bobby: "Kursi goyang. Orang yang duduk di situ akan mengantuk dan tertidur. Saat tertidur, orang pasti lupa." Insan: "Meski lucu, jawabanmu salah." Bobby: "Hmm. Kursi apa, ya?" Insan: "Jawabannya adalah kursi DPR." Bobby: "Kok bisa begitu?" Insan: "Jelaslah. Sebelum duduk di kursi DPR, banyak caleg yang berjanji banyak hal agar terpilih. Namun, setelah merasakan kursinya, sekejap saja, mereka akan lupa dengan janji-janji mereka." Bobby: "Betul juga." Terkadang-kadang itu kita suka yoweslah (yasudahlah) dia saja asal ganteng, dia saja yang dipilih asal bukan perempuan, dia saja walau tidak bisa apa-apa yang penting kalau di sosmed dan tv nyenengin. Tetapi tidak bisa kerja dan nyenengin rakyat. Mau enggak kayak itu,” kata Puan di depan ribuan kader PDI-P Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, Selasa (26/4/2022). Puan mengatakan, sosok presiden haruslah memperjuangkan rakyatnya. Oleh karenanya, Ketua DPR RI itu mewanti-wanti kader PDI-P supaya tidak asal pilih calon presiden. “Jangan kita asal pilih karena cuma kelihatan di panggung media, tv, dan medsos. Pilih orang pernah memperjuangkan kita dan bersama kita dan bergotong-royong kita,” ujar Puan. Pernyataan serupa pernah Puan sampaikan pada Mei 2021 lalu. Kala itu, dia mengatakan, sosok pemimpin yang layak menjadi capres ialah orang yang bekerja di lapangan, bukan di media sosial. “Pemimpin menurut saya, itu adalah pemimpin yang memang ada di lapangan dan bukan di sosmed,” kata Puan di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (22/5/2021). Meski demikian, Puan juga mengakui bahwa media sosial tetap diperlukan untuk mendukung perjuangan seorang pemimpin di zaman sekarang. “Sosmed diperlukan, media perlu. Tapi bukan itu saja. Harus nyata kerja di lapangan,” ujarnya. Jangan terpengaruh survei Puan juga angkat bicara soal banyaknya survei elektabilitas calon presiden. Ia meminta kader PDI-P tak terpengaruh survei berbagai lembaga. Belakangan, semakin banyak survei yang menyebut sejumlah sosok punya elektabilitas tinggi dan potensial menjadi calon presiden. Survei juga memetakan nama-nama tokoh yang elektabilitasnya masih rendah sehingga diprediksi sulit memenangkan pilpres. Tentukan tema, kritik, humor, tokoh, struktur, dan alur anekdot

. Kursi DPR

Di suatu siang yang cerah, ada dua orang anak yang tengah bercanda di bawah pohon rindang.

Insan: "Bobby, kita main tebak-tebakan, yuk. Kursi apa yang buat orang lupa ingatan?"

Bobby: "Kursi goyang. Orang yang duduk di situ akan mengantuk dan tertidur. Saat tertidur, orang pasti lupa."

Insan: "Meski lucu, jawabanmu salah."

Bobby: "Hmm. Kursi apa, ya?"

Insan: "Jawabannya adalah kursi DPR."

Bobby: "Kok bisa begitu?"

Insan: "Jelaslah. Sebelum duduk di kursi DPR, banyak caleg yang berjanji banyak hal agar terpilih. Namun, setelah merasakan kursinya, sekejap saja, mereka akan lupa dengan janji-janji mereka."

Bobby: "Betul juga."

Terkadang-kadang itu kita suka yoweslah (yasudahlah) dia saja asal ganteng, dia saja yang dipilih asal bukan perempuan, dia saja walau tidak bisa apa-apa yang penting kalau di sosmed dan tv nyenengin. Tetapi tidak bisa kerja dan nyenengin rakyat. Mau enggak kayak itu,” kata Puan di depan ribuan kader PDI-P Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, Selasa (26/4/2022).

Puan mengatakan, sosok presiden haruslah memperjuangkan rakyatnya. Oleh karenanya, Ketua DPR RI itu mewanti-wanti kader PDI-P supaya tidak asal pilih calon presiden.

“Jangan kita asal pilih karena cuma kelihatan di panggung media, tv, dan medsos. Pilih orang pernah memperjuangkan kita dan bersama kita dan bergotong-royong kita,” ujar Puan.

Pernyataan serupa pernah Puan sampaikan pada Mei 2021 lalu. Kala itu, dia mengatakan, sosok pemimpin yang layak menjadi capres ialah orang yang bekerja di lapangan, bukan di media sosial.

“Pemimpin menurut saya, itu adalah pemimpin yang memang ada di lapangan dan bukan di sosmed,” kata Puan di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (22/5/2021).

Meski demikian, Puan juga mengakui bahwa media sosial tetap diperlukan untuk mendukung perjuangan seorang pemimpin di zaman sekarang.

“Sosmed diperlukan, media perlu. Tapi bukan itu saja. Harus nyata kerja di lapangan,” ujarnya.

Jangan terpengaruh survei
Puan juga angkat bicara soal banyaknya survei elektabilitas calon presiden. Ia meminta kader PDI-P tak terpengaruh survei berbagai lembaga.

Belakangan, semakin banyak survei yang menyebut sejumlah sosok punya elektabilitas tinggi dan potensial menjadi calon presiden. Survei juga memetakan nama-nama tokoh yang elektabilitasnya masih rendah sehingga diprediksi sulit memenangkan pilpres.

Tentukan tema, kritik, humor, tokoh, struktur, dan alur anekdot 

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

01

:

07

:

12

:

23

Klaim

34

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Zahra P

19 November 2023 12:14

Jawaban terverifikasi

<p><strong>Tema anekdot ini terfokus pada politik</strong>, khususnya pemilihan calon presiden di Indonesia serta penekanan pada pentingnya kriteria seorang pemimpin yang sesuai. Mari kita ulas dengan struktur yang tepat:</p><p><strong>Tema: Kriteria Seorang Pemimpin yang Sesuai dan Pentingnya Pemilihan yang Tepat dalam Politik</strong></p><p><strong>Alur Anekdot:</strong></p><p>Pengenalan Pertanyaan Tebak-tebakan tentang "Kursi apa yang membuat orang lupa ingatan?"<br>- Introduksi situasi lucu di bawah pohon antara Insan dan Bobby dengan tebak-tebakan yang membahas kursi.</p><p>Pengungkapan Anekdot tentang Kursi DPR:<br>- Dialog antara Insan dan Bobby yang menjelaskan hubungan humoris antara kursi DPR dan lupa ingatan.<br>- Penjelasan bahwa banyak caleg yang berjanji banyak hal sebelum terpilih, namun setelah duduk di kursi DPR, mereka seringkali lupa dengan janji-janji tersebut.</p><p>Pemberian Pernyataan Puan terkait Kriteria Seorang Pemimpin:<br>- Puan menegaskan bahwa pemimpin yang layak adalah orang yang berada di lapangan, bukan hanya terlihat di media sosial.<br>- Penekanan bahwa pentingnya seorang pemimpin yang nyata dalam perjuangan bersama rakyat dan bukan sekadar terkenal di media.</p><p>Pentingnya Tidak Terpengaruh oleh Survei Elektabilitas:<br>- Peringatan Puan kepada kader PDI-P agar tidak terpengaruh oleh survei elektabilitas, menekankan bahwa survei tidak selalu mencerminkan kualitas seorang pemimpin.</p><p>Kesimpulan:<br>- Penegasan bahwa pemilihan seorang pemimpin tidak semata berdasarkan popularitas atau hasil survei, melainkan lebih pada substansi kerja nyata dan kriteria yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.</p><p><strong>Kritik, Humor, dan Tokoh:</strong><br>- Kritik terhadap pola pemilihan yang terlalu terpengaruh oleh citra media sosial dan survei elektabilitas.<br>- Humor diungkapkan melalui tebak-tebakan awal yang kemudian dibandingkan dengan kondisi politik yang sebenarnya.<br>- Tokoh yang muncul adalah Puan, sebagai sumber utama pernyataan dan arahan terkait pemilihan pemimpin yang sesuai.</p><p>- SEMOGA MEMBANTU -</p>

Tema anekdot ini terfokus pada politik, khususnya pemilihan calon presiden di Indonesia serta penekanan pada pentingnya kriteria seorang pemimpin yang sesuai. Mari kita ulas dengan struktur yang tepat:

Tema: Kriteria Seorang Pemimpin yang Sesuai dan Pentingnya Pemilihan yang Tepat dalam Politik

Alur Anekdot:

Pengenalan Pertanyaan Tebak-tebakan tentang "Kursi apa yang membuat orang lupa ingatan?"
- Introduksi situasi lucu di bawah pohon antara Insan dan Bobby dengan tebak-tebakan yang membahas kursi.

Pengungkapan Anekdot tentang Kursi DPR:
- Dialog antara Insan dan Bobby yang menjelaskan hubungan humoris antara kursi DPR dan lupa ingatan.
- Penjelasan bahwa banyak caleg yang berjanji banyak hal sebelum terpilih, namun setelah duduk di kursi DPR, mereka seringkali lupa dengan janji-janji tersebut.

Pemberian Pernyataan Puan terkait Kriteria Seorang Pemimpin:
- Puan menegaskan bahwa pemimpin yang layak adalah orang yang berada di lapangan, bukan hanya terlihat di media sosial.
- Penekanan bahwa pentingnya seorang pemimpin yang nyata dalam perjuangan bersama rakyat dan bukan sekadar terkenal di media.

Pentingnya Tidak Terpengaruh oleh Survei Elektabilitas:
- Peringatan Puan kepada kader PDI-P agar tidak terpengaruh oleh survei elektabilitas, menekankan bahwa survei tidak selalu mencerminkan kualitas seorang pemimpin.

Kesimpulan:
- Penegasan bahwa pemilihan seorang pemimpin tidak semata berdasarkan popularitas atau hasil survei, melainkan lebih pada substansi kerja nyata dan kriteria yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Kritik, Humor, dan Tokoh:
- Kritik terhadap pola pemilihan yang terlalu terpengaruh oleh citra media sosial dan survei elektabilitas.
- Humor diungkapkan melalui tebak-tebakan awal yang kemudian dibandingkan dengan kondisi politik yang sebenarnya.
- Tokoh yang muncul adalah Puan, sebagai sumber utama pernyataan dan arahan terkait pemilihan pemimpin yang sesuai.

- SEMOGA MEMBANTU -


Iklan

Mercon M

Community

30 April 2024 13:57

Jawaban terverifikasi

<p>Jawaban:</p><p>1. Tema: Kritik terhadap perilaku politik di DPR dan pentingnya memilih pemimpin yang benar-benar bekerja untuk rakyat.</p><p>&nbsp;</p><p>2. Kritik: Melalui dialog antara Insan dan Bobby, serta pernyataan Puan, teks mengkritik perilaku politisi yang seringkali lupa dengan janji-janjinya setelah duduk di kursi DPR. Selain itu, Puan juga mengkritik perilaku pemilih yang terlalu terpengaruh oleh citra di media sosial dan survei elektabilitas.</p><p>&nbsp;</p><p>3. Humor: Humor disisipkan melalui tebak-tebakan awal antara Insan dan Bobby tentang kursi yang membuat orang lupa ingatan. Kemudian, ada juga unsur humor dalam pernyataan Puan yang mengaitkan kursi DPR dengan lupa janji.</p><p>&nbsp;</p><p>4. Tokoh: Tokoh utama dalam teks ini adalah Insan, Bobby, dan Puan. Insan dan Bobby mewakili pemuda yang membahas isu politik secara santai, sedangkan Puan merupakan tokoh politisi yang memberikan nasihat kepada kader partainya.</p><p>&nbsp;</p><p>5. Struktur: Teks terdiri dari dialog antara Insan dan Bobby, serta pernyataan Puan yang disisipkan sebagai bagian terakhir. Hal ini memberikan variasi dalam presentasi ide dan kritik yang disampaikan.</p><p>&nbsp;</p><p>6. Alur: Alur teks dimulai dengan tebak-tebakan ringan antara Insan dan Bobby, kemudian berkembang menjadi kritik terhadap perilaku politisi di DPR. Pernyataan Puan menjadi puncak dari alur teks, yang menegaskan pentingnya memilih pemimpin yang benar-benar bekerja untuk rakyat.</p><p>&nbsp;</p><p>7, Anekdote: Anekdote dalam teks ini adalah pernyataan Puan tentang kursi DPR yang membuat politisi lupa dengan janji-janjinya. Hal ini dijadikan analogi untuk menggambarkan perilaku politik yang terjadi di DPR.</p><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p><br>&nbsp;</p>

Jawaban:

1. Tema: Kritik terhadap perilaku politik di DPR dan pentingnya memilih pemimpin yang benar-benar bekerja untuk rakyat.

 

2. Kritik: Melalui dialog antara Insan dan Bobby, serta pernyataan Puan, teks mengkritik perilaku politisi yang seringkali lupa dengan janji-janjinya setelah duduk di kursi DPR. Selain itu, Puan juga mengkritik perilaku pemilih yang terlalu terpengaruh oleh citra di media sosial dan survei elektabilitas.

 

3. Humor: Humor disisipkan melalui tebak-tebakan awal antara Insan dan Bobby tentang kursi yang membuat orang lupa ingatan. Kemudian, ada juga unsur humor dalam pernyataan Puan yang mengaitkan kursi DPR dengan lupa janji.

 

4. Tokoh: Tokoh utama dalam teks ini adalah Insan, Bobby, dan Puan. Insan dan Bobby mewakili pemuda yang membahas isu politik secara santai, sedangkan Puan merupakan tokoh politisi yang memberikan nasihat kepada kader partainya.

 

5. Struktur: Teks terdiri dari dialog antara Insan dan Bobby, serta pernyataan Puan yang disisipkan sebagai bagian terakhir. Hal ini memberikan variasi dalam presentasi ide dan kritik yang disampaikan.

 

6. Alur: Alur teks dimulai dengan tebak-tebakan ringan antara Insan dan Bobby, kemudian berkembang menjadi kritik terhadap perilaku politisi di DPR. Pernyataan Puan menjadi puncak dari alur teks, yang menegaskan pentingnya memilih pemimpin yang benar-benar bekerja untuk rakyat.

 

7, Anekdote: Anekdote dalam teks ini adalah pernyataan Puan tentang kursi DPR yang membuat politisi lupa dengan janji-janjinya. Hal ini dijadikan analogi untuk menggambarkan perilaku politik yang terjadi di DPR.

 

 

 


 


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

(1) Kisah pembuatan film biasanya melewati proses yang panjang dan rumit. (2) Ide membuat film dan cerita datang dari Castle Production yang bergerak di bidang film animasi ini sangat bermanfaat. (3) Castle cukup berhasil bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyaring siswa SMK yang memiliki kemampuan untuk membuat gambar. (4) Dari seleksi gambar animasi kiriman siswa, Castle memilih lima puluh siswa SMK, tiga di antaranya perempuan, untuk mengikuti pelatihan menggambar animasi lalu memproduksi film animasi. (5) Untuk keperluan itu, Castle mengerahkan animator profesional seperti Boy Wahyudi dan Dony Moersito untuk mengajar mereka. Kalimat utama paragraf tersebut terletak pada kalimat nomor ... A. (1) D. (4) B. (2) E. (5) C. (3)

1rb+

5.0

Jawaban terverifikasi