Bacalah kutipan cerpen berikut dengan saksama!

    “Kaupunya anak, punya istri. Dari itu kau punya pegangan hidup, punya pegangan apa saja yang kau mau! Sebagai suami, sebagai ayah, sebagai laki-laki, sebagai manusia juga, seperti yang kita omongkan dulu, kau dapat mencapai sesuatu yang kau inginkan. Alangkah indahnya hidup ini, kalau kita dapat berbuat apa yang kita inginkan. Tapi, kini kau tentu saja tak dapat berbuat apa yang kauinginkan. Masamudamu habis sudah di telan keuntungan ini.” 
    Dan tangan itu di turunkan lagi. Dia memandang lebih jauh melampaui balik gunung dari mana angin bertiup. Kala itu aku ingin mengatakan sesuatu kepadanya. Sebuah uapan yang indah dan memberi semangat seperti dulu sering ku ucapkan untuk anak buahku di front Barat. Tapi, bagaimana aku dapat mengatakan kalau semangat itu sendiri telah ku lempar jauh-jauh pada suatu ketika.

Robohnya surau kami, karya A.A Napis  

Watak tokoh dalam penggalan cerpen tersebut adalah....