Terangkan hal-hal yang menyebabkan RPLT (Rencana Pembangunan Lima Tahun) pada masa Demokrasi Liberal tidak dapat berjalan dengan baik!

Pembahasan

Hal-hal yang menyebabkan RPLT (Rencana Pembangunan Lima Tahun) pada masa Demokrasi Liberal tidak dapat berjalan dengan baik adalah adanya ketegangan antara pemerintah pusat dan daerah, operasi perjuangan pembebasan Irian Barat dengan nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda, dan adanya depresi ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa Barat. Untuk lebih jelasnya, yuk simak penjelasan berikut: Oleh karena masa kabinet yang relatif singkat dan program kerja yang berganti-ganti pada masa penerapan sistem parlementer di Indonesia, ketidakstabilan politik dan ekonomi pun terjadi yang kemudian memicu terjadinya kemerosotan ekonomi, inflasi, dan lambatnya pelaksanaan pembangunan. Pada masa pemerintahan kabinet Ali Sastroamijoyo II, pemerintah membentuk Badan Perencanaan Pembangunan Nasional yang disebut dengan Biro Perancang Negara. Biro tersebut bertugas untuk merancang pembangunan jangka panjang. Pada Mei 1956, Biro berhasil menyusun Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT) yang direncanakan terlaksana pada 1956-1961. Akan tetapi, perubahan situasi politik dan ekonomi yang terjadi menyebabkan pada 1957, sasaran dan prioritas RPLT diubah melalui Musyawarah Nasional Pembangunan (Munap). Pada perkembangannya, RPLT tidak dapat berjalan dengan baik karena hal-hal berikut. Adanya ketegangan antara pusat dan daerah sehingga banyak daerah yang melaksanakan kebijakan ekonominya sendiri-sendiri. Perjuangan membebaskan Irian Barat dengan melakukan nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda di Indonesia yang menimbulkan gejolak ekonomi. Adanya depresi ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa Barat pada akhir 1957, sehingga pada awal 1958 mengakibatkan ekspor dan pendapatan negara merosot.