Iklan

Iklan

Pertanyaan

Teks drama berikut untuk soal nomor 1-4. (Penyair bangkit, menuju pintu. Henti di ambang, dan bersandar dengan memasukkan kedua tangan pada saku celana) Penyair: Apa sebab tuan-tuan itu bikin sendat Saudari? Perempuan: Coba pikir! Sekarang ini, sekaligus aku harus jadi tukang masak, pelayan mereka. Satu hal yang sama sekali belum pernah kualami sepanjang aku membuka perusahaan losmen. Coba pikir lagi! Itu mereka bukannya berterima kasih, tapi malah selalu menggerutu. Istimewa Tuan Pemimpin, katanya memberi makan "orang besar" kok seperti memberi makan tawanan. Tuan Pedagang kalau makan selalu minta tambah nasi, jatah untuk tiga orang dihabiskannya begitu saja. Ditambah lagi, sekarang persediaan beras dan lauk pauk sudah hampir habis. Dalam keadaan begini, di mana bisa didapatkan beras. Penyair: Bagaimana dengan aku? Perempuan: Bung di luar garis bicara. Penyair: Kenapa begitu? Perempuan: Sudahlah Bung, jangan tanya-tanya lagi. Aku sendiri tidak tahu kenapa. Penyair: Luar Biasa Perempuan: Apa yarig luar biasa? Penyair: Bahwa Saudari sendiri sampai tidak tahu. (Penyair tertawa dengan suara tertelan; ia membuka kunci pintu.) Perempuan: Bung mau ke mana lagi? Penyair Keluar. Aku perlu tahu perkembangan keadaan terakhir di luar, sebelum pergi dari sini. Perempuan: Begitu penting Bung keluar lagi sekarang? (Penyair mengangguk. Membuka pintu.) Dikutip dari: B.Soelarto, “Domba-domba Revolusi” dalam Domba-Domba Revolusi. Ycgyakarta, Hikayat Publishing, 2006. Konflik dalam teks drama tersebut adalah ...

Teks drama berikut untuk soal nomor 1-4. 


(Penyair bangkit, menuju pintu. Henti di ambang, dan bersandar dengan memasukkan kedua tangan pada saku celana) 

Penyair: Apa sebab tuan-tuan itu bikin sendat Saudari? 

Perempuan: Coba pikir! Sekarang ini, sekaligus aku harus jadi tukang masak, pelayan mereka. Satu hal yang sama sekali belum pernah kualami sepanjang aku membuka perusahaan losmen. Coba pikir lagi! Itu mereka bukannya berterima kasih, tapi malah selalu menggerutu. Istimewa Tuan Pemimpin, katanya memberi makan "orang besar" kok seperti memberi makan tawanan. Tuan Pedagang kalau makan selalu minta tambah nasi, jatah untuk tiga orang dihabiskannya begitu saja. Ditambah lagi, sekarang persediaan beras dan lauk pauk sudah hampir habis. Dalam keadaan begini, di mana bisa didapatkan beras.

Penyair: Bagaimana dengan aku? 

Perempuan: Bung di luar garis bicara. 

Penyair: Kenapa begitu? 

Perempuan: Sudahlah Bung, jangan tanya-tanya lagi. Aku sendiri tidak tahu kenapa. 

Penyair: Luar Biasa

Perempuan: Apa yarig luar biasa? 

Penyair: Bahwa Saudari sendiri sampai tidak tahu. 

(Penyair tertawa dengan suara tertelan; ia membuka kunci pintu.) 

Perempuan: Bung mau ke mana lagi? 

Penyair Keluar. Aku perlu tahu perkembangan keadaan terakhir di luar, sebelum pergi dari sini. 

Perempuan: Begitu penting Bung keluar lagi sekarang? 

(Penyair mengangguk. Membuka pintu.) 


Dikutip dari: B.Soelarto, “Domba-domba Revolusi” dalam Domba-Domba Revolusi. Ycgyakarta, Hikayat Publishing, 2006.


Konflik dalam teks drama tersebut adalah ... 
 

  1. Tokoh Perempuan marah karena tokoh Penyair suka menggerutu setiap kali usai makanundefined 

  2. Tokoh Penyair marah karena tokoh perempuan ha:\nya peduli dengan tokoh Tuan Pemimpin dan Tuan Pedagang.

  3. Tokoh Tuan Pemimpin tidak suka dengan sikap Tuan Pedagang yang sangat rakus ketika makanundefined  

  4. Tokoh Perempuan tidak suka dengan kehadiran tokoh Penyair yang terlalu banyak permintaan

  5. Tokoh Perempuan kesal dengan batasan sikap Tuan Pemimpin dan Tuan Pedagang kepadanya

Iklan

N. Faizah

Master Teacher

Mahasiswa/Alumni Universitas Suryakancana

Jawaban terverifikasi

Jawaban

jawaban yang tepat adalah E.

jawaban yang tepat adalah E.

Iklan

Pembahasan

Konflik dalam teks drama tersebut adalahTokoh Perempuankesal denganbatasan sikap TuanPemimpin dan Tuan Pedagangkepadanya. Hal ini terlihat dari dialog berikut. Perempuan: Coba pikir! Sekarang ini, sekaligus aku harus jadi tukang masak, pelayan mereka. Satu hal yang sama sekali belum pernah kualami sepanjang aku membuka perusahaan losmen. Coba pikir lagi! Itu mereka bukannya berterima kasih, tapi malah selalu menggerutu. Istimewa Tuan Pemimpin, katanya memberi makan "orang besar" kok seperti memberi makan tawanan. Tuan Pedagang kalau makan selalu minta tambah nasi, jatah untuk tiga orang dihabiskannya begitu saja. Ditambah lagi, sekarang persediaan beras dan lauk pauk sudah hampir habis. Dalam keadaan begini, di mana bisa didapatkan beras. Jadi, jawaban yang tepat adalah E.

Konflik dalam teks drama tersebut adalah Tokoh Perempuan kesal dengan batasan sikap Tuan Pemimpin dan Tuan Pedagang kepadanya.

Hal ini terlihat dari dialog berikut.

Perempuan: Coba pikir! Sekarang ini, sekaligus aku harus jadi tukang masak, pelayan mereka. Satu hal yang sama sekali belum pernah kualami sepanjang aku membuka perusahaan losmen. Coba pikir lagi! Itu mereka bukannya berterima kasih, tapi malah selalu menggerutu. Istimewa Tuan Pemimpin, katanya memberi makan "orang besar" kok seperti memberi makan tawanan. Tuan Pedagang kalau makan selalu minta tambah nasi, jatah untuk tiga orang dihabiskannya begitu saja. Ditambah lagi, sekarang persediaan beras dan lauk pauk sudah hampir habis. Dalam keadaan begini, di mana bisa didapatkan beras.

Jadi, jawaban yang tepat adalah E.

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

105

Melodia Citra

Makasih ❤️

Anisa Nurcahyani

Mudah dimengerti

Litha

Makasih ❤️

Iklan

Iklan

Pertanyaan serupa

Tuliskan perbedaan antara adegan dan babak.

77

5.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia