Bacalah teks berikut dengan saksama!

    Ragam upaya penanggulangan pencernaran lingkungan akibat plastik tentu bukan kerja satu pihak saja. Untuk dapat mewujudkan mimpi bersama ini diperlukan komitmen dari seluruh lapisan. Salah satunya komitmen pemerintah menerapkan kebijakan cukai plastik yang harus didukung oleh masyarakat, akademisi, dan pelaku industri.

    Isu lingkungan rnenjadi alasan kuat yang melatarbelakangi kebijakan ini. Cukai menjadi alat fiskal yang digunakan pernerintah untuk mengendalikan konsumsi barang-barang yang mernpunyai eksternalitas atau berdampak negatif bagi kesehatan, masyarakat, maupun lingkungan. Sudah semestinya barang-barang yang diproduksi atau dikonsumsi harus lebih mudah diterima oleh bumi (ramah lingkungan). Dengan demikian, kantong plastik yang tidak ramah lingkungan seharusnya mulai dikendalikan dengan adanya cukai plastik.

    Beberapa daerah di Indonesia sudah menerapkan larangan penggunaan kantong plastik. Kebijakan larangan sudah pasti akan mematikan industri kantong plastik. Sementara dengan pengenaan cukai, industri masih boleh berproduksi atau masyarakat masih boleh rnenggunakan kantong plastik dengan syarat ada pembebanan pungutan. Pertimbangan ini muncul karena kekhawatiran terganggunya keberlangsungan industri dan investasi di sektor kantong plastik.

    Pengendalian sampah dengan mekanisme cukai dianggap tebih tepat diterapkan. Besaran tarif cukai dapat disesuaikan dengan karakter barangnya. Selain itu, cukai dinilai efektif untuk mengendalikan barang (kantong plastik) karena terdapat kewenangan untuk melakukan kontrol fisik atas barang tersebut. Bagi industri di sektor kantong plastik dapat beralih membuat kantong belanja yang ramah lingkungan. 

(Disadur dari: https://kemenkeu.go.id/medis/13164/mk-september-2019.pdf,diunduh 10 Maret 2010)

Tentukan struktur teks diskusi tersebut!