Tata nama senyawa biner logam-nonlogam mengungkapkan harga bilangan oksidasi unsur penyusunnya. Untuk logam yang mempunyai lebih dari satu harga biloks, maka penamaannya adalah dengan menyebutkan nama logam dalam Bahasa Indonesia, diikuti dengan bilangan oksidasi logam dengan angka romawi dalam tanda kurung, kemudian diikuti nama suku pertama nonlogam yang dirangkai dengan akhiran –ida. Logam yang memiliki biloks lebih dari satu jenis, antara lain Cu, Cr, Ni, Sn, V, Mn, Au, dan lain-lain.
Pada senyawa Cr2O3, biloks setiap unsurnya adalah sebagai berikut:
Biloks O = -2
Biloks Cr dalam Cr2O3:
Biloks Cr2O3002×biloks Crbiloks Cr =====(2×biloks Cr)+(3×biloks O)(2×biloks Cr)+(3×(−2))(2xbiloks Cr)+(−6)+6 +3
Dari perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa unsur Crdalam Cr2O3 memiliki biloks +3, sehingga tata nama senyawa Cr2O3 adalah kromium(III) oksida.
Jadi, nama dari senyawa Cr2O3 adalah kromium(III) oksida.