Pantun adalah puisi Melayu yang mengakar dan membudaya dalam masyarakat. Pantun berfungsi untuk mendidik sambil menghibur. Melalui pantun kita menghibur orang dengan permainan bunyi bahasa, menyindir (menegur bahwa sesuatu itu kurang baik) secara tidak langsung atau memberi nasihat.
Bentuk pantun yang baik yaitu, tiap bait terdiri atas empat baris (larik), tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata, Rima akhir setiap baris adalah a-b-a-b, baris pertama dan kedua merupakan sampiran. Sampiran biasanya berupa kalimat pengantar atau pembuka pantun, serta baris ketiga dan keempat merupakan isi. Isi merupakan tujuan dari pantun, berupa nasihat, sindiran yang ingin disampaikan.
Berdasarkan tiap baris pantun yang acak, langkah awal untuk mengurutkan adalah menentukan isi pantun berupa baris yang memiliki pesan ataupun nasihat. Hal tersebut tampak pada ajakan untuk berolahraga dan meraih prestasi. Bunyinya yaitu ayo kawan berolah raga dan ayo, ayo raih prestasi. Setelah mengetahui isi, selanjutnya menemukan sampiran yang biasanya berupa kalimat pengantar. Kalimat tersebut adalah naik perahu di danau toba dan perahu laju kita bernyanyi. Tidak hanya itu saja, rima akhir setiap baris juga harus diperhatikan. Rima akhir yang sama adalah perahu laju kita bernyanyi dan ayo, ayo raih prestasi dengan bunyi (i) serta naik perahu di danau toba dan ayo kawan berolah raga dengan bunyi akhir (a). Sesuai ketentuan, rima akhir pantun adalah a-b-a-b, maka urutan yang sesuai rima tersebut dimulai dari sampiran yang berurutan dari menaiki perahu, setelah itu perahu tersebut melaju sambil bernyanyi, kemudian dilanjutkani isi dengan mengajak berolahraga untuk meraih prestasi
Dengan demikian, urutan pantun yang baik adalah
Naik perahu di danau toba
Perahu laju kita bernyanyi
Ayo kawan berolahraga
Ayo, ayo raih prestasi