Iklan

Iklan

Pertanyaan

Tiba-tiba dari ruang makan ada teriakan. "Hee, ayo buruan! Nanti keburu dingin semua!" Kami semua terkejut, lalu bergegas ke meja makan. Di situ menunggu Eyang dengan meja penuh makanan. Kami takjub. Bau sedap mengacau otak kami. "Ayo serba saja, kalian sudah 30 hari kelaparan, kan?" Tanpa menunggu komando kedua, kami menyerbu. Seperti piranha kami sikat habis yang ada di meja. Dalam sekejap, ludas tandas semua. Eyang memperhatikan kami makan dengan kagum. Matanya yang bersinar itu berkaca-kaca. la kelihatan begitu terharu pada kerakusan kami. "Eyang belum pernah melihat orang menghargai makanan seperti kalian," kata Eyang sambil menepuk pundak anak-anakku, Dada ini rasanya plong, hidangan tidak ada sisanya. Besok di samping dipesankan lagi yang lebih enak, Eyang juga akan masak resep tradisional warisan leluhur Eyang. Setuju?" Kami menjawab serentak, "Setuju!" Habis makan, kami pindah ke ruang depan nonton televisi. Atas usul Eyang, anak-anak memilih mata acara, kemudian dinikmati bersama. Itu terbalik dari kebiasaan. Biasanya aku atau istriku yang berperan. "Eyang heran, kenapa kalian tidak masak menjelang buka, air juga merah mengandung larutan zat besi begitu! Ternyata tidak ada beras lagi di dapur. Eyang pikir kalian berkecukupan, habis pakaiannya keren-keren begitu, eee ternyata itu keliru, kalian ternyata kere, he-he-he! Tapi tak apa. Biasa! Semua orang begitu! Besok semua biaya tanggungan Eyang!" Karya Putu Wijaya Dikutip dari: http://cerpen print.kompas.com/kumpulan-cerpen-kompast/# diunduh 2 Februari 2017 Sudut pandang dalam kutipan cerpen tersebut.........

   Tiba-tiba dari ruang makan ada teriakan.
      "Hee, ayo buruan! Nanti keburu dingin semua!"
      Kami semua terkejut, lalu bergegas ke meja makan. Di situ menunggu Eyang dengan meja penuh makanan. Kami takjub. Bau sedap mengacau otak kami.
       "Ayo serba saja, kalian sudah 30 hari kelaparan, kan?"
        Tanpa menunggu komando kedua, kami menyerbu. Seperti piranha kami sikat habis yang ada di meja. Dalam sekejap, ludas tandas semua. Eyang memperhatikan kami makan dengan kagum. Matanya yang bersinar itu berkaca-kaca. la kelihatan begitu terharu pada kerakusan kami.
        "Eyang belum pernah melihat orang menghargai makanan seperti kalian," kata Eyang sambil menepuk pundak anak-anakku, Dada ini rasanya plong, hidangan tidak ada sisanya. Besok di samping dipesankan lagi yang lebih enak, Eyang juga akan masak resep tradisional warisan leluhur Eyang. Setuju?"
         Kami menjawab serentak, "Setuju!"
         Habis makan, kami pindah ke ruang depan nonton televisi. Atas usul Eyang, anak-anak memilih mata acara, kemudian dinikmati bersama. Itu terbalik dari kebiasaan. Biasanya aku atau istriku yang berperan.
         "Eyang heran, kenapa kalian tidak masak menjelang buka, air juga merah mengandung larutan zat besi begitu! Ternyata tidak ada beras lagi di dapur. Eyang pikir kalian berkecukupan, habis pakaiannya keren-keren begitu, eee ternyata itu keliru, kalian ternyata kere, he-he-he! Tapi tak apa. Biasa! Semua orang begitu! Besok semua biaya tanggungan Eyang!"

Karya Putu Wijaya
Dikutip dari: http://cerpen print.kompas.com/kumpulan-cerpen-kompast/#
diunduh 2 Februari 2017

 Sudut pandang dalam kutipan cerpen tersebut.........

  1. orang pertama pelaku utama

  2. orang pertama pelaku sampingan

  3. orang pertama jamak

  4. orang ketiga serbatahu

  5. orang ketiga pengamat

Iklan

P. Tessalonika

Master Teacher

Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Medan

Jawaban terverifikasi

Iklan

Pembahasan

Sudut pandang pada cerita tersebut terlihat pada kalimat Sementara, orang suka ria jor-joran merayakan hari Kemenangan, kami sekeluarga teriris kesunyian. Penggunaan kata kami menunjukkan sudut pandang orang pertama jamak.

Sudut pandang pada cerita tersebut terlihat pada kalimat Sementara, orang suka ria jor-joran merayakan hari Kemenangan, kami sekeluarga teriris kesunyian. Penggunaan kata kami menunjukkan sudut pandang orang pertama jamak.

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

923

Iklan

Iklan

Pertanyaan serupa

Di hari-hari menjelang Lebaran itulah, Nak, kota akan terlihat penuh tukang jahit yang berkeliling menjahitkan pakaian. Mereka menggelar dasaran di trotoar, di pojokan jalan, di keteduhan pepohonan, d...

386

4.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia