Soal tersebut dapat diselesaikan dengan menggunakan konsep perubahan entalpi (△H) dan energi aktivasi (Ea).
Perubahan entalpi (△H)
Perubahan entalpi (△H) pada grafik dapat ditentukan berdasarkan selisih energi produk dan energi reaktan. Persamaannya dapat ditulis sebagai berikut.
△H=Hproduk−Hreaktan
Ingat! H adalah simbol entalpi yang merupakan salah satu bentuk energi. Perubahan entalpi bisa bernilai positif dan atau bernilai negatif.
- △H=(+) berarti Hproduk>Hreaktan dan reaksi bersifat endotermik.
- △H=(−) berarti Hproduk<Hreaktan dan reaksi bersifat eksotermik.
Berdasarkan grafik, kedua kurva memiliki energi produk yang lebih besar dibandingkan dengan reaktan (R) sehingga kedua reaksi bersifat endotermik. Jarak produk reaksi 2 (P2) dengan R lebih dekat dibandingkan jarak produk reaksi 1 (P1) dengan R. Artinya, perubahan entalpi P2 lebih kecil dibandingkan dengan P1 sehingga R→P2 kurang endotermik dibandingkan R→P1.
Energi aktivasi (Ea)
Energi aktivasi (Ea) merupakan energi minimum yang dibutuhkan oleh reaktan agar dapat bereaksi. Cepat atau lambatnya suatu reaksi bergantung pada energi aktivasi reaksi tersebut. Makin tinggi energi aktivasi, makin sulit atau lambat suatu reaksi dapat terjadi. Pada grafik, nilai energi aktivasi ditentukan berdasarkan selisih energi zat reaktan dan energi zat intermediet (puncak kurva). Jarak puncak kurva terhadap R pada reaksi R→P2 lebih besar dibandingkan pada reaksi R→P1. Artinya, reaksi R→P2 memiliki energi aktivasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan energi aktivasi reaksi R→P1 sehingga reaksi R→P2 berlangsung lebih lambat dibandingkan dengan reaksi R→P1.
Dengan demikian, reaksi R→P2 lebih lambat dan kurang endotermik.
Jadi, jawaban yang tepat adalah D.