Khansa A

21 Agustus 2024 04:26

Iklan

Khansa A

21 Agustus 2024 04:26

Pertanyaan

"Bagaimana kabarmu, Jefri? Pada kalimat di atas, tanda koma (,) berfungsi untuk .... memisahkan anak kalimat dan induk kali-mat menulis perincican berupa kata menandai kata yang digunakan sebagai sapa-an menulis petikan langsung

"Bagaimana kabarmu, Jefri?
Pada kalimat di atas, tanda koma (,) berfungsi untuk ....

  1. memisahkan anak kalimat dan induk kali-mat
  2. menulis perincican berupa kata
  3. menandai kata yang digunakan sebagai sapa-an

menulis petikan langsung

Belajar bareng Champions

Brain Academy Champions

Hanya di Brain Academy

Habis dalam

01

:

12

:

10

:

37

Klaim

30

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Rendi R

Community

21 Agustus 2024 05:54

Jawaban terverifikasi

<p>Pada kalimat di atas, tanda koma (,) berfungsi untuk menandai kata yang digunakan sebagai sapaan.<br>&nbsp;</p><p>Jadi, jawaban yang benar adalah 3. menandai kata yang digunakan sebagai sapaan</p>

Pada kalimat di atas, tanda koma (,) berfungsi untuk menandai kata yang digunakan sebagai sapaan.
 

Jadi, jawaban yang benar adalah 3. menandai kata yang digunakan sebagai sapaan


Sandi P

24 Agustus 2024 05:34

3 . menandai sebagai sapaan

Iklan

Keizia W

21 Agustus 2024 09:15

Jawaban terverifikasi

<p>3. menandai kata yang digunakan sebagai sapaan</p>

3. menandai kata yang digunakan sebagai sapaan


Buka akses jawaban yang telah terverifikasi

lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Bacalah kalimat berikut! "Kita harus berhati-hati dengan orang asing, karena belum mengetahui siapa dan bagaimana sesungguhnya mereka," kata ibu kepadaku. Tanda baca yang tidak tepat pada kalimat tersebut adalah... A. Tanda petik dua ("...") B. Tanda titik (.) C. Tanda hubungan (-) D. Tanda koma (,)

4

5.0

Jawaban terverifikasi

Bacalah cerpen berikut dengan saksama ! Bisnis Kambing Pagi itu matahari mulai mengintip di ufuk. Desa Karang Kabulutan masih berbalut kabut tipis. Sebagian besar penduduk desa itu belum berani keluar rumah karena udara yang sangat dingin. Baru satu dua warga desa ya ng keluar rumah untuk sekadar menghirup segarnya udara pagi. Itu pun sambil berselimut sarung lebar. Padi di sawah-sawah desa baru dipanen beberapa hari yang lalu sehingga tak ada yang perlu berang kat ke sawah pagi-pagi buta. Jalanan desa masih lengang, tenang, dan damai. Tapi, ketenangan itu terusik oleh kejadian yang tak terduga. "Aaaaaaaaaaaaa ... , " Gareng terlihat berteriak ketakutan sambil berlari terbirit-birit. Di belakangnya, Petruk mengejar sambil mengacungkan golok pendeknya. Gareng yang kurus kecil lincah berlari menerobos pagar hidup untuk menghindar dari pengejarnya. Petruk makin dibakar amarah. Ia memang tak mungkin menerobos pagar hidup berupa deretan tanaman teh-tehan seperti yang dilakukan Gareng karena tubuhnya sangat tinggi, tetapi ia dapat melompatinya. Gareng makin panik karena setiap kali ia menerobos deretan teh-tehan, tahu-tahu Petruk sudah di depannya. Akhirnya, ia nekat menerobos semak-semak berduri lalu berlari sekuat tenaga menuju rumah Semar, sesepuh desa. Semarlah satu satu nya harapan baginya. "Ramaaaaaa," Gareng menjerit sekuat tenaga. Harapannya tak sia-sia. Entah kapan tahu-tahu Semar telah berdiri di situ, menyambar tubuh mungil Gareng dan menyembunyikannya di balik punggung gempalnya. Petruk yang sampai di tempat itu pura-pura tak melihat Semar. Ia langsung memutari punggung Semar lalu menerjang Gareng yang meringkuk ketakutan. Semar tak tinggal diam. Kaki kanannya terayun cepat ke dada Petruk. Petruk jatuh terkapar. Geleknya jatuh. Petruk mendongakkan kepala ke arah Semar dan terkejut bukan buatan. Tubuh Semar terlihat menggigil dan matanya memera h saga. Sontak Petruk menubruk kaki Semar seraya meminta ampun. Hanya itu satu-satunya cara membujuk Semar agar mengurungkan ajian legendari snya, ajian yang efeknya jauh lebih hebat dari pada senjata seekor sigung. Petruk pernah terkena ajian yang membuatnya trauma. Berhari-hari ia tak mampu makan dan hanya muntah angin akibat bau superbusuk ya ng tak mau pergi dari hidungnya. Tak mau ia mengalaminya lagi. Melihat Petruk yang keta kutan dan terus meminta ampun itu, Semar pun mem batalkan ajiannya. Sikapnya kembali lembut seperti biasa. Petruk dan Gareng duduk bersimpuh di rerumputan basah. "Ada apa sebenarnya? Mengapa kalian sesama saudara saling bertengkar? Apa masalahnya?" tanya Semar. Tak ada yang berani menjawab. "Jawab, Reng! " Semar sedikit membentak. "Eh . . anu ... Dulu aku sama Petruk pernah berkongsi beternak kambing. Kami patungan mem beli seekor kambing beti na. Untuk perawatannya, Petruk menawari aku apakah memilih bagian depan atau bagian belakang," jawab Gareng. "Maksudnya depan-belakang itu apa?" tanya Semar lagi. "Kalau memilih depan berarti bertugas mencarikan makan. Kalau memilih bagian belakang berarti tugasnya membersihkan kandang." "Lha, terus?" "Kakiku masih kerengan, alergi kalau kena kotoran kambing. Makanya aku memilih bagian depan. Jadi, tugasku mencarikan rumput untuk kambing itu dan Petruk bertugas membersi hkan kandangnya ." "Lha itu cukup adil. Lalu?" "Setelah dikawinkan, kambing itu bunting lalu melahirkan dua ekor anak kambing." "Nah, itu sudah pas sekali. Kalau beranak dua, berarti masing - masing dapat seekor." "Tapi, aku tidak diberi seekor pun, Rama! " Gareng menjawab dengan emosi . "Lho, kok bisa?" "Kata Petruk, sesuai perjanjian semula, yang berhak atas anak-anak kambing itu adalah yang memilih bagian belakang karena anak kambing lahirnya lewat belakang. Tapi, kan tidak mungkin ada kambing yang beranak lewat mulut?" "Ooo .. lalu anak kambing itu diambil Petruk semua?" "lya .. " "Lalu mengapa Petruk mengejar kamu tadi?" "Tadi pagi kambing-kambi ngnya kulepas lalu kuhalau ke hutan sana." Semar terdiam. Matanya memandang Petruk dan Gareng bergantian. Yang dipandang hanya tertunduk. "Jangan curang dalam bekerja sama, apalagi curang dengan mengandalkan debat kusir. Petruk, minta maaf pada kakakmu! Gareng, minta maaf pada adikmu!" Petruk dan Gareng bersalaman. "Maafkan aku, Kang Gareng. Sebenarnya aku tak bermaksud mengakalimu. Aku cuma ingin mem berimu pelajaran agar jangan terlalu naif." "Aku memang bodoh , Truk. Tapi aku sekarang tak akan terlalu bodoh lagi untuk percaya pada saudara yang licik . . . " "Siapa yang licik?" "Kamu!" "Kamu itu yang bodoh!" "Kamu licik!" "Kamu bod . ." "Diam!" Semar berteriak m arah. Badannya menggigil, perutnya mulai digembungkan. Melihat tanda-tanda membahayakan itu Petruk dan Gareng serentak berlari lintang-pukang menjauh sejauh -jauhnya . Gas beracun ajian Rama Semar tak bisa dianggap enteng. Tentukan nilai moral pada cerpen di atas!

27

4.2

Jawaban terverifikasi