Iklan

Iklan

Pertanyaan

Bacalah teks diskusi berikut dengan saksama.


Pro dan Kontra Full Day School

    Muhadjir Effendy selaku Mendikbud baru menggagas sistem belajar full day school untuk tingkat SD dan SMP. Ide ini diterapkan dengan tujuan agar siswa mendapat pendidikan karakter dan pengetahuan umum di sekolah. Semakin berkembangnya zaman, dunia pendidikan saat ini mulai beramai-ramai meningkatkan kualitas sumber daya siswa dengan berbagai cara. Hal ini berangkat dari banyaknya "tuntutan" untuk menjadi manusia yang kaya ilmu serta diseimbangkan dengan skill yang mumpuni. Salah satu strateginya adalah dengan konsep sekolah yang mengundang pro dan kontra dari berbagai pihak ini.
    Konsep FDS ini sebenarnya bukan barang baru di dunia pendidikan Indonesia. Sejak dua puluh tahun lalu, konsep ini diterapkan di sekolah-sekolah Islam terpadu, seperti SD, SMP, SMA Islam Terpadu Nurul Fikri di Depok. Namun, konsep ini kebanyakan hanya diterapkan oleh sekolah swasta.
    Menurut Muhadjir, pendidikan karakter akan menjadi titik berat dalam full day school nanti. Hal itu sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo yang mengatakan bahwa kondisi ideal pendikan di Indonesia adalah terpuhinya pendidikan karakter kepada peserta didik. Pada jenjang sekolah dasar (SD), peserta didik akan mendapatkan pendidikan karakter 80 persen dan pengetahuan umum 20 persen. Sementara itu, pada jenjang sekolah menengah pertama (SMP), peserta didik akan mendapatkan pendidikan karakter 60 persen dan pengetahuan umum 40 persen.
    "Merujuk arahan Presiden Joko Widodo , kita akan memastikan bahwa memperkuat pendidikan karakter peserta didik menjadi rujukan dalam menentukan sistem belajar-mengajar di sekolah," kata Muhadjir.
    Maksud dari full day school adalah pemberian jam tambahan. Namun, pada jam tambahan ini siswa tidak akan dihadapkan dengan mata pelajaran yang membosankan. Kegiatan yang dilakukan seusai dengan jam belajar-mengajar di kelas selesai adalah ekstrakulikuler (ekskul). Kegiatan ekskul ini diharapkan dapat melatih karakter siswa.
    "Usai belajar setengah hari, hendaknya para peserta didik (siswa) tidak langsung pulang ke rumah, tetapi dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang menyenangkan dan membentuk karakter, kepribadian, serta mengembangkan potensi mereka," kata Muhadjir. Dengan demikian, para siswa akan terhindar dari pengaruh-pengaruh negatif dan kontraproduktif, seperti penyalahgunaan narkoba, tawuran, dan sebagainya.
    Selain itu, pihaknya juga masih mengkaji masukan-masukan dari masyakat, termasuk kondisi sosial dan geografis mana saja yang memungkinkan sistem belajar tersebut diterapkan, misalnya di daerah mana saja yang orang tuanya sibuk sehingga tidak punya banyak waktu di rumah. Menurut Muhadjir, saat ini, pihak kementerian telah memilih sedikitnya lima ratus sekolah untuk percontohan program full day school. "Saat ini sudah ada lima ratus sekolah yang akan menjadi percontohan penerapan program full day school. Saat ini, program tersebut masih dalam tahap persiapannya," kata Muhadjir.
    Namun, rencana ini juga menuai respons yang kontra. Sebagian pihak yang kurang setuju berargumen bahwa tingkat konsentrasi setiap anak berbeda-beda. Bisa dikatakan, jenjang SD masih tergolong anak-anak yang mudah bosan. Selain itu, jika dilihat dari segi fisik, hal tersebut juga kurang baik untuk kesehatan. Siswa masih butuh istirahat yang cukup di rumah agar konsentrasi juga lebih maksimal.
    Misalnya, seorang ibu dua anak yang tinggal di Kota Padang, Sumatra Barat, Febrianti, mengaku kurang setuju dengan kebijakan sekolah seharian. Alasannya adalah banyak sarana-prasarana sekolah yang tidak mendukung, seperti toilet, air bersih, serta tempat istirahat yang layak. Selain itu, ia khawatir anak-anak akan jenuh selama di sekolah. Ia membandingkan pendidikan di Finlandia, salah satu negara yang mempunyai kualitas pendidikan terbaik di dunia. Negara tersebut hanya mempunyai jam belajar-mengajar selama empat hingga lima jam, sedangkan Indonesia dengan jam belajar yang lebih lama justru masih amburadul.
    "Kebijakan menterinya ngawur, harus dihentikan. Full day school juga bikin anak jauh dari keluarga. Datang pagi, ulang sore," ujar dia. Menurutnya, untuk jenjang sekolah dasar, daya tahan anak tidak sangup menjalani sekolah seharian.
    Sementara itu, dari kalangan guru, Liliana, yang bertugas di Padang mengaku setuju pemerintah menerapkan kebijakan sekolah seharian. Namun, selama ini, ia belum pernah mendengar penjelasan secara resmi dari Dinas Pendidikan Kota Padang. Selama ini, Liliana mengaku mengetahui wacana sekolah seharian dari informasi yang beredar di media massa. Meski menyatakan kesiapannya, Liliana dan rekan guru lainnya membutuhkan pelatihan pengajaran sekolah seharian. "Kalau tidak ada pelatihan, gimana cara penerapannya? Salah arah nanti," kata dia.
    Melihat respons masyarakat, Muhadjir menanggapi dengan positif. Justru, hal ini membuktikan bahwa masyarakat bersikap kritis. Hingga kini, ide full day school ini masih dalam proses pengkajian. Konsep ini juga disosialisasikan di berbagai sekolah, mulai pusat hingga ke daerah-daerah sambil melihat respons masyarakat. Sekali lagi, ini baru gagasan yang dilemparkan ke masyarakat. Masukan dari masyarakat juga akan menyempurnakan program pendidikan yang akan beliau canangkan. Jika nanti, lebih banyak ditemukan kelemahannya, program ini tidak akan dijalankan. Mungkin, jika dikemas dengan tepat dan ramah anak, konsep ini dapat berjalan dengan baik dengan mempertimbangkan sarana yang menunjang, tenaga pendidik yang berkualitas dan sejahtera, serta tidak menyamaratakan seluruh jenjang dan geografis. Dengan demikian, label full day school tidak hanya batas nama. Namun, pelabelan tersebut dibuktikan dengan proses pendidikan yang dikelola sesuai tujuan dan amanah undang-undang.

(Sumber: www.republika.co.id, dengan pengubahan)space 

Tuliskan unsur kebahasaan yang digunakan dalam teks berita tersebut.

Tuliskan unsur kebahasaan yang digunakan dalam teks berita tersebut.


space 

Iklan

N. Fatimah

Master Teacher

Mahasiswa/Alumni Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Jawaban terverifikasi

Jawaban

teks di atas menggunakan kata modalitas dalam kalimatnya seperti menggunakan kata akan, harus, dan mungkin .

teks di atas menggunakan kata modalitas dalam kalimatnya seperti menggunakan kata akan, harus, dan mungkin.space 

Iklan

Pembahasan

Teks diskusi menerapkan unsur-unsur kebahasaan, seperti halnya jenis teks lainnya. Berikut ini adalah unsur kebahasaan teks diskusi. Penggunaan kata hubung (konjungsi) perlawanan seperti tetapi, namun, sedangkan, dan sebagainya. Penggunaan modalitas , yakni suatu uraian/pembahasan dalam bentuk kalimat yang menunjukkan pernyataan/keinginan/sikap/perasaan si pembicara mengenai keadaan atau perbuatan terhadap lawan bicaranya. Kata keterangan modalitas ini umumnya memiliki bentuk, seperti menunjukkan rasa pasti (kepastian), menunjukkan rasa takjub/heran, menunjukkan rasa sangsi/keraguan, menunjukkan harapan/keinginan, menunjukkan larangan, dan menunjukkan sebuah ajakan. Penerapan kohesi leksikal dan gramatikal. Kohesi leksikal merupakan kemampuan mencapai kalimat padu dalam memilih kata, sedangkan kohesi gramatikal adalah mencapai kepaduan kalimat dengan menggunakan aturan tata bahasa. Pada teks di atas menggunakan unusr kebahasaan modalitas yang biasanya menggunakan kata-kata seperti harus, akan, ingin,mungkin. Berikut ini kalimat dalam teks diskusi tersebut yang menggunakan kata modalitas. " Menurut Muhadjir, pendidikan karakter akan menjadi titik berat dalam full day school nanti ." " Kebijakan menterinya ngawur, harus dihentikan. Full day school juga bikin anak jauh dari keluarga. Datang pagi, ulang sore ," " Mungkin , jika dikemas dengan tepat dan ramah anak, konsep ini dapat berjalan dengan baik dengan mempertimbangkan sarana yang menunjang, tenaga pendidik yang berkualitas dan sejahtera, serta tidak menyamaratakan seluruh jenjang dan geografis ." Dengan demikian, teks di atas menggunakan kata modalitas dalam kalimatnya seperti menggunakan kata akan, harus, dan mungkin .

Teks diskusi menerapkan unsur-unsur kebahasaan, seperti halnya jenis teks lainnya. Berikut ini adalah unsur kebahasaan teks diskusi.

  • Penggunaan kata hubung (konjungsi) perlawanan seperti tetapi, namun, sedangkan, dan sebagainya.
  • Penggunaan modalitas, yakni suatu uraian/pembahasan dalam bentuk kalimat yang menunjukkan pernyataan/keinginan/sikap/perasaan si pembicara mengenai keadaan atau perbuatan terhadap lawan bicaranya. Kata keterangan modalitas ini umumnya memiliki bentuk, seperti menunjukkan rasa pasti (kepastian), menunjukkan rasa takjub/heran, menunjukkan rasa sangsi/keraguan, menunjukkan harapan/keinginan, menunjukkan larangan, dan menunjukkan sebuah ajakan.
  • Penerapan kohesi leksikal dan gramatikal. Kohesi leksikal merupakan kemampuan mencapai kalimat padu dalam memilih kata, sedangkan kohesi gramatikal adalah mencapai kepaduan kalimat dengan menggunakan aturan tata bahasa.

Pada teks di atas menggunakan unusr kebahasaan modalitas yang biasanya menggunakan kata-kata seperti harus, akan, ingin, mungkin. Berikut ini kalimat dalam teks diskusi tersebut yang menggunakan kata modalitas.

  • "Menurut Muhadjir, pendidikan karakter akan menjadi titik berat dalam full day school nanti."
  • "Kebijakan menterinya ngawur, harus dihentikan. Full day school juga bikin anak jauh dari keluarga. Datang pagi, ulang sore,"
  • "Mungkin, jika dikemas dengan tepat dan ramah anak, konsep ini dapat berjalan dengan baik dengan mempertimbangkan sarana yang menunjang, tenaga pendidik yang berkualitas dan sejahtera, serta tidak menyamaratakan seluruh jenjang dan geografis."

Dengan demikian, teks di atas menggunakan kata modalitas dalam kalimatnya seperti menggunakan kata akan, harus, dan mungkin.space 

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

4

Kenny Rogers

Jawaban tidak sesuai

Iklan

Iklan

Pertanyaan serupa

Perhatikan kutipan teks berikut untuk menjawab soal nomor 4 dan 5! Untuk menangkal pengaruh negatif internet pada siswa, ada beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu selalu mendampingi anak ketika ...

1

1.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia