Iklan

Iklan

Pertanyaan

Tuliskan peran mereka dalam peristiwa perjuangan/perlawanan terhadap pemerintahan Hindia Belanda !

Tuliskan peran mereka dalam peristiwa perjuangan/perlawanan terhadap pemerintahan Hindia Belanda !

Iklan

N. Puspita

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Jawaban

peran Raden Diponegoro dalam melawan pemerintah Hindia Belanda adalah sebagai tokoh sentral dalam peristiwa yang dikenal dengan pertempuran Diponegoro (1825-1830). Sementara peran Chirstina Martha Tiahahu dalam melawan pemerintah Hindia Belanda adalah dengan ikut serta dalam berbagai pertempuran di Maluku bersama Pattimura dan ayahnya Paulus Tiahahu untuk mengusir Belanda dari Maluku.

peran Raden Diponegoro dalam melawan pemerintah Hindia Belanda adalah sebagai tokoh sentral dalam peristiwa yang dikenal dengan pertempuran Diponegoro (1825-1830). Sementara peran Chirstina Martha Tiahahu dalam melawan pemerintah Hindia Belanda adalah dengan ikut serta dalam berbagai pertempuran di Maluku bersama Pattimura dan ayahnya Paulus Tiahahu untuk mengusir Belanda dari Maluku.

Iklan

Pembahasan

Pembahasan
lock

Tokoh dalam gambar berikut adalah Raden Diponegoro dan Christina Martha Tiahahu. Berikut ini merupakan perjuangan dan Raden Diponegoro dan Christina Martha Tiahahu terhadap pemerintahan Hindia Belanda. Raden Diponegoro : Perang Diponegoro atau yang disebut Perang Jawa merupakan perang yang terjadi dari 1825 hingga 1830. Perang ini merupakan salah satu perang yang besar bagi Belanda, dimana pihak Belanda kehilangan 8000 tentara Belanda dan 7000 serdadu pribumi (tentara sewaan Belanda), dan lebih dari 200.000 penduduk Jawa Tengah dan Yogyakarta meninggal. Peran sentral perang ini dipegang oleh Pangeran Diponegoro. Alasan pangeran Diponegoro melakukan perlawanan terhadap Belanda didasari berbagai sebab, diantaranya: karena Belanda ikut campur dalam urusan keraton Yogyakarta, bahkan untuk mengganti raja dan mengurusi kepemerintahan, harus mendapat izin dari pihak Belanda, adanya berbagai campur tangan Belanda menyebabkan rusaknya adat istiadat Yogyakarta dan melemahnya kehidupan beragama, sedangkan diketahuhi bahwa Pangeran Diponegoro merupakan sosok yang sangat religius, tegas, dan berjiwa jihad yang tinggi, kaum bangsawan sangat dirugikan karena sebagian besar sumber penghasilannya diambil alih oleh Belanda. Mereka dilarang menyewakan tanah bahkan diambil alih haknya, akibat Belanda rakyat yang semakin menderita karena banyaknya pajak yang harus dibayar, seperti pajak hasil bumi, pajak jalan, pajak ternak, pajak jembatan, pajak pasar, pajak kepala, pajak dagangan, serta pajak tanah, tindakan Belanda yang melecehkan harga diri dan nilai-nilai budaya masyarakat, salah satunya dengan memasang patok-patok pembuatan jalan yang secara sengaja mengenai makam leluhur Pangeran Diponegoro. Martha Christina Tiahahu : Martha Tiahahu adalah panglima perang perempuantermuda di pasukan Kapitan Pattimura saat perang melawan Belanda. Perempuanbernama lengkap Martha Christina Tiahahuini sudah jadi panglimaperang di usianya yang baru 17 tahun. Dia merupakan putri sulung dari Kapitan Paulus Tiahahu, salah satu pemimpin tentara rakyat Maluku.Ia mendampingi ayahnya angkat senjata untuk mengusir penjajah di Pulau Nusa Laut maupun di Pulau Saparua. Di pasukan Pattimura, Martha Tiahahu ikut berperan dalam sejumlah peristiwa penting. Salah satunya dalam pertempuan merebut Benteng Duurstede dari Belanda pada 17 Mei 1817. Martha Tiahahu juga turut berperan dalam pertempuran melawan Belanda di Pulau Saparua. Tepatnya di Desa Ouw, Ullath. Di tengah keganasan pertempuran itu, Martha memberikan kobaran semangat kepada Pasukan Nusa Laut untuk menghancurkan musuh. Dengan demikian, peran Raden Diponegoro dalam melawan pemerintah Hindia Belanda adalah sebagai tokoh sentral dalam peristiwa yang dikenal dengan pertempuran Diponegoro (1825-1830). Sementara peran Chirstina Martha Tiahahu dalam melawan pemerintah Hindia Belanda adalah dengan ikut serta dalam berbagai pertempuran di Maluku bersama Pattimura dan ayahnya Paulus Tiahahu untuk mengusir Belanda dari Maluku.

Tokoh dalam gambar berikut adalah Raden Diponegoro dan Christina Martha Tiahahu. Berikut ini merupakan perjuangan dan Raden Diponegoro dan Christina Martha Tiahahu terhadap pemerintahan Hindia Belanda.

  1. Raden Diponegoro : Perang Diponegoro atau yang disebut Perang Jawa merupakan perang yang terjadi dari 1825 hingga 1830. Perang ini merupakan salah satu perang yang besar bagi Belanda, dimana pihak Belanda kehilangan 8000 tentara Belanda dan 7000 serdadu pribumi (tentara sewaan Belanda), dan lebih dari 200.000 penduduk Jawa Tengah dan Yogyakarta meninggal. Peran sentral perang ini dipegang oleh Pangeran Diponegoro. Alasan pangeran Diponegoro melakukan perlawanan terhadap Belanda didasari berbagai sebab, diantaranya: karena Belanda ikut campur dalam urusan keraton Yogyakarta, bahkan untuk mengganti raja dan mengurusi kepemerintahan, harus mendapat izin dari pihak Belanda, adanya berbagai campur tangan Belanda menyebabkan rusaknya adat istiadat Yogyakarta dan melemahnya kehidupan beragama, sedangkan diketahuhi bahwa Pangeran Diponegoro merupakan sosok yang sangat religius, tegas, dan berjiwa jihad yang tinggi, kaum bangsawan sangat dirugikan karena sebagian besar sumber penghasilannya diambil alih oleh Belanda. Mereka dilarang menyewakan tanah bahkan diambil alih haknya, akibat Belanda rakyat yang semakin menderita karena banyaknya pajak yang harus dibayar, seperti pajak hasil bumi, pajak jalan, pajak ternak, pajak jembatan, pajak pasar, pajak kepala, pajak dagangan, serta pajak tanah, tindakan Belanda yang melecehkan harga diri dan nilai-nilai budaya masyarakat, salah satunya dengan memasang patok-patok pembuatan jalan yang secara sengaja mengenai makam leluhur Pangeran Diponegoro.
  2. Martha Christina Tiahahu : Martha Tiahahu adalah panglima perang perempuan termuda di pasukan Kapitan Pattimura saat perang melawan Belanda. Perempuan bernama lengkap Martha Christina Tiahahu ini sudah jadi panglima perang di usianya yang baru 17 tahun. Dia merupakan putri sulung dari Kapitan Paulus Tiahahu, salah satu pemimpin tentara rakyat Maluku. Ia mendampingi ayahnya angkat senjata untuk mengusir penjajah di Pulau Nusa Laut maupun di Pulau Saparua. Di pasukan Pattimura, Martha Tiahahu ikut berperan dalam sejumlah peristiwa penting. Salah satunya dalam pertempuan merebut Benteng Duurstede dari Belanda pada 17 Mei 1817. Martha Tiahahu juga turut berperan dalam pertempuran melawan Belanda di Pulau Saparua. Tepatnya di Desa Ouw, Ullath. Di tengah keganasan pertempuran itu, Martha memberikan kobaran semangat kepada Pasukan Nusa Laut untuk menghancurkan musuh.

Dengan demikian, peran Raden Diponegoro dalam melawan pemerintah Hindia Belanda adalah sebagai tokoh sentral dalam peristiwa yang dikenal dengan pertempuran Diponegoro (1825-1830). Sementara peran Chirstina Martha Tiahahu dalam melawan pemerintah Hindia Belanda adalah dengan ikut serta dalam berbagai pertempuran di Maluku bersama Pattimura dan ayahnya Paulus Tiahahu untuk mengusir Belanda dari Maluku.

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

4

Iklan

Iklan

Pertanyaan serupa

Apa reaksi bangsa Indonesia terhadap kekejaman Pemerintah Kolonial?

7

0.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia