Setiap jenis manusia purba memiliki peninggalan budaya sesuai dengan zamannya masing-masing. Begitu pula dengan Homo sapiens. Manusia purba jenis ini juga memiliki benda peninggalan budaya. Benda-benda tersebut digunakan untuk berburu, bercocok tanam, atau pun aktivitas lainnya. Hasil peninggalan budaya dari Homo sapiens pada umumnya terdapat pada masa Mesolitikum hingga masa Perunggu. Pada masa Mesolitikum, Homo sapiens menghasilkan budaya Kjokkenmodinger berupa sampah dapur, dan Abri Sous Roche yang berupa kebudayaan tempat tinggal gua. Kebudayaan lain manusia Homo sapiens setelah masa Mesolitikum adalah kapak persegi. Kapak persegi berasal dari zaman Neolitikum dan terbuat dari batu-batu indah yang dibuat sangat indah dan halus. Hal ini menyebabkan bahwa benda tersebut kemungkinan tidak untuk bekerja, melainkan hanya sebagai lambang kebesaran, jimat, alat upacara, atau sebagai alat tukar (barter). Kemudian pada masa selanjutnya, yakni zaman Perunggu, Homo sapiens mengembangkan kebudayaan kapak corong (kapak sepatu). Kapak ini bagian atasnya berlubang, berbentuk corong yang digunakan untuk memasukkan tangkai kayu. Kapak corong ada yang bentuknya kecil dan halus, yaitu candrasa. Alat ini diduga hanya digunakan untuk tanda kebesaran atau alat upacara saja karena bentuknya yang kecil dan halus. Kapak corong diperkirakan dibuat dengan teknik a cire perdue. Kemudian, nekara ialah gendering besar yang dibuat dari bahan perunggu, berpinggang di bagian tengahnya, dan tertutup di bagian atasnya. Nekara biasanya digunakan sebagai peralatan upacara. Hal ini dapat dilihat dari hiasan yang berada pada dinding nekara. Hiasan tersebut juga sebagai gambaran mengenai kehidupan dan kebudayaan yang berkembang saat itu. Nekara ada yang berukuran besar dan kecil. Nekara yang berukuran kecil dan ramping disebut moko atau mako. Jenis artefak ini banyak ditemukan di Sumatera, Jawa, Bali, Pulau Sangean, Sumbawa, Roti, Leti, Selayar, dan Kepulauan Kei. Nekara yang besar ditemukan di Bali dan yang berukuran kecil serta ramping ditemukan di Pulau Alor.
Dengan demikian, 3 jenis kebudayaan pendukung manusia jenis Homo sapiens diantaranya adalah, Kebudayaan Kjokkenmodinger, Abri Sous Roche dan Kebudayaan Logam.