Bangsa Eropa yang datang ke Asia biasanya ingin berdagang, menjelajah, dan menyebarkan agama. Barang dagangan utama yang mereka incar adalah rempah-rempah, seperti lada, pala, dan cengkih. Pala dan cengkih terdapat di Maluku, sedangkan lada terdapat di Banten. Ketika bangsa Eropa datang ke Indonesia, perdagangan di wilayah Indonesia sebenarnya telah terjadi, baik antardaerah hingga secara internasional. Misalnya, Jepara sebelum tahun 1511 pernah mengekspor sekitar 3.000 ton beras ke Malaka. Selain beras, perdagangan antarwilayah meliputi rempah-rempah, perhiasan, dan kain. Jalur perdagangan terjadi melalui daratan dan lautan. Para penguasa daerah saat itu diperkirakan memiliki monopoli atas perdagangan komoditas tertentu.
Belanda memasuki Indonesia di bawah pimpinan pelaut Cornelis de Houtman pada tahun 1596. Mereka berhasil mendarat di Banten. Setidaknya, ada empat hal yang membuat Belanda memilih untuk singgah di Nusantara, yaitu:
- lokasi Indonesia yang strategis untuk perdagangan,
- kaya akan rempah-rempah,
- sumber daya alam lainnya yang melimpah, dan
- terbukanya pasar di banyak wilayah.
Dengan demikian, empat daya tarik Indonesia bagi Belanda adalah lokasinya yang strategis, kaya akan rempah-rempah, sumber daya alam yang melimpah, serta sudah terbukanya pasar di banyak wilayah.